Untuk memenuhu salah satu tugas mata kuliah ilmu keperawatan anak
Disusun oleh :
- Heni Nurhaeni - Nida Nur Fauziah
- Iman Fergiawan - Nima Maudina Svenskatama
- Intan Rohayati - Pitri Nuraniyah
- Khaerun Ageng Rahmat - Redha Prastian
- Lilis Lisnawati - Resa Yuiswanto
- Maulia Ekanisa - Riri Risna Anggraeni
- Melinda Amalia Malik - Rudini
- Nemon Silaban - Siti Hafwah Khaerunisa
- Neneng Miftahul Hidayah
Prodi S1 Keperawatan
Tingkat II
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat sehingga makalah yang berjudul “Pemenuhan Kebutuhan Cairan Pada Anak”
dapat diselesaikan sesuai target yang ingin dicapai oleh penulis.
Semoga usaha pembuatan makalah yang telah dikerahkan ini dapat membuahkan hasil yang
maksimal dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mohon maaf, karena sesungguhnya
kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ………………………………………………........................................
B. Saran ……………………………………………………..........................................
C. Daftar Pustaka ……………………………………………………………...............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum terapi cairan dan elektrolit bias secara enteral maupun parenteral.
Dalam konteks perawatan anak sakit maka pembahasan terutama pada terapi secara
parenteral, karena biasanya intake peroral sangat tidak memadai dan hal ini hampir rutin
dikerjakan dalam sehari-hari di ruang perawatan anak.
Dalam keadaan sakit sering didapatkan gangguan metabolism termasuk metabolisme air dan
elektrolit. Dikatakan bahwa perburukan maupun perbaikan keadaan klinis penderita berjalan
parallel dengan perubahan-perubahan pada variable fisiologis. Sebagaimana kita ketahui
bahwa anak bukanlah miniature dewasa, sehingga terapi cairan dan elektrolit pada anak
haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip fisiologi sesuai tahapan tumbuh kembangnya dan
patofisiologi terjadinya gangguan metabolism air dan elektrolit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
a. Bagaimana konsep kebutuhan cairan dan elektrolit?
b. Ada berapa saja jenis-jenis dari cairan?
c. Bagaimana rumus menghitung kebutuhan cairan pada anak?
d. Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan?
e. Apa saja yang tergolong kedalam intake dan output cairan serta bagaimana rumus
perhitungannya?
f. Apa yang dimaksud dengan elektrolit?
g. Faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit?
h. Apa-apa saja gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit?
i. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui konsep kebutuhan cairan dan elektrolit
b. Mengetahui jenis-jenis dari cairan
c. Mengetahui rumus menghitung kebutuhan cairan pada anak
d. Mengetahui gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan
e. Mengetahui intake dan output cairan serta bagaimana rumus perhitungannya
f. Memahami definisi dari elektrolit
g. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit
h. Mengetahui gangguan dari pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
i. Memahami tindakan yang dapat dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit.
BAB II
PEMBAHASAN
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu cairan intraseluler(CIS) dan cairan
ekstraseluler (CES). Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok
yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial, dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler
(plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara
sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Perbandingan CIS dengan CES: Dewasa = 2:1; Anak-Anak = 3:2; Bayi = 1:1.
Pada tubuh terdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi cairan tubuh
manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar 75%, anak 70%, pria
dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total. Persentasi yang
bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru
dan gastrointestinal.
1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit.
2. Kulit
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan
panas.
3. Paru-paru
Organ paru-paru berperan dalam pengeluaran cairan dengan menghasilkan insensible water loss ±
400ml/hari.
4. Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernan yang berperan dalam mengeluarkan cairan
melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam keadaan normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml/hari.
Selain itu, pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui mekanisme rasa haus yang
dikontrol oleh system endokrin (hormonal), yakni anti diuretic hormone (ADH), sistem aldosteron,
prostaglandin, dan glukokortikoid.
B. Jenis Cairan
Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien
dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori perliter.
Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah
sesudah kehilangan darah atau plasma.
C. Rumus Berat Cairan Pada Anak
1- 10 KG 100 ML/ KG BB
Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka kebutuhan
cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah 50 ml per
Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml ditambah 5 x 50 ml maka
menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairan.
Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20 kg
pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka 20 kg
pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga kebutuhan
cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari
Contoh soal:
1. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 7 kg?
2. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 12 kg?
Diketahui:
12 kg = 10 kg + 2 kg = 1000 ml + 2 kg
3. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 50 kg?
Diketahui:
Kekurangan cairan eksternal dapat terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan.
Ada tiga macam kekurangan volume cairan eksternal atau dehidrasi, yaitu:
a. Dehidrasi isotonic, terjadi jika kekurangan sejumlah cairan dan elektrolitnya yang
seimbang.
b. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika kehilangan sejumlah air yang lebih banyak daripada
elektrolitnya.
c. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh lebih banyak kehilangan elektrolitnya daripada
air.
Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan yaitu, hipervolume
(peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan pada interstisial).
Intake Cairan
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan
yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi
bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan
segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.
2. Output Cairan
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas
kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-
400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat
meningkat. IWL Dewasa : 15 cc/kg BB/hari. Sedangkan IWL Anak : (30-
usia{tahun}cc/kgBB/hari
Baru lahir 30
Bayi 50-60
Anak-anak 40
Remaja 30
Dewasa 20
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang
belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
1. Definisi
Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
(intake) dan mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).
2. Tujuan
3. Prosedur
a. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum,
air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat,
feses, muntah, insensible water loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan
G. Kebutuhan Elektrolit
Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrient, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.
1. Komposisi elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan
tetap. Cairan saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.
Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan.
1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia berpengaruh
terhadap proporsi tubuh, luas ermukaan tubuh, kebutuhan metabolic, serta berat badan. Bayi
dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan
orang dewasa. Karenanya, jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga
lebih besar dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak
juga dipengaruhi oleh laju metabolic yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum
matur dibandingkan ginjal orang dewasa. Kehilangan cairan dapat terjadi akibat pengeluaran
cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.
Tabel 3. Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia.
3. Diet
Apabila tubuh kekurangan zat gizi, maka tubuh akan memecah cadangan makanan
yang tersimpan dalam tubuh sehingga terjadi penggerakan cairan dari interstisial ke
interseluler, yang dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.
4. Stress
Stress dapat memengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, melalui proses
peningkatan produksi ADH karena pada proses ini dapat meningkatkan metabolisme
sehingga mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi natrium
dan air.
5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyak sel yang rusak, sehingga untuk memperbaikinya
sel membutuhkan proses pemenuhan cairan yang cukup.
1. Diare
Diare adalah frekwensi buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali, dalam
satu hari .Biasanya berlangsung dua hari atau lebih, selain itu tinja atau feses penderita masih
memiliki kandungan air berlebihan, kira – kira 200 gram.Diare merupakan keadaan yang
paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar.Di seluruh dunia, 4 juta
anak-anak meninggal setiap tahun karena dehidrasi akibat diare.
2. Nefritis
Nefritis adalah kerusakan pada bagian glomerulusginjal akibat infeksi kuman
umumnya bakteristreptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan menderita uremia atau
edema. Uremia adalah masuknya kembali urine (C5H4N4O3) dan urea ke dalam pembuluh
darah sedangkan edema adalah penimbunan air di kaki karena terganggunya reabsorpsi air.
3. Anoreksia
Gagal ginjal adalah keadaan dimana ginjal tidak dapat melakukan kerja sesuai dengan
fungsinya. Berkaitan dengan keseimbangan cairan, dengan ketidakmampuan ginjal
melakukan fungsinya maka keseimbangan cairan dalam darah tidak akan di filtrasi ataupun di
reabsorbsi oleh ginjal sehingga cairan tersebut masih akan bercampur dalam darah.
Pada kasus kanker oesofagus maka akan menganggu system pencernaan terutama
proses penelanan makanan yang mengandung garam mineral dan air.
Standar infuse
Perangkat infuse
Cairan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Jarum infus/ abocath atau sejenisnya sesuai dengan ukuran
Pengalas
Tourniquet/pembendung
Kapas alkohol 70%
Plester
Gunting
Kasa steril
Betadine
Sarung tangan
b. Prosedur Kerja :
Cuci tangan
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
Hubungakan cairan dan perangkat infuse dengan menusukkan ke dalam botol infuse
(cairan).
Isi cairan ke dalam perangkat infuse dengan menekan bagian ruang tetesan hingga
ruangan tetesan terisi sebagian, kemudian buka penutup hingga selang terisi dan
keluar udaranya.
Letakkan pengalas
Lakukan pembendungan dengan tourniquet.
Gunakan sarung tangan
Desinfeksi daerah yang akan ditusuk.
Lakukan penusukan dengan arah jarum ke atas.
Cek apakah sudah mengenai vena dengan ciri darah keluar melalui jarum
infus/abocath.
Tarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus.
Buka tetesan.
Lakukan desinfeksi dengan betadineŒ dan tutup dengan kasa steril.
Beri tanggal dan jam pelaksanaan infuse pada plester.
Catat respons yang terjadi.
Cuci tangan
Contoh: seorang pasien anak memerlukan rehidrasi dengan 250 ml infuse dalam
waktu 2 jam, maka tetesan permenit adalah:
1. < 2 tahun
System 24 jam
System 8 jam
3. PEM
System 24 jam
Menghitung Balance cairan anak tergantung tahap umur, untuk menentukan Air
Metabolisme, menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT.
Otsuka Indonesia yaitu:
Untuk IWL (Insensible Water Loss) pada anak = (30 – usia anak dalam tahun) x
cc/kgBB/hari
CONTOH :
An X (3 tahun) BB 14 Kg, dirawata hari ke dua dengan DBD, keluhan pasien menurut
ibunya: “rewel, tidak nafsu makan; malas minum, badannya masih hangat; gusinya tadi
malam berdarah” Berdasarkan pemeriksaan fisik didapat data: Keadaan umum terlihat lemah,
kesadaran composmentis, TTV: HR 100 x/menit; T 37,3 °C; petechie di kedua tungkai kaki,
Makan /24 jam hanya 6 sendok makan, Minum/24 jam 1000 cc; muntah /24 jam 100 cc;
BAK/24 jam : 1000 cc, mendapat Infus Asering 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab Tr
terakhir: 50.000. Hitunglah balance cairan anak ini!
Input cairan: Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
AM : 112 cc + (8 cc x 14 kg)
————————-
2112 cc
Urin : 1000 cc
—————————–
1478 cc
2112 cc – 1478 cc
+ 634 cc
378 + 600
978 cc
Urin : 1000 cc
IWL : 978 cc +
————————-
2078 cc
A. Kesimpulan
Total cairan tubuh dapat diperkirakan dari berat badan. Kebutuhan rumatan air dan
elektrolit tergantung pada banyaknya air yang keluar melalui urine, feses, dan insensible
losses. Jumlah total air dan elektrolit dalam tubuh merupakan hasil dari pengaturan
keseimbangan antara intake dan output.
Penatalaksanaan cairan dan elektrolit pada penderita anak didasarkan pada prinsip-
prinsip fisiologi. Meskipun demikian ini tidaklah sama halnya dengan membuat normal
semua variable fisiologis, tetapi harus mempertimbangkandasar penyebab gangguannya.
Kegagalan dalam melakukan ini dapat mengakibatkan harm kepada penderita.
B. Saran
Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, oleh karena itu kita
sebagai manusia harus selalu bisa menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Jika terdapat
ketidakseimbangan dalam cairan dan elektrolit di dalam tubuh akan berakibat pada
terganggunya semua sistem yang berkerja karena ketidakseimbangan ini akan langsung
mengganggu kerja sel yang merupakan penyusun terkecil dari jaringan. Penjagaan
keseimbangan cairan dalam tubuh ini bisa dimulai dengan minum air putih 18 gelas sehari.
Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.
DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, Anas. _____. Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Jakarta:
EGC.