PUSAT LABA
Oleh
Anggota Kelompok:
2. Nadiati (1610536024)
S1 AKUNTANSI INTAKE D3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
PUSAT LABA
Pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai.
Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika perencanaan dan pengendalian laba mengacu
kepada pengukuran unit masukan dan keluaran dan pusat laba yang bersangkutan.
1. Pertimbangan Umum
Organisassi fungsional adalah organisasi dengan fungsi produksi dan pemasaran yang
terpisah. Pusat laba dapat dibentuk dengan struktur divisionalisasi, yang memungkinkan unit
utama bertanggung jawab terhadap produksi dan pemasaran sekaligus.
93% dari 1000 perusahaan di Amerika, Belanda, India, umumnya memiliki dua / lebih
pusat laba.
Manfaat Laba
1) Kualitas keputusan dapat meningkat
2) Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meingkat
3) Manajemen kantor pusat bebas dan pengambilan keputusan harian sehingga dapat
berkosentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
4) Manajer unit bebas berimajinasi dan berinisiatif.
5) Karena pusat-pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen yang mengelola
seluruh area fungsional dan mengevaluasi potensi kerjaan.
6) Kesadaran laba dapat meningkat karena para manajer yang bertanggung jawab atas
unitnya laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
7) Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak (top
management) mengenai profitabilitas dari komponen – komponen individual
perusahaan.
8) Kinerja kompetitif meningkat karena output pusat laba sangat responsive terhadap
tekanan.
Kesulitan dengan Pusat Laba
1) Pengendalian hilang karena pengambilan keputusan terdesentralisasi memaksa
manajemen puncak untuk mengandalkan laporan pengendalian yang sudah jauh dari
unit.
2) Kualitas keputusan kurang baik.
3) Adanya perselisihan/perselisihan dapat meningkat karena adanya argumen-argumen
mengenai harga transfer dll.
4) Unit organisasi yang pernah bekerja secara fungsional akan bersaing atau
berkompetensi.
5) Dapat menimbulkan biaya tambahan dan duplikasi tugas karena ada tambahan
manajemen, pegawai dan pembukuan serupa di beberapa unit.
6) Manajemen umum tidak berkesempatan besar untuk mengembangkan kompetensi.
7) Ada banyak tekanan profitabilitas jangka pendek yang terkadang mengorbankan
keuntungan jangka panjang hanya demi melaporkan laba tinggi ke pusat.
8) Tidak ada ukuran pasti untuk memastikan bahwa optimalisasi laba setiap pusat laba
mampu mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.
2. Unit Bisnis Sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer unit memiliki
kendali terhadap produk, proses produksi dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan
untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap
bertanggung jawab atas “ laba bersih “. Wewenang manajer unit dibatasi oleh desain dan
operasi pusat laba.
Untuk memahami sepenuhnya manfaat dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan
memiliki aturan (otonomi). Struktur unit bisnis mencerminkan trade-off ( pertimbangan
biaya/ beban ) antara otonomi unit bisnis dan batasan perusahaan.
Efektivitas suatu organisasi unit nisnis sangat bergantung pada hal tersebut.
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit
bisnis lain.
Oleh karena itu, ada 3 jenis keputusan yang perlu dipikirkan dalam pengelolaan suatu pusat
laba.
1. Keputusan produk : (barang/jasa apa saja yang harus dibuat dan dijual
2. Keputusan pemasaran : (bagaimana , dimana dan berapa jumlah barang/jasa yang akan
dijual)
3. Keputusan perolehan : (bagaimana mendaptkan / memproduksi barang/ jasa)
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya
dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan bagi
manajer pemasaran dalam membuat trade-off pendapatan/pengeluaran yang optimal dan
praktik standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan
memberikan evaluasi terhadap trade-off yang dibuat.
b. Manufaktur
Salah satu cara untuk mengukur aktivitas organisasi manufaktur secara keseluruhan
adalah dengan menjadikannya pusat laba dan memberikan nilai berdasarkan untuk harga
jual produk dikurangi dengan estimasi biaya pemasaran. Ini merupakan pertimbangan
utama meskipun hanya merupakan laba semu.
Cara menjadikan unit pendukung dan pelayanan sebagai pusat laba adalah membebankan
pelayanan yang diberikan dengan tujuan untuk menghasilkan bisnis yang mencukupi
sehingga pendapatan setara dengan pengeluaran.
4. Organisasi Lainnya
Semakin besar perusahaan , semakin banyak pusat laba yang akan berinteraksi satu sama lain
dan membentuk batasan wewenang secara alami.
5. Mengukur Profitabilitas
2 jenis pengukuran profitabilitas yang digunakan dalam mengevaluasi suatu pusat laba :
2. Kinerja Ekonomis / Economic Performance (focus paa kinerja sautu pusat laba sebagai
entitass ekonomi)
2. Laba Langsung
Mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan laba perusahaan.
Pengeluaran – pengeluaran kantor pusat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori dapat
dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Yang termasuk dalam kategori pertama
adalah pengeluaran-pengeluaran yang dapat dikendalikan, pada tingkat tertentu oleh
manajer unit bisnis.
4. Laba Sebelum Pajak
Dalam ukuran ini, seluruh overhead korporat dialokasikan ke pusat laba berdasarkan
jumlah relative dari beban yang dikeluarkan
5. Laba bersih
Perusahaan mengukur kinerja pusat laba domestic berdasarkan laba bersih (net income)
yaitu jumlah laba bersih setelah pajak.
Pertimbangan Manajemen
Hampir semua kebingunan yang timbul dalam mengukur kinerja manajer pusat
laba biasanya terjadi sebagai akibat dari kegagalan untuk memisahkan antara
pengukuran kinerja manajer dengan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Para
manajer harus diukur berdasarkan pos-pos yang dapat mereka kendalikan, bahkan
jika mereka tidak memiliki pengendalian penuh terhadap pos tersebut