Anda di halaman 1dari 60

. .

1
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dituliskan definisi dan teorema dari suatu matriks
dan invers matriks, definisi grup dan sifat sifat dari suatu homomorfisma,
definisi dan teorema dari ruang vektor serta pemetaan linier.

1.1 Matriks dan Invers Matriks


Definisi 1.1.1 [1] Sebuah matriks adalah susunan segiempat siku-siku dari
bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan
entri dalam matriks.

Definisi 1.1.2 [1]


Jika A adalah matriks kuadrat dan jika dapat dicari matriks B, sehingga
AB = BA = I, maka A dikatakan dapat dbalik dan B dinamakan invers dari
A.
Teorema 1.1.3 [1]
Jika A dan B adalah matriks-matriks yang dapat dibalik dan ukurannya sama,
maka
(i) AB dapat dibalik
(ii) (AB)−1 = B −1 A−1 .
Untuk bukti lihat di [1] halaman 36.
Definisi 1.1.4 [1]
Jika A adalah sebuah matriks kuadrat, maka didefinisikan pangkat-pangkat bi-
langan bulat tak negatif A menjadi

1. A0 = I,

2. An = A.A.A...A(n > 0).

Selanjutnya akan dijelaskan tentang grup dan homomorfisma grup.

1.2 Grup
Definisi 1.2.1 [1]

Misalkan G adalah suatu himpunan tak kosong. G dikatakan suatu grup jika
pada G dapat didefinisikan suatu operasi biner, ditulis ’*’ sedemikian sehingga:

1). Untuk setiap a,b ∈ G berlaku a*b ∈ G.

2). Untuk setiap a,b,c ∈ G berlaku a* (b*c)= (a*b)*c.


3). Terdapat satu unsur di G yang dilambangkan dengan e, sehingga untuk
setiap a ∈ G berlaku a ∗ e = e ∗ a = a

4). untuk setiap a ∈ G, terdapat satu b ∈ G sehingga berlaku a ∗ b = b ∗ a

Grup G dengan operasi biner 0 ∗0 , ditulis (G, ∗).


Selanjutnya dalam tulisan ini, untuk setiap a, b ∈ G, maka a∗b ditulis
ab.

Definisi 1.2.2 [2]


0 0
Pemetaan dari grup G ke grup G , yaitu ϕ: G → G , disebut homomorfisma
grup jika untuk setiap unsur a dan b di G berlaku ϕ (ab)= ϕ (a) ϕ (b) .

Sifat 1.2.2.1 [2]


Setiap unsur di grup G hanya mempunyai satu balikan.
Bukti:
Misalkan unsur a ∈ G mempunyai balikan b dan c, maka berlaku ab = ba = e
dan ac = ca = e. Selanjutnya

b = be = b(ac) = (ba)c = ec = c.

Jadi, unsur a hanya mempunyai satu balikan.

Sifat 1.2.2.2 [2]


0
Misalkan ϕ : G → G suatu homomorfisma grup, maka
0
1). ϕ(e) = e berturut-turut menyatakan unsur kesatuan dari grup G dan
0
G.

2). ϕ(a−1 = (ϕ(a))−1 untuk semua unsur a ∈ G.

Bukti:

1. Misalkan e unsur identitas di G, maka berlaku ee=e.


Perhatikan bahwa:

ϕ(ee) = ϕ(e)
ϕ(e)ϕ(e) = ϕ(e).
0 0
Akibatnya ϕ (e) = e adalah unsur identitas diG .

2. Untuk setiap a ∈ G berlaku dari a a−1 =a−1 a = e, akibatnya

ϕ(a) ϕ(a−1 ) = ϕ(a−1 ) ϕ(a) = ϕ(e) = e0

Karena unsur balikan dari ϕ (a) di G−1 tunggal, maka


ϕ (a−1 ) = (ϕ (a))−1

3
Definisi 1.2.3 [4]
Misalkan G suatu grup. G disebut grup siklik, jika terdapat a ∈ G sehingga
G = {an | n ∈Z}. Jika ada a ∈ G sehingga G = G = {an | n ∈ Z} maka a
disebut generator atau pembangun dari G.

Definisi 1.2.4 [5]


Misal n suatu bilangan bulat positif dan misalkan menyatakan suatu bilan-
gan kompleks. Himpunan dari akar-akar ke-n dari unsur kesatuan dengan
perkalian bisa untuk bilangan kompleks adalah sebuah grup dengan order n
dilambangkan dengan n dan disebut grup siklik dengan orde n jika a = e2πi/n ,
maka
Cn = 1, a, a2 , ..., an−1


dan an = 1.
Contoh 1.2:
Bentuk-bentuk bilangan kompleks adalah :

1. Bentuk penjumlahan √
z = x + iy, dengan x, y ∈ R dan i = −1.

2. Bentuk polar
z = r(cos θ + i sin θ) = r cis θ,
dengan r = |z| dan θ = arg(z).
Range argumen utama: 0 ≤ Arg(z) ≤ 2π, sehingga arg(z) = Arg(z) +
2kπ.
Hubungan bentuk polar dengan bentuk penjumlahan adalah:
p y
r = x2 + y 2 dan θ = tan−1 ( ).
x

3. Bentuk eksponen
z = reiθ .
Menurut rumus Euler, z = reiθ = r(cos θ + i sin θ).

Misalkan n adalah bilangan bulat positif dan C adalah himpunan


bilangan kompleks. Suatu bilangan w adalah akar pangkat n dari bilangan
kompleks z.
1
Misal 1 n = w dengan w ∈ C.
Maka 1 = wn .
Misal w = r(cos θ + i sin θ).
Maka berdasarkan rumus de Moivre, wn = rn (cos θ + i sin θ).
Karena 1 ∈ C bisa ditulis sebagai 1 = 1(cos 0 + sin 0),
maka 1(cos 0 + sin 0) = rn (cos nθ + i sin nθ).
Sehingga diperoleh :

rn = 1 atau r = 1.
nθ = 0 + 2kπ = 2kπ, k ∈ Z.
2kπ
θ = , k ∈ Z.
n

4
2kπ 2kπ
Jadi, w = 1(cos + i sin ).
n n
2πi 0
 

Untuk k = 0, maka w = cos 0 + i sin 0 = e n  = 1.

2πi 1
 
   
2π.1 2π.1
Untuk k = 1, maka w = cos + i sin = e n  .
n n
2πi 2
 
   
2π.2 2π.2
Untuk k = 2, maka w = cos + i sin = e n  .
n n
2πi n−1
 
   
2π.(n − 1) 2π.(n − 1)
Untuk k = n−1, maka w = cos +i sin = e n  .
n n
Jadi,   
2πi 1 2πi 2 2πi n−1 
    

 
1
w = 1 n = 1, e n  , e n  , ..., e n 

 

Himpunan dari akar ke-n dari 1 di C adalah suatu grup berorde n yang ditulis
dengan Cn . Cn disebut grup siklik berorde n.
2πi
Misal a = e n , maka
Cn = hai = {1, a, a2 , ..., an−1 }.
Definisi 1.2.5 [4]
Misalkan A himpunan yang tak kosong dan ∼ suaturelasipadaA. Relasi ∼ disebut
relasi ekivalen di A jika untuk setiap a, b, c ∈ A berlaku:
1. a ∼ a(ref leksif ),
2. jika a ∼ b maka b ∼ a(simetri),
3. jika a ∼ b dan b ∼ c, maka a ∼ c(transitif ).
Definisi 1.2.6 [5]
Misalkan G suatu grup. Banyaknya unsur di G disebut orde dari G, yang dinotasikan
sebagai |G|. Jika banyaknya unsur di G adalah hingga, maka G dinamakan grup
hingga.
Definisi 1.2.7 [2]
Misalkan G suatu grup dan N suatu grup dari G. N disebut subgrup normal dari
G jika untuk setiap g ∈ G dan setiap n ∈ N berlaku gng −1 ∈ N .
Definisi 1.2.8 [4]
Centre dari grup G, ditulis Z(G), didefinisikan oleh

Z(G) = {z ∈ Z : zg = gz ∀g ∈ G}.

Teorema (Langrange) 1.2.1 [4]


Misalkan G grup hingga dan H subgrup dari G, maka |H| membagi |G|.
Bukti: untuk Teorema diatas dapat dilihat di [4] hal 9.
Akibat (Teorema Langrange) 1.2.1 [2]
Misalkan G grup hingga dan orde n dan g ∈ G. Maka o(g) membagi |G| dan g |G| = 1.
Bukti: untuk Akibat diatas dapat dilihat di [2] hal 24. Berikut ini akan dijekaskan
tentag ruang vektor, pemetaan liner dan matriks pemetaan liner.

5
1.3 Ruang Vektor
Definisi 1.3.1 [4]
Suatu ruang vektor V atas lapangan F adalah sebuah himpunan V atas lapangan F
adalah sebuah himpunan V yang anggota-anggotanya disebut vektor, termasuk juga
sebuah elemen dari V yakni vektor nol, berikut dengan sebuah operator biner ” + ”,
disebut penjumlahan vektor dan sebuah perkalian skalar antara vektor dengan
anggota F yang memenuhi syarat-syarat berikut
(i) untuk setiap u, v, w ∈ V
a. u + v ∈ V

b. 0̄ + v = v,

c. u + v = v + u,

d. u + (v + w) = (u + v) + w.
(ii) untuk setiap u, v ∈ V dan untuk setiap r, s ∈ F
a. rv ∈ V,

b. 1v = v,

c. 0v = 0̄,

d. r(u + v) = ru + rv,

e. (r + s)v = rv + sv,

f. (rs)v = r(sv).

Definisi 1.3.2 [1]


Subhimpunan W dari sebuah ruang vektor V dinamakan subruang V jika W itu
sendiri adalah ruang vektor di bawah penambahan dan perkalian skalar yang didefini-
sikan pada V .

Teorema 1.3.3 [1]


Jika W adalah Himpunan dari satu atau lebih vektor dari sebuah ruang vektor V ,
maka W adalah subruang dari V jika dan haya jika kondisi-kondisi berikut berlaku:
(i) Jika u dan v adalah vektor-vektor pada W , maka u + v terletak dI W

(ii) Jika k adalah sebarang skalar dan u adalah sebarang vektor pada W , maka ku
berada di W .

Definisi 1.3.4 [1]


Jika S = {v1 , v2 , · · · , vn }, adalah himpunan vektor, maka persamaan vektor

k1 v1 + k2 v2 + · · · + kr vr = 0

mempunyai paling sedikit satu pemecahan, yakni

k1 = 0, k2 v2 = 0, · · · + kr = 0

Jika ini adalah satu-satunya pemecahan, maka S dinamakan himpunan bebas


linier. Jika ada pemecahan lain, maka S dinamakan himpunan tak bebas linier.

6
Definisi 1.3.5 [1]
Sebuah vektor w dinamakan kombinasi linier dari vektor-vektor v1 , v2 , ..., vr , jika
vektor tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk

w = k1 v1 + k2 v2 + ... + kr vr

dimana k1 , k2 , ...,r adalah skalar.


Definisi 1.3.6 [1]
Jika v1 , v2 , · · · , vr adalah vektor-vektor pada ruang vektor V dan jika masing-masing
vektor pada V dapat dinyatakan sebagai kombiniasi linier v1 , v2 , · · · , vr maka dikatakan
bahwa vektor- vektor tersebut membangun V dan dinotasikan dengan span {v1 , v2 , · · · , vn }.
Definisi 1.3.7 [4]
Sebuah himpunan dari vektor-vektor {v1 , v2 , · · · , vn } dalam sebuah ruang vektor V
dinamakan sebuah basis untuk V , jika

(i) {v1 , v2 , · · · , vn } adalah bebas linier.

(ii) span {v1 , v2 , · · · , vn } = V.

Definisi 1.3.8 [1]


Sebuah ruang vektor tak nol V dinamakan berdimensi berhingga jika ruang vektor
tersebut mengandung sebuah himpunan berhingga dari vektor-vektor
{v1 , v2 , · · · , vn } yang membentuk sebuah basis. Jika tidak ada himpunan seperti
itu, maka V dinamakan berdimensi tak berhingga.

Teorema 1.3.9 [6]


Misalkan V suatu ruang vektor atas lapangan F maka

(i) 0v = 0 untuk setiap v ∈ V .

(ii) (−1)v = −v untuk setiap v ∈ V .

Bukti : lihat [6] halaman 15. 

Lema 1.3.10 [4]


Suatu himpunan tak kosong U ⊆ V dari suatu ruang vektor atas F adalah subruang
dari V jika dan hanya jika

1. u1 , u2 ∈ U , maka u1 + u2 ∈ U .

2. k ∈ F dan u ∈ U maka ku ∈ U .

Bukti: lihat [4] halaman 100. 

Selanjutnya akan dijelaskan definisi jumlah langsung dari ruang vektor.


Definisi 1.3.11 [4]
Misalkan W1 dan W2 adalah subruang dari ruang vektor V . Maka V = W1 ⊕ W2
jika:

1. W1 ∩ W2 = {~0},

2. V = W1 + W2 , yaitu untuk setiap v ∈ V dapat dinyatakan sebagai v = w1 + w2


dimana w1 ∈ W1 , w2 ∈ W2 .

7
W dikatakan sebagai jumlah langsung dari W1 dan W2 .

Lema 1.3.12 [4]


Misalkan V = W1 ⊕ W2 , maka setiap v ∈ V dapat ditulis secara tunggal sebagai
v = w1 + w2 dimana w1 ∈ W1 dan w2 ∈ W2 .
Bukti: lihat [4] halaman 269.  Berikut ini akan dijelaskan tentang pemetaan linier
dan matriks pememtaan linier.

1.4 Pemetaan Linier


Definisi 1.4.1 [1]
Jika F : V =⇒ W adalah sebuah fungsi dari ruang vektor V ke dalam ruang vektor
W , maka F dinamakan pemetaan linier jika dan hanya jika

1. F (u + v) = F (u) + F (v) untuk semua vektor u dan v di V ,

2. F (ku) = kF (u) untuk semua vektor u di dalam V dan semua skalar k.

Jika F memetakan V ke dirinya sendiri, maka F dikatakan operator linier.

Teorema 1.4.2 [1]


Jika T : Rn → Rm adalah pemetaan linier dan jika e1 , e2 , · · · , en adalah basis baku
untuk Rn , maka T adalah perkalian oleh A dimana A adalah matriks yang meng-
hasilkan vektor kolom T (e1 ), T (e2 ), · · · , T (en ).

Definisi 1.4.3 [1]


Jika = {v1 , v2 , · · · , vn } adalah basis untuk ruang vektor V yang berdimensi berhingga,
dan
v = c1 v1 + c2 v2 + · · · + cn vn
adalah pernyataan untuk v dalam basis B , maka skalar c1 , c2 , · · · , cn dinamakan
koordinat v relatif terhadap basis B . Vektor koordinat dari v relatif terhadap B
dinyatakan oleh (v)B dan merupakan vektor Rn yang didefinisikan oleh

(v)B = (c1 , c2 , ..., cn )

Matriks koordinat v relatif terhadap dinyatakan oleh [v] dan merupakan vektor Rn
yang didefinisikan oleh
 
c1
 c2 
[v]B = 
: 

cn

Definisi 1.4.4 [1]


Jika diubah basis untuk ruang vektor V dari basis B = {u1 , u2 , ..., un } yang lama ter-
hadap basis B0 = {u01 , u02 , ..., u0n } yang baru, maka matriks koordinat [v]B yang lama
dari vektor v dihubungkan terhadap matriks koordinat [v]0B yang baru dari vektor
yang sama dengan persamaan
[v]B = [v]0B

8
dimana kolom-kolom P adalah matriks-matriks koordinat dari vektor basis baru yang
relatif terhadap basis lama, yakni vektor kolom dari P adalah

[u01 ]B |[u02 ]B |...|[u0n ]B

secara simbolis, maka ditulis matriks P dapat dituliskan sebagai

[u01 ]B |[u02 ]B |...|[u0n ]B

matriks tersebut dinamakan matriks transisi dari basis B0 ke basis B.

Teorema 1.4.5 [1]


Jika P adalah matriks transisi dari B0 ke B, maka

(i) P dapat dibalik

(ii) P −1 adalah matriks transisi dari B ke B0

Bukti:

Misalkan P adalah matriks transisi dari basis B0 ke basis B.


Misalkan B = {u1 , u2 , ..., un } dan B0 = {u01 , u02 , ..., u0n }.
Misalkan P adalah matriks dari basis B0 ke basis B.
Misalkan Q adalah matriks dari basis B ke basis B0 .
Maka untuk setiap v ∈ V berlaku

[v]B = P [v]B0 dan

[v]B0 = Q[v]B0 (1.4.1)


−1
Akan dibuktikan P Q = I sehingga dapat disimpulkan bahwa Q = P .
Misalkan  
c11 c12 · · · c1n
 c21 c22 · · · c2n 
PQ = 
 
.. 
 : : . : 
cn1 cn2 · · · cnn
Berdasarkan persamaan (1.4.1)

[v]B = P Q[v]B

untuk semua v di V . Ambil x ∈ V dengan x = u1 , maka [x]B = P Q[x]B akan


memberikan   
1  1
c11 c12 · · · c1n
0  0
   c21 c22 · · · c2n 
 
:  =  ..  :
  
0 : : . :  0
 

0 c n1 cn2 · · · cnn 0
atau

9
   
1 c11
 0   c21 
 = 
:   : 
0 cnn
demikian juga, dengan mensubstitusikan secara berurutan x = u2 , u3 , ..., un dari
[x]B = P Q[x]B , maka akan menghasilkan
       
c12 0 c1n 0
 c22   1   c2n   0 
  =   , ...,   =  
 :  :   :  : 
cn2 0 cnn 1

sehingga, P Q = I.

Definisi 1.4.6 [3]


Misalkan V ruang vektor atas lapangan F . Misalkan T : V −→ V suatu pemetaan
linier dan B = {v1 , v2 , ..., vn } suatu basis dari V . Maka matriks penyajian T ter-
hadap basis B ditulis [T ]B adalah

[T ]B = [[T (v1 )B ]|[T (v2 )B ]|...|[T (v1 )B ]]

Teorema 1.4.7 [1]


Misalkan B dan B0 adalah basis dari V dan T : V −→ V suatu pemetaan linier pada
ruang vektor V berdimensi hingga. Jika [T ]B adalah matriks penyajian T terhadap
basis B, dan [T ]B0 adalah matriks penyajian T terhadap basis B0 , maka

[T ]B0 = P −1 [T ]B P

dimana P adalah matriks transisi dari B0 ke B.


Untuk bukti lihat [1] halaman 268.

Definisi 1.4.8 [4]


Suatu pemetaan linier T : V −→ W dikatakan satu-satu jika untuk setiap u, v ∈ V
dengan T (u) = T (v), maka u = v. Selain itu, T dikatakan pada jika im(T ) = W. T
dikatakan isomorfisma jika T adalah satu-satu dan pada. Bila terdapat
isomorfisma T : V −→ W maka ruang vektor V dan W disebut isomorfik.

Bukti: lihat [4] hal 188. 

Definisi 1.4.9 [4]


Misalkan bahwa V dan W adalah ruang vektor berdimensi hingga dan T : V −→ W
adalah pemetaan linier, maka T adalah satu-satu jika dan hanya jika ker(T ) = {0}.
Bukti: lihat [4] halaman 188. 

Definisi 1.4.10 [4]


Misal T : V −→ V adala operator linier. Jika v ∈ V adalah vektor tak nol dan
terdapat skalar k sehingga T (v) = kv, maka v adalah vektor eigen dari T dan skalar
k disebut nilai eigen dari T yang berkaitan dengan vektor eigen v.

Lema 1.4.11 [4]

10
Misalkan bahwa T : V −→ V adalah operator linier, maka v adalah vektor eigen
dari T yang berkaitan dengan nilai eigen r jika dan hanya jika

v ∈ ker(T − r1v ) 6= {0}

Bukti: lihat [4] halaman 209. 

Definisi 1.4.12 [5]


Suatu pemetaan linier dari ruang vektor V ke dirinya sendiri dinamakan endomor-
fisma dari V .

Teorema 1.4.13 [5]


Misalkan V adalah suatu ruang vektor tak nol atas C dan θ suatu endomorfisma
dari V , maka θ mempunyai nilai eigen.
Bukti: lihat [5] halaman 25. 
Definisi 1.4.14[5]
Fungsi identitas 1v didefinisikan oleh 1v : V −→ V untuk setiap v ∈ V adalah endo-
morfisma dari V .
Definisi 2.4.5 [1]
Dimensi dari ruang suatu vektor adalah banyaknya unsur-unsur dari sebuah basis
untuk ruang vektor tersebut.

Definisi 1.4.15 [4]


Jika T : V −→ W adalah pemetaan linier, maka dimensi peta(T ) dinamakan
rank(T ), dan dimensi inti(T ) dinamakan nullitas(T ).

Definisi 1.4.16 [4]


Suatu pemetaan linier T : V −→ W dikatakan satu-satu jika untuk setipa u, v ∈ V
dengan T (u) = T (v), maka u = v. Selain itu, T dikatakan pada jika peta(T ) = W .
Pemetaan linier T : V −→ W dikatakan isimorfisma jika T satu-satu dan pada.
Jika terdapat isomorfisma T : V −→ W , maka vektor V dan W disebut isomorfik.
Fungsi satu-satu dinamakan juga fungsi injektif, sementara fungsi pada dinamakan
juga fungsi surjektif, dan fungsi yang satu-satu dan pada disebut fungsi bijektif. Su-
atu isomorfisma T : V −→ V disebut sebagai operator linier nonsingular.

Teorema 1.4.17 [4]


Misalkan V dan W adalah ruang vektor berdimensi hingga dan T : V −→ W adalah
pemetaan linier. Maka:

a) T adalah satu-satu jika dan hanya jika inti(T ) = {~0}.

b) T adalah satu-satu jika dan hanya jika v1 , v2 , ..., vn bebas linier di V maka
T (v1 ), T (v2 ), ..., T (vn ) bebas linier di W .

c) T adalah pada jika dan hanya jika rank(T ) = dim(W ).

d) T adalah isomorfisma jika dan hanya jika {v1 , v2 , ..., vn } adalah basis untuk V
maka {T (v1 ), T (v2 ), ..., T (vn )} basis untuk W .

e) Jika T isimorfisma maka dim(V ) = dim(W ).

11
f ) Jika T isomorfisma maka T −1 ada dan T −1 : W −→ V .

Bukti: lihat [4] hal 188. 

12
BAB II
REPRESENTASI GRUP DAN CG MODUL

Pada bab ini aka dijelaskan tentang representasi grup CG modul, serta
hubungan antara keduanya.

2.1 Representasi Grup


Definisi 2.1.1 [5]
Grup yang beranggotakan matriks nxn yang dapat diinverskan dengan
komponennya di C dinotasikan sebagai GLn C dan dinamakan grup linier umum
(generallinier) berderajat n atas C.

Definisi 2.1.2 [5]


Suatu representasi dari G atas C adalah sebuah homomorfisma grup

ρ : G =⇒ GLn C

untuk suatu n ∈ N bilangan asli n derajat dari ρ.


Dengan demikian, jika ρ adalah suatu fungsi dari G ke GLn C, maka ρ
adalah suatu representasi grup jika dan hanya jika

ρ(g)ρ(h) = ρ(gh) untuk setiap g, h ∈ G

Dari sifat dasar homomorfisma grup, jika ρ : G → GLn C adalah suatu represntasi
grup dan e adalah elemen identitas dari G, maka

ρ(e) = In danρ(g −1 untuk setiap g ∈ G.

Contoh 2.1
Misalkan G = C2 = {e, a} grup siklik dengan dua  anggota dan diperoleh

1 0 −5 12
a2 = e. Definisikan ρ : G −→ GL2 (C) sebagai ρ(e) = dan ρ(a) = .
0 1 −2 5
Karena
    
1 0 1 0 1 0
ρ(e)ρ(e) = = = ρ(e)
0 1 0 1 0 1
    
1 0 −5 12 −5 12
ρ(e)ρ(a) = = = ρ(a)
0 1 −2 5 −2 5
 2  
2 −5 12 1 0
ρ(a ) = = = ρ(e)
−2 5 0 1

maka ρ merupakan representasi dari C2 berderajat dua.

Definisi 2.1.3 [5]


Misalkan ρ : G =⇒ GLn C, σ : G =⇒ GLm C merupakan dua representasi dari G.

13
dikatakan ρ ekivalen dengan σ jika n : m dan terdapat T ∈ GLn C, sedemikian
sehingga
σ(g) = T −1 ρ(g)T untuk setiap g ∈ G
Proposisi 2.1.4 [5]
Misalkan ρ : G → GLn C, σ : G → GLm C dan τ : G → GLs C merupakan tiga
representasi dari G, maka:

1. ρ ekivalen dengan ρ

2. jika ρ ekivalen dengan σ , maka σ ekivalen dengan ρ ,

3. jika ρ ekivalen dengan σ dan σ ekivalen dengan τ maka ρ ekivalen dengan τ .

Bukti:

1. Akan dibuktikan ρ ∼ ρ.
Jelas bahwa n = n dan terdapat T = In ∈ GLn (C) sehingga

ρ(g) = T −1 ρ(g)T.

2. Misalkan ρ ekivalen dengan σ, akan dibuktikan σ ∼ ρ.


Karena ρ ∼ σ, maka berlaku n = m dan terdapat T ∈ GLn (C) sehingga

σ(g) = T −1 ρ(g)T untuksetiapg ∈ G.

Perhatikan bahwa

T σ(g)T −1 = T T −1 ρ(g)T T −1 = ρ(g).

Akibatnya σ ∼ ρ.

3. Misal ρ ∼ σ dan σ ∼ τ . Akan dibuktikan ρ ∼ τ , artinya τ (g) = Q−1 ρ(g)Q


untuk setiap g ∈ G.
Karena ρ ∼ σ, maka n = m dan terdapat T ∈ GLn (C) sehingga

σ(g) = T −1 ρ(g)T untuk setiap g ∈ G.

Dan karena σ ∼ τ , maka m = s dan terdapat P ∈ GLn (C) sehingga

T (g) = P −1 σ(g)P untuk setiap g ∈ G

Perhatikan bahwa

τ (g) = P −1 σ(g)P
= P −1 T −1 ρ(g)T P.

Pilih Q = T P sehingga τ (g) = Q−1 ρ(g)Q. Berdasarkan Definisi (2.1.3) diper-


oleh ρ ∼ τ .

Contoh 2.2  
1 0
Dalam Contoh 2.1 diatas, ρ : G −→ GLn C dan ρ(e) = ,
0 1

14
 
−5 12
ρ(a) = .
−2 5
   
2 −3 −1 −1 3
Dengan, mengambil T = sehingga T = , maka diperoleh
1 −1 −1 2
       
−1 −5 12 −1 3 −5 12 2 −3 1 0
T = =T = =
2 5 −1 2 2 5 1 −1 0 1

dan        
−1 1 0 −1 3 1 0 2 −3 1 0
T = =T = = .
0 1 −1 2 0 1 1 −1 0 1
Dengan
  demikian, didapatkan
 suatu representasi σ : G −→ GLn C dengan σ(e) =
1 0 1 0
, σ(a) = yang merupakan representasi yang ekivalen dengan ρ.
0 1 0 −1
Selanjutnya akan dijelaskan suatu konsep yang sangat penting dalam teori
representasi grup yang dikenal dengan nama C modul.

2.2 CG Modul
Definisi 2.2.1 [5]
Suatu ruang vektor berdimensi hingga V atas C adalah suatu CG modul jika
perkalian gv (untuk setiap g ∈ Gdanv ∈ V ) terdefinisi dan memenuhi kondisi
berikut
untuk setiap u, v ∈ V, λ ∈ C, dang, h ∈ G berlaku

(i) gv ∈ V ,

(ii) (gh)v = g(hv),

(iii) 1v = v,

(iv) g(λv) = λ(gv),

(v) g(u + v) = gu + gv.

Proposisi 2.2.2 [5]


Jika V adalah sebuah CG modul untuk setiap g ∈ G, maka pemetaan yang men-
gaitkan vke gv adalah pemetaan linier dari ruang vektor V ke dirinya sendiri.
Bukti:
Misalkan T : V −→ V dengan T (v) = gv untuk setiap v ∈ V dan g ∈ G.
Ambil u, v ∈ V dan k ∈ C, maka

(i) T (u + v) = g(u + v) = gu + gv = T (u) + T (v),

(ii) T (ku) = g(ku) = k(gu) = kT (u).

Akibatnya T adalah pemetaan linier dari ruang vektor V ke dirinya sendiri.


Jika T : V −→ V adalah pemetaan linier seperti pada Proposisi 2.2.2
dan misalkan B = {v1 , v2 , ..., vn } adalah basis atas V , maka matriks penyajian T
terhadap basis B, dinotasikan dengan [T ]B . Untuk setiap g ∈ G, berlaku

[T ]B = [[T (v1 )B ]|[T (v2 )B ]|...|[T (v1 )B ]]

15
[g]B = [[g(v1 )]B |[g(v2 )]B |...|[g(v1 )]B ]
Teorema berikut menjelaskan bahwa [g]B merupakan suatu representasi.
Teorema 2.2.3 [5]
Misalkan G suatu grup hingga.
(i) Diberikan suatu representasi ρ : G −→ GLn (C) ruang vektor V = Cn menjadi
CG modul, dengan mendefinisikan perkalian gv = ρ(g)v untuk setiap g ∈ G
dan vinV . Lebih lanjut, terdapat basis B dari V sedemikian sehingga ρ(g) =
[g]B untuk setiap g ∈ G.
(ii) Diberikan suatu CG modul V berdimensi n > 0 dengan basis B. Fungsi ρ :
G −→ GLn (C) dengan ρ(g) = [g]B adalah suatu representasi dari G.
Bukti:
(i) Akan dibuktikan bahwa ruang vektor V dengan perkalian gv = ρ(g)v memenuhi
kondisi-kondisi pada Definisi 2.2.1, yaitu untuk setiap u, v ∈ V, λ, aij ∈ C dan
g, h ∈ G.
n
  ρ(g)v ∈ V . Ambil v ∈ V = C , g ∈ G,
(a) Akan dibuktikan
v1
 v2 
maka v =  :  , vi ∈ C untuk setiap i = 1, 2, ..., n.

v
n 
a11 a12 · · · a1n
 a21 a22 · · · a2n 
dan ρ(g) =   denganaij ∈ C.
 
..
 : : . : 
an1 an2 · · · ann
Perhatikan bahwa:
 
a11 a12 · · · a1n  v1 
 a21 a22 · · · a2n   
  v2 
ρ(g)v = 

..
:  : 

 : : .
an1 an2 · · · ann vn
 
a11 v1 + a12 v2 + · · · + a1n vn
 a21 v1 + a22 v2 + · · · + a2n vn 
= 
 
.. 
 : : . : 
an1 v1 + an2 v2 + · · · + ann vn
     
a11 v1 a21 v2 an1 vn
 a21 v1   a22 v2 
 + · · · +  an2 v2 
 
=  +
 :   :   : 
an1 v1 an2 v2 ann vn
     
a11 v1 a21 v2 an1 vn
 a21 v1   a22 v2   an2 v2 
 :  ,  :  ,  :  ∈ V , akibatnya
Karena      

an1 v1 an2 v2 ann vn


     
a11 v1 a21 v2 an1 vn
 a21 v1   a22 v2   an2 v2 
 :  +  :  + ··· +  :  ∈ V
     

an1 v1 an2 v2 ann vn

16
Jadi ρ(g)v ∈ V .
(b) Akan dibuktikan (gh)v = g(hv).
Karena v ∈ V dan g, h ∈ G maka:

(gh)v = ρ(gh)v
= ρ(g)ρ(h)v
= ρ(g)(hv)
= g(hv).

(c) Akan dibuktikan 1v = v.


Perhatikan bahwa :
1v = ρ(1)v = In v = v
Jadi 1v = v
(d) Akan dibuktikan g(λv) = λ(gv).
Karena v ∈ V, λ ∈ C dan g ∈ G.
Perhatikan bahwa:

g(λv) = ρ(g)(λv)
= λ(ρ(g)v)
= λ(gv).

(e) Akan dibuktikan g(u + v) = g(u) + g(v).


Karena u, v ∈ V dan g ∈ G, maka:

g(u + v) = ρ(g)(u + v)
= ρ(g)u + ρ(g)v
= gu + gv

Dengan demikian, dengan mendefinisikan gv = ρ(g)v untu setiap g ∈ G dan


v ∈ V,Vmenjadi
  CG  modul.   Selanjutnya,
 jika

 1 0 0 

0  1  0 


      

B=   0  ,  0  , · · · ,  0  adalah suatu basis dari V . Akan dibuktikan
    
 : :  : 

    
 

0 0 1
 
ρ(g) = [g]B untuk setiap g ∈ G. Misalkan ρ : G −→ GLn dengan g ∈ G untuk
setiap i = 1, 2, ..., j, maka
 
a11 a12 · · · a1n
 a21 a22 · · · a2n 
ρ(g) = 
 
.. 
 : : . : 
an1 an2 · · · ann

dengan aij ∈ C untuk setiap i, j ∈ 1, 2, ..., n.


Misalkan T : V −→ V adalah pemetaan linier dari V ke V , dengan T (v) = gv.
Ambil vk ∈ V untuk setiap k = 1, 2, ..., n.

17
 
1
0
Misal v1 = 
 : , maka

0
 
a11 a12 · · · a1n  1   a11 
 a21 a22 · · · a2n 
 0 =  a21 
 
(gv1 ) = ρ(g)v1 = 

.. 
 : : . :  :   : 
an1 an2 · · · ann 0 an1

Pandang kombinasi linier


       
a11 1 0 0
 a21  0 1 0
  = a11   + a21   + · · · + an1   ,
 :  :  :  : 
an1 0 0 1

sehinnga diperoleh

a11 = a11 , a21 = a21 , · · · , an1 = an1

akibatnya  
a11
 a21 
[gv1 ]B = 
 : .

an1
 
0
1
 : , maka
Misal v2 =  

0
 
a11 a12 · · · a1n  0   a12 
 a21 a22 · · · a2n 
 1 =  a22 
 
(gv2 ) = ρ(g)v2 = 

.. 
 : : . :  :   : 
an1 an2 · · · ann 0 an2

Pandang kombinasi linier


       
a12 1 0 0
 a22  0 1 0
  = a12   + a22   + · · · + an2   ,
 :  :  :  : 
an2 0 0 1

sehinnga diperoleh

a12 = a12 , a22 = a22 , · · · , an2 = an2

akibatnya  
a12
 a22 
[gv2 ]B = 
 : .

an2

18
Dan seterusnya dengan melakukan cara yang sama diperoleh
 
a11 a12 · · · a1n  0   a1n 
 a21 a22 · · · a2n    
  0   a2n 
(gvn ) = ρ(g)vn =  =

. ..

:  :   : 

 : :
an1 an2 · · · ann 1 ann

Pandang kombinasi linier


       
a1n 1 0 0
 a2n  0 1 0
 :  = a1n  :  + a2n  :  + · · · + ann  : 
       

ann 0 0 1
sehingga diperoleh :
a1n = a1n , a2n = a2n , · · · , ann = ann
akibatnya  
a1n
 a2n 
[gvn ]B = 
 : .

ann
Karena
[g]B = [[g(v1 )]B |[g(v2 )]B |...|[g(v1 )]B ],
maka  
a11 a12 · · · a1n
 a21 a22 · · · a2n 
[g]B =   = ρ(g).
 
..
 : : . : 
an1 an2 · · · ann
(ii) Akan dibuktikan ρ : G −→ GLn ((C)) dengan ρ(g) = [g]B adalah homomor-
fisma
1. Untuk setiap g, h ∈ G dan setiap v di basis B akan ditunjukkan
ρ(gh) = ρ(g)ρ(h).
Karena (gh)v = g(hv) maka, ρ(gh) = [gh]B = [g]B [h]B .
2. [1]B = [g]B [g −1 ]B untuk setiap g ∈ G. Karena 1v = v untuk setiap
v ∈ V , maka [1]B merupakan matriks identitas di GLn , sehingga setiap
matriks [g]B mempunyai invers.
Berdasarkan (1) dan (2), maka ρ(g) = [g]B adalah suatu homorfisma dari G
ke GLn ((C)), yaitu suatu representasi dari G.

Proposisi berikut memberikan kondisi supaya perkalian yang dipilih mendefinisikan


V sebagai (C)G modul.

Proposisi 2.2.4 [5]


Misalkan V suatu ruang vektor atas C dengan basis v1 , v2 , ..., vn dan misalkan perkalian
gv yang terdefinisi untuk setiap g ∈ G dan v ∈ V memenuhi kondisi berikut
Untuk setiap 1 ≤ i ≤ n, g, h ∈ G dan λ1 , λ2 , ..., λn ∈ C.

19
(i) gvi ∈ V ,

(ii) (gh)vi = g(hvi ),

(iii) 1vi = vi ,

(iv) g(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn ) = λ1 gv1 + λ2 gv2 + · · · + λn gvn .

Maka V adalah suatu (C)G modul.


Bukti:

(i) Berdasarkan Proposisi 2.2.2, T : V −→ V dengan T (v) = gv untuk setiap


v ∈ V adalah pemetaan linier dari V ke V . Misalkan B = {v1 , v2 , ..., vn }
adalah basis dari V , maka untuk setiap v ∈ V , dapat dinyatakan sebagai
kombinasi linier v = λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn .
Karena g ∈ G dan v ∈ V , maka :

gv = g(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn )
gv = λ1 gv1 + λ2 gv2 + · · · + λn gvn ∈ V

(ii) Ambil g, h ∈ G dan v ∈ V , maka v = λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn .


Akan ditunjukkan (gh)v = g(hv), sehingga

(gh)v = (gh)(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn )
= λ1 (gh)v1 + λ2 (gh)v2 + · · · + λn (gh)vn
= λ1 g(hv1 ) + λ2 g(hv2 ) + · · · + λn g(hvn )
= g(λ1 (hv1 ) + λ2 (hv2 ) + · · · + λn (hvn ))
= g(hλ1 v1 + hλ2 v2 + · · · + hλn vn )
= g(h(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn ))
= g(hv)

(iii) Ambil v ∈ V . Akan ditunjukkan 1v = v.


Karena untuk setiap v ∈ V berlaku v = λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn , maka:

1v = 1(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn )
= λ1 1v1 + λ2 1v2 + · · · + λn 1vn
= λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn
= v

(iv) Ambil g, h ∈ G dan v ∈ V . Akan ditunjukkan g(λv) = λ(gv).


Karena untuk setiap v ∈ V berlaku v = λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn , maka:

g(λv) = g(λ(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn ))
= g(λλ1 v1 + λλ2 v2 + · · · + λλn vn )
= λλ1 gv1 + λλ2 gv2 + · · · + λλn gvn
= λ(λ1 gv1 + λ2 gv2 + · · · + λn gvn )
= λ(g(λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn ))
= λ(gv)

20
(v) Ambil g ∈ G dan u, v ∈ V . Akan ditunjukkan g(u + v) = gu + gv.
Karena untuk setiap u, v ∈ V berlaku u = α1 v1 + α2 v2 + · · · + αn vn dan
v = λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn , maka:

g(u + v) = g(α1 v1 + α2 v2 + · · · + αn vn + λ1 v1 + λ2 v2 + · · · + λn vn )
= g((α1 + λ1 )v1 + (α2 + λ2 )v2 + · · · + (αn + λn )vn )
= (α1 + λ1 )gv1 + (α2 + λ2 )gv2 + · · · + (αn + λn )gvn
= (α1 gv1 + α2 gv2 + · · · + αn gvn ) + (λ1 gv1 + λ2 gv2 + · · · + λn gvn )
= gu + gv

Dengan demikian semua persyaratan untuk menjadi CG modul telah terpenuhi.


Teorema berikut menunjukkan bahwa setiap dus representasi merupakan
representasi yang ekivalen satu sama lain, dan juga setiap dua representasi ekivalen
berasal dari CG modul yang sama.
Teorema 2.2.5 [5]
Misalkan V adalah suatu CG modul dengan basis B, dan misalkan ρ adalah repre-
sentasi dari G yang didefinisikan sebagai ρ(g) = [g]B untuk setiap g ∈ G, maka:

(i) Jika B0 adala sebuah basis V , maka representasi ϕ dari G yang didefinisikan
sebagai ϕ(g) = [g]B0 untuk setiap g ∈ G merupakan representasi yang ekivalen
dengan ρ.

(ii) Jika σ adalah suatu representasi dari G yang ekivalen dengan ρ, terdapat basis
B00 dari V sedemikian sehingga σ(g) = [g]B00 untuk setiap g ∈ G.

Bukti:

(i) Misalkan T adalah matriks perubahan basis dari B ke B0 , maka berdasarkan


Teorema 1.4.7 untuk setiap g ∈ G diperoleh

ϕ(g) = [g]B0 = T −1 [g]B T = T −1 ρ(g)T

sehingga ϕ ekivalen dengan ρ.

(ii) Jika σ ekivalen dengan ρ, akibatnya terdapat suatu matriks yang dapat diin-
verskan T sedemikian sehingga untuk setiap g ∈ G berlaku

σ(g) = T −1 ρ(g)T.

Misalkan B00 adalah basis V sedemikian sehingga matriks perubahan basis


dari B ke B00 adalah T , maka untuk setiap g ∈ G diperoleh

σ(g) = T −1 ρ(g)T = T −1 [g]B T = [g]B00 .

Jadi σ(g) = [g]B00 .

21
BAB III
REPRESENTASI FAITHFUL

Pada ba ini akan dijelaskan tentang representasi faithful, representasi yang


ekivalen ke representasi faithful, dan representasi trivial yang berkaitan dengan faith-
ful.

3.1 Representasi Grup


Definisi 3.1.1 [5]

Grup yang beranggotakan matriks n × n yang dapat diinverskan dengan komponen-


nya di C dinotasikan sebagai GLn (C) dinamakan grup linier umum (general linier)
berderajat n atas C.

Definisi 3.1.2 [5]


Suatu representasi dari G adalah homomorfisma grup

ρ : G −→ GLn C

untuk suatu n ∈ N bilangan asli, n dinamakan derajat dari ρ.


Dengan demikian, jika ρ adalah suatu fungsi dari G ke GLn C, maka ρ
adalah suatu representasi jika dan hanya jika

ρ(g)ρ(h) = ρ(gh) untuk setiap g, h ∈ G.

Dari sifat homomorfisma grup, jika ρ : G −→ GLn C adalah suatu repre-


sentasi dan 1 adalah elemen identitas dari G, maka

ρ(1) = In dan ρ(g −1 ) = ρ(g)−1 untuk setiap g ∈ G.

3.2 Kernel dari Representasi


Definisi 3.2.1 [5]

Misalkan G suatu grup hingga dan ρ : G −→ GLn C suatu representasi grup. Kernel
dari representasi ρ didefinisikan sebagai

Kρ = {g ∈ G : ρ(g) = In }.

Contoh 3.1
Misalkan G = C2 = {1, a} merupakan grup siklik dengan dua unsur di G dan a2 = 1.
Definisikan operasi ”.” di G seperti tabel dibawah ini
dan didefinisikan pemetaan

ρ : G −→ GL2 C
 
r 1 0
a 7→ , r ∈ {0, 1} ⊆ Z.
0 1
. 1 a
1 1 a
a a 1

Akan dicari kernel dari ρ. Ambil sebarang x, y di G = C2 .


Kasus 1: x = 1, y = 1. Perhatikan bahwa
 
1 0
ρ(x.y) = ρ(1.1) = ρ(1) = ,
0 1
    
1 0 1 0 1 0
ρ(x)ρ(y) = ρ(1)ρ(1) = = .
0 1 0 1 0 1
Kasus 2: x = 1, y = a. Perhatikan bahwa
 
1 0
ρ(x.y) = ρ(1.a) = ρ(a) = ,
0 1
    
1 0 1 0 1 0
ρ(x)ρ(y) = ρ(1)ρ(a) = = .
0 1 0 1 0 1
Kasus 3: x = a, y = a. Perhatikan bahwa
 
2 1 0
ρ(x.y) = ρ(a.a) = ρ(a ) = ρ(1) = ,
0 1
    
1 0 1 0 1 0
ρ(x)ρ(y) = ρ(a)ρ(a) = = .
0 1 0 1 0 1
Ini berarti, ρ homomorfisma grup dari G ke GL2 (C), maka ρ merupakan represen-
tasi
 dari C2 berderajat dua. Karena 1, a ∈ G = C2 yang memenuhi ρ(1) = ρ(a) =
1 0
= I2 , maka Kp = {1, a}.
0 1
Teorema 3.2.2 [5]
Misalkan G dan GLn (C) adalah grup dan ρ suatu representasi grup dari G ke
GLn (C), maka Kρ suatu subgrup normal dari G.
Bukti:
Misalkan ρ suatu representasi dari grup G ke grup GLn (C). Akan ditunjukkan
bahwa Kρ = {g ∈ G|ρ(g) = In } dengan In unsur identitas di GLn (C) suatu subgrup
normal dari G, yaitu: (1) Kρ suatu subgrup dari G, (2) gkg −1 ∈ Kρ untuk setiap
k ∈ Kρ dan g ∈ G.
1. Akan ditunjukkan Kρ sutu subgrup dari G, yaitu Kρ ⊆ G, Kρ 6= ∅, dan setiap
x, y ∈ Kρ berlaku xy −1 ∈ Kρ .
(a) Karena Kρ = {g ∈ G|ρ(g) = In } maka Kρ ⊆ G.
(b) Karena e ∈ G dan ρ suatu representasi, maka ρ homomorfisma grup.
ρ(e) = In maka e ∈ Kρ . Ini berarti Kρ 6= ∅.
(c) Ambil sebarang x, y ∈ Kρ . Karena ρ representasi grup, maka
ρ(xy −1 ) = ρ(x)ρ(y −1 ),
= In [ρ(y)]−1 = In In−1 = In .
Ini berarti, xy −1 ∈ Kρ .

23
2. Akan ditunjukkan Kρ subgrup normal, yaitu untuk setiap g ∈ G dan k ∈
Kρ dan berlaku gkg −1 ∈ Kρ . Ambil g ∈ G dan k ∈ Kρ . Karena ρ suatu
representasi grup, maka

ρ(gkg −1 ) = ρ(g)ρ(kg −1 ) = ρ(g)ρ(k)ρ(g −1 ) = ρ(g)In [ρ(g)]−1 ,


= ρ(g)[ρ(g)]−1 = In .

Ini berarti,
gkg −1 ∈ Kρ .

Selanjutnya akan dijelaskan suatu konsep representasi faithful dan akan


ditunjukkan bahwa suatu representasi yang ekivalen ke representasi faithful adalah
faithful.

3.3 Representasi Faithful


Definisi 3.3.1 [5]

Misalkan G suatu grup hingga dan ρ : G −→ GLn C suatu representasi grup. Repre-
sentasi ρ dikatakan faithful jika Kρ = {1}, yaitu jika 1 unsur identitas di G adalah
satu-satunya unsur g yang memenuhi ρ(g) = In .
Contoh 3.2
Misalkan G = C2 = {1, a} merupakan grup siklik dengan dua unsur di G dan a2 = 1.
Definisikan operasi ”.” di G seperti tabel dibawah ini

. 1 a
1 1 a
a a 1

dan didefinisikan pemetaan

ρ : G −→ GL2 C
 r
r i 1
a 7→ , r ∈ {0, 1} ⊆ Z.
2 −i

Akan dicari kernel dari ρ. Ambil sebarang x, y di G = C2 .


Kasus 1: x = 1, y = 1. Perhatikan bahwa
 
1 0
ρ(x.y) = ρ(1.1) = ρ(1) = = I2 ,
0 1
    
1 0 1 0 1 0
ρ(x)ρ(y) = ρ(1)ρ(1) = = = I2 .
0 1 0 1 0 1

Kasus 2: x = 1, y = a. Perhatikan bahwa




i 1
ρ(x.y) = ρ(1.a) = ρ(a) = ,
2 −i
    
1 0 i 1 i 1
ρ(x)ρ(y) = ρ(1)ρ(a) = =
0 1 2 −i 2 −i

24
Kasus 3: x = a, y = a. Perhatikan bahwa
 
2 1 0
ρ(x.y) = ρ(a.a) = ρ(a ) = ρ(1) = = I2 ,
0 1
    
i 1 i 1 1 0
ρ(x)ρ(y) = ρ(a)ρ(a) = = = I2 .
2 −i 2 −i 0 1

Ini berarti, ρ homomorfisma grup dari G ke GL2 (C), maka ρ merupakan representasi
dari C2 berderajat dua. Karena 1 unsur identitas dari G adalah satu-satunya unsur
g yang memenuhi ρ(g) = I2 , maka Kρ = {1}. Ini berarti, ρ faithful.

Proposisi 3.3.2 [5]


Misalkan G suatu grup hingga dan ρ suatu representasi dari G. Representasi ρ faith-
ful jika dan hanya jika Peta(ρ) isomorfik ke G.
Bukti:
(⇒) Misalkan G sutu grup hingga dan ρ suatu representasi dari grup G ke grup
GLn (C). Karena ρ faithful, maka berdasarkan Definisi 3.3.1 [5] Kρ = {1}. Berdasarkan
Teorema 3.2.2 [5], maka Kρ adalah subgrup normal dari G. Akibatnya G/Kρ grup
faktor. Akan ditunjukkan G ∼ = P eta(ρ) berdasarkan Teorema 2.6.13 [3], yaitu
dengan menunjukkan G/Kρ ∼ = P eta(ρ) atau dengan kata lain, bahwa terdapat
pemetaan isomorfisma ϑ dari G/Kρ ke P eta(ρ) . Didefinisikan pengaitan

ϑ: G/Kρ −→ P eta(ρ)
Kρ g −→ ρ(g)

Akan ditunjukkan bahwa: ϑ terdefenisi dengan baik, ϑ pemetaan homomorfisma


grup, ϑ representasi yang bersifat satu-satu, dan ϑ representasi yang bersifat pada.

1. Ambil sebarang x, y ∈ G/Kρ dengan x = y.Akan ditunjukkan bahwa ϑ(x) =


ϑ(y). Karena x, y ∈ G/Kρ dan x = y, maka x = Kρ g1 = Kρ g2 = y untuk
suatu g1 dan g2 di G. Akibatnya

g1 g2−1 ∈ Kρ

yaitu

g1 g2−1 = k untuk suatu k ∈ Kρ .

Karena ρ suatu homomorfisma grup, maka

In = ρ(k) = ρ(g1 g2−1 ) = ρ(g1 )[ρ(g2 )−1 ] = ρ(g1 )[ρ(g2 )]−1

Akibatnya
ρ(g1 ) = ρ(g2 ).
Perhatikan bahwa

ϑ(x) = ϑ(Kρ g1 ) = ρ(g1 ) = ρ(g2 ) = ϑ(Kρ g2 ) = ϑ(y)

Ini berarti, ϑ terdefinisi dengan baik atau dengan kata lain, ϑ adalah suatu
pemetaan.

25
2. Ambil sebarang x, y ∈ G/Kρ , maka x = Kρ g1 dan y = Kρ g2 untuk suatu
g1 , g2 ∈ G. Perhatikan bahwa

ϑ(xy) = ϑ(Kρ g1 Kρ g2 )
= ϑ(Kρ g1 g2 ),
= ρ(g1 g2 ),
= ρ(g1 )ρ(g2 ),
= ϑ(Kρ g1 )ϑ(Kρ g2 )
= ϑ(x)ϑ(y)

Karena x, y ∈ G/Kρ diambil sebarang, maka dapat disimpulkan bahwa untuk


setiap x, y ∈ G/Kρ berlaku ϑ(x)ϑ(y). Ini berarti, ϑ suatu homomorfisma
grup.

3. Akan ditunjukkan bahwa ϑ representasi yang bersifat satu-satu, yaitu de-


ngan menunjukkan bahwa kernel dari ϑ(Kρ ) hanya memuat unsur identitas
di G/Kρ , yaitu Kρ . Perhatikan bahwa

ϑ(Kρ ) = ϑ(Kρ e) = ρ(e) = In {ρ representasi grup}.

Ini berarti,
{Kρ ⊆ Kϑ }.
Ambil sebarang x ∈ Kϑ , maka x ∈ G/Kρ dengan ϑ(x) = In , yaitu karena ϑ
homomorfisma grup dan unsur identitas di Peta(ρ). Karena x ∈ G/Kρ , maka
x = Kρ g untuk suatu g di G.
Perhatikan bahwa
In = ϑ(x) = ϑ(Kρ g) = ρ(g).
Ini berarti, g ∈ Kρ . Akibatnya

Kρ g = Kρ .

Karena x ∈ Kϑ diambil sebarang, maka dapat disimpulkan bahwa setiap x ∈


Kϑ berlaku x = Kρ , yaitu Kϑ ⊆ {Kρ }.

4. Ambil sebarang y ∈ P eta(ρ), karena ρ representasi grup dari G ke GLn (C),


maka terdapat x ∈ G sehingga ρ(x) = y.
Perhatikan bahwa
ϑ(Kρ x) = ρ(x) = y.
Pilih z = Kρ x ∈ G/Kρ , maka ϑ(z) = y. Karena y ∈ P eta(ρ) diambil sebarang,
maka dapat disimpulkan bahwa setiap y ∈ P eta(ρ) terdapat z = Kρ x ∈ G/Kρ
sehingga ϑ(z) = y. Ini berarti, ϑ pemetaan grup pada.
Dari 1,2,3, dan 4, maka G/Kρ ∼ = P eta(ρ). Karena G/Kρ ∼ = P eta(ρ), maka |G/Krho | =
|P eta(ρ)| sehingga |G|/|Kρ | = |P eta(ρ)|. Karena |Kρ | = 1, maka |G| = |P eta(ρ)|.
Karena ρ adalah pemetaan pada dan ordenya sama, maka ρ pemetaan satu-satu.
Akibatnya G ∼ = P eta(ρ).
(⇐) Misalkan G adalah grup hingga dan ρ suatu representasi dari G ke GLn (C).
G ∼= P eta(ρ), maka berlaku G/Kρ ∼ = P eta(ρ). ρ suatu homomorfisma grup dan
Kρ = {g ∈ G|ρ(g) = In }, yaitu In unsur identitas di Peta(ρ). Kρ adalah subgrup
normal dari G. Akan ditunjukkan ρ faithful yaitu dengan menunjukkan |Kρ | = 1.

26
Karena G ∼ = P eta(ρ) maka |G| = |P eta(ρ)|. Akibatnya |Kρ | = 1, yaitu Kρ = {1}.
Ini berarti ρ faithful.

Definisi 3.3.3 [5]


Misalkan ρ : G −→ GLn (C) dan σ : G −→ GLm (C) merupakan dua representasi
dari G. ρ dikatakan ekivalen dengan σ jika n = m dan terdapat T ∈ GLn (C)
sedemikian sehingga

σ(g) = T −1 ρ(g)T untuk setiap g ∈ G.

Proposisi 3.3.4 [5]

Misalkan G suatu grup hingga. Semua representasi yang ekivalen dengan represen-
tasi faithful adalah faithful.
Bukti:
Misalkan ρ : G −→ GLn (C) suatu representasi grup dari G ke GLn (C), σ : G −→
GLm (C) suatu representasi grup dari G ke GLm (C), σ faithful, yaitu Kσ = {1},
yaitu jika 1 unsur identitas dari G adalah satu-satunya unsur g yang memenuhi
σ(g) = In , ρ ekivalen dengan σ. Akan ditunjukkan ρ faithful, yaitu dengan menun-
jukkan Kρ = {1}, yaitu ika 1 unsur identitas dari G adalah satu-satunya unsur g
yang memenuhi ρ(g) = In .
Karena ρ ekivalen σ, maka terdapat T ∈ GLn (C) sehingga σ(g) = T −1 ρ(g)T .
Karena σ faithful maka Kσ = 1 dengan σ(g) = In untuk g adalah unsur identi-
tas di G. Perhatikan bahwa dari Definisi 3.3.3 [5]

σ(g) = T −1 ρ(g)T,
In = T −1 ρ(g)T,
T −1 In T = T T −1 ρ(g)T T−1 ,
In = In ρ(g)In ,
In = ρ(g), g unsur identitas di G.

Andaikan ada h ∈ G sehingga ρ(h) = In dan misalkan σ(h) = A, yaitu A 6= In .


Perhatikan bahwa

σ(h) = T −1 ρ(g)T,
A = T −1 In T,
A = In .

Karena σ faithful, maka σ(h) 6= In . Terlihat adanya kontraksi, maka tidak ada
h ∈ G sehingga ρ(h) = In . Karena ρ(g) = In dan g adalah unsur identitas di G,
maka Kρ = {1}. Ini berarti, ρ adalah fatihful.
Selanjutnya akan dijelaskan suatu konsep representasi trivial dan kaitan-
nya dengan representasi faithful.

3.4 Representasi Trivial


Definisi 3.4.1 [5]

Misalkan ρ : G −→ GL1 (C) suatu representasi yang didefinisikan sebagai berikut

27
σ(g) = (1) untuk semua g ∈ G.

Representasi ρ yang didefinisikan seperti yang diatas disebut representasi


trivial dari G. Representasi trivial dari G adalah representasi dimana setiap unsur
dari grup G dipetakan ke matrik identitas 1 × 1.
Proposisi 3.4.2 [5]
Misalkan G grup hingga dan ρ representasi trivial dari G. Representasi ρ faithful
jika dan hanya jika G = {1}.
Bukti:
(⇒) Misalkan G grup hingga dan ρ representasi trivial dari G ke
ρ : G −→ GL1 (C) dan ρ adalah faithful yaitu Kρ = {1}, yaitu unsur identitas di
G adalah satu-satunya unsur di G yang memenuhi ρ(g) = In . Akan ditunjukkan
G = {1}, yaitu 1 unsur identitas di G adalah satu-satunya unsur g di G.
Karena ρ representasi trivial dari G dengan ρ(g) = (1) untuk semua g ∈ G maka
Kρ = G. Karena ρ faithful, maka Kρ = {1}. Akibatnya G = {1}.
(⇐) Misalkan G = {1}, yaitu 1 unsur identitas di G adalah satu-satunya unsur g
di G. ρ suatu representasi trivial dari G ke GLn (C) yaitu ρ(g) = (1) untuk semua
g ∈ G. Akan ditunjukkan representasi trivial grup G adalah faithful, yaitu Kρ = {1},
yaitu unsur identitas di G adalah satu-satunya unsur di G yang memenuhi ρ(g) = In .
Karena ρ representasi trivial dari G dengan ρ(g) = (1) untuk semua g ∈ G, maka
Kρ = G. Karena G = {1}, maka Kρ = {1}. Ini berarti ρ faithful.

28
BAB IV
KARAKTERISTIK CG-HOMOMORFISMA

4.1 Homomorfisma CG-modul


Definisi 4.1.1 [6]
Misalkan V dan W adalah CG-modul. Suatu pemetaan θ : V −→ W dikatakan
suatu CG-homomorfisma jika θ merupakan suatu pemetaan linier dan
θ(gv) = gθ(v), untuk setiap g ∈ G dan v ∈ V.

Dengan kata lain, jika θ memetakan v ke w maka θ memetakan gv ke gw.

Proposisi 4.1.2
Misalkan V dan W merupakan CG-modul dan θ : V −→ W merupakan CG-
homomorfisma. Maka inti(θ) merupakan CG-modul dari V dan peta(θ) merupakan
CG-submodul dari W .
Bukti:
Misalkan V dan W merupakan CG-modul dan θ : V −→ W merupakan CG-
homomorfisma.
a) Akan dibuktikan inti(θ) merupakan CG-submodul dari V , yaitu:

(i) inti(θ) subruang dari V .


Berdasarkan Teorema 2.4.2(1), jelas bahwa inti(θ) merupakan subruang
dari V .
(ii) Untuk setiap g ∈ G dan v ∈ inti(θ) berlaku gv ∈ inti(θ).
Ambil g ∈ G dan v ∈ inti(θ). Maka θ(v) = ~0, sehingga:
θ(gv) = gθ(v)
= g~0
= ~0
Jadi gv ∈ inti(θ).

Dari (i) dan (ii), dapat disimpulkan bahwa inti(θ) merupakan CG-submodul
dari V .
b) Akan dibuktikan peta(θ) subruang dari W , yaitu:

(i) peta(θ) subruang dari W .


Berdasarkan Teorema 2.4.2(2), jelas bahwa peta(θ) merupakan subruang
dari W .
(ii) Untuk setiap g ∈ G dan w ∈ peta(θ) berlaku gw ∈ peta(θ).
Ambil g ∈ G dan w ∈ peta(θ). Maka berlaku w = θ(v) untuk suatu
v ∈ V , sehingga:
gw = gθ(v)
= θ(gv)

29
Dari (i) dan (ii), dapat disimpulkan bahwa peta(θ) merupakan CG-submodul
dari W . 

Contoh:

1. Jika θ : V −→ W didefinisikan sebagai θ(v) = ~0 untuk setiap v ∈ V , maka θ


merupakan CG-homomorfisma.
Karena θ linier dan untuk setiap g ∈ G dan v ∈ V , berlaku:

θ(gv) = ~0 (4.1.1)
gθ(v) = g~0 (4.1.2)
= ~0 (4.1.3)

Dari (4.1.1) dan (4.1.3), jelas bahwa θ merupakan CG-homomorfisma.


Karena θ linier dan untuk setiap λ ∈ C, g ∈ G dan v ∈ V berlaku:

θ(gv) = λgv
= gλv
= gλ(v)

Jadi jelas bahwa θ merupakan CG-homomorfisma.

Proposisi 4.1.3
Misalkan U, V dan W adalah CG-modul. Misalkan θ : U −→ V dan φ : V −→ W
merupakan CG-homomorfisma. Maka φθ : U −→ W merupakan
CG-homomorfisma (dalam hal ini φθ merupakan suatu komposisi dari φ dan θ).

Bukti:
Misalkan U, V dan W adalah CG-modul. Misalkan θ : U −→ V dan φ : V −→ W
merupakan CG-homomorfisma.
Akan ditunjukkan φθ : U −→ W merupakan CG-homomorfisma.
Ambil u1 , u2 ∈ U, λ ∈ C dan g ∈ G.
Perhatikan bahwa:
(i)

φθ(u1 + u2 ) = φ(θ(u1 + u2 ))
= φ(θ(u1 ) + θ(u2 )
= φθ(u1 ) + φθ(u2 )

(ii)

φθ(λu1 ) = φ(θ(λu1 ))
= φ(λθ(u1 ))
= λ(φθ(u1 ))

(iii)

φθ(gu1 ) = φ(gθ(u1 ))
= g(φ(λ(u1 )))

30
Dari (i), (ii) dan (iii), disimpulkan φθ adalah CG-homomorfisma. 

Definisi 4.1.4 [6]


Misalkan V dan W adalah CG-modul. Suatu pemetaan θ : V −→ W merupakan
CG-isomorfisma jika θ adalah CG-homomorfisma dan θ dapat dibalik. Jika terdapat
suatu CG-isomorfisma, maka V dan W dikatakan CG-modul isomorfik dan ditulis
V ∼= W.
Proposisi 4.1.5
Jika θ : V −→ W merupakan CG-isomorfisma, maka θ−1 : W −→ V juga meru-
pakan CG-isomorfisma.

31
Bukti:

Misalkan θ merupakan CG-isomorfisma. Akan ditunjukkan θ−1 merupakan CG-


homomorfisma, yaitu:

(i) θ−1 mempunyai balikan. Berdasarkan Teorema 2.4.8(f), jelas bahwa θ−1 meru-
pakan pemetaan linier yang mempunyai balikan.

(ii) θ−1 merupakan CG-homomorfisma.


Akan ditunjukkan θ−1 merupakan CG-homomorfisma.
Karena θ merupakan CG-homomorfisma, maka untuk setiap g ∈ G dan w ∈ W
berlaku:

θ(gθ−1 (w)) = gθ(θ−1 (w))


= gw
= θ(θ−1 (gw)).

Sehingga gθ−1 (w) = θ−1 (gw).


Jadi θ−1 merupakan CG-homomorfisma.

Dari (i) dan (ii), disimpulkan bahwa θ−1 merupakan CG-isomorfisma. 

Lema 4.1.6
Suatu CG-modul V dan W isomorfik jika dan hanya jika terdapat basis B1 dari V
dan basis B2 dari W , sedemikian sehingga

[g]B1 = [g]B2 untuk setiap g ∈ G.

Bukti:
Misalkan θ merupakan CG-isomorfisma dari V dan W .
Misalkan {v1 , v2 , ..., vn } adalah basis B1 dari V , maka {θ(v1 ), θ(v2 ), ..., θ(vn )} adalah
basis B2 dari W . X
Misalkan g ∈ G, tulis gvi = aji vj , maka:

gθ(vi ) = θ(gvi )
X
= θ( aji vj )
X
= aji θ(vj )

Akibatnya [g]B1 = (aij ) = [g]B1 .


Sebaliknya, misalkan {v1 , v2 , ..., vn } adalah basis B1 dari V dan
{w1 , w2 , ..., wn } adalah basis B2 dari W sedemikian sehingga,

[g]B1 = [g]B2 untuk setiap g ∈ G.

Akan ditunjukkan θ merupakan CG-isomorfisma.


Misalkan θ merupakan pemetaan yang mempunyai balikan dari V ke W dimana
θ(vi ) = wi untuk setiap i, dimana i = 1, 2, ..., n.
Misalkan g ∈ G dan [g]B1 = (aji ), maka:
X
gvi = aji vi

32
Misalkan g ∈ G dan [g]B2 = (aji ), maka:
X
gwi = aji wj

sehingga berlaku,

gθ(vi ) = gwi
X
= aji wj
X
= aji θ(vj )
X 
= θ aji vj
= θ(gvi )

Jadi, θ merupakan CG-isomorfisma. 

Teorema 4.1.7
Misalkan V merupakan CG-modul dengan basis B dan W merupakan CG-modul
dengan basis B0 . Maka V dan W isomorfik jika dan hanya jika representasi

ρ : g → [g]B dan σ : g → [g]B0

ekivalen.
Bukti:
Misalkan V dan W merupakan CG-modul yang isomorfik.
Berdasarkan Lema 4.1.6, terdapat B1 = {v1 , v2 , ..., vn } basis dari V dan B2 =
{w1 , w2 , ..., wn } basis dari W sedemikian sehingga,

[g]B1 = [g]B2 untuk setiap g ∈ G.

Definisikan representasi φ dari G, sebagai

φ : G −→ GLn (C) dengan φ(g) = [g]B1 .

Maka berdasarkan Proposisi 2.1.4, φ ekivalen dengan ρ dan σ, sehingga ρ dan σ


ekivalen.
Sebaliknya, misalkan ρ dan σ ekivalen. Akan dibuktikan V ∼ = W.
Berdasarkan Teorema 2.2.3 (ii), terdapat basis B00 dari V sedemikian sehingga,

σ(g) = [g]B00 untuk setiap g ∈ G.

Akibatnya,
[g]B0 = [g]B00 untuk setiap g ∈ G.
Berdasarkan Lema 4.1.6, dapat disimpulkan V ∼
= W.

Proposisi 4.1.8
Misalkan V merupakan CG-modul, dan misalkan

V = U1 ⊕ U2 ⊕ ... ⊕ Ur

dimana Ui merupakan CG-submodul dari V . Misalkan untuk setiap v ∈ V , berlaku

v = u1 + u2 + ... + ur

33
untuk suatu vektor tunggal ui ∈ Ui , dan didefinisikan π1 : V −→ V (1 ≤ i ≤ r)
dengan πi (v) = ui .
Maka πi merupakan CG-homomorfisma.
Bukti:
Misalkan V merupakan CG-modul, dan misalkan bahwa V = U1 ⊕ U2 ⊕ ... ⊕ Ur
dimana Ui merupakan CG-submodul dari V .
Misalkan πi (v) = πi (u1 + u2 + ... + ur ) = ui dengan 1 < i < r.
Akan ditunjukkan πi merupakan pemetaan linier, yaitu:

(i) Jika x, y ∈ V , maka πi (x + y) = πi (x) + πi (y).


Misalkan x = x1 + x2 + ... + xr dan y = y1 + y2 + ... + yr .
Perhatikan bahwa:

πi (x + y) = πi (x1 + x2 + ... + xr + y1 + y2 + ... + yr )


= x i + yi
= πi (x) + πi (y).

(ii) Jika x ∈ V dan k ∈ C, maka πi (kx) = kπi (x).


Perhatikan bahwa:

πi (kx) = πi (kx1 + kx2 + ... + kxr )


= kxi
= kπi (x).

Jelas πi merupakan pemetaan linier.


Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa πi merupakan CG-homomorfisma.
Misalkan g ∈ G dan v = u1 + u2 + ... + ur ∈ V.
Diperoleh:

gv = g(u1 + u2 + ... + ur )
= gu1 + gu2 + ... + gur

dan gui ∈ Ui untuk setiap i karena masing-masing Ui merupakan CG-submodul.


Perhatikan bahwa:

πi (gv) = πi (gu1 + gu2 + ... + gur )


= gui
= gπi (v).

Jadi πi merupakan CG-homomorfisma.

34
BAB V
LEMA SCHUR DAN APLIKASINYA DALAM
CG-MODUL

Pada bab ini akan dibahas hasil dari tugas akhir ini yaitu tentang Lema
Schur dan aplikasinya dalam CG-modul. Terlebih dahulu akan dibahas tentang
Lema Schur.

5.1 Lema Schur


Lema 5.1.1 [5] (Lema Schur )
Misalkan V dan W CG-modul tidak terduksi.

1. Jika θ : V −→ W adalah CG-homomorfisma maka salah satu dari yang


berikut berlaku yaitu θ adalah suatu CG-isomorfisma atau θ(v) = 0 untuk
setiap v ∈ V .

2. Jika θ : V −→ W adalah CG-isomorfisma maka θ adalah sebuah perkalian


skalar dari identitas endomorfisma 1v .

Bukti:

1. Misalkan V dan W CG-modul tidak terduksi dan θ : V −→ W adalah CG-


homomorfisma.
Dalam hal ini, akan ditunjukkan θ adalah suatu CG-homomorfisma.
Misalkan θ(v) 6= 0 untuk v ∈ V maka im(θ) 6= {0}.
Karena V dan W adalah CG-modul dan θ : V −→ W adalah CG-homorfisma,
maka:

(i) im(θ) adalah CG-submodul dari W . Karena W adalah CG-modul tidak


terduksi, akibatnya im(θ) = W .
(ii) ker(θ) adalah CG-submodul dari V . Karena V adalah CG-modul tidak
terduksi, akibatnya ker(θ) = V .

Berdasarkan (i) dan (ii) maka θ dapat dibalik.


Karena θ adalah CG-homorfisma dan θ dapat dibalik, berdasarkan Definisi
4.1.4, θ adalah suatu CG-isomorfisma.

2. Misalkan θ : V −→ V adalah CG-isomorfisma.


Akan ditunjukkan θ adalah sebuah perkalian skalar dari identitas endomor-
fisma 1v .
Menurut Teorema 2.4.8, V ruang vektor atas C dan θ endomorfisma dari V
maka θ mempunyai nilai eigen.
Misal nilai eigennya adalah λ, dengan λ ∈ C.
Menurut Lema 2.4.6, λ adalah nilai eigen dari θ jika dan hanya jika

ker(θ − λ1v ) 6= {0}.

35
Karena θ − λ1v adalah CG-homomorfisma maka ker(θ − λ1v ) adalah CG-
submodul dari V . Karena V tidak tereduksi, akibatnya ker(θ − λ1v ) = V .
Sehingga (θ − λ1v )(v) = 0, untuk setiap v ∈ V dan mengakibatkan

(θ − λ1v ) = 0
θ = λ1v

Jadi terbukti bahwa θ merupakan perkalian skalar dengan 1v . 

Proposisi berikut ini merupakan konvers dari Lema Schur.


Proposisi 5.1.2 [5]
Misalkan V adalah CG-modul tak nol dan misalkan bahwa setiap CG-homomorfisma
dari V ke V adalah suatu perkalian dengan skalar dengan 1v , maka V tidak tere-
duksi.
Bukti:
Misalkan V adalah CG-modul taknol dan misalkan bahwa setiap CG-homomorfisma
dari V ke V adalah suatu perkalian skalar dengan 1v .
Akan ditunjukkan V tidak terduksi.
Andaikan V tereduksi, maka V mempunyai CG-submodul U selain {0} dan V .
Berdasarkan teorema Maschke, maka terdapat suatu CG-submodul W dari V sedemikian
sehingga V = U ⊕ W .
Misalkan pemetaan π : V −→ V didefinisikan oleh π(u + w) = u untuk setiap
u ∈ U, w ∈ W , maka berdasarkan Proposisi 2.7.4, π adalah CG-homomorfisma dan
π bukanlah suatu perkalian skalar dengan 1v .
Hal ini kontradiksi dengan premis yang menyatakan bahwa setiap CG-homorfisma
dari V ke V adalah suatu perkalian skalar dengan 1v , jadi haruslah V tidak terduksi.


Akibat 5.1.3 [5]


Misalkan ρ : G −→ GL(n, C) representasi dari G. Maka ρ tidak tereduksi jika dan
hanya jika setiap matriks A yang berukuran n × n yang memenuhi ρ(g)A = Aρ(g)
untuk setiap g ∈ G akan mempunyai bentuk A = λIn , λ ∈ C.
Bukti:
Berdasarkan Teorema 2.6.2, Cn merupakan CG-modul dengan perkalian gv = ρ(g)v, v ∈
Cn , g ∈ G.

i. Misalkan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av. Akan ditunjukkan terlebih dahulu


θ(gv) = gθ(v) ⇔ A(gv) = gA(v).
Misalkan θ(gv) = gθ(v). Akan ditunjukkan A(gv) = gA(v).
Perhatikan bahwa

A(gv) = Aρ(g)v
= θ(ρ(g)v)
= θ(gv)
= gθ(v)
= g(Av)

Sebaliknay misalkan A(gv) = gA(v). Akan ditunjukkan θ(gv) = gθ(v).

36
Perhatikan bahwa

θ(gv) = Agv
= g(Av)
= gθ(v).

ii. Selanjutnya akan dibuktikan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av adalah CG-


homomorfisma jika dan hanya jika

θ(gv) = gθ(v) ⇔ A(gv) = g(Av).

Misalkan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av adalah CG-homomorfisma.


Akan ditunjukkan θ(gv) = gθ(v) ⇔ A(gv) = g(Av).
Perhatikan bahwa

A(gv) = θ(gv)
= gθ(v)
= g(Av).

Berdasarkan (i) maka berlaku θ(gv) = gθ(v) ⇔ A(gv) = g(Av). Sebaliknya


misalkan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av dan A(gv) = g(Av).
Akan ditunjukkan θ adalah homomorfisma.
Berdasarkan (i), A(gv) = g(Av) maka θ(gv) = gθ(v). Akibatnya θ adalah
CG- homomorfisma.

Selanjuntnya akan dibuktikan arah kekanan dan kekiri dari Akibat 5.1.3.
Misalkan ρ tidak tereduksi.
Akan ditunjukkan untuk setiap An×n yang memenuhi ρ(g)A = Aρ(g) untuk setiap
g ∈ G akan berbentuk A = λIn , λ ∈ C.
Misalkan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av dan ρ(g)v = Aρ(g). Akan ditunjukkan θ
adalah CG- homomorfisma.
Perhatikan bahwa

A(gv) = Aρ(g)v
= ρ(g)Av
= g(Av).

Berdasarkan (i), A(gv) = g(Av) maka θ(gv) = gθ(v). Akibatnya θ adalah CG- ho-
momorfisma.
Karena ρ tidak tereduksi maka CG-modul Cn yang didefinisikan dengan perkalian
gv = ρ(gv), v ∈ Cn , g ∈ G adalah CG-modul tidak tereduksi dan karena θ adalah
CG- homomorfisma maka berdasarkan Lema 5.1.1, θ adalah perkalian skalar dengan
1v , yaitu θ = λ1v .
Karena θ(v) = Av untuk setiap v ∈ C dan An×n adalah matriks yang mewakili
pemetaan θ, akibatnya A = λIn .
Sebaliknya misalkan untuk setiap An×n dan g ∈ G memenuhi ρ(g)A = Aρ(g) akan
berbentuk A = λIn , λ ∈ C.
Misalkan θ : Cn −→ Cn dengan θ(v) = Av.
Akan ditunjukkan ρ tidak tereduksi.
Berdasarkan (ii), θ adalah CG- homomorfisma.

37
Karena A adalah matriks yang mewakili pemetaan θ, akibatnya θ = λ1v .
Berdasarkan Proposisi 5.1.2 maka V = Cn yang didefinisikan dengan perkalian
gv = ρ(g)v, v ∈ Cn , g ∈ G adalah CG-modul tidak terduksi, akibatnya ρ juga
tidak tereduksi. 
Contoh:
Misalkan G = C2 = a : a2 = 1 . Definisikan ρ : G −→ GL2 (C) dengan

 r
r 1 1
ρ(a ) =
i −i
Akan ditunjukkan bahwa ρ adalah representasi dari grup G yaitu dengan menun-
jukkan bahwa ρ adalah homomorfisma grup.
Perhatikan bahwa C2 = {1, a}, sehingga
 0  
0 1 1 1 0
ρ(1) = ρ(a ) = =
i −i 0 1
 1  
1 1 1 1 1
ρ(a) = ρ(a ) = = .
i −i i −i
Akibatnya
    
1 0
1 0 1 0
ρ(1).ρ(1) = = = ρ(1)
0 1
0 1 0 1
    
1 0 1 1 1 1
ρ(1).ρ(a) = = = ρ(a).
0 1 i −i i −i
−→ GL
Jadi ρ : G  2 (C) adalah suatu representasi.
1 1
Pilih A =
i −i
Perhatikan bahwa
    
1 0 1 1 1 1
ρ(1)A = =
0 1 i −i i −i
    
1 1 1 0 1 1
Aρ(1) = =
i −i 0 1 i −i
    
1 1 1 1 1+i 1−i
ρ(a)A = =
i −i i −i i − i2 i + i2
    
1 1 1 1 1+i 1−i
Aρ(a) = =
i −i i −i i − i2 i + i2

Akibatnya ρ(g)A = Aρ(g) untuk setiap g ∈ C 2 . Karena A 6= λIn maka menurut


Akibat 5.1.3, diperoleh bahwa ρ terduksi.
Lema Schur merupakan teori dasar bagi CG-modul tidak tereduksi se-
hingga banyak digunakan untuk membuktikan sifat-sifat dalam representasi grup.
Berikut akan dibahas aplikasi dari Lema Schur dalam CG-modul.

5.2 Aplikasi Lema Schur dalam CG-modul


Proposisi 5.2.1 [5]
Jika G adalah grup abelian hingga maka setiap CG-modul tidak tereduksi
mempunyai dimensi 1.

38
Bukti:
Misalkan V CG-modul tidak terduksi.
Pilih x ∈ G.
Karena G abelian maka berlaku gxv = xgv untuk setiap g ∈ G.
Misalkan endomorfisma θ : V −→ V dengan θ(v) = xv.
a. Akan dibuktikan bahwa θ : V −→ V dengan θ(v) = xv adalah CG-homomorfisma.

1. Ambil a, b ∈ V, k ∈ C.
Akan ditunjukkan θ(a + b) = θ(a) + θ(b) dan θ(ka) = kθ(a).
Perhatikan bahwa
θ(a + b) = x(a + b)
= xa + xb
= θ(a) + θ(b)
θ(ka) = xka
= kxa
= kθ(a).
Jadi θ adalah pemetaan linier.
2. Akan ditunjukkan θ(gv) = gθ(v). Perhatikan bahwa
θ(gv) = xgv
= gxv
= gθ(v)
Berdasarkan 1 dan 2 maka θ adalah CG-homomorfisma.
Karena V adalah CG-modul tidak tereduksi dan berdasarkan Lema 5.1.1,
maka θ adalah CG-isomorfisma.

b. Berdasarkan Lema 5.1.1, maka θ adalah perkalian skalar dengan 1v , akibatnya


xv = λx v untuk setiap v ∈ V .
Akan ditunjukkan bahwa Wλx = {v ∈ V |xv = λx v} adalah CG-submodul dari
CG-modul V .

1. Karena V ruang vektor maka terdapat 0 ∈ V .


Akan dibuktikan terdapat 0 ∈ Wλx sehingga x0 = λx v.
Perhatikan bahwa
x0 = 0 = 0v untuk setiap v ∈ V.

2. Jelas bahwa Wλx ⊆ V .


3. Ambil a, b ∈ Wλx .
Akan ditunjukkan a + b ∈ Wλx .
Perhatikan bahwa
x(a + b) = xa + xb
= λx a + λx b
= λx (a + b)
= λx c, untuk suatu c = a + b.
Jadi a + b ∈ Wλx .

39
4. Ambil a ∈ Wλx , k ∈ C.
Akan ditunjukkan ka ∈ Wλx .
a ∈ Wλx artinya a ∈ V sedemikian sehingga xa = λx a.
Perhatikan bahwa

xka = kxa
= kλx a
= λx ka

Jadi ka ∈ Wλx .
5. Ambil w ∈ Wλx , dan g ∈ G.
Akan ditunjukkan gw ∈ Wλx .
w ∈ Wλx artinya w ∈ V sedemikian sehingga xw = λx w.
Perhatikan bahwa

xgw = gxw
= gλx w
= λx gw

Jadi gw ∈ Wλx .

Dari 1,2,3,4, dan 5 maka Wλx adalah CG-submodul dari V . Karena Wλx
berlaku untuk setiap x ∈ G, akibatnya setiap subruang V adalah CG-submodul.
Karena V tidak tereduksi maka dim(V ) haruslah 1.

40
Contoh:

Misalkan G = C3 = a : a3 = 1 dan V = C2 . Definisikan ρ : G −→ GL2 (C) dengan



 r
r 0 1
ρ(a ) =
−1 −1

Akan diperiksa terlebih dahulu bahwa ρ adalah representasi yaitu dengan menun-
jukkan bahwa ρ adalah homomorfisma grup.
Perhatikan bahwa C3 = {1, a, a2 }, sehingga
 0  
1 0
0 1 0
ρ(1) = ρ(a ) = =
0 1 0 1
 1  
1 0 1 0 1
ρ(a) = ρ(a ) = =
−1 −1 −1 −1
 2  
2 1 0 1 −1 −1
ρ(a ) = ρ(a ) = =
−1 −1 1 0

Akibatnya
    
1 0 1 0 1 0
ρ(1).ρ(1) = = = ρ(1)
0 1 0 1 0 1
    
1 0 0 1 0 1
ρ(1).ρ(a) = = = ρ(a)
0 1 −1 −1 1 −1
    
0 1 0 1 −1 −1
ρ(a).ρ(a) = = = ρ(a2 )
−1 −1 −1 −1 1 0

Jadi ρ : G −→ GL2 (C) adalah suatu representasi.


Dengan mendefinisikan gv = ρ(g)v untuk setiap v ∈ V, g ∈ G dengan
 
0 1
ρ(g) =
−1 −1

maka berdasarkan Teorema 2.6.2, V = C2 menjadi CG-modul yang berdimensi 2.


Berdasarkan Proposisi 5.2.1, maka V adalah CG-modul tereduksi.

Proposisi 5.2.2 [5]


Misalkan V adalah CG-modul dan tulis V = U1 ⊕ ... ⊕ Us , suatu jumlah langsung
dari CG-submodul tidak tereduksi Ui . Jika U adalah sebarang CG-submodul tidak
tereduksi dari V , maka U ∼
= Ui untuk suatu i.
Bukti:
Misalkan u ∈ Ui maka u = u1 + u2 + ... + us untuk suatu vektor tunggal ui ∈ Ui
dengan 1 ≤ i ≤ s.
Definisikan pemetaan πi : U −→ Ui dengan πi (u) = ui . Pilih i sehingga ui 6= 0
untuk suatu u ∈ U . Akibatnya diperoleh πi 6= 0.
Berdasarkan Proposisi 2.7.4, maka πi adalah CG-homomorfisma.
Karena U dan Ui tidak tereduksi dan πi 6= 0, maka menurut Lema 5.1.1, πi adalah
CG-isomorfisma.
Akibatnya U dan Ui adalah CG-modul yang isomorfik, dengan kata lain U ∼ = Ui .

41
BAB VI
GRUP ALJABAR CG DAN CG REGULAR

Pada bab ini akan dijelaskan tentang grup aljabar CG dan CG-modul
regular yang mempunyai peranan penting dalam teori representasi.

6.1 Grup Aljabar CG


Definisi 6.1.1 [4]
Misalkan G adalah grup hingga dengan elemen-elemen g1 , g2 , ..., gn dan misalkan
F (lapangan) adalah C, maka ruang vektor V atas C dengan g1 , g2 , ..., gn sebagai
basis dinamakan ruang vektor CG. Basis g1 , g2 , ..., gn disebut basis natural dari
ruang vektor CG.

Elemen-elemen pada ruang vektor CG berbentuk

λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn

untuk setiap λi ∈ C.
Elemen-elemen pada ruang vektor CG juga bisa ditulis dalam bentuk
X
λg g
g∈G

untuk setiap λg ∈ C.
Jika u = Σni=1 λi gi dan v = µni=1 λi gi , maka penjumlahan dan perkalian
skalar pada ruang vektor CG didefinisikan dengan:

1. u + v = Σni=1 (λi + µi )gi ,

2. ku = Σni=1 (kλi )gi .

Operasi perkalian elemen-elemen pada ruang vektor CG dapat didefini-


sikan sebgai berikut:
  !  
X X X
 λg g  µh h =  λg µh (gh)
g∈G h∈G g,h∈G

untuk setiap λg , µh ∈ C.

Contoh 6.1.2
Misalkan G = C3 = {e, a, a2 }, dengan e adalah elemen identitas di G.
Elemen-elemen pada ruang vektor CG berbentuk λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn , untuk
setiap λi ∈ C.
Misalkan u, v adalah elemen-elemen dari ruang vektor CG, dengan

u = e − ia + 2a2 dan v = e − ia.

42
Maka,

(i) u + v = (e − ia + 2a2 ) + (e − ia) = 2e − 2ia + 2a2 ,

(ii) uv = (e − ia + 2a2 )(e − ia)

= e − eia − eia + a2 + 2ea2 − 2ie = (1 − 2i)e − 2eia + (1 + 2e)a2 .

Proposisi 6.1.3 [4]


Misalkan G adalah grup hingga, yaitu: G = {g1 , g2 , ..., gn } dan c ∈ CG dengan
c = Σni=1 gi . Maka ch = hc = c, untuk setiap h ∈ G.

Bukti:
Misalkan G adalah grup hingga, yaitu: G = {g1 , g2 , ..., gn } dan c ∈ CG dengan
c = Σni=1 gi , c ∈ CG. Akan dibuktikan bahwa ch = hc = c, untuk setiap h ∈ G.
Perhatikan bahwa
n
!
X
ch = gi h = (g1 + g2 + ... + gn )h = g1 h + g2 h + ... + gn h (i)
i=1
n
!
X
hc = h gi = h(g1 + g2 + ... + gn ) = g1 h + g2 h + ... + gn h (ii)
i=1

Dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa ch = hc.


Karena h ∈ G, maka h = gi , untuk suatu i = 1, 2, ..., n.
Karena gi h ∈ G, maka gi h = gj , untuk suatu j = 1, 2, ..., n.
Akibatnya,

ch = hc = g1 h + g2 h + ... + gn h
= g1 + g2 + ... + gn
= c

Definisi 6.1.4 [4]


Ruang vektor CG, dengan perkalian yang didefinisikan sebagai
  !  
X X X
 λg g  µh h =  λg µh (gh)
g∈G h∈G g,h∈G

untuk setiap λg , µh ∈ C, disebut grup aljabar dari CG.


Grup aljabar CG memiliki elemen identitas 1e (dimana 1 adalah elemen identitas
dari lapangan C dan e adalah elemen identitas di G).
Untuk selanjutnya, 1e juga dapat ditulis sebagai ~1.

Lema 6.1.5
Grup aljabar CG membentuk grup terhadap operasi perkalian.
Bukti:
Ambil r, s, t elemen-elemen dari grup aljabar CG.
Maka, r = Σg∈G λg g, s = Σh∈G µh h dan t = Σk∈G vk k untuk setiap λg , µh , vk ∈ C
dan g, h, k ∈ G.

43
1. Akan dibuktikan rs ∈ CG.
Perhatikan bahwa
  !  
X X X
rs =  λg g  µh h = λg µh (gh)
g∈G h∈G g,h∈G

Karena λg , µh ∈ C dan g, h ∈ G maka λg µg ∈ C dan gh ∈ G.


Akibatnya,  
X
rs =  λg µh (gh) ∈ CG.
g,h∈G

2. Akan dibuktikan r(st) = (rs)t.


Perhatikan bahwa:
( ! !)
X X X
r(st) = λg g µh h vk k
g∈G h∈G k∈G
 
X X
= λg g  µh vk (hk)
g∈G h,k∈G
X
= λg µh vk (ghk) (i)
g,h,k∈G
 
 X X X
(rs)t =  λg g µh h vk k
 
g∈G h∈G k∈G
 
X X
=  λg µh (gh) vk (k)
g,h∈G k∈G
X
= λg µh vk (ghk) (ii)
g,h,k∈G

Jadi, dari (i) dan (ii) berlaku r(st) = (rs)t.

3. Akan dicari r−1 ∈ CG sehingga berlaku rr−1 = 1e.


Pilih r−1 = Σg∈G λ−1 −1
g g .
Akibatnya,
  
X X
rr−1 =  λg g   λ−1
g g
−1 

g∈G g∈G
X
= λg λ−1 −1
g (gg )
g∈G
= 1e

4. Dari Definisi 6.1.4, grup aljabar CG, memiliki elemen identitas 1e (dimana 1
adalah identitas dari lapangan C dan e adalah identitas di G ).

Dari 1,2,3,dan 4 terbukti bahwa grup aljabar CG membentuk grup terhadap operasi
perkalian. 

44
Berikut ini akan dijelaskan sifat-sifat perkalian pada grup aljabar CG.

Proposisi 6.1.6 [4]


Pada grup aljabar CG berlaku sifat-sifat perkalian berikut, untuk setiap r, s, t elemen-
elemen dari grup aljabar CG dan λ ∈ C:

1. rs ∈ CG,

2. r(st) = (rs)t,

3. r~1 = r,

4. (λr)s = λ(rs) = r(λs),

5. (r + s)t = rt + st,

6. r(s + t) = rs + rt,

7. r0 = 0r = ~0.

Bukti:

Ambil r, s, t elemen-elemen dari grup aljabar CG dan 0, λ ∈ C.


Maka, r = Σg∈G λg g, s = Σh∈G µh h dan t = Σk∈G vk k untuk setiap λg , µh , vk ∈ C
dan g, h, k ∈ G.

1. Akan dibuktikan rs ∈ CG.


Berdasarkan Definisi 6.1.4,
  !  
X X X
rs =  λg g  µh h = λg µh (gh)
g∈G h∈G g,h∈G

Karena λg , µh ∈ C dan g, h ∈ G maka λg µg ∈ C dan gh ∈ G.


Akibatnya,  
X
rs =  λg µh (gh) ∈ CG.
g,h∈G

2. Akan dibuktikan r(st) = (rs)t.

45
Karena r, s, t adalah elemen-elemen dari grup aljabar CG, akibatnya
( ! !)
X X X
r(st) = λg g µh h vk k
g∈G h∈G k∈G
 
X X
= λg g  µh vk (hk)
g∈G h,k∈G
X
= λg µh vk (ghk)
g,h,k∈G
 
 X X X
(rs)t =  λg g µh h vk k
 
g∈G h∈G k∈G
 
X X
=  λg µh (gh) vk (k)
g,h∈G k∈G
X
= λg µh vk (ghk)
g,h,k∈G

3. Akan dibuktikan r~1 = ~1r = r.


Karena r dan ~1 adalah elemen-elemen dari grup aljabar CG, maka
   
X X
r~1 =  λg g  (1e) =  λg 1ge
g∈G g∈G
   
X X
=  1λg eg  = (1e)  λg g  = ~1r
g∈G g∈G
 
X X
~1r = (1e) λg g  = ~1 λg g = r.
g∈G g∈G

4. Akan dibuktikan bahwa (λr)s = λ(rs) = r(λs).

46
Perhatikan bahwa
  !   !
X X X X
(λr)s = λ λg g  µh h =  λλg g  µh h
g∈G h∈G g∈G h∈G
 
X
=  λλg µh (gh)
g∈G
 
X
= λ λg µh (gh)
g∈G
= λ(rs) (i)
   
X X
λ(rs) = λ  λg µh (gh) =  λλg µh (gh)
g∈G g∈G
  !
X X
=  λg g  λ µh h
g∈G h∈G
= r(λs) (ii)

Dari (i) dan (ii), maka (λr)s = λ(rs) = r(λs).

5. Akan dibuktikan bahwa (r + s)t = rt + st.


Karena r, s, t adalah elemen-elemen dari grup aljabar CG, akibatnya
  !
X X X
(r + s)t =  λg g + µh h vk k
g∈G h∈G k∈G
  !
X X
=  λg g + µh h vk k
g,h∈G k∈G
 
X
=  vk (λg g + µh h)k 
g,h,k∈G
 
X
=  vk (λg gk + µh hk)
g,h,k∈G
 
X
=  vk λg (gk) + vk µh (hk)
g,h,k∈G
 
X X
=  vk λg (gk) + vk µh (hk)
g,h,k∈G g,h,k∈G
 
X X X X
=  λg g vk k + µh h vk k 
g∈G k∈G h∈G k∈G
= rt + st

6. Akan dibuktikan bahwa r(s + t) = rs + rt.

47
Karena r, s, t adalah elemen-elemen dari grup aljabar CG, akibatnya
  !
X X X
r(s + t)(r + s)t =  λg g  µh h + vk k
g∈G h∈G k∈G
  
X X
=  λg g   µh h + v k k 
g∈G h,k∈G
 
X
=  λg (µh h + vk k)g 
g,h,k∈G
 
X
=  λg (µh gh + vk gk)
g,h,k∈G
 
X
=  λg µh (gh) + λg vk (gk)
g,h,k∈G

 
X X
=  λg µh (gh) + λg vk (gk)
g,h,k∈G g,h,k∈G
 
X X X X
=  λg g µh h + λg g vk k 
g∈G h∈G g∈G k∈G
= rs + rt

7. Akan dibuktikan r0 = 0r = ~0.


Perhatikan bahwa
   
X X
r0 =  λg g  (0) =  λg 0g 
g∈G g∈G
   
X X
=  0λg g  = (0)  λg g  = 0r.
g∈G g∈G

Karena r ∈ CG, maka

0r = (0 + 0)r = 0r + 0r
−(0r) + 0r = −(0r) + ((0r) + (0r))
~0 = (−(0r) + (0r)) + (0r)
~0 = ~0 + 0r
~0 = 0r
0r = ~0.

Jadi, r0 = 0r = ~0.

48
6.2 CG-modul Regular
Pada subbab ini akan digunakan definisi grup aljabar CG untuk mendefin-
isikan suatu CG-modul yang dinamakan CG-modul regular.
Definisi 6.2.1 [4]
Misalkan G adalah grup hingga dan misalkan F (lapangan) adalah C. Misalkan
V = CG, maka V merupakan ruang vektor berdimensi n atas C. Suatu grup aljabar
CG adalah CG-modul regular jika perkalian gv (untuk setiap v ∈ V dan g ∈ G)
terdefinisi dan memenuhi kondisi-kondisi berikut:
Untuk setiap u, v ∈ V, λ ∈ C dan g, h ∈ G,
1. gv ∈ V ,
2. (gh)v = g(hv),
3. ~1v = v,
4. g(λv) = λ(gv),
5. g(u + v) = gu + gv.
Berikut ini adalah sifat-sifat dari CG-modul regular.

Definisi 6.2.3 [4]


Misalkan V adalah CG-modul regular dan misalkan B adalah basis natural dari V ,
maka ρ : G −→ GLn (C) dengan ρ(g) = [g]B adalah representasi regular dari G atas
C.
Contoh 6.2.4
Misalkan G = C3 = {e, a, a2 }, maka elemen-elemen CG berbentuk

λ1 e + λ2 a + λ3 a2 , (λi ∈ C)

Dari vektor koordinat terhadap basis natural {e, a, a2 } dari CG, diperoleh matriks
penyajian g terhadap basis natural {e, a, a2 } dari CG sebagai berikut:
Misalkan B = {e, a, a2 }, maka v1 = e, v2 = a, v3 = a2 .
1. ρ = [e]B = [[ev1 ]B |[ev2 ]B |[ev3 ]B ]  
1
ev1 = ee = 1e + 0a + 0a2 , sehingga diperoleh [ev1 ]B = 0,
0
 
0
2
ev2 = ea = 0e + 1a + 0a , sehingga diperoleh [ev2 ]B = 1,

0
 
0
ev3 = ea2 = 0e + 0a + 1a2 , sehingga diperoleh [ev3 ]B = 0,
1
 
1 0 0
Akibatnya, ρ(e) = [e]B = 0 1 0.
0 0 1
2. ρ = [a]B = [[av1 ]B |[av2 ]B |[av3 ]B ]  
0
2
av1 = ae = 0e + 1a + 0a , sehingga diperoleh [av1 ]B = 1,

0

49
 
0
2
av2 = aa = 0e + 0a + 1a , sehingga diperoleh [av2 ]B = 0,

1
 
1
av3 = aa2 = 1e + 0a + 0a2 , sehingga diperoleh [av3 ]B = 0,
0
 
0 0 1
Akibatnya, ρ(a) = [a]B = 1 0 0.
0 1 0

3. ρ = [a2 ]B = [[a2 v1 ]B |[a2 v2 ]B |[a2 v3 ]B ]  


0
a2 v1 = a2 e = 0e + 0a + 1a2 , sehingga diperoleh [a2 v1 ]B = 0,
1
 
1
2 2 2 2
a v2 = a a = 1e + 0a + 0a , sehingga diperoleh [a v2 ]B = 0, 
0
 
0
a2 v3 = a2 a2 = 0e + 1a + 0a2 , sehingga diperoleh [a2 v3 ]B = 1,
0
 
0 1 0
Akibatnya, ρ(a2 ) = [a2 ]B = 0 0 1.
1 0 0
Dengan mendefinisikan ρ : G −→ GLn (C) dimana ρ(g) = [g]B dan
    
1 0 0 0 0 1 0 0 1
ρ(e)ρ(a) = 0 1 0 1 0 0 = 1 0 0 = ρ(ea),
0 0 1 0 1 0 0 1 0
    
1 0 0 0 1 0 0 1 0
ρ(e)ρ(a2 ) = 0 1 0 0 0 1 = 0 0 1 = ρ(ea2 ),
0 0 1 1 0 0 1 0 0
    
0 0 1 0 1 0 1 0 0
ρ(a)ρ(a2 ) = 1 0 0 0 0 1 = 0 1 0 = ρ(aa2 ),
0 1 0 1 0 0 0 0 1

maka ρ merupakan representasi regular dari G.


Definisi 6.2.5 [4]
Misalkan V adalah suatu CG-modul regular dan v ∈ V, r ∈ CG, dengan r =
Σg∈G λg g, untuk setiap λg ∈ C. Maka definisikan rv sebagai
X
rv = λg (gv).
g∈G

Proposisi 6.2.6 [4]


Misalkan V adalah CG-modul regular. Pada CG-modul regular berlaku sifat-sifat
perkalian berikut, untuk setiap u, v ∈ V, λ ∈ C, dan r, s ∈ CG:
1. rv ∈ V ,

2. (rs)v = r(sv),

50
3. ~1v = v,
4. r(λv) = λ(rv) = (λr)v,
5. r(u + v) = ru + rv,
6. (r + s)v = rv + sv,
7. r0 = 0v = ~0.
Bukti:
Ambil u, v ∈ V, λ ∈ C, dan r, s elemen-elemen dari grup aljabar CG.
Karena r dan s adalah elemen-elemen dari grup aljabar CG maka r ∈ CG, sehingga
r = Σg∈G λg g dan s = Σh∈G µh h
untuk setiap λg , µh ∈ C dan g, h ∈ G.
1. Akan dibuktikan bahwa rv ∈ V
Berdasarkan Defenisi 6.2.5,
X
rv = λg (gv),
g∈G

g ∈ G v ∈ V gv ∈ V
Karena g ∈ G dan v ∈ V maka gv ∈ V
Akibatnya X
rv = λg (gv) ∈ V
g∈G

2. Akan dibuktikan bahwa (rs)v=r(sv). Karena v ∈ V dan r, s ∈ CG, akibatnya


 
X
(rs)v =  λg µh (gh) v
g,h∈G
X
= λg µh ((gh)v)
g,h∈G
X
= λg µh (g(hv))
g,h∈G
  !
X X
=  λg g  µh (hv)
g∈G h∈G
= r(sv)

3. Akan dibuktikan bahwa ~1v = v.


Karena v ∈ V maka v ∈ CG sehingga v = λ1 g1 + ... + λn gn .
Akibatnya,
~1v = (1e)v = 1(ev)
= 1(e(λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn ))
= 1(eλ1 g1 + eλ2 g2 + ... + eλn gn )
= 1(λ1 eg1 + λ2 eg2 + ... + λn egn )
= 1(λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn )

51
= λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn
= v

4. Akan dibuktikan bahwa r(λv) = λ(rv) = (λr)v.


Karena v ∈ V, r ∈ CG, dan λ ∈ C, akibatnya
 
X
r(λv) =  λg g  (λv)
g∈G
X
= λ λg (gv)
g∈G
= λ(rv)
 
X
= λ λg g  v
g∈G
= (λr)v

5. Akan dibuktikan bahwa r(u + v) = ru + rv.


Karena v ∈ V, r ∈ CG, dan λ ∈ C, akibatnya
 
X X
(r + s)v =  λg g + µh h v
g∈G h∈G
 
X
=  λg g + µh h v
g,h∈G

 
X
=  (λg g + µh h)v 
g,h∈G
 
X
=  λg (gv) + µh (hv)
g,h∈G
 
X X
=  λg (gv) + µh (hv)
g∈G h∈G
= rv + sv

6. Akan dibuktikan bahwa r0 = v0 = ~0.


Jika u adalah suatu elemen dari suatu ruang vektor dan u + u = u, maka
u = ~0.
Perhatikan bahwa

r0 = r(0 + 0) = r0 + r0
0v = (0 + 0)v = 0v + 0v

Akibatnya, r0 = 0v = ~0.

52
Definisi 6.2.7 [4]

Misalkan V adalah suatu CG-modul. V dikatakan faithful jika elemen identitas dari
G, namakan e ∈ G, adalah satu-satunya elemen di G yang memenuhi persamaan
gv = v untuk setiap v ∈ V dan g ∈ G.

Proposisi 6.2.8 [4]


CG-modul regular adalah faithful.
Bukti:
Misalkan V adalah suatu CG-modul regular.
Ambil v ∈ V dan g ∈ G.
Karena v merupakan elemen dari CG-modul regular (v ∈ V ), maka v merupakan
elemen dari ruang vektor CG(v ∈ CG), sehingga

v = λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn .

Akan dicari elemen identitas dari G yang memenuhi gv = v.


Pilih g = e, dengan e elemen identitas dari G.
Akibatnya,

gv = g(λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn )
= λ1 gg1 + λ2 gg2 + ... + λn ggn
= λ1 eg1 + λ2 eg2 + ... + λn egn
= λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λn gn
= v

Jadi, CG-modul regular adalah faithful.

53
BAB VII
CENTRE DARI GRUP ALJABAR CG DAN
KARAKTERISTIKNYA

7.1 Centre dari Grup Aljabar CG


Definisi 7.1.1

Misalkan G grup hingga. Centre dari grup aljabar CG, ditulis Z(CG), didefinisikan
sebgai berikut:
Z(CG) = {z ∈ CG : zr = rz ∀r ∈ CG}

Selanjutnya dengan menggunakan Definisi 1.3.2 akan diperlihatkan bahwa


Z(CG) adalah subruang dari CG.
Lema 7.1.2
Misalkan CG ruang vektor atas lapangan C dan Z(CG) ⊆ CG, maka Z(CG) meru-
pakan subruang dari CG.
Bukti:
Akan dibuktikan Z(CG) merupakan subruang dari CG, yaitu jika Z(CG) memben-
tuk ruang vektor terhadap operasi penjumlahan dan perkalian skalar yang didefini-
sikan pada ruang vektor CG, sebgai berikut:

1. Akan ditunjukkan Z(CG) 6= ∅.


Karena CG merupakan ruang vektor maka terdapat 0 ∈ CG sehingga 0r = r0
untuk setiap r ∈ CG. Ini berarti bahwa 0 ∈ Z(CG), akibatnya Z(CG) 6= ∅.

2. Akan ditunjukkan u + v ∈ Z(CG).


Ambil u, v ∈ Z(CG), akibatnya untuk setiap r ∈ CG, berlaku ur = ru dan
vr = rv. Sehingga

(u + v)r = ur + vr
= ru + rv
= r(u + v)

Ini berarti bahwa u + v ∈ Z(CG).

3. Akan ditunjukkan λu ∈ Z(CG), yaitu akan ditunjukkan (λu)r = r(λu) untuk


setiap r, u ∈ CG da λ ∈ C. Ambil u ∈ Z(CG) dan λ ∈ C. Akan ditunjukkan
(λu)r = r(λu) untuk setiap r ∈ CG. Karena u ∈ Z(CG) maka

λur = λru

berdasarkan Proposisi 6.1.6 berlaku

λur = λru = rλu.

Akibatnya λu ∈ Z(CG)

54
Dari ketiga kondisi diatas maka terbukti bahwa Z(CG) subruang dari CG.
Berikut ini adalah karakteristik dari Z(CG).
Lema 3.1.3
Jika G grup komulatif dan CG grup aljabar maka Z(CG) adalah keseluruhan dari
grup aljabar CG.
Bukti:
Akan ditunjukkan Z(CG) = CG. Ambil z ∈ CG, akan ditunjukkan z ∈ Z(CG).
Berdasarkan Definisi 7.1.1 karena z ∈ CG sedemikian sehingga berlaku zr = rz.
Karena z, r ∈ CG, maka dapat ditulis
X X
z= λg g dan r = µh h.
g∈G h∈G

Akan ditunjukkan zr = rz. Perhatikan bahwa


X X
zr = λg g µh h
g∈G h∈G
X
= λg µh (gh)
g,h∈G
X
= µh λg (hg)
g,h∈G
X X
= µh h λg g
h∈G g∈G
= rz

Terbukti bahwa berlaku zr = rz untuk setiap r ∈ CG, maka z ∈ Z(CG). Ini berarti
bahwa Z(CG) = CG. 
Lema 3.1.4 X
Unsur 1 dan g ada pada Z(CG).
g∈G
Bukti:
Pertama akan ditunjukkan 1 ∈ Z(CG). Untuk Setiap grup aljabar CG terdapat
1e ∈ CG, biasa ditulis 1 ∈ C dan e ∈ G, maka menurut Proposisi 6.1.6 berlaku
1r = r1 untuk setiap r ∈ CG. Akibatnya
X 1 ∈ Z(CG). X
Selanjutnya akan ditunjukkan g ∈ Z(CG). Ambil g ∈ CG, yaitu
g∈G g∈G
X
g = g1 + g2 + ... + gn
g∈G

maka untuk semua r ∈ CG dengan


X
r = µ1 h1 + µ2 h2 + ... + µh hh = µh h
h∈G

berlaku  
X X X X
 g r = g µh h = µh gh.
g∈G g∈G h∈G g,h∈G

Karena g bergerak sepanjang G, begitu juga dengan gh dan hg maka


X X X
µh gh = µh hg = r g.
h∈G h∈G g∈G

55
X
Ini berarti bahwa g ∈ Z(CG). 
g∈G
Proposisi 7.1.5
Jika H adalah sebarang grup normal dari G, maka
X
h ∈ Z(CG).
h∈H

Bukti: X
Misalkan z = h subgrup normal dari G, maka berdasarkan Lema 2.1.11 untuk
h∈H
setiap g ∈ G, berlaku
X X
g −1 zg = g −1 hg = h = z,
h∈H h∈H

Ini berarti bahwa zg = gz. Akibatnya


X
h ∈ Z(CG).
h∈H

Dengan menggunakan Lema Schur akan dibuktikan salah satu karakteris-


tik dari Z(CG) sebagai berikut.
Proposisi 3.1.6
Misalkan V suatu CG-modul regular yang tak tereduksi, dan z ∈ Z(CG). Maka
terdapat λ ∈ C sedemikian sehingga

zv = λv untuk semua v ∈ V .

Bukti:

Untuk semua z ∈ Z(CG), r ∈ CG, dan v ∈ V , terdapat zrv = rzv.


Misalkan θ : V → V yang didefinisikan dengan θ(v) = zv. Akan ditunjukkan θ
adalah suatu CG-homomorfisma dari V ke V , yaitu θ : V → V suatu pemetaan
linier yang memenuhi θ(gv) = gθ(v) untuk setiap g ∈ G dan v ∈ V . Sebelumnya
akan ditunjukkan : θ terdefinisi dengan baik dan θ suatu pemetaan linier.
Pertama akan ditunjukkan θ terdefinisi dengan baik. Yaitu setiap v1 , v2 ∈ V , dengan
v1 = v2 berlaku θ(v1 ) = θ(v2 ). Ambil v1 , v2 ∈ V , dengan v1 = v2 demikian sehingga

θ(v1 ) = zv1 = zv2 = θ(v2 ).

Ini berarti bahwa θ terdefinisi dengan baik.


Selanjutnya akan ditunjukkan θ suatu pemetaan linier. Yaitu setiap v1 , v2 ∈ V, k ∈
C, dan V suatu CG-modul berlaku: (i). θ(v1 + v2 ) = θ(v1 ) + θ(v2 ) dan (ii). θ(kv) =
kθ(v).

i. Akan ditunjukkan θ(v1 + v2 ) = θ(v1 ) + θ(v2 ).


Ambil v1 , v2 ∈ V dan karena V suatu ruang vektor CG maka dapat ditulis
X
v1 = λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λg gg = λg g,
g∈G
X
v2 = µ1 h1 + µ2 h2 + ... + µh hh = µh h,
h∈G

56
dan z ∈ Z(CG) dapat ditulis
X
z = ξ1 r1 + ξ2 r2 + ... + ξr rr = ξr r.
r∈G

Perhatikan bahwa
X X
v1 + v2 = λg g + µh h
g∈G h∈G
θ(v1 + v2 ) = z(v1 + v2 )
 
X X X
= ξr r  λg g + µ h h
r∈G g∈G h∈G
  !
X X X X
=  ξr r λg g  + ξr r µh h
r∈G g∈G r∈G h∈G
X X
= ξr λg (rg) + ξr µh (rh)
r,g∈G r,h∈G
= zv1 + zv2
= θ(v1 ) + θ(v2 ).

Jadi, θ(v1 + v2 ) = θ(v1 ) + θ(v2 ).

(ii) Akan ditunjukkan θ(kv) = kθ(v).


Ambil v ∈ V dan k ∈ C, karena V suatu ruang vektor CG maka dapat ditulis
X
v = λ1 g1 + λ2 g2 + ... + λg gg = λg g
g∈G

dan z ∈ Z(CG) dapat ditulis


X
z = ξ1 r1 + ξ2 r2 + ... + ξr rr = ξr r.
r∈G

Perhatikan bahwa
 
X X
θ(kv) = zkv = ξr r k λg g 
r∈G g∈G
 
X X
= ξr r  kλg g 
r∈G g∈G
X
= ξr kλg (rg)
r,g∈G
X
= k ξr λg (rg)
r,g∈G
= kzv
= kθ(v).

Jadi, θ(kv) = kθ(v).

57
Karena i dan ii terpenuhi, maka θ adalah suatu pemetaan linier. Selanjutnya akan
ditunjukkan θ adalah CG-homomorfisma, yaitu berlaku θ(gv) = gθ(v) untuk setiap
g ∈ G dan v ∈ V . Ambil g ∈ G dan v ∈ V dan karena θ adalah pemetaan linier
yang didefinisikan θ(v) = zv maka berlaku
θ(gv) = zgv = gzv = gθ(v).
Ini berarti θ adalah CG-homomorfisma.
Karena fungsi θ(v) = zv adalah suatu CG-homomorfisma dari V → V . Maka
berdasarkan Lema Schur, θ CG-homomorfisma sama dengan λ1v , ditulis θ = λ1v
untuk setiap λ ∈ C, dan menurut Definisi 2.4.1, terdapat λ ∈ C yang merupakan
suatu nilai eigen dari θ.
Perhatikan bahwa
θ:V →V
θ(v) = zv dan θ(v) = λ1v v.
Akibatnya
zv = λv untuk setiap v ∈ V, V 6= 0. 
Akibat 7.1.7
Jika V adalah CG-modul tak tereduksi, maka terdapat λ ∈ C sehingga
 
X
 g  v = λv untuk semua v ∈ V .
g∈G

Bukti:
X
Misalkan z = g ∈ CG, berdasarkan Lema 7.1.4, maka z ∈ Z(CG) maka berdasarkan
g∈G
Proposisi 7.1.6, terdapat λ ∈ C sedemikian sehingga berlaku
 
X
  v = λv untuk semua v ∈ V. 
g∈G

7.2 Hubungan Z(CG) dengan Centre dari Grup G


Centre dari grup aljabar CG mempunyai hubungan dengan centre dari
grup G. Beberapa anggota dari Z(CG) memuat centre dari grup G, dan karena
untuk setiap g ∈ G dapat dituliskan dalam bentuk ruang vektor CG, maka ini
berarti bahwa Z(G) ⊆ Z(CG).
Contoh 3.2.1
Misalkan G = Z3 = {0, 1, 2}.
Berdasarkan Tabel 7.2.1 untuk opersai penjumlahan modulo 3 di atas akan dicari
Z(G) dan Z(CG).
Pertama akan dicari Z(G) = {z ∈ G : zg = gz ∀g ∈ G}.
Perhatikan bahwa
z =0:0+0=0+0 z =1:1+0=0+1 z =2:2+0=0+2
0+1=1+0 1+1=1+1 2+1=1+2
0+2=2+0 1+2=2+1 2+2=2+2

58
Tabel 7.2.1: Cayley

+3 0 1 2
0 0 1 2
1 1 1 0
2 2 0 1

Akibatnya Z(G) = {0, 1, 2}.


Selanjutnya akan dicari Z(CG) = {z ∈ CG : zr = rz∀r ∈ CG}.

CG = {λ1 0 + λ2 1 + λ3 2 : λ1 , λ2 , λ3 ∈ C}

Ambil z ∈ CG sebarang. Akan ditunjukkan z ∈ Z(CG). Karena z ∈ CG, maka


dapat ditulis

z = λ1 0 + λ2 1 + λ3 2 untuk suatu λ1 , λ2 , λ3 ∈ C.

Akan ditunjukkan berlaku zr = rz untuk setiap r ∈ CG sebarang. Karena r ∈ CG,


maka dapat ditulis

r = µ1 0 + µ2 1 + µ3 2 untuk suatu µ1 , µ2 , µ3 ∈ C.

Perhatikan bahwa

zr = (λ1 0 + λ2 1 + λ3 2) + (µ1 0 + µ2 1 + µ3 2)
= (λ1 + µ1 )0 + (λ2 + µ2 )1 + (λ3 + µ3 )2

karena λi , µi ∈ C, i = 1, 2, 3, maka λ1 + µ1 = µ1 + λ1 ∈ C, λ2 + µ2 = µ2 + λ2 ∈ C,
dan λ3 + µ3 = µ3 + λ3 ∈ C. Sehingga

zr = (λ1 + µ1 )0 + (λ2 + µ2 )1 + (λ3 + µ3 )2


= (µ1 0 + µ2 1 + µ3 2) + (λ1 0 + λ2 1 + λ3 2)
= rz

Akibatnya z ∈ Z(CG), sehingga Z(CG) = {λ1 0 + λ2 1 + λ3 2 : λ1 , λ2 , λ3 ∈ C}.


Karena z adalah unsur sebarang di CG, maka seluruh unsur di CG adalah unsur di
Z(CG), sehingga Z(CG) = CG, dan karena sebarang unsur di G adalah unsur di
CG, akibatnya Z(G) ⊆ Z(CG).
Proposisi 3.2.2
Jika terdapat suatu CG-modul faithful tak tereduksi, maka Z(G) adalah siklik.
Bukti:
Sebelumnya kan ditunjukkan (C∗ , .) adalah grup multiplikatif. Berdasarkan Lema
2.1.3 terbukti bahwa (C∗ , .) adalah grup multiplikatif.
Misalkan V adalah CG-modul faithful tak tereduksi. Ambil z ∈ Z(G) maka z ∈
Z(CG) dan karenanya menurut Proposisi 7.1.6, terdapat λz ∈ C sehingga

zv = λz v untuk setiap v ∈ V .

59
Definisikan pemetaan
θ : Z(G) → C∗
dengan θ(z) = λz untuk setiap z ∈ Z(G) dan λz ∈ C∗ . Akan ditunjukkan θ isomor-
fisma, yaitu: θ homomorfisma, dan θ satu-satu dan pada.
i. Akan ditunjukkan θ homomorfisma.
Ambil z1 , z2 ∈ Z(G). Akan ditunjukkan jika semua z1 , z2 ∈ Z(G) berlaku
θ(z1 z2 ) = θ(z1 )θ(z2 ).
Perhatikan bahwa
θ(z1 z2 ) = λz1 ,z2 = λz1 λz2 = θ(z1 )θ(z2 ).
Akibatnya θ homomorfisma.
ii. Akan ditunjukkan θ satu-satu dan pada. Pertama akan ditunjukkan θ satu-
satu. Diketahui bahwa V adalah CG-modul faithful dan menurut Definisi
2.5.3 untuk setiap gv = v, v ∈ V hanya dipenuhi oleh g = e.
Perhatikan bahwa
zv = λz v
karena V adalah CG-modul faithful maka zv = v dengan λz = 1 hanya
dipenuhi oleh z = e. Akibatnya
θ(e) = λe = 1
Ini berarti bahwa θ satu-satu.
Selanjutnya akan ditunjukkan θ pada. Pandang pemetaan
θ0 : Z(G) → {λz : z ∈ Z(G)}
dengan θ0 (z) = θ(z) = λz . Akibatnya θ0 : Z(G) → {λz : z ∈ Z(G)} pada.
Jadi, karena i dan ii terpenuhi maka θ isomorfisma grup, yaitu
Z(G) ∼
= {λz : z ∈ Z(G)}.
Misalkan {λz : z ∈ Z(G)} adalah subgrup dari C ∗ . Akan dibuktikan bahwa untuk
setiap subgrup hingga dari C ∗ adalah siklik. Misalkan G suatu grup dari himpunan
bilangan kompleks tak nol, maka G = C ∗ . Misalkan H subgrup hingga dari G
yang berorde n, dan misalkan h ∈ H, karena H grup hingga dengan orde n maka
berdasarkan Akibat 2.1.14, o(h) membagi |H| dan hn = 1 untuk setiap h ∈ H.
Misalkan G0 = {g ∈ G|g n = 1}, karena g ∈ C∗ , akibatnya
D E
{g ∈ G|g n = 1} = e2πi/n
D E
Sehingga H merupakan subgrup dari {g ∈ G|g n = 1} = e2πi/n .
D E
Karena |H| dan e2πi/n berorede n, akibatnya
D E
|H| = n = | e2πi/n |
D E
H = e2πi/n .

Sehingga H adalah grup siklik. Ini menunjukkan bahwa subgrup hingga dari C ∗
adalah siklik. Karena {λz : z ∈ Z(G)} subgrup hingga dari C ∗ , maka {λz : z ∈
Z(G)} adalah grup siklik, dan karena Z(G) isomorfik dengan {λz : z ∈ Z(G)} yang
siklik, maka Z(G) juga grup siklik. Jadi, Z(G) ∼
= {λz : z ∈ Z(G)} yang merupakan
subgrup hingga dari C∗ , adalah siklik. 

60

Anda mungkin juga menyukai