Teori Dan Metode Ta
Teori Dan Metode Ta
A. Memaksakan Ketertiban
Akuntan sering perlu menerapkan semacam perintah pada kejadian dan transaksi
yang tidak tepat sehingga bisa merangkum implikasi keuangan mereka. Pada berbagai
waktu, seorang akuntan perlu menerapkan penilaian yang sesuai dengan berbagai peran
profesional. Berikut ini adalah daftar beberapa tugas yang dilakukan akuntan dan peran
profesional yang harus diasumsikan oleh akuntan:
1. Menganalisis implikasi keuangan dari transaksi, dan mengukur nilai opsi yang
dikeluarkan perusahaan (analis keuangan).
2. Menilai dampak transaksi terhadap masyarakat, misalnya menentukan apakah
pengeluaran paten cenderung menghasilkan aset karena pengaruhnya akan
berlangsung beberapa tahun (sosiolog).
3. Menetapkan hak hukum untuk mengendalikan sumber daya tertentu untuk
menentukan apakah aset tersebut merupakan aset entitas (pengacara).
4. Hitung nilai sekarang dari arus kas masa depan, misalnya 20 tahun pembayaran
sewa properti, mengingat inflasi dan risiko mengikis nilai uang dari waktu ke
waktu (matematikawan).
Bahkan angka yang banyak dianggap 'objektif' dan 'dapat diverifikasi' hanyalah
abstraksi dari dunia finansial yang kompleks, tidak sistematis dan tidak tepat. Solusi
untuk masalah ini diperumit oleh banyaknya teori akuntansi yang saling bertentangan
yang ada. Sulit untuk menilai antara teori akuntansi yang bersaing ketika akuntan,
pengatur standar dan akademisi sendiri tampaknya tidak menyetujui penilaian aset dan
kewajiban atau bahkan atas tujuan akuntansi. Memang, tolok ukur akuntansi sering
nampaknya tidak setuju. Mungkin situasi ini muncul karena akuntan secara tradisional
dipandang sebagai 'realitas' yang obyektif dengan menggunakan angka ketika, faktanya,
kenyataan bahwa angka tersebut diatur oleh berbagai 'pandangan dunia' yang dimiliki
akuntan sebagai individu.