Anda di halaman 1dari 18

ILMU KEPERAWATAN ANAK

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA ANAK

Untuk memenuhu salah satu tugas mata kuliah ilmu keperawatan anak

Disusun oleh :
- Heni Nurhaeni - Nida Nur Fauziah
- Iman Fergiawan - Nima Maudina Svenskatama
- Intan Rohayati - Pitri Nuraniyah
- Khaerun Ageng Rahmat - Redha Prastian
- Lilis Lisnawati - Resa Yuiswanto
- Maulia Ekanisa - Riri Risna Anggraeni
- Melinda Amalia Malik - Rudini
- Nemon Silaban - Siti Hafwah Khaerunisa
- Neneng Miftahul Hidayah

Prodi S1 Keperawatan

Tingkat II

STIKes YPIB MAJALENGKA


2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat sehingga makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Anak”
dapat diselesaikan sesuai target yang ingin dicapai oleh penulis.

Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai


definisi,perhitungan, dan tindakan pemenuhan kebutuhan cairan pada anak. Selain itu, makalah ini
juga dibuat untuk menambah wawasan bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Idris Handriana S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku dosen mata kuliah ilmu keperawatan anak dan seluruh
pihak yang telah membantu, khususnya pada penyusunan makalah ini.

Semoga usaha pembuatan makalah yang telah dikerahkan ini dapat membuahkan hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf, karena sesungguhnya
kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.

Majalengka, Februari 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………................................. i

Kata Pengantar …………………………………………………………................................ ii

Daftar Isi ……………………………………………………………….................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………............................................. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………........................................... 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………......................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit …………………........................................ 3


B. Jenis Cairan …………………………………............................................................ 4
C. Rumus Berat Cairan Pada Anak …………………………........................................ 5
D. Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan …………...................................... 6
E. Intake dan Output …………………………………………...................................... 7
F. Mengukur Intake dan Output ……………………………….................................... 8
G. Kebutuhan Elektrolit ………………………………………..................................... 9
H. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit ………..................... 10
I. Penyebab Terjadinya Gangguan Keseimbangan pada Cairan Tubuh dan Elektrolit 10
J. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan elektrolit ….......................................................................................................... 12
K. Perhitungan Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO ....................................... 13
L. Menghitung Balance Cairan Pada Anak …………………........................................ 16

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………........................................
B. Saran ……………………………………………………..........................................
C. Daftar Pustaka ……………………………………………………………...............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum terapi cairan dan elektrolit bias secara enteral maupun parenteral.
Dalam konteks perawatan anak sakit maka pembahasan terutama pada terapi secara
parenteral, karena biasanya intake peroral sangat tidak memadai dan hal ini hampir rutin
dikerjakan dalam sehari-hari di ruang perawatan anak.
Dalam keadaan sakit sering didapatkan gangguan metabolism termasuk metabolisme air dan
elektrolit. Dikatakan bahwa perburukan maupun perbaikan keadaan klinis penderita berjalan
parallel dengan perubahan-perubahan pada variable fisiologis. Sebagaimana kita ketahui
bahwa anak bukanlah miniature dewasa, sehingga terapi cairan dan elektrolit pada anak
haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip fisiologi sesuai tahapan tumbuh kembangnya dan
patofisiologi terjadinya gangguan metabolism air dan elektrolit.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
a. Bagaimana konsep kebutuhan cairan dan elektrolit?
b. Ada berapa saja jenis-jenis dari cairan?
c. Bagaimana rumus menghitung kebutuhan cairan pada anak?
d. Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan?
e. Apa saja yang tergolong kedalam intake dan output cairan serta bagaimana rumus
perhitungannya?
f. Apa yang dimaksud dengan elektrolit?
g. Faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
h. Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit?
i. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Mengetahui jenis-jenis dari cairan
c. Mengetahui rumus menghitung kebutuhan cairan pada anak
d. Mengetahui gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan
e. Mengetahui intake dan output cairan serta bagaimana rumus perhitungannya
f. Memahami definisi dari elektrolit
g. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
h. Mengetahui gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
i. Memahami tindakan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya.

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara
sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.

Pada tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan tubuh
manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar 75%, anak 70%, pria
dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total. Persentasi yang
bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru
dan gastrointestinal.

1. Ginjal

Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit.

2. Kulit

Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan
panas.

3. Paru-paru

Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ±
400ml/hari.
4. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.

Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang
dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron,
prostaglandin, dan glukokortikoid.

B. Jenis Cairan

1. Cairan zat gizi (nutrien)

Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien
dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori perliter.

Cairan nutrien terdiri atas :

 Karbohidrat dan air


 Asam amino
 Lemak

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Air pada Anak

UMUR BB ( Kg ) AIR TOTAL 24 Jam( ml ) NUTRIEN 24 Jam( ml )

1 Tahun 9,5 1350-1500 120 – 135

2 Tahun 11,8 1600 – 1800 115 – 125

4 Tahun 16,2 1800 – 2000 100 – 110

6 Tahun 20,0 2000 – 2500 90 – 100

10 Tahun 28,7 2200 – 2700 70 – 85

14 Tahun 45,0 2200 – 2700 50 – 60

2. Blood volume expanders

Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah
sesudah kehilangan darah atau plasma.
C. Rumus Berat Cairan Pada Anak

Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:

BERAT BADAN KEBUTUHAN AIR/ HARI

1- 10 KG 100 ML/ KG BB

11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB


10 KG

> 20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB


20 KG

Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:

 Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan
cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
 Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per
Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka
menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairan.
 Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg
pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg
pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan
cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari

Contoh soal:

1. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 7 kg?

Diketahui: kebutuhan air/hari untuk BB 1-10 kg = 100 ml/kg BB

Jawab : 7 kg x 100 ml/kg = 700 ml/hari

2. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 12 kg?

Diketahui:

-Kebutuhan air/hari untuk BB 11-20 kg = 1000 ml + 50 ml/ kg

12 kg = 10 kg + 2 kg = 1000 ml + 2 kg

Jawab : 1000 ml + (2 kg x 50 ml) = 1000 + 100 = 1100 ml/hari

3. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 50 kg?

Diketahui:

· Kebutuhan air/hari untuk BB > 20 kg = 1500 ml + 10 ml/kg


· 50 kg = 20 kg + 30 kg = 1500 ml + 30 kg

Jawab: 1500 ml + (30 kg x 20 ml) = 1500 + 600 = 2100 ml/hari

D. Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan Cairan

1. Hipovolume atau dehidrasi

Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan.

Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:

a. Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang
seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
elektrolitnya.
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada
air.

2. Hipervolume atau overhidrasi

Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).

E. Intake dan Out Put

Intake Cairan

Tabel 3. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

Umur BB (kg) Kebutuhan cairan


(ml)
1 tahun 9,5 1150 – 1300
2 tahun 11,8 1350 – 1500
6 tahun 20 1800 – 2000
10 tahun 28,7 2000 – 2500
14 tahun 45 2200 – 2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.
2. Output Cairan

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas
kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-
400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat. IWL Dewasa : 15 cc/kg BB/hari. Sedangkan IWL Anak : (30-
usia{tahun}cc/kgBB/hari

Tabel 4. Besar IWL menurut usia.

Usia Besar IWL (mg/kg


BB/hari)

Baru lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20

c. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Hal hal yang perlu di perhatikan:

1) Rata-rata cairan per hari


a. Air minum : 1500-2500 ml
b. Air dari makanan :750 ml
c. Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml

2) Rata- rata haluaran cairan per hari

a. Urin : 1400 -1500 ml


b. Paru : 350 -400 ml
c. Kulit : 350 400 ml
d. Keringat : 100 ml
e. Feses : 100 -200 ml

F. Mengukur Intake Dan Output

1. Definisi

Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
(intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).

2. Tujuan

Menentukan status keseimbangan cairan tubuh dan tingkat dehidrasi klien.

3. Prosedur

a. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum,
air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat,
feses, muntah, insensible water loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan

G. Kebutuhan Elektrolit

Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.

1. Komposisi elektrolit

Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :

 Natrium : 135 – 145 m Eq/L


 Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L
 Klorida : 100 – 106 m Eq/L
 Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
 Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
 Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
 Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
 Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml
2. Jenis Cairan Elektrolit

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.

3. Gangguan /Masalah Kebutuhan Elektrolit

a. Hiponatremia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam


plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang
dari 135 mEq/L, mual, muntah dan diare.
b. Hipernatremia, suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi,
yang ditandai dengan adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit
buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
c. Hipokalemia, merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam
darah. Hipokalemia ini dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada
pasien yang mengalami diare berkepanjangan.
d. Hiperkalemia, merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah
tinggi. Keadaan ini sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal,
asidosis metabolik. Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas
system pencernaan, dll.
e. Hipokalsemia, merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah.
Hipokalsemia ditandai dengan adanya kram otot dan karam perut,
kejang,bingung, dll.

H. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Cairan dan Elektrolit

1. Usia

Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh
terhadap proporsi tubuh, luas ermukaan tubuh, kebutuhan metabolic, serta berat badan. Bayi
dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak
juga dipengaruhi oleh laju metabolic yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum
matur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran
cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.
Tabel 3. Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia.

Usia Berat Badan (kg) Kebutuhan (ml)/24 jam

3 hari 3,0 250-300


1 tahun 9,5 1150-1300
2 tahun 11,8 1350-1500
6 tahun 20,0 1800-2000
10 tahun 18,7 2000-2500
14 tahun 45,0 2200-2700
18 tahun 54,0 2200-2700

2. Temperature yang tinggi

Temperature yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat


cukup banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3. Diet

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke
interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stress

Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses
peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium
dan air.

5. Sakit.

Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya
sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.

I. Penyebab Terjadinya Gangguan Keseimbangan pada Cairan Tubuh dan


Elektrolit

1. Diare

Diare adalah frekwensi buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam
satu hari .Biasanya berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih
memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram.Diare merupakan keadaan yang
paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar.Di seluruh dunia, 4 juta
anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.

2. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulusginjal akibat infeksi kuman
umumnya bakteristreptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau
edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh
darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air.

3. Anoreksia

Anoreksia nervosa(AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan


penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan
terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang.Karena
kekurangan asupan makan inilah, tubuh mengalami kekurangan garam mineral yang
berakibat terjadi ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh penderita.

4. Gagal ginjal akut (GGA)

Gagal ginjal adalah keadaan dimana ginjal tidak dapat melakukan kerja sesuai dengan
fungsinya. Berkaitan dengan keseimbangan cairan, dengan ketidakmampuan ginjal
melakukan fungsinya maka keseimbangan cairan dalam darah tidak akan di filtrasi ataupun di
reabsorbsi oleh ginjal sehingga cairan tersebut masih akan bercampur dalam darah.

5. Gangguan pernafasan seperti kanker oesofagus

Pada kasus kanker oesofagus maka akan menganggu system pencernaan terutama
proses penelanan makanan yang mengandung garam mineral dan air.

J. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah/Gangguan dalam Pemenuhan Kebutuhan


Cairan dan elektrolit

1. Pemberian cairan melalui infuse

Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui


intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infuse. Tindakan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, serta sebagai tindakan
pengobatan dan pemberian makanan.

a. Persiapan Bahan dan Alat :

 Standar infuse
 Perangkat infuse
 Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
 Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
 Pengalas
 Tourniquet/pembendung
 Kapas alkohol 70%
 Plester
 Gunting
 Kasa steril
 Betadine
 Sarung tangan

b. Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
 Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan menusukkan ke dalam botol infuse
(cairan).
 Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan
keluar udaranya.
 Letakkan pengalas
 Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
 Gunakan sarung tangan
 Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
 Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
 Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum
infus/abocath.
 Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
 Buka tetesan.
 Lakukan desinfeksi dengan betadineŒ dan tutup dengan kasa steril.
 Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester.
 Catat respons yang terjadi.
 Cuci tangan

c. Cara menghitung tetesan infuse untuk anak:

Tetesan per menit (mikro)=(Jumlah cairan yang masuk)/(Lamanya infus (jam) )

Contoh: seorang pasien anak memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam
waktu 2 jam, maka tetesan permenit adalah:

Jumlah tetesan/menit =250/2=125 tetes mikro/menit.

K. Perhitungan Kebutuhan Cairan Pada Anak Menurut WHO

1. < 2 tahun

System 24 jam

4 jam I : 5 tts / KgBB / menit

20 jam II : 3 tts / KgBB / menit


2. > 2 tahun

System 8 jam

1 jam I : 10 tts / KgBB / menit

7 jam II : 3 tts / KgBB / menit

3. PEM

System 24 jam

1 jam I : 7 tts / KgBB / menit

13 jam II : 1½ tts / KgBB / menit

L. Menghitung Balance Cairan Pada Anak

Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT.
Otsuka Indonesia yaitu:

Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari

Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari

Jika anak mengompol menghitung urine 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari

CONTOH :

An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut
ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi
malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,
kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki,
Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; muntah /24 jam 100 cc;
BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc

Infus : 1000 cc

AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)

————————-

2112 cc

Out put cairan: Muntah : 100 cc

Urin : 1000 cc

IWL : 378 cc + (30-3 tahun) x 14 kg

—————————–

1478 cc

Balance cairan = Intake cairan – Output Cairam

2112 cc – 1478 cc

+ 634 cc

Sekarang hitung balance cairannya jika suhu An x 39,8 °C !

Penghitungan IWL pada kenaikan suhu gunakan rumus:

IWL + 200 ( Suhu Tinggi – 36,8 °C) à36,8 °C adalah konstanta.

IWL An X = 378 + 200 (39,8 °C – 36,8 °C)

378 + 200 (3)

378 + 600

978 cc

Maka output cairan An X = Muntah : 100 cc

Urin : 1000 cc

IWL : 978 cc +

————————-

2078 cc

Jadi Balance cairannya = 2112 cc – 2078 cc = 34 cc.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penderita anak sering mengalami gangguan homeostasis, termasuk homeostasis air


dan elektrolit. Perbaikan maupun perburukan keadaan klinis berjalan parallel dengan
perubahan-perubahan pada variable fisiologis.

Total cairan tubuh dapat diperkirakan dari berat badan. Kebutuhan rumatan air dan
elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar melalui urine, feses, dan insensible
losses. Jumlah total air dan elektrolit dalam tubuh merupakan hasil dari pengaturan
keseimbangan antara intake dan output.

Penatalaksanaan cairan dan elektrolit pada penderita anak didasarkan pada prinsip-
prinsip fisiologi. Meskipun demikian ini tidaklah sama halnya dengan membuat normal
semua variable fisiologis, tetapi harus mempertimbangkandasar penyebab gangguannya.
Kegagalan dalam melakukan ini dapat mengakibatkan harm kepada penderita.

B. Saran

Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu kita
sebagai manusia harus selalu bisa menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Jika terdapat
ketidakseimbangan dalam cairan dan elektrolit di dalam tubuh akan berakibat pada
terganggunya semua sistem yang berkerja karena ketidakseimbangan ini akan langsung
mengganggu kerja sel yang merupakan penyusun terkecil dari jaringan. Penjagaan
keseimbangan cairan dalam tubuh ini bisa dimulai dengan minum air putih 18 gelas sehari.
Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA

Lorin, Martin I. _____. Kumpulan Soal-soal Pediatri. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Tamsuri, Anas. _____. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta:
EGC.

Uliyah,Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Kebidanan Praktik Klinik. Jakarta:


Salemba Medika.

_____________. _____. Terapi Inravena. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai