BAB 1
PONDASI DANGKAL
Gambar 1. General shear failure Terjadi pada tanah dengan kompresibilitas rendah
(padat atau kaku).
Sumber Braja M Das (Principles of
Foundation Engineering) hal.122 Kapasitas ultimate (qult) bisa diamati dengan baik.
1.6 Keruntuhan Secara Umum ditinjau dari Komprebilitasnya dan Kedalaman Pondasi
Relatif Terhadap Lebarnya.
Analisis kapasitas dukung didasarkan pada kondisi general shear failure, gaya-gaya
yang bekerja dapat dianalisis.
Gambar 4. Bearing Capacity Failure under a rough rigid continuous (strip) foundation
Gambar di atas adalah mekanisme keruntuhan untuk pondasi menerus dengan lebar b
dan panjang tak terbatas,memikul suatu tekanan merata (qult) di atas permukaan tanah yang
homogen dan isotropik. Parameter kekuatan geser tanah adalah c dan φ tetapi berat isi tanah
diasumsikan sama dengan nol. Pondasi akan tertekan kebawah dan menghasilkan suatu
kesetimbangan plastis dalam bentuk zona segi tiga dibawah pondasi dengan sudut ABC =
BAC = 450 + φ/2.
Gerakan bagian tanah ABC ke bawah mendorong tanah di sampingnya ke samping.
Zona Rankine pasif ADE ke bawah terbentuk dengan sudut
DEA = GFB = 450 - φ/2.
Transisi antara gerakan kebawah bagian ABC dan gerakan lateral bagian ADE dan BGF
akan terjadi di sepanjang zona geser radial ACD dan BCG. Kesetimbangan plastis akan
terjadi pada permukaan EDCGF sedangkan sisa tanah lainnya berada dalam kesetimbangan
elastis. Biasanya pondasi tidak diletakkan pada permukaan tanah, dalam praktek
diasumsikan kenaikan geser tanah antara permukaan dan kedalaman Df diabaikan, tanah
tersebut hanya diperhitungkan sebagai beban yang menambah tekan merata q pada elevasi
pondasi, hal ini disebabkan tanah di atas elevasi pondasi biasanya lebih lemah, khususnya
jika diurung, dari pada tanah di tempat yang lebih dalam. Dengan menggunakan analisis
keseimbangan, Terzaghi menyatakan kapasitas dukung batas :
qu = cNc + qNq + ½ γBNγ untuk pondasi jalur (1. 1)
qu = 1.3cNc + qNq + 0.4 γBNγ untuk pondasi square (1. 2)
qu = 1.3cNc + qNq + 0.3 γBNγ untuk pondasi lingkaran (1. 3)
dimana c = kohesi dan γ = berat isi tanah
B = lebar atau diameter pondasi
q = γ Df (1. 4)
Nc, Nq, Nγ = faktor kapasitas dukung (tak berdimensi) sebagai fungsi sudut geser (friksi) .
(Tabel 1)
e 2 ( 3 / 4 / 2 ) tan
N c cot 1 (1. 5)
2 cos 2
4 2
e 2 ( 3 / 4 / 2 ) tan
Nq (1. 6)
2 cos 2
4 2
1 K p
N 1 tan
2 cos 2
(1. 7)
Dimana N’c ,N’q, N’γᵞadalah faktor daya dukung modified, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus untuk Nc,Nq, Nγ (mengganti dengan ’ = tan-1(2/3 tan ). Local shear
failure dapat terjadi untuk nilai φ ‹ 300. Untuk pondasi bentuk lainnya, caranya sama dengan
mencari qult. Teori ini didasarkan dari teori Terzaghi.
Catatan :
Untuk keamanan besar digunakan rumus local shear failure, kapasitas dukung lebih
rendah, settlement tidak perlu dihitung.
Untuk lebih realistis setelah pengecekan terhadap qult (general shear failure), pondasi perlu
dicek terhadap settlement (hasil Laboratorium).
Dapat juga hasil Laboratorium dibandingkan dengan uji lapngan (SPR atau CPT). Hasil qult
Laboratorium biasanya lebih besar dari qult lapangan (pendekatan). Mengapa hasil qult
lapangan nilai lebih rendah? Teorinya hanya sederhana yaitu tanah dibagi menjadi tanah
kohesif dan non-kohesif.
Kondisi khusus, pada tanah non-kohesif c = 0 maka qult = q Nq + ½ b γ Nγ
a) Pada tanah kohesif φ = 0 maka Nc = 5.7 Nq = 1 Nγ = 0, qult = 5.7 c + q
b) Pondasi pada permukaan tanah Df = 0 maka qult = c Nc + ½ B γ Nγ
c) Nq = ℮π tan φ tan2 (450 + φ/2)
d) Nc = (Nq – 1) cot φ
Perlu diketahui bahwa hasil – hasil perhitungan kapasitas dukung sangat peka terhadap
nilai – nilai asumsi parameter kekuatan geser terutama untuk nilai φ yang tinggi. Akibatnya
perlu dipertimbangkan keakuratan parameter-parameter kekuatan geser yang digunakan.
Beberapa alasan mengapa data hasil lab perlu ditinjau (jangan dipercaya langsung) :
Tingkat ketergantungannya.
Kondisi lapangan apa cukup baik.
Kondisi struktur tanah sampel tidak dapat mewakili.
Kalau terdapat kerikil dalam sampel, kerikil dibuang sehingga mungkin kapasitas dukung
lapangan lebih besar dari Laboratorium.
Nc Nq Nγ Nc Nq Nγ
B = lebar pondasi
Persamaan dasar diturunkan dari kasus plane strain (pondasi menerus). Terzaghi
menganggap α mendekati Ø. Kenyataan empiris, α 45o + Ø/2, sehingga dikoreksi
menjadi :
N q tan 2 45 e tan (1.12) (Reissner, 1924)
2
Nc Nq Nγ Nc Nq Nγ
* Kumbhojkar (1993)
q = D1 γb + D2 γ’ (1.15)
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ’ Nγ (1.16)
γ’ = γsat - γw (1.17) Gambar 5. Bearing capacity equations for
water
D1 > Df,0< d < b Sumber Braja M Das (Principles of
Foundation Engineering) hal. 131
q = Df.γ (1.18)
qult= c Nc + q Nq + ½ b γ Nγ (1.19)
γ = 1/b [γ.d + γ’ (b-d)] (1.20)
γ’ = γsat - γw (1.21)
d>b Tidak ada pengaruh air.
Sebenarnya perlu juga koreksi nilai φ dan c senilai γ akibat adanya M.A.T. namun
dilapangan didapat nilai φ dan c terlemah.
( WS + WD + WF + WS ) ≤ qall
(1.22)
A
Dalam praktek qall (NET) digunakan terhadap beban bangun diatas saja, berat pondasi
dan tanah diatasnya dianggap berat tanah saja.
( WL + WD ) ≤ qall (NET)
(1.23)
A
Secara teoritis jika Wbangunan = Wtanah yang digali, maka penurunan tidak terjadi.
𝐶𝑠𝐻 𝑃𝑜+ ∆𝑃
𝑆𝑐 = 1+𝑒
log 𝑃𝑜 (1.27)
2. Penurunan Segera (immediate Settlement), yang merupakan akibat dari deformasi elastik
tanah kering, basah, dan jenuh air tanpa adanya perubahan kadar air. Perhitungan
penurunan segera umumnya didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori
elastisitas.
(1.28)
(1.29)
(1.30)
(1.31)
(1.32)
Dan,
(1.33)
1.12.1 Bentuk
1.12.3 Inklinasi
Dimana,
Penurunan Konsolidasi
Dimana,
Penurunan yang diizinkan (Sijin) yaitu ≤ 1 inci (2,54 cm), dimensi pondasi diperbesar
jika penurunan yang terjadi melebuhi penurunan yang diizinkan.
Macam Tanah μ
Lempung
Pasir