Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Pada penelitian ini, objek yang akan diteliti adalah mengenai pengaruh penggunaan
jenis basis PEG 400 dan PEG 4000 pada salep ekstrak lengkuas dengan uji fisik dan
uji aktifitas pada jamur Candida Albicans. Penelitian ini dilakukan dalam
laboratorium teknologi sediaan farmasi dan mikrobiolgi S1 STIKes BHAMADA
Slawi.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.1.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Timbangan nalitik
2. Timbangan dan anak timbangan
3. Seperangkat alat masersi
4. Kain flanel
5. Mortir dan stamper
6. Sudip
7. Alat-alat gelas
8. Kertas saring
9. Stopwatch
10. Pipet tetes
11. Kertas ph
12. Alat uji daya sebar
13. Alat uji daya lekat
14. Alat uji aktifitas antifungi
3.1.2 Bahan
Bahan yng digunakan dalam penlitian ini adalah :
1. Rimpang lngkuas
2. PEG 400
3. PEG 4000
4. Metil paraben
5. Propil paraben
6. Aquades
7. PDA
8. Candida Albicans

3.2 Rancangan Penelitian

3.2.1 Rancangan Formulasi

Pembuatan salep ekstrak rimpang lengkuas (Alpina Galanga) sebanyak 5 formulasi,


menggunakan basis salep PEG 400 dan PEG 4000 dengan konsentrasi yang berbeda.
Sediaan salep dibuat dalam 20 gram.

Tabel 3.1 Rancangan Formulasi Salep Ekstrak Rimpang Lengkuas


Formulasi
Bahan
F1 F2 F3 F4 F5
Ekstrak (mg) 5 5 5 5 5
PEG 400 (mg) 8,86 7,75 6,43 5,11 4
PEG 4000 (mg) 4 5,11 6,43 7,75 8,86
Propilen glikol (mg) 2 2 2 2 2
Metil paraben (mg) 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
Propil paraben (mg) 0,1 0.1 0,1 0,1 0,1
Jumlah 20mg 20mg 20mg 20mg 20mg
Keterangan :
1. Kombinasi PEG 400:PEG 4000= 70%:30%
2. Kombinasi PEG 400:PEG 4000= 60%:40%
3. Kombinasi PEG 400:PEG 4000= 50%:50%
4. Kombinasi PEG 400:PEG 4000= 40%:60%
5. Kombinasi PEG 400:PEG 4000= 30%:70%

3.2.2 Perlakuan sampel


Rimpang lengkuas diambil dari pohon yang terletak di desa Ujungrusi Rt 09
/01 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Jawa Tengah. Pengumpulan sampel yang
dilakukan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sebagai beikut:
1. Pemanenan Sampel
Mengambil rimpang lengkuas yang masih segar, kemudian rimpang
dibesihkan dari kotoan tanah yang masih menempel lalu dicuci dengan air yang
mengalir dan bersih setelah itu dirajang tipis –tipis selannjutnya dilakukan proses
pengeringan dibawah sinar terik matahari dengan ditutup kain hitam kemudian
dilakukan sortasi kering. Setelah itu simplisia kering diserbukan dengan
menggunakan blender dan ditimbang dan selanjutnya akan dilakukan proses
maserasi.
2. Proses maserasi
Rimpang lengkuas yang sudah menjadi serbuk ditimbang seberat 100 mg,
direndam dengan alkohol 70% sebanyak 500ml ditunggu selama 5 hari sesekali
diaduk satu kalli sehari. Setelah 5 hari disaring dengan menggunkan kain flanel,
memasukan ekstrak cair kedalam beker gelas selanjutnya ekstrak diuapkan sampai
ekstrak mengental dan bau etanol hilang. Menimbang ekstrak kental yang telah
diuapkan kemudian dicatat banyak jumlah ekstrak yang diperoleh.
3. Proses maserasi
Rimpang lengkuas yang sudah menjadi serbuk ditimbang seberat 100 mg,
direndam dengan alkohol 70% sebanyak 500ml ditunggu selama 5 hari sesekali
diaduk satu kalli sehari. Setelah 5 hari disaring dengan menggunkan kain flanel,
memasukan ekstrak cair kedalam beker gelas selanjutnya ekstrak diuapkan sampai
ekstrak mengental dan bau etanol hilang. Menimbang ekstrak kental yang telah
diuapkan kemudian dicatat banyak jumlah ekstrak yang diperoleh.
4. Proses pembuatan salep
Ditimbang masing – masing bahan. PEG 4000 dimasukan dalam cawan
porselen kemudian dilebur dalam penangas air. Basis yang telah meleleh diaduk
hingga homogen dalam mortir. PEG 400 ditambahkan, lalu diaduk sampai
terbentuk masa yang kental dan homogen. Dilarutkan metil paraben dan propil
paraben dengan propylen glycol kemudian dicampur dengan basis diaduk hingga
homogen. Ekstrak ditambahkan sedikit demi sedikit, lalu diaduk hingga homogen.

3.2.3 Evaluasi Salep Ekstrak Rimpang Lengkuas


1. Uji Organoleptis
Melakukan pengamatan terhdap sifat fisik sediaan dan menyimpulkan
perubahan fisik yang terjadi seperti bentuk sediaan, bau dan warna sediaan.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas salep dilakukan dengan cara mengoleskan pada kaca arloji
kemudian diamati apakah salep homogen atau masih ada butiran halus yang masih
belum tercampur.
3. Uji Pengukuran pH
Pengukuran Ph dilakukan dengan menggunakan indikator kertas ph universal.
Kertas ph univesal dicelupkan kedalam sediaan salep kemudian diamati perubahan
warna yang tejadi terhadap kertas indikator dan tentukan nilai phnya. Nilai ph salep
yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai ph kulit manusia.
4. Uji Daya Sebar Salep
Uji daya sebar dilakukan dengan cara menimbang 0,5 gram salep yang
diletakan diatas kaca arloji, kemudian meletakan kaca arloji lain diatas kaca arloji
yng sudah terdapat salep. Pertama menambahkan beban 50 gram diatasnya,
diamkan selama 1 menit. Setelah itu mengukur diameter salep yang menyebar.
Kedua menambahkan beban 100 gram di kaca arloji yang sudah terdapat salep,
kemudian diamkan selama 1 menit. Mengukur diameter salep yang menyebar.
5. Uji Daya Lekat Salep
Mengambil salep sebanyak 0,5 gram diletakan diatas lempeng pada alat uji dan
diltakan beban 500 gram selama 5 menit. Kemudian beban itu dilepaskan. Setelah
itu mencatat waktu hingga terlepas.
6. Uji Daya Proteksi Salep
Uji daya proteksi dilakukan dengan cara memotong kertas saring dengn panjang
dan lebar 10 x 10 cm (kertas saring 1). Kertas saring dibasahi dengan indikator PP
dan dikeringkan. Kemudian setelah itu dioleskan salep pada kertas salep.
Dilakukan pengukurn kertas lain dengan ukuran 2,5 x 2,5 cm dan membasahi
dengan parafin padat yang telah dilelehkan pada bagian pinggir kertas saring
kemudian dikeringkan (kertas saring 2). Diletakan kertas saring 2 diatas krtas
saring 1 dan ditetesi dengan KOH 0,1 N. Mengamati dan mencatat waktu kertas
saring setelah timbul noda warna kemerahan. Amati ada tidaknya noda selama 5
menit. Jika tidak ada warna maka salep memberi proteksi.
3.2.3 Uji Daya Antifungi
1. Sterilisasi Kering Menggunakan Oven
Sterilisasi panas kering berfungsi untuk mematikan organisme dengan cara
mengoksidasi komponen sel maupun denatuasi enzim. Metode ini tidak dapat
digunakan untuk bahan yang terbuat dari karet atau plastik, waktu sterilisasi
lamanya sekitar 2-3 jam dan berdaya penetrasi rendah. Metode sterilisasi ini tidak
memerlukan air sehingga tidak ada uap air yang membasahi alat atau bahan yang
disterilisasikan.

2. Sterilisasi Kering Menggunakan Nyala Api Langsung


Insinerasi yaitu pembakaran dengan menggunakan api dari bunsen, alat yang
disterilkan dengan cara ini diantaranya jarum ose.

3. Pembuatan Media
Untuk media pembiakan jamur Candida Albicans menggunakan media PDA
(POTATO DEXTROSE AGAR). Penelitian ini mengunakan 2 media yaitu:
a. Pembuatan Media Padat
Untuk Komposisi 1000ml :
Kentang : 200 g
Dextrose : 60 g
Agar : 15 g
Dibuat untuk komposisi 200 ml:
200 𝑔
Kentang : 1000 𝑚𝑙 x 500 ml= 100 g
60 𝑔
Dextrose : 1000 𝑚𝑙 x 500 ml= 30 g
15 𝑔
Agar : x 500 ml= 7,5 g
1000 𝑚𝑙

Aquadest : ad 500 ml

Pembuatan media agar dilakukan dengan cara mengupas, memotong dan mencuci
kentang dengaan ukuran dadu. Kemudian menimbang masing-masing bahan 100 g
kentang, 30 g dextrose dan 7,5 gram agar. Memasukan kentang dalam sebagian
aquadest, didihkan dan disaring ekstraknya dengan menggunakan kertas saring
dan corong, dimasukan dalam erlenmeyer. Menambahkan 30 g dextrose, 7,5 g
agar dan sisa aquadest sampai volume 500 ml. Memanaskan kembali hingga
mendidih dan homogen . mengecek ph sekitar dengan kertas ph. Menuangkan
masing-masing pada cawan petri. Kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada
suhu 1210C selama 15 menit.
b. Pembuatan Media
Untuk komposisi 1000 ml :
Kentang : 200 g
Dextrose : 60 g
Aquadest : ad 1000 ml

Dibuat untuk komposisi 600 ml :


200 𝑔
Kentang : 1000 𝑚𝑙 x 600 ml = 120 g
200 𝑔
Dextrose : 1000 𝑚𝑙 x 600 ml = 140 g

Aquadest : ad 600 ml

Pembuatan media cair dilakukan dengan cara yang sama seperti pembuatan
media agar, namun pada media cair tidak ditambahkan agar, pertama dikupas
kentang, dipotong, dicuci kemudian dipotong ukuran dadu. Menimbang
masing masing bahan kentang 120 g, 140 g dextrose. Memasukan kentang
dalam sebagian aquadest, didihkan. Kemudian diangkat larutan dan disaring
ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong dalam erlenmeyer.
Menambahkan dextrose dan sisa aquadest sampai volumenya 600 ml.
Memansakan kembali hingga mendidih dan homogen lalu angkat. Mengecek
ph sekitar 4,5-6,5 dengan kertas ph. Menuang masing-masing pada tabung
reaksi. kemudian disterilisasi dengan autoklaf.
c. Pembiakan Jamur Candida Albicans
Menyiapkan tabung reaksi untuk biakan jamur. Mengambil dan memasukan
ose yang terdapat jamur Candida Albicans pada cawan petri kemudian tutup
rapat dengan plastik wrap. Inkubasi pada suhu 370C.
4. Uji Aktifitas Mikrobiologi
Sampel salep ekstrak rimpang lengkuas yang akan diuji pengaruh pemberiannya
terhadap jamur Candida Albicans dibuat konsentrasi dengan pengenceran yaitu
5%,10%,15%,20%,25% v/v, kontrol positif menggunakan salep ketokonazol 2%
dan kontrol negatif berisi biakan jamur. Larutan uji tesebut kemudian dilakukan
uji antifungi dengan menggunakan metode delusi, yaitu dengan menambahkan
biakan jamur kedalam larutan uji. Setelah itu diinkubasi pada suhu kamar selama
48 jam. Untuk menentukan daya hambat minumum, dilakukan dengan cara
mengamati kejernihan larutan dalam tabung. Kemudian dilakukan uji daya hambat
dengan mengolesakan sampel salep dan kontrol positif ketokonazol pada kertas
cakram. Mengambil dan diusapkan biakan jamur dengan memasukan ose yang
terdapat jamur pada cawan petri, kemudian di letakan kertas cakram diatas biakan,
ditutup dengan kertas wrap. Diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Proses Pengolahan Bahan
1. Pembuatan Simplisia

Mengambil rimpang lengkuas segar

Sortasi kering

Penyerbukan dengan blander

Maserasi

Gambar 1. Skema Pembuatan Simplisia


2. Proses Maserasi

Menimbang serbuk rimpang lengkuas seberat 100 g

Direndam dengn etanol 70% sebanyak 500ml dengan perbandingan


1:5.

Diamkan selama 5 hari, sehari sekali diaduk.

Disaring menggunakan kain flanel dalam beker gelas.

Menguapkan ekstrak dalam lemari asam sampai ekstrak kental dan bau
etanol hilang.

Menimbang ekstrak kental yang telah diuapkan.

Menimbang dan mencatat berapa banyak jumlah ekstrak yang didapat.

Gambar 2. Skema Proses Maserasi


3. Pembuatan Formulasi

Ditimbang masing – masing bahan

Dimasukan PEG 4000 dalam cawan porselin kemudian dilebur dalam


penangas air. Basis yang sudah meleleh diaduk dalam mortir sampai
homogen dan tambah PEG 400 aduk sampai homogen.

Dilarutkan metyl paraben dan propyl paraben dengan propylen glycol


kemudian dicampur dengan basis diaduk sampai homogen

Dimasukan ekstrak sdikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen

Gambar 3. Skema Pembuatan Formulasi

4. Uji Organoleptis

Mengamati sediaan salep

Menyimpulkan perubahan fisik pada sediaan salep (warna dan bau


sediaan)

Gambar 4. Skema Uji Organoleptis


5. Uji Homogenitas

Diambil sedikit sampel salep dan dioleskan pada gelas arloji

Diamati apakah salep sudah homogen atau masih ada butiran yang belum
homogen

Gambar 5. Skema Uji Homogenitas

6. Uji pH

Dicelupakan kertas ph pada sediaan salep

Diamati perubahan warna yang tejadi terhadap kertas indikator

Ditentukan nilai ph dengan mencocokan peubahan warna yang terjadi


pada kertas pH

Gambar 6. Skema Uji Pengukuran pH


7. Uji Daya Sebar

Ditimbang salep sebanyak 0,5 gram

Diletakan kaca arloji lain diatas massa salep

Diberi beban tambahan 50 gram

Didiamkan selama satu menit dan catat diameter salep yang menyebar

Dilakukan hal yang sama dengan beban 100 gram

Diulangi percobaan sebanyak 3 kali

Gambar 7. Skema Uji Daya Sebar Salep


8. Uji Daya Lekat

Ditimbang salep 0,5 gram

Dilekatkan pada alat uji daya lekat dan dilekatkan

Ditekan dengan beban 500 gram selama 5 menit

Dilepaskan beban seberat 500 gram

Dicatat waktu hingga jatuh

Diulangi percobaan sebanyak 3 kali

Gambar 8. Skema Uji Daya Lekat Salep


9. Uji Daya Hambat

Diambil kertas saring berukuran 10 cm x 10 cm

Dibasahi dengan larutan fenofetalin sebagai indikator dan dikeringkan

Dioleskan kertas dengan salep

Diambil kertas saring yang lain berukuran 2,5 x 2,5 cm dibasahi pinggiran
dengan parafin padat yang sudah dicairkan

Ditempelkan kertas 1 dan 2 ditetesi dengan larutan KOH 0,1 N

Gambar 9. Skema Uji Daya Hambat


3.3.2 Uji Antifungi
1. Sterilisasi Kering Dengan Oven

Disiapkan peralatan yang akan disterilkan ( tabung reaksi dan cawan petri)

Dicuci besih peralatan praktikum tersebut dengan mengguankan sabun

Dikeringkan peralatan kemudian cawan petri dibungkus dengan kertas


sedangkan tabung reaksi disumbat dengan kapas lalu dibungkus dengan kertas.

Dimasukan dalam oven dan ditata dengan rapi pada suhu 1700C dan ditunggu
selama 90 menit
Gambar 10. Sterilisasi Kering Dengan Oven

2. Pembuatan Media Padat

Dikupas kentang, dipotong dadu kemudian dicuci bersih timbang 100 g

Dimasukan kentang dalam sebagian aquades, didihkan sampai volum hampir


setengahnya

Disaring ekstrak dengan kertas saring dalam gelas beker

Ditambah 30 g dextrose,7,5 g agar an sisa aquadest dipanaskan sampai


mendidih

Dicek ph sekitar 4,5-6,5 dengan kertas pH

Distrerilisasikan dengan autoklaf pada suhu 1210C selama 15 menit

Gambar 11. Skema Pembuatan Media Padat


3. Pembuatan media cair

Dikupas kentang dipotong dadu dicuci, timbang 120 g

Dimasukan kentang dalam sebagian aqudes, didihkan sampai volum menjadi


setengahnya.

Disaring ekstrak dengan kertas saring dalam gelas beker,ditambah 140


dextrose dan sisa aquades

Dipanaskan kembali sampai menididih sambil mengaduk larutan sampai


honogen, dan di cek pH

Dituang dalam tabung reaksi, disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210C
selama 15 menit

Gambar 12. Skema Pembuatan Media Cair


4. Pembiakan jamur candida albicans

Disiapkan alat dan bahan untuk isolasi dan jamur biakan sebelumnya

Disterilkan jarum ose dengan kompor spiritus dan diambil jamur yang
telah dibiakan sebelumnya dalam media agar cair

Dilakukan dekat dengan lampu spiritus ditutup dengan kapas dan


plastik wrap

Dilakukan hal yang sama pada media padat.

Dimasukan media dalam inkubator dengan suhu 370C selama 24 jam

Gambar 13. Skema Pembiakan Jamur Candida Albicans


5. uji aktifitas antifungi

Disiapkan sampel dibuat konsentrasi dengan pengenceran yaitu


5%,10%,15%,20%,25% v/v, kontrol positif menggunakan salep
ketokonazol 2% dan kontrol negatif berisi biakan jamur.

Pertama dilakukan pada media cair dengan metode delusi ditutup dengan
kapas dan plastik wrap

Disiapkan kertas cakram yang dioleskan sampel, dan kertas cakram yang
dioles kontrol positif ketokonazol.

Diambil biakan dengan jarum ose dan diusapkan pada media padat
selanjutnya kertas cakram diletakan diatas media ditutup dengan plastik
wrap

Semua media diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C

Gambar 14. Skema Uji Antifungi

Anda mungkin juga menyukai