Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Laporan Kelompok Program Pra Ners
Dalam Stase Manajemen Keperawatan
Disusun oleh:
1. ADOLFINA BORA, S.Kep : PN.16.0014
2. AGUNG BUDIPRASETYO, S.Kep : PN.16.0015
3. HENDRA PRIBADI, S.Kep : PN.16.0018
4. LA ASDIANI BAADI, S.Kep : PN.16.0022
5. SUHATRIANI RUMADAN, S.Kep : PN.16.0025
6. VICTORIA ELI DAPIT, S.Kep : PN.16.0026
7. VITA SARI, S.Kep : PN.16.0016
8. YASNI LA HARSANI, S.Kep : PN.16.0021
9. YOHANES MANGU, S.Kep : PN.16.0017
10. YULIANTI HERLINA MABILEHI, S.Kep : PN.16.0020
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan
karunianya yang telah diberikan sehingga kami Mahasiswa Program Studi Profesi
Ners angkatan X Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta dapat
menyusunLaporan Hasil Pengkajian Praktik Manajemen Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan kegiatan ini adalah untuk
memenuhi tugas pada Stase Manajemen Keperawatan Program Studi Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada Yogyakarta tahun 2017.
Dalam menjalankan Praktik Manajemen Keperawatan ini, kami telah
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu
terlaksananya kegiatan, untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
2. Rohayati Masyitoh, S.Kep, S.pd, MM selaku pembimbing lapangan RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
3. Yuni Purwaningsih, AMK selaku kepala Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
4. Patria Asda, S.kep.,Ns., M.PH. selaku pembimbing akademik
5. Ketua tim dan perawat pelaksana Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa kegiatan kami ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Demikian laporan ini penulis susun dan penulis sampaikan terima kasih,
semoga laporan kegiatan ini dapat bermamfaat bagi para pembaca.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
C. Tujuan ............................................................................................... 4
3. Metode ........................................................................................ 38
iii
3. Proses Managemen Pelayanan Keperawatan .............................. 60
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Anggrek ............................................................................................. 27
Tabel 12. Standart Operasional Prosedur di Ruang Rawat Inap Anggrek ...... 44
v
Tabel 13. Buku Pedoman, Standar, Protap, Kebijakan Lain di Ruang
Tabel 14. Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Anggrek ................... 48
Tabel 15. Fasilitas Untuk Perwat di Ruang Rawat Inap Anggrek .................. 49
Bantul ............................................................................................. 55
Tabel 24.Evaluasi Tugas Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Anggrek .... 76
vi
Tabel 28.Hubungan Profesional / Kemitraan Antara Staff Keperawatan
Bantul ............................................................................................. 81
Tabel 33. Efisiensi Ruang Rawat Inap Ruang Anggrek RSUD Penembahan
Tabel 35. Data Umum Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan
Tabel 38. Hasil Evaluasi Total Instrumen ABC Ruang Rawat Inap Anggrek
vii
Tabel 40. Planing Of Action ........................................................................... 118
Tabel 47. Langkah-lagkah perawatan alat diruang rawat inap anggrek ..................... 131
Tabel 50. Hasil Evaluasi Tugas Kepala Ruang Di Ruang Rawat Inap
Tabel 51. Hasil Evaluasi Tugas AN di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
viii
Senopati Bantul .............................................................................. 140
Tabel 55. Hasil Evaluasi pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Tugas Rumah Sakit Umum
adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dengan
pemulihan yang dilaksanakan mengutamakan penyembuhan secara serasi dan
terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan
(WHO, 2013).
Mutu pelayanan Rumah Sakit adalah derajat kesempurnaan Rumah Sakit
untuk memenuhi permintaan konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi
sumber daya yang tersedia di Rumah Sakit dengan wajar, efisien dan efektif,
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika,
hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan
dan masyarakat konsumen. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan cara
pengelolaan yang baik dari berbagai unsur pelayanan yang ada di dalam rumah
sakit tersebut dengan kata lain dibutuhkan suatu managemen yang baik dengan
berorientasi kepada mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Dalam hal ini,
managemen yang baik perlu juga diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan
keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien
dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat
diperhatikan dan dihormati.
Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan saling bergantung saling mempengaruhi dan saling
1
berkepentingan. Oleh karena inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek
keperawatan, ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus
utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Keadaan ini akan
bisa dicapai apabila perawat Indonesia menguasai pengeloaan keperawatan
secara professional saat ini dan yang akan datang (Nursalam, 2013).
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respon yang ada
harus bersifat kondusif dengan belajar banyak tentang konsep pengelolaan
keperawatan dan langkah-langkah nyata dalam pelaksanaanya. Langkah-
langkah tersebut dapat berupa penataan membutuhkan ketelitian sebab
mengemban misi mengatur sumber daya manusia yang tersebar jumlahnya di
Rumah Sakit. Dalam kegiatan teknis pelayanan keperawatan diperlukan
supervise para tenaga keperawatan yang lebih senior, lebih lanjut dan trampil,
terhadap tenaga keperawatan junior, dengan didukung oleh kode etik profesi
keperawatan secara konsekuen. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan dan
diterapkan dalam pelaksanaan pelayanan perawatan agar pasien dan
keluarganya serta masyarakat memperoleh pelayanan yang aman, cepat dan
tepat, nyaman ekonomis, estetis dan etis. Karenanya untuk dapat memberikan
pelayanan yang demikian mutunya, diperlukan penerapan manajemen
perawatan secara professional dan baik dan terarah (Depkes, 2009).
Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2009) merupakan suatu
pelayanan keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan,
pengorganisasian, motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling
berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar
manusia, konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan
secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
2
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses
keperawatan, dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena
manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga
dari pada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen
lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
Berdasarkan uraian di atas pelayanan perawatan sebagai inti pelayanan
kesehatan merupakan kegiatan yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan
yang kontribusi perawatannya dapat membentuk praktek keperawatan.
Perkembangan praktek keperawatan ditentukan oleh teknik manajemen dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan. Manajemen keperawatan merupakan
komunikasi efektif yang menjamin semua tingkat pekerjaan, mengetahui misi
atau tujuan, filosofi dan sasaran khusus dari institusi dan devisi keperawatan.
Manajemen keperawatan sebagai suatu pelayanan professional dimana tim
keperawatan dikelola dengan pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai
planning, organizing, actuatingdan controlling.
Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di
Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul berdasarkan
metode primer modifikasi dimana metode ini merupakan modifikasi dari
metode primer, yaitu sekelompok pasien dirawat oleh sekelompok perawat
selama dirawat di RS yang terdiri dari perawat primer (PP) dan perawat asosiet
(PA).
Sebagai wujud pengembangan dalam meningkatkan kemampuan serta
keterampilan manajerial mahasiswa, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES)
Wira Husada Yogyakarta melakukan pembelajaran manajerial di RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Salah satu alasan pemilihan RSUD Panembahan
Senopati Bantul sebagai lahan praktik untuk stase manajemen keperawatan
adalah dikarenakan RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah
sakit tipe B Pendidikan. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan proses
3
pembelajaran manajerial di ruangan dan dapat melakukan pembelajaran kasus
di ruangan tersebut.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Program Ners selama 4 minggu di Ruang Rawat
Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta mahasiswa
mampu memahami dan melaksanakan konsep dan ketrampilan manajemen
serta gaya atau model kepemimpinan keperawatan.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu :
a. Mengkaji lingkungan, untuk menemukan data-data baik primer
maupun sekunder mengenai Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
b. Menganalisa lingkungan, menemukan masalah dan memahami
masalah-masalah yang ada di Ruang Rawat Inap Anggrek yang
berhubungan dengan proses atau organisasi asuhan keperawatan.
c. Mengidentifikasi, menganalisis serta menetapkan masalah dan
prioritas masalah.
d. Merencanakan alternatif pemecahan masalah serta menyusun rencana
kegiatan atau POA (Planning of Action) berdasarkan prioritas
masalah.
e. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai.
f. Mengorganisasi kegiatan berdasarkan perencanaan yang ditetapkan.
4
g. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang
telah disusun.
E. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan diberi penilaian
dengan menggunakan presentase lalu ditafsirkan dengan kalimat-kalimat
kualitatif yaitu: (76 – 100 %) kriteria baik, (56 – 75%) kriteria cukup,
(<55%)kriteria kurang (Arikunto, 2006).
5
F. Peserta Praktek
Mahasiswa tahap program profesi Ners Stikes Wira Husada Yogyakarta
stase manajemen keperawatan tahun 2017, kelompok yang terdiri dari:
1. Adolfina Bora, S.Kep
2. Agung Budiprasetyo, S.Kep
3. Hendra Pribadi, S.Kep
4. La Asdiani Baadi, S.Kep
5. Suhatriani Rumadhan, S.Kep
6. Victoria Eli Dapit, S.Kep
7. Vita Sari, S.Kep
8. Yasni La Harsani, S.Kep
9. Yohanes Mangu, S.Kep
10. Yulianti Herlina Mabilehi, S.Kep
6
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
7
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Bantul tahun 2011-2015 dimana didalamnya
tercantum strategis tentang kesehatan, antara lain dibutuhkan kebijakan
layanan rumah sakit yang berupa Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), RSUD Panembahan Senopati Bantul sudah mengembangkan
kegiatan yang tersusun dalam Rencana Strategis RSUD Panembahan
Senopati Bantul tahun 2007-2011 dan berdasarkan Keputusan Bupati
Bantul Nomor 85 A Tahun 2010 tentang pengesahan Visi, Misi,
Tujuan, dan Motto Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati
Bantul.
b. Tujuan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Menjadi Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan secara cepat dan tepat sesuai standar pelayanan rumah sakit
dengan didukung sumber daya manusia yang profesional.
c. Visi, Misi dan Motto RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Visi
“TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT YANG UNGGUL DAN
MENJADI PILIHAN UTAMA MASYARAKAT”
2) Misi
a) Memberikan “Pelayanan Prima” pada pelanggan
b) Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
c) Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian
d) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait
e) Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas
f) Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat untuk
mendukung pertumbuhan organisasi
3) Motto RSUD Panembahan Senopati Bantul
“KEPUASAN ANDA ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI“
4) Nilai-nilai :
JUJUR, RENDAH HATI, KERJASAMA, PROFESSIONAL,
INOVASI
8
5) Meaning statement :
MELAYANI SEPENUH HATI UNTUK KUALITAS HIDUP
YANG LEBIH BAIK
6) Motto Keperawatan
“SENYUM, SAPA, RAMAH”
7) Misi Keperawatan
a) Memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
berkualitas
b) Meningkatkan pengetahuan dengan pendidikan dan pelatihan
tenaga keperawatan untuk mewujudkan sumber daya manusia
yang professional
c) Memberikan pelayanan keperawatan, bekerjasama dengan tim
lain, pasien dan keluarga.
8) Tujuan keperawatan
“MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN
KEPERAWATAN MELALUI PENERAPAN STANDAR
ASUHAN KEPERAWATAN YANG OPTIMAL”
9) Falsafah keperawatan
a) Pelayanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari
b) Pelayanan asuhan keperawatan dilaksanakan dengan ilmu
tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
untuk memenuhi kebutuhan klien.
c) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat, keunikan klien dan tidak
terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut
serta kedudukan sosial.
9
d) Pelayanan keperawatan selalu diupayakan peningkatan
mutunya secara berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan klien
e) Perawat wajib melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan
standar asuhan keperawatan.
d. Strategi Kegiatan RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Meningkatkan kualitas proses layanan kepada pelanggan
difokuskan pada upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan
pasien rawat jalan dan rawat inap, melalui :
a) Menjaga mutu pelayanan
(1) Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO) secara
kontinyu
(2) Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
(3) Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
(4) Pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional
(MPKP)
(5) Audit Klinik dan Audit Medis
(6) Evaluasi kelengkapan berkas rekam medis
(7) Melaksanakan pengawasan/supervisi secara rutin mulai dari
manajemen level bawah, menengah sampai atas
b) Pelayanan berorientasi pada customer
c) Pemasaran/promosi rumah sakit
(1) Mengikuti pameran di Bantul Exspo, Karnaval dalam
rangka HUT Kemerdekaan RI
(2) Pembuatan leaflet, papan nama, penunjuk arah rumah sakit
(3) Pemasaran lewat media (radio dan TV) dan internet (Web
dan Email)
(4) Pertemuan dengan pelanggan (Sosialisasi)
d) Pelayanan unggulan/baru
(1) Operasional Unit Hemodialisa
(2) Pelayanan Elektromedik
(3) Pelayanan Poliklinik Sore
10
(4) Pelayanan laser
(5) Pelayanan Bio Ozon
(6) Pelayanan Pathologi Anatomi
(7) Pelayanan Orthopedi
(8) Pelayanan Bedah Onkologi
(9) Pelayanan cepat, tepat dan akurat
(10) Evaluasi kelengkapan berkas rekam medis
(11) Pemenuhan kebutuhan sarana/prasarana
2) Meningkatkan kapabilitas dan komitmen petugas, melalui upaya :
a) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas
b) Meningkatkan kesejahteraan petugas
c) Meningkatkan sistem monitoring dan pengawasan
d) Peningkatan jejaring dengan Institusi Pendidikan
3) Mempercepat proses pelaporan dan akses informasi melalui upaya
pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (Billing
terpadu, SIMPEG, Simbada).
4) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, melalui
upaya :
a) Meningkatkan performance Rumah Sakit
b) Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri
c) Adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan
d) Tarif terjangkau
e) Adanya kerjasama dengan Pihak III
f) Terciptanya pelayanan prima, sesuai SK MenPan
No.63/Kep/MPAN/03 dan terlaksananya UU No.25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik.
11
diberikan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing oleh kepala
ruangan.
Ruang Rawat Inap Anggrek merupakan bagian dari INSTALASI
rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Ruang rawat inap
Anggrek merawat khusus pasien anak dengan penyakit non bedah, yang
terdiri dari kelas 1, 2, dan 3. Klasifikasi pasien yang dirawat di Ruang
Rawat Inap Anggrek adalah anak-anak yang berusia 29 hari sampai
dengan berusia 16 tahun yang membutuhkan perawatan. Kapasitas
ruangan adalah 27 tempat tidur (TT) dan 3 eksta bed yang terbagi
menjadi 10 ruang yaitu : kelas I sebanyak 2 ruang (fasilitas kamar yaitu:
ac, kursi, lemari), kelas 2 sebanyak 4 ruang (fasilitas kamar yaitu: kipas
angin 1, lemari, kursi, kamar mandi dalam), kamar kelas 3 sebanyak 3
kamar dengan 15 TT + 3 extra TT dengan pasien diagnosa KLB, DHF,
dan Gizi buruk (fasilitas kamar: 18 lemari, 18 kursi) dan ruang High Care
Unit (HCU) sebanyak 1 ruang dengan fasilitas 2 TT, ac. HCU merupakan
tempat observasi untuk pasien dengan pengawasan khusus. Jika dilihat
dari posisi tata letak, terdapat empat kamar sebelah utara dan enam kamar
sebelah selatan.
a. Fasilitas
Adapun rincian fasilitas yang terdapat di ruang rawat inap
Anggrek untuk pasien dan perawat diruangan, yaitu :
1) Pasien
a. Tempat tidur pasien, kasur, dan bantal
b. Meja dan almari
c. Kursi
d. Kipas angin
e. Kamar mandi pasien atau keluarga
f. Wastafel
g. Tempat sampah
h. Tiang infuse
i. Oksigen sentral
12
2) Perawat
a. Ruang jaga perawat
b. Kamar mandi
c. Lemari penyimpanan alat
d. Loker pribadi perawat
e. Computer
f. Kulkas
g. TV
h. Dapur (Dispenser, piring, gelas, kompor, dll)
i. Kipas angin
Ruang rawat inap Anggrek merupakan ruang rawat inap khusus
anak yang terdiri dari kelas II dan III.
Memberikan pelayanan-pelayanan rawat inap pagi, sore dan malam :
1) Pasien Umum
2) Pasien BPJS Non PBI
3) Pasien BPJS PBI
4) Pasien dari Asuransi Lain
Hal spesifik lainnya ruang rawat inap Anggrek adalah tempat
pendidikan, praktik dan penelitian bagi :
1) Mahasiswa dokter umum
2) Mahasiswa S1 keperawatan/Ners
3) Mahasiswa D3 Keperawatan
4) Mahasiswa D3 Gizi
13
Gambar 1.
Denah Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
R. CS
R. Terapi Bermain R. Tindakan
U z
R. 2 R. 3 R. 4 R. 5
R. Perpustakaan R. Konsultasi
R. 8 R. 6
R. 10 R. 9 R. 7
R. HCU
R. KARU
Keterangan :
: Bed pasien : Nurse station : Gudang : R. Jaga Coass
: Pintu : Dapur Pasien : Ruang ganti perawat : Kamar Mandi
14
Analisa Denah Ruangan :
Berdasarkan gambar 1 diatas, Ruang rawat inap Anggrek terdiri dari 27
tempat tdur danditambah 3 ekstra bed tempat tidur. Ruang rawat inap Anggrek
terletak di lantai 2, sedangkan di lantai 1 terdapat ruang rawat inap ICU.
Berdasarkan pengkajian dari tanggal 9-11 Mei 2017.
15
Adapun struktur organisasi Ruang Rawat Inap Anggrek adalah sebagai berikut:
Gambar 2.
Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Kepala Ruang
Yuni Purwaningsih, AMK
Administrasi
Wahyuni Patimimah
Asisten Perawat
Kikin Diandari
16
Analisa Data :
Berdasarkan pengkajian di ruang rawat inap anggrek dari tanggal 9-11
Mei 2017 Struktur Organisasi terdiri dari Kepala ruang 1 (satu) orang,
administrasi 1 (satu) orang, Perawat primer I 1 (satu) orang dan perawat
associate 5 (lima) orang, Perawat primer II 1 (satu) orang, perawat associate 5
(lima) orang, Perawat primer III 1 (satu) orang, Primer associate 5 (lima) orang
dan asisten Perawat terdiri dari 1 (satu ) orang.
b. Tarif Pelayanan
Tabel 1.
Tarif Pelayanan Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
2017
No. Jenis Tarif Pelayanan
Pelayanan Kelas I Kelas II Kelas III HCU Kelas
⃰ Biaya ini belum termasuk biaya obat-obatan, alat kesehatan, laboratorium, dan
tindakan, asuhan keperawatan, serta penunjang.
17
B. UNSUR INPUT
1. Man (Sumber Daya Manusia)
a. Pasien
Kajian Teori
Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah
Sakit (Pasal 1 angka 4 UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Pasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang
membutuhkan pelayanan medis/keperawatan yang terganggu kondisi
kesehatannya baik jasmani maupun rohani (WHO, 2010).Pasien
yang dirawat di ruang rawat inap Anggrek adalah pasien anak- anak
dengan berbagai kasus penyakit.
Jumlah pasien yang dirawat setiap bulan bervariasi, untuk
periode april 2016 sampai dengan Maret 2017 jumlah pasiennya
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Kajian Data
Tabel 2.
Jumlah Pasien di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta
Dari Bulan April 2016 - Maret 2017
No Bulan Jumlah
1 April 218
2 Mei 210
3 Juni 196
4 Juli 189
5 Agustus 224
6 September 225
7 Oktober 217
8 November 182
9 Desember 194
10 Januari 182
11 Februari 175
12 Maret 189
Jumlah 2401
Sumber: daftar registrasi penderita yang di rawat di ruangan rawat inapAnggrek
18
Analisa Data:
Dari tabel di atas pasien terbanyak pada periode April2016
sampai dengan Maret di tahun 2017 sebesar 2401 pasien, dengan
rata-rata pasien 6 orang perhari, Terdapat sepuluh kasus terbesar
yang dirawat di ruang rawat inap anggrek dalam 1 tahun terakhir dari
bulan april 2016 sampai dengan bulan Maret 2017, seperti pada
tabel 3 berikut ini.
Tabel 3.
10 Kasus Terbesar di
Dari Bulan April 2016 - Maret 2017
No Jenis Kasus Jumlah %
1 Bronchopneumonia Unspecified 270 19.8
2 Acute Nasopharyngitis (common cold) 243 17.8
3 Dengue Fever (classical dengue) 175 12.8
4 Dengue Hemorrhagic Fever 165 12.1
5 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious 159 11.7
6 Asthma 105 7.7
7 Urinary Tract infection, Site Not Specified 88 6.5
8 Bacterial Infection, Unspecified 61 4.5
9 Viral Infection, Unspecified 58 4.3
10 Epilepsy, Unspecified 38 2.8
Jumlah 1362 100
Sumber : daftar registrasi penderita yang di rawat di ruangan rawat inapAnggrek
ANALISA
Berdasarkan hasil kajian diatas dapat disimpulkan bahwa
Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan senopati merawat
kasus penyakit yang sifatnya komplek dan bervariasi. Kasus
terbanyak adalah penyakit Bronchopneumonia unspecified dengan
jumlah kasus 270 orang (19,8%), dan dari hasil observasi diruangan
selama 3 hari ditemukan kasus terbanyak adalah Bronchopneumonia
Unspecified, tetapi belum disediakan leaflet terkait penyakit
Bronchopneumonia Unspecified.
19
a. Peserta Didik
Kajian Teori
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah
sakit yang mempunyai fungsi pelayanan medis, pelayanan penunjang
medis dan non medis, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan
rujukan, pendidikan dan serta penelitian.
Kajian Data
Adapun distribusi mahasiswa yang praktik klinik keperawatan
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.
Distribusi Mahasiswa Praktikan di Ruang Rawat Inap Anggrek dari
bulan april 2016 – maret 2017
No Nama Institusi Bulan
04 05 06 07 08 09 10 11 12 01 02 03
1 Stikes Al Islam 15 4 4
2 Stikes A. Yani 2 6 10 4
3 Stikes Aisyiah 12 12 8
5 Akper Notokusumo 4
Analisis
Berdasarkan tabel 4, distribusi mahasiswa praktikan di Ruang
Rawat Inap Anggrek dari bulan April 2016 sampai dengan Maret
2017 berjumlah 143 orang, dengan jumlah CI 3 orang. Menurut
pendapat kami dengan jadwal CI yang pagi, siang, malam kami
sebagai praktikan merasa susah mengatur jadwal bimbingan.
Mahasiswa untuk yang praktik di ruang rawat inap anggrek diberikan
20
SOP dari rumah sakit tentang aturan, jadwal, orientasi, kegiatan, dan
penugasan.
b. Ketenagaan
1) Kuantitas
KajianTeori
Tujuan dari program pengalokasian personel adalah untuk
mengetahui jumlah perawat yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan dengan tepat sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang efektif ke klien (Nursalam, 2012). Beberapa
ahli telah mengembangkan formula untuk menetapkan jumlah
tenaga tersebut.
a) Menurut Gillies (1982)
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut :
A x B x 365
Tenaga perawat (TP)=
(365-C) x jam kerja/hari
Keterangan :
21
Tabel 5.
Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
Waktu Kebutuhan Perawat
Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal 0,17 0,14 0, 07
Intermediate 0,27 0,15 0, 10
Maksimal 0,36 0,30 0, 20
Sumber : Douglas, 1984
22
(d) Pemakaian suction
(e) Gelisah/disorientasi
c) Menurut Depkes 2005
Kategori asuhan keperawatan Menurut Depkes:
(1) Asuhan keperawatan minimal
(a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
(b) Makan dan minum dilakukan sendiri
(c) Ambulasi dengan pengawasan
(d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shiff
(e) Pengobatan minimal status psikologis stabil
(2) Asuhan keperawatan sedang
(a) Kebersihan diri dibantu makan minum dibantu
(b) Observasi tanda tanda vital tiap empat jam
(c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
(3) Asuhan keperawatan agak berat
(a) Sebagian aktivitas dibantu
(b) Observasi tanda tanda vital tiap 2-4 jam sekali
(c) Terpasang folley kateter, intake output dicatat
(d) Terpasang infus
(e) Pengobatan lebih dari sekali
(f) Persiapan pengobatan perlu prosedur
(4) Asuhan keperawatan maksimal
(a) Segala aktivitas diberikan perawat
(b) Posisi diatur
(c) Observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam
(d) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
(e) Penggunaan section
(f) Gelisah/disorientasi
23
Tingkat ketergantungan pasien Menurut DepKes (2005)
Penetapan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan beban
kerja perawat (Standar Direktorat Pelayanan Keperawatan Depkes,
2004). Dari survey di rawat inap dan unit khusus diperoleh angka
untuk kertergantungan klien terhadap perawat adalah sebagai
berikut:
1. Penyakit dalam : 3,4 jam
2. Penyakit bedah : 3,5 jam
3. Campuran bedah dan dalam : 3,4 jam
4. Post partum : 3 jam
5. Bayi/ neonatus : 2,5 jam
6. Anak : 4 jam
Dasar perhitungan kebutuhan tenaga sebagai berikut :
1. Rata-rata jumlah klien / hari
2. Jumlah jam perawatan / hari
3. Jam efektif / hari
Sehingga diperoleh rumus :
Kajian Data
Jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap Anggrek adalah
sebanyak 20 orang termasuk Kepala Ruang. Pasien yang masuk
ke ruang rawat inap Anggrek Panembahan senopati bantul
Yogyakarta berbagai kasus.
a) Kebutuhan tenaga yang paling ideal tahun 2003 berdasarkan
formula Gillies
Menurut FormulaGillies (1982) perhitungan kebutuhan
tenaga perawat untuk Ruang Rawat Inap Anggrek dengan
24
BOR77,10 % (Rekam Medik RSUD Panembahan Senopati
Bantul) dengan ketentuan :
1) Jam kerja efektif untuk Ruang adalah 3jam/hari
2) Libur hari minggu 48 hari
3) Cuti tahunan 12 hari
4) Libur nasional 18 hari
5) Sehingga keseluruhan hari libur berjumlah 78 hari.
Analisa Data :
Berdasarkan perhitungan diatas didapat jumlah tenaga
sebanyak 16 orang, ditambah 1 kepala ruangan sehingga
dibulatkan menjadi 17 orang perawat. Hasil perhitungan ini
tidak dapat digunakan untuk mewakili perhitungan kebutuhan
sesungguhnya mengingat data yang digunakan adalah selama 3
hari yaitu 9- 11 Mei 2017.
Tabel 6.
Kebutuhan Perawat Menurut Shift Jaga di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Waktu/ Tanggal 09mei 2017
Klasifikasi P S M
Minimal 8 x 0,17 8 x 0,14 8 x 0,07
Intermediet 5 x 0,27 5 x 0,15 5 x 0,10
Maksimal 2 x 0,36 3 x 0,30 3 x 0,20
Jumlah 3,43 2,29 1,66
Sumber: Data Primer, 2016
25
Menurut perhitungan Douglas, jumlah perawat yang
dibutuhkan adalah :
(1) Perawat jaga pagi : 3,43
(2) Perawat jaga sore : 2,29
(3) Perawat jaga malam : 1,66
Jumlah perawat yang dibutuhkan = 3,43 + 2,29 + 1,66
7.38
Penambahan untuk loss day = 8/5/2 x 7,38 = 5,904
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 7,38+5,903+1 =
14,283 orang, jadi yang di butuhkan adalah 14 orang sudah
termasuk kepala ruang.
Analisa Data :
Jumlah perawat menurut Douglas 7,38+5,903+1 =
14,283 orang, jadi yang di butuhkan adalah 14 orang sudah
termasuk kepala ruang. sehingga kebutuhan perawat menurut
Douglas adalah 14 orang perawat. Perhitungan ini belum
dapat dijadikan tolak ukur menghitung kebutuhan tenaga di
Ruang Rawat Inap Anggrek mengingat perhitungan ini hanya
melalui observasi pasien selama 3 hari.
c) Menurut Depkes
Penetapan kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan
beban kerja perawat (Standar Direktorat Pelayanan
Keperawatan Depkes, 2004). Dari survey di rawat inap dan
unit khusus diperoleh angka untuk kertergantungan klien
terhadap perawat adalah sebagai berikut:
1. Penyakit dalam : 3,4 jam
2. Penyakit bedah : 3,5 jam
3. Campuran bedah dan dalam : 3,4 jam
4. Post partum : 3 jam
5. Bayi/ neonatus : 2,5 jam
6. Anak : 4 jam
26
Tabel 7.
Kebutuhan Perawat Menurut Shift Jaga di Ruang Rawat Inap Anggrek
No Bulan Jumlah
1 April 218 :30= 7,3 pasien
Degan rata-rata
6,57 pasien /hari
27
365-(48+12+18)
= 78x20
365-78
= 1560
287
= 5,4 (Dibulatkan menjadi 5)
Analisa Data :
Menurut Depkes Jumlah perawat yang diperoleh + lost day + 1 orang
= 15 + 5 + 1 = 21 orang perawat.
Hasil perhitungan ini dapat digunakan untuk mewakili perhitungan
kebutuhan sesungguhnya mengingat data yang digunakan adalah
data selama 12 bulan terakhir.
Tabel 7.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan 3
Rumus Perhitungan Kebutuhan Tenaga Di Ruang Rawat Inap
Anggrek RSUD Penembahan Senopati
Bantul Yogyakarta
Metode Hasil Yang Ada Keterangan
Gillies 17 20 Lebih 3
DEPKES 21 20 Kurang 1
Analisa Data :
Berdasarkan hasil perhitungan tenaga keperawatan dengan 3
rumus yang berbeda didapatkan permasalahan kurangnya tenaga
keperawatan di bangsal rawat inap anggrek dibuktikan dengan hasil
perhitungan rumus DEPKES yaitu 21 perawat, sedangkan jumlah
perawat di bangsal rawat inap anggrek sebanyak 20 perawat dan
perawat yang aktif bekerja sebanyak 19 perawat.
28
2) Kualitas Tenaga Perawat
KajianTeori
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan salah satu indikatornya ditentukan oleh pemberian
asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang
berkualitas memerlukan sumber daya yang sesuai dengan kualitas
dan profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Praktek professional yang merupakan ciri profesi
yang harus tetap dipelihara dan ditingkatkan dalam rangka
mempertahankan akontabilitas dan standard kinerja yang tinggi.
Upaya untuk mempertahankan profesionalisme perawat bisa
dilaksanakan dengan Pendidikan Perawat Berkelanjutan (PBP)
sesuai standard PPNI. Sesuai PPNI kompetensi yang harus
dimiliki perawat sesuai dengan fungsi tubuh yaitu :
1) Gangguan Sistem Imun
2) Gangguan Sistem Respirasi
3) Gangguan Sistem Kardiovaskular
4) Gangguan Sistem Hematologi
5) Gangguan Sistem Sensori
6) Gangguan Sistem Neurologi
7) Gangguan Sistem Pencernaan
8) Gangguan Sistem Muskuloskeletal
9) Gangguan Sistem Urinaria
10) Gangguan Sistem Endokrin
11) Gangguan Sistem Integumen
12) Gangguan Sistem Reproduksi
Menurut PPNI (2013), tingkat kemampuan diharapkan dikuasai
oleh perawat bertingkat sesuai kemampuan berdasarkan pendidikan
dan pelatihan yang dimiliki yang terbagi menjadi yaitu PK I, PK II,
PK III dan PK IV. Tingkat kemampuan yang harus dimiliki perawat
pada setiap jenjang yaitu :
29
1) Keperawatan Medikal Bedah Umum (PK I)
Melakukan kemampuan keperawatan dasar umum medikal bedah
2) Keperawatan Medikal Bedah Dasar (PK II)
a) Memahami konsep biomedik bedah dasar
b) Mengumpulkan data
c) Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
d) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang
menggambarkan intervensi pada keperawatan medikal
bedah tanpa komplikasi
e) Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh,
meliputi:
(1) Membantu klien memenuhi kebutuhan dasar
(2) Melakukan observasi
(3) Melakukan pendidikan kesehatan
(4) Melakukan pemeriksaan diagnostik
(5) Mengelola asuhan keperawatan klien medikal
(6) Mengelola klien pre dan post operasi kecil
(7) Melakukan tindakan kolaburasi
(8) Melakukan dokumentasi keperawatan
3) Keperawatan Medikal Bedah Lanjut (PK III)
a) Memahami konsep biomedikal bedah lanjutan
b) Mengumpulkan data
c) Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
d) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang
menggambarkan intervensi pada keperawatan medikal
bedah dengan resiko
e) Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh :
(1) Melakukan observasi
(2) Melakukan pendidikan kesehatan
(3) Melakukan persiapan pemeriksaan diagnostic
(4) Mengelola asuhan keperawatan klien medikal
dengan resiko dan/atau komplikasi
30
(5) Mengelola klien pre dan post operasi sedang
(6) Melakukan tindakan kolaborasi
(7) Melakukan rujukan keperawatan
(8) Memberikan konseling
(9) Melakukan dokumentasi keperawatan
4) Keperawatan Medikal Bedah Khusus (PK IV)
a) Memahami konsep biomedikal bedah lebih spesifik
b) Dapat melakukan asuhan keperawatan medikal bedah
yang khusus pada salah satu system tubuh berikut :
(1) Gangguan Sistem Imun
(2) Gangguan Sistem Respirasi
(3) Gangguan Sistem Kardiovaskular
(4) Gangguan Sistem Hematologi
(5) Gangguan Sistem Sensori
(6) Gangguan Sistem Neurologi
(7) Gangguan Sistem Pencernaan
(8) Gangguan Sistem Muskuloskeletal
(9) Gangguan Sistem Urinaria
(10) Gangguan Sistem endokrin
(11) Gangguan Sistem Integumen
(12) Gangguan Sistem Reproduksi
c) Bertindak sebagai supervisor perawat jenjang PK I, PK II,
PK III sesuai kekhususannya.
d) Bertindak sebagai pendidik bagi klien, keluarga, sesama
teman dan peserta didik
e) Melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada klien
medikal bedah dengan otonomi penuh.
f) Mampu sebagai konselor dalam bidang medikal bedah
khusus.
g) Mampu melakukan riset di bidang medikal bedah khusus.
31
Kajian Data
Kualifikasi tenaga perawat berdasarkan tingkat pendidikan
terdapat pada tabel berikut
Tabel 9.
Kualifikasi Pendidikan Formal Tenaga Keperawatan
di Ruang Rawat Inap Anggrek
No Jenis Pendidikan Jumlah % Keterangan
1 Profesi ners 2 10 -
2 S1 Kesehatan 1 5 -
Masyarakat
3 D III keperawatan 17 85 -
Jumlah 20 100
Sumber: Data Primer
Analisa
Berdasarkan tabel 9 datatingkat pendidikan formalperawat
diruang rawat inap Anggrek, dengan jenjang pendidikan tertinggi
lulusan DIII Keperawatan sebanyak 17 orang ( 85% ), N e r s 2 orang (
10%) dan S1 Kesehatan Masyarakat ada 1 orang sebanyak 1 orang
(5%). Hal ini berarti sesuai dengan standar profesi yang mana batas
minimal dengan jenjang pendidikan DIII
Tabel 10.
Distribusi Tenaga Berdasarkan Pendidikan, Lama Kerja dan Pelatihan yang Pernah
dilakukan Di Ruang Rawat Inap Anggrrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta 2017
NAMA JENIS PELATIHAN Tahun
PENDID JABAT LAMA
No PERAWA NIP/NIK YANG PERNAH Pelatihan
IKAN AN KERJA
T DIIKUTI
32
Keperawatan Bagi
Kepala Ruang 2014
14. Preseptor
2. SUGI S1 PN 2 1975 09 14 10 tahun 1. PPGD 2012
RAHAYU KESEHA 2006 04 2 2. Perawatan Pada 2011
TAN 017 Anak Kritis/ICU
MASYA 3. Custemer Servise 2004
RAKAT 4. CI 2013
5. TB MDR 2013
6. Plebotomi 2013
7. Komunikasi 2013
Efektif 2014
8. Pasien Safety 2014
9. K3
3. SUHARNI D III PJ Shift 1982 1102 8 tahun 1. PPGD 2015
KEP 2008 01 2
2. TB MDR 2013
3. PPI 2013
2014
4. Komunikasi
Efektif 2014
5. K3 2014
6. Paten Safety
4. TRI DIII KEP PJ Shift 1986 0221 7 tahun 1. PPGD 2014
SUNARTI 2009 02 2 2. PPI
3. Penatalaksanaan 2013
Penyakit Asma
2010
3. Plebotomi 2013
2013
4. Pasien Safety
6. RIZKI Ners PJ Shift 1986 1024 7 tahun 1. Komunikasi 2013
KHOIRIY 2009 02 2 Efektif
ANI 2013
2. CI
2014
3. PPGD 2013
4. Service Exellent
7. SOFIATU D III AN 1990 0609 1 tahun 1. PPGD 2011
N KEP 2015 04 2
33
005 Keperawatan 1999 n
3. PPGD 2015
4. SPMKK 2006
2007
5. CI
2013
6. Kounikasi Efektif
2004
7. Costemer Service
2013
8. PPI
2014
9. K3
2014
10. Manajemen
Keperawatan Bagi
Kepala Ruang
11. Plebotomi 2013
2010
4. Penatalaksanaan
Penyakit Asma
5. SPMKK 2006
2014
6. K3
10. RIYANTI D III PJ Shift 1981 0328 8 tahun 1. PPGD 2014
KEP 2008 01 2
2. K3 2014
2015
4. Plebotomi
11. SITI ANI D III PJ Shift 1987 12 16 5 Tahun 1. PPGD 2013
WULAND KEP 2011 01 2
ARI 001 2. K3 2013
34
4. K3 2014
5. K3 2013
2015
6. Komunikasi
Efekttif
7. Plebotomi
15. SITI D III PJ Shift 1985 03 15 7 tahun 1. PPGD 2011
ROKHAY KEP 2009 03 2 2. Servie Exellent
ATUN 015 3. SDIDTK 2014
4. PPI
5. K3 2012
6. CI 2014
7. Pasien safety
2010
2013
2015
2013
3. Komunikasi 2013
Efektif 2014
4. Service Exellent
18. RIDHAW D III AN 1979 0506 10 tahun 1. PPGD 2015
2006 04 2
35
ATI KEP 008
Analisis
Kualitas tenaga keperawatan ruang rawat inap Anggrek sebanyak
17 orang sudah menyelesaikan pendidikan D3 Keperawatan, dan 2
orang perawat yang sudah menempuh pendidikan profesi ners. Dan 1
orang sudah menyelesaikan pendidikan sarjana kesehatan masyarakat,
Semua perawat sudah mengikuti pelatihan akan tetapi pelatihan yang
khusus untuk perawat anak seperti pelatihan pediatrik nursing rata-rata
belum mengikuti.
3) Uraian Tugas
Di ruang rawat inap Anggrek sudah ada struktur organisasi yang
mengarah ke metode team.
36
2. Money (Dana)
KajianTeori
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis maupun non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan rumah sakit dapat berjalan seoptimal mungkin dan dapat
dirasakan oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit perlu
mempersiapkan peralatan atau bahan medis, non medis dan jasa
pemborongan.
Sumber dana rumah sakit yaitu:
a. Daftar Isian Proyek pemerintah pusat dari APBN.
b. Daftar Isian Kegiatan dari APBN.
c. Pendapatan Fungsional dan Non fungsional dari pendapatan
pelayanan Rumah Sakit.
Menurut Djojodibroto (2012) ada tiga komponen biaya tarif pelayanan
RS, yaitu:
a. Jasa pelayanan RS yang terdiri atas biaya tenaga kerja, biaya
material, dan biaya overhead.
b. Jasa medis dan anestesi adalah biaya pelayanan profesional medis
yang diberikan oleh tenaga medis.
c. Jasa sarana, penggunaan bahan dan alat yang digunakan langsung
untuk memberikan pelayanan kepada pasien.
Kajian Data
Di RS Panembahan Senopati Bantul sumber dana dan pembelanjaan
langsung dikelola oleh pihak rumah sakit, di antaranya :
a. Biaya operasional
1) Belanja pegawai :
a) Biaya gaji : PNS dan Swadana
b) Biaya insentif / jasa pelayanan
c) Biaya lembur : PNS dan Swadana
d) Tunjangan
2) Belanja barang
37
a) Keperluan perkantoran
b) Lauk-pauk : pasien dan petugas jaga
c) Lain-lain : obat-obatan, linen medis dan non medis, barang
rumah tangga, barang binatu, barang sanitasi, barang
rehabilitasi medis, pakaian kerja.
b. Belanja daya dan jasa : listrik, air, gas dapur, telepon
c. Belanja pemeliharaan : gedung, alat medis dan non medis
d. Belanja investasi : alat medis dan non medis
Berdasarkan data di atas, bahwa Ruang Rawat InapAnggrek tidak
mengelola keuangan secara langsung baik input maupun output.
Pembiayaan barang habis pakai ataupun barang tiada dan beberapa jenis
pembiayaan secara rutin dikeluarkan setiap bulannya, seperti: belanja
pegawai, belanja barang, belanja daya dan jasa, tetapi ada juga yang tidak
selalu dikeluarkan, hanya pada waktu tertentu saja, seperti jika ada
kerusakan alat medis ataupun kerusakan barang telah habis pakai
diajukan dalam bentuk BON ke masing-masing instalasi terkait.
Analisis
Pengaturan dana di ruang rawat inap Anggrek dikelola langsung
oleh di ruang rawat inap Anggrek. Untuk barang habis pakai seperti obat
pasien diklaim melalui BPJS (jamkesmas atau askes) dengan
menyerahkan resep obat ke apotik rumah sakit.
3. Metode
Kajian Teori
a. Standar Asuhan Keperawatan
Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan
tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat
dan benar yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan
keperawatan serta sebagai tolak ukur dalam penilaian penampilan
kerja seoarang perawat (Nursalam, 2012).
standar asuhan keperawatan mempunyai 3 tujuan yaitu :
38
1) meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memusatkan
upaya meningkatkan motivasi perawat terhadap pencapaian
tujuan
2) mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan mengurangi
kegiatan asuhan keperawatan yang tidak penting
3) memberikan landasan untuk menentukan kelalaian keperawatan
dengan mengantisipasi suatu hasil yang tidak memenuhi srandar
asuahan keperawatan serta menentukan bahwa kegagalan dari
perawat untuk memenuhi standar dapat membahayakan pasien,
standar merupakan pernyataan yang absah, model yang disusun
berdasarkan wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai
apa yang memadai dan sesuai serta diterima dengan layak.
Standar Asuhan Keperawatan adalah uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil
dapat dinilai. Standar asuhan keperawatan berarti pernyataan kualitas
yang didinginkan dan dapat dinilai pemberian asuhan keperawatan
terhadap pasien/klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi
dua hal yang saling terkait erat, karena melalui standar dapat
dikuantifikasi sebagai bukti pelayanan meningkat dan memburuk
(Wilkinson, 2006).
Di Indonesia, standar keperawatan dipakai sebagai dasar
pedoman dan instrumentasi penerapan Standar Asuhan Keperawatan
yang disusun oleh depkes (2005), yaitu :
a) Standar I. pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan data anamnesa, observasi yang
paripurna dan lengkap serta dikumpulkan secara terus menerus
tentang keadaan pasien untuk menentukan asuhan keperawatan
sehingga data keperawatan harus bermanfaat bagi semua anggota
tim, data pengkajian meliputi pengumpulan data,
pengelompokkan data, dan perumusan masalah.
b) Standar II. Diagnosa keperawatan
39
Diagnosa keperawatan adalah respon pasien yang dirumuskan
berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma kehidupan pasien, dan
komponennya terjadi dari masalah, penyebab dan gejala (PES),
bersifat actual dan potensial yang dapat ditanggulangi perawat
c) Standar III. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan, komponennya meliputi prioritas masalah, tujuan
asuhan keperawatan dan rencana tindakkan.
d) Standar IV. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi
secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan
mengikutsertakan keluarga.
e) Standar V. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis,
terencana untuk menilai perkembangaan pasien.
f) Standar VI. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan secar individu oleh perawat
selama pasien dirawat inap maupun rawat jalan, digunakan
sebagai informasi, komunikasi dan laporan, dilakukan setelah
tindakan dilakukan, sesuai dengan pelaksanaan proses
keperawatan setiap mencatat harus mencantumkan inisial atau
paraf nama perawat, menggunakan formulir yang baku, simpan
sesuai peraturan yang berlaku.
Menurut Undang-undang No 35, Tahun 2009 Pasal 27
Ayat 1:Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya
40
Ayat 2:Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
Ayat 3:Ketentuan mengenai hak dan kewajiban tenaga kesehatan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur
dalam peraturan pemerintah.
Standar Keperawatan menurut Depkes RI meliputi :
1) Standar pelayanan keperawatan (SPK)
2) Standar asuhan keperawatan (SAK)
Standar asuhan keperawatan disusun dengan tujuan ; 1)
mengadakan pengukuran yang minimal sama bagi asuhan
keperawatan dimanapun dilakukan, 2) memberikan pedoman
bagi perawat, dengan menerapkan kriteria-kriteria bagi setiap
tindakan, 3) memberi pedoman bagi pengelola keperawatan
dalam mengevaluasi proses dan tindakan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat dengan ukuran yang baku, bagi
setiap peserta didik dan setiap pendidikan keperawatan (
Standar Praktek PPNI,2001).
Diagnosa NANDA, NOC dan NIC merupakan standar
bahasa keperawatan yang dapat digunakan dalam asuhan
keperawatan. NANDA (North American Nursing Diagnosis
Association), merupakan klasifikasi pertama pada tahun 1973
dan diakui sebagai klasifikasi keperawatan pertama.
Dijelaskan bahwa diagnosa keperawatan merupakan dasar
untuk menentukan intervensi keperawatan untuk mencapai
hasil yang diharapkan dan dapat dipertanggung jawabkan
oleh perawat (NANDA,2001).
NOC (Nursing Outcome Classification) adalah
mendefinisikan status klien setelah dilakukan intervensi
keperawatan (Johnson dan Mass, 2001). Standar kriteria hasil
dikembangkan untuk mengukur hasil dari tindakan
41
keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan
dan semua pasien.
NOC mempunyai 7 domain (fungsi kesehatan, fisiologi,
psikososial, pengetahuan, perilaku, persepsi, keluarga dan
masyarakat). NOC menyediakan suatu standar tentang hasil
yang dapat diukur, dan digunakan untuk mengevaluasi
intervensi terhadap pasien. Tahun 1987 Pusat Klasifikasi
Keperawatan di Universitas Iowa mengenalkan NIC, dan
tahun 1991 mengenalkan NOC, dimana NOC dan NIC diakui
lebih efektif dan efisien dalam bahasa diagnostik yang akan
dikembangkan menjadi standar intervensi dan kriteria hasil.
NOC dan NIC dapat digunakan bersama dengan diagnosa
NANDA.
NIC (Nursing Intervention Classification) adalah standar
bahasa intervensi yang dapat digunakan di semua area
keperawatan dan spesialis. Intervensi Keperawatan
merupakan tindakan yang berdasarkan kondisi klinik dan
pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan (MC Closkey
dan Buechek, 2000). NIC memuat intervensi fisiologi dan
psikososial. Intervensinya untuk perawatan penyakit,
pencegahan penyakit, serta peningkatan kesehatan. NIC
membantu perawat dalam pengambilan keputusan klinis,
menunjukkan aksi perawat dalam sistem pelayanan
kesehatan, memudahkan komunikasi keperawatan perawat
yang lain dan penyedia layanan kesehatan lain. Penggunaan
standar bahasa dapat diterima untuk mempermudah
administrasi dan pengambilan keputusan (ANA,1995).
Sistem NANDA, NOC dan NIC dapat diterima dan
mendukung semua bagian proses keperawatan, kecuali
pengkajian. NANDA, NOC dan NIC didukung oleh
penelitian untuk memfasilitasi perawatan lanjutan pada
42
semua area, dan merupakan standar bahasa keperawatan
yang dapat diterapkan pada semua area keperawatan. Tetapi
sampai saat ini NANDA, NOC, dan NIC masih belum ada
yang mengembangkan sebagai pedoman Standart Asuhan
Keperawatan yang dapat dipergunakan untuk
menstandarisasi bahasa terutama.
Komponen Pernyataan Diagnosa Keperawatan adalah:
1) Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau
label diagnosa yang diidentifikasi dari daftar NANDA.
2) Faktor risiko/faktor yang berhubungan adalah penyebab
atau alasan yang dicurigai dari respon yang telah
diidentifikasi dari pengkajian
3) Definisi karakteristik (tanda dan gejala): manifestasi yang
diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong
diagnosa keperawatan.
Pemberi Sifat untuk Label Diagnosa :
1) Akut : berat tetapi durasi singkat.
2) Perubahan : suatu perubahan dari dasar.
3) Kronik : bertahan dalam waktu lama, berulang,
konstan.
4) Menurun : sedikit, kurang dalam ukuran jumlah,
derajat.
5) Defisien : tidak adekuat dalam jumlah, kurang,
derajat, defektif, tidak cukup, tidak lengkap.
6) Deplesi : hilang sebagian ada keseluruhan atau
habis.
7) Disfungsional : abnormal, fungsi tidak sempurna.
8) Gangguan : terganggu, terhenti, dipengaruhi oleh.
9) Kelebihan : ditandai dengan jumlah yang lebih
besar dari yang perlukan, yang diinginkan atau
bermanfaat.
43
10) Meningkat : lebih besar dalam jumlah, ukuran dan
derajat.
11) Kerusakan : membuat buruk, melemah, rusak,
memburuk.
12) Tidak efektif : tidak menghasilkan efek yang
diharapkan.
13) Intermiten : berhenti dan mulai lagi pada interval
tertentu, periodik siklik.
14) Potensial terhadap peningkatan
(untuk penggunaan diagnosa kesejahteraan) :
peningkatan di definisikan sebagai membuat lebih
besar meningkatkan kualitas, atau lebih dari yang
diinginkan.
b. Prosedur Tetap
Kajian Teori
Prosedur Tetap merupakan salah satu pedoman kerja bagi tenaga
keperawatan dalam rangka mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional.
Kajian Data
Metode/standar/protap yang dipergunakan untuk pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap Anggrek RSUD Panembahan
SenopatiBantul, sebagai berikut:
44
Tabel 11.
Standar Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati
No. Nama Dokumen
Analisa
Berdasarkan tabel diatas, penyusunan SAK sebagianbelum
sepenuhnya mengikuti ketentuan penyusuan SAK dengan mengacu pada
North American Nursing Diagnosis (NANDA) tujuan atau kriteria hasil
belum sepenuhnya mengacu pada Nursing Outcame Classification (NOC)
dan intervensi juga belum sepenuhnya mengacu pada Nursing Intervention
Classification (NIC). Dan dari 10 besar penyakit ada yang belum tersusun
SAKnya yaitu Infeksi Virus, Infeksi Bakteri dan Sindrome Nefrotik.
45
Tabel 12.
Standart Operasional Prosedur di Ruang Rawat Inap Anggrek
46
25 Membantupasiendenganposisisetengahduduk (Semi Fowler) Kep / 025 / II / 2015
47
51 Pemberianmakanlewat NGT Kep / 051 / II / 2015
Sumber: Standar Asuhan Keperawatan Khusus di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati, Bantul
48
Analisa
Standar operasional prosedur di ruang rawat inap anggrek
menggunakan SPO Tahun 2015, dan dari SPO yang ada, ada tindakan
yang dilakukan perawat tetapi belum ada SPOnya, seperti pemasangan IV
Plug dan injeksi melalui IV Plug dan Pengukuran suhu tubuh mengunakan
termometer digital.
Table 13.
Buku Pedoman, Standar, Protap, Kebijakan lain di Ruang Rawat Inap
Anggrek
RSUD Panembahan Senopati, Bantul
No Uraian Keterangan
1 Tarif pelayanan kesehatan RSUD PS 2015 1 buah
2 Standar prosedur operasional bidang keperawatan RSUD PS 2015 1 buah
3 Panduan pencegahan dan pengendalian infeksi RSUD PS 2015 1 buah
Sumber: data primer
49
jenis kegiatan, jumlah yang di butuhkan. Juga didasarkan atas pergroup
bahan-bahan yang dipakai, disimpan maupun dicuci.
Perawatan minimal dilengkapi dengan ruang keperawatan, ruang
perawat jaga yang sebaiknya terletak di tengah-tengah ruang perawatan
pasien, ruang ganti perawat, ruang tindakan perawatan, ruang obat dan
peralatan, ruang penyimpanan alat tenun, ruang diskusi, kamar mandi
pasien, kamar mandi perawat atau petugas (Nursalam, 2008).
Sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/
bermanfaat, bermutu, dan terjangkau (UU No. 36 Tahun 2009, Pasal
98).
Instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada!manusia, dan atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Fasilitas adalah segala sesuatu hal yang menyangkut Sarana,
Prasarana maupun Alat (baik alat medik maupun alat non-medik) yang
dibutuhkan oleh RS dalam memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
bagi pasiennya (Kemenkes RI Tahun 2012).
b. Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang dan perawat di
ruang rawat inap Anggrek didapat bahwa sudah dilakukan pengajuan
untuk pengadaan alat-alat inventaris, tetapi belum direalisasikan seperti
kursi roda, dan termometer.
Menurut perawat bahwa peralatan yang tersedia di ruang rawat
inap Anggrek secara kuantitas dan kualitas masih kurang, misalnya
thermometer yang bisa digunakan Cuma 2, kursi roda dan head box
kondisinya kurang baik.
Perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung dikelola oleh
tingkat Direksi. Kepala Ruang memberikan usulan untuk kebutuhan
50
alat/ bahan di ruangan. fasilitas di ruang rawat inap Anggrek seperti
pada tabel di bawah ini:
1) Fasilitas Untuk Pasien
Tabel 14.
Fasilitas Untuk Pasien di Ruang Rawat Inap Anggrek
No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan
1 Tempat Tidur 31 Cukup Baik
2 Lemari Pasien 29 Cukup Baik
3 Kursi Penunggu 29 Cukup Baik
4 Kipas Angin 9 Cukup Baik
5 Air Conditioner 4 Cukup Baik
6 Kursi Roda 2 Tidak Baik 2
7 Branchart 1 Cukup Baik
8 Jam Dinding 5 Tidak Baik 3
9 Timbangan tidur 2 Cukup Baik
10 Kamar mandi dan WC 10 Bersih
11 Dapur 1 Bersih
12 Wastafel 10 Bersih
13 TV 1 Cukup Baik
Tabel 15.
Fasilitas Untuk Perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek
No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan
1 Televisi 1 Baik
2 Komputer 1 Baik
3 Dispenser 1 Baik
4 Kasur 2 Baik
5 Kursi 10 Baik
6 Kursi Panjang 3 Baik
51
3) Daftar Alat Keperawatan/Medis
Tabel 16.
Alat keperawatan dan Medis
No Nama Barang Kondisi Usulan
Jumlah
1. Bed Pasien 31 Cukup Baik
52
24 X-Ray Film viewer 1 Cukup Baik
4 Selimut 20 Baik
5 Perlak 20 Baik
53
5) Daftar Alat Kebersihan
Tabel 18.
Daftar Alat Kebersihan
No Nama barang Jumlah Kondisi
1. Keset Kaki 12 Baik
2. Tempat Sampah Medis 3 Baik
3. Tempat Sampak Non Medis 6 Baik
4. Sapu 2 Baik
5. Kain Pel 4 Baik
6. Kemoceng 2 Baik
7. Serok Sampah 1 Baik
54
7) Daftar Buku
Tabel 20.
Daftar Buku
No Nama barang Jumlah Kondisi
1. Buku Injeksi 3 Baik
2. Buku PULANG APS 1 Baik
3. Buku Register 1 Baik
4. Buku Asuransi 1 Baik
6. Buku Visit Dokter 4 Baik
7. Buku Nebulizer 3 Baik
8. Buku Pengembalian RO Dan USG 1 Baik
9. Buku Rujukan 1 Baik
10. Buku Bon Apotik 1 Baik
11. Buku PN 3 Baik
12. Buku Monitor Suhu Kulkas 1 Baik
14. Buku Inventaris Perpus 1 -
16. Buku Peminjaman Dan Pengembalian Alat 1 Baik
17. Buku Paket Diagnose 1 Baik
18. Buku Bon Gudang 1 Baik
19. Buku KTD Petugas 1 Baik
20. Buku Kematian Pasien 1 Baik
21. Buku Rujukan 1 Baik
22. Buku Jaminan 1 Baik
Analisa : Secara kuantitas dan kualitas sebagian besar fasilitas di Ruang Rawat
Inap anggrek cukup baik tetapi alat-alat diruangan perlu dirapikan dan ditata
serta di tambahkan lagi.
55
C. UNSUR PROSES
1. Proses Asuhan keperawatan
Kajian Teori
Penerapan SAK
a. Kajian Teori
Proses asuhan keperawatan adalah metode ilmiah dalam pemberian
asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan juga merupakan
proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara
perawat dengan klien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal (NANDA, 2013). Proses asuhan
keperawatan terdiri dari :
1) Pengkajian
Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap
dan dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien
untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data harus
bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen
pengkajian meliputi: pengumpulan data, pengelompokan data,
dan perumusan masalah.
2) Diagnosa
Diagnosa keperawatan menggambarkan masalah pasien baik
actual, maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data.
Diagnosa dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien,
dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien.
Kriteria diagnosa dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan
pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang
perawat, dengan komponenterdiri atas masalah, penyebab dan
tanda gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE)
yang bersifat aktual apabila masalah kesehatan sudah nyata terjadi
dan bersifat potensial apabila masalah kesehatan kemungkinan
besar akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.
56
3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa
keperawatan. Komponen perencanaan keperawatan meliputi
prioritas masalah, tujuan, rencana tindakan dan implementasi.
Prioritas masalah ditentukan dengan memberi prioritas utama
yang mengancam kehidupan pasien dan prioritas selanjutnya
masalah yang mengancam kehidupan pasien. Prioritas ketiga
masalah yang mempengaruhi perilaku.
4) Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan rencana tindakan yang
ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi aspek
peningkatan, pencegahan, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga.
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan
rencana yang ada, menyangkut keadaan bio-psiko-sosio-spiritual
pasien, menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan kepada klien, sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada,
menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic, menerapkan prinsip
aman, nyaman, ekonomis, menjaga privasi, dan mengutamakan
keselamatan pasien, melaksanakan perbaikan tindakan
berdasarkan respon pasien, merujuk segera bila ada masalah yang
mengancam keselamatan pasien, mencatat semua tindakan yang
telah dilaksanakan, merapikan pasien dan alat setiap selesai
tindakan, melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur
teknik yang telah ditentukan.
5) Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilaksanakan
secara periodik sistemik, dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien. Evaluasi dilaksanakan dengan memeriksa
kembali hasil pengkajian awal dan intervensi awal untuk
57
mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan pasien
termasuk strategi keperawatan yang telah diberikan untuk
memecahkan masalah pasien. Evaluasi melibatkan pasien,
keluarga dan tim kesehatan lain serta dilakukan sesuai dengan
standar.
6) Pencatatan Asuhan Keperawatan
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan pasien dan perkembangan pasien selama dalam
pemberian asuhan keperawatan. Pencatatan dilakukan selama
pasien dirawat inap dan rawat jalan. Catatan dapat digunakan
sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan yang dilakukan
setelah selesai melakukan tindakan asuhan keperawatan.
Penulisan harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang
baku sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan. Setiap
pencatatan harus mencantumkan paraf dan nama perawat yang
melaksanakan tindakan dan waktu pelaksanaan serta
menggunakan formulir yang telah ada dan disimpan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada klien
digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Standar
keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2005) yang mengacu
dalam tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Instrumen penilaian standar tersebut telah disusun oleh DepKes
(instrument A).
Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dengan menggunakan
metode pencatatan FOCUS (Process Oriented and client focus
system) digunakan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan
keperawatan. Penulisan catatan perkembangan dengan
menggunakan format DAR (Data-Action-Response), dengan data
berisi mengenai data subyektif dan obyektif yang mendukung
58
dokumentasi focus, action berupa dokumentasi tindakan
keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdasarkan
pengkajian atau evaluasi keadaan klien dan respon berupa
dokumentasi terhadap respon klien terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
Kajian Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument A
yang sudah di bakukan oleh Depkes RI, 2002.Studi dokumentasi
dilakukan pada 3status pasien di ruang rawat inap Anggrek dengan kriteria
pasien dengan lama perawatan minimal 2 hari.Sebagaimana hasil
observasi tentang proses pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang
rawat inap Anggrekdidapatkan hasil bahwa format asuhan keperawatan
mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi serta
catatan asuhan keperawatansudah tersedia pada setiap status menggunakan
format dokumentasi asuhan keperawatan. Hasil yang didapatkan sebagai
berikut :
Tabel 21.
Hasil Evaluasi Dokumentasian Keperawatan dengan Instrumen A
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
(n=11)
59
93% keperawatan aktual atau potensial
Sumber: Hasil observasi langsung selama 3 hari status pasien. Ruang Rawat Inap
Anggrek Pada tanggal 9-11 Mei 2017
Analisa Data :
Pada tabel 21. Hasil Evaluasi Dokumentasi Keperawatan dengan
Instrumen Adi Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati
Bantul 85,68% dalam kategori baik, hanya saja dalam pengkajian data
belum dikelompokkan berdasarkan bio, psiko, sosio dan spritual, pada
60
diagnosa keperawatan sebagian belum mencerminkan PE/PES, pada
rencana tindakan sebagian belum melibatkan keluarga pasien, pada
implementasi sebagian belum mengobservasi respon pasien terhadap
tindakan keperawatan, pada evaluasi sebagian belum mengacu pada tujuan
dan pada catatan asuhan keperawatan perawat sebagian belum
mencantumkan nama jelas .
61
Kajian Data
Tabel 22.
Hasil Evaluasi Pelaksanaan Universal Precaution
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati, Bantul
No Aspek yang dinilai =Observasi
SL KK TP
1. Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan pasien
5 6
atau melakukan tindakan pada pasien 0
2. Perawat mencuci tangan dengan sabun/ deterjen/
11 0
desinfektan 0
3. Perawat mencuci tangan di tempat air mengalir
11 0 0
(wastafel)
4. Perawat menggunakan sarung tangan ketika kontak atau 1
7 3
melakukan tindakan dengan pasien.
5. Perawat menggunakan masker ketika melakukan
11 0 0
tindakan kepada pasien.
6. Perawat menggunakan baju pelindung ketika melakukan
0 0 11
tindakan kepada pasien.
7. Perawat menggunakan alat-alat steril untuk satu pasien. 11 0 0
8. Perawat menggunakan alat-alat disposible hanya untuk
11 0 0
sekali pakai.
9. Perawat mensterilkan alat-alat steril di instalasi 0
11 0
sterilisasi sentral.
10. Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan di tempat 0
11 0
khusus.
11. Perawat membuang benda-benda tajam di tempat khusus
11 0 0
benda-benda tajam.
12. Perawat membuang sampah medis di tempat sampah 0
11 0
medis.
13. Perawat membuang sampah non medis di tempat
11 0 0
sampah non medis.
Jumlah 122 9 12
Persentase 85,3 8,4%
6,3%
%
Sumber: Hasil observasi langsung di ruang rawat inap Anggrek, pada tanggal 9-11
Mei 2017
Analisis
Berdasarkan hasil observasi tersebut pelaksanaan universal
Precautions di Ruang rawat inap anggrek(85,3 %) dalam kategori baik,
namun peningkatan UPI masih harus dilakukan seperti mencuci tangan
sebelum melakukan tindakan kepada pasien, dan mengedukasi dan
mengajarkan pasien baru tentang cara mencuci tangan.
62
Tabel 23.
Hasil Evaluasi Pelaksanaan 9 patient safety
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati, Bantul
Observasi
No Komponen Yang Dinilai
Ya Tidak
d. Dokumentasian berlapis 1 0
TOTAL 8 0
a. Perawat menuliskan identitas klien dengan lengkap dan jelas dalam setiap 1 0
pendokumentasian asuhan keperawatan dan pada setiap pintu masuk ke
kamar klien
b. Perawat menuliskan No CM setiap klien dengan lengkap dan jelas 1 0
TOTAL 5 0
63
d. Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya 1 0
TOTAL 4 1
4 Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar sebelum melakukan
tindakan
TOTAL 2 1
f. Perawat mengatur tetesan infuse atau hasil perhitungan sesuai dengan order 1 0
Analisa Data :
Sesuai tabel 23, Hasil Evaluasi Pelaksanaan 9 patient safetyDi Ruang
Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati, Bantul di atas dapat
diketahui bahwa Pelaksanaan 9 patient safety di Ruang Rawat Inap
Anggrek (96,4%) termasuk kategori baik sekali.
64
Gambar 3.
Skema Mekanisme Kerja Fungsi-FungsiManajemen
4.
Keinginan kebutuhan Perencanaan
Pengorganisasian
Tujuan
Pengarahan
5. Informasi
Pengkoordinasian
Pengawasan
65
harus diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat
membantu dalam upaya melakukan perbaikan atau improvisasi
apabila dalam perjalanan kegiatan usaha keluaran yang tidak
diharapkan. Dengan demikian perencanaan dapat dikoreksi tanpa
kehilangan waktu dan efisiensi.
Kerangka perencanaan terdiri dari :
a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah
mencapai visi.
b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi
c) Tujuan, berisikan tujuan yang ingin dicapai
d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.
e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan
f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang
menyimpang
66
perencanaan, dan masa depan merupakan perencanaan yang disusun
berdasarkan evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan
sekarang.
Perencanaan berdasarkan periode meliputi :
a) Perencaaan jangka pendek (target waktu dalam minggu atau bulan)
b) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)
c) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)
Kajian Data
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang dan perawat-
perawat yang ada di ruang rawat inap anggrek, diungkapkan bahwa
pengadaan waktu rapat tidak menentu, tidak rutin setiap bulan, dan
jarang terlaksana.
Analisis Data :
Perencanaan dilakukan oleh kepala ruang serta melibatkan staf,
namun untuk perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
belum tersusun hal ini dikarenakan tidak adanya rapat rutin.
b. Organizing
Kajian Teori
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manager
dengan autoritas pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara
67
dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik
secara vertikal maupun horisontal, yang bertanggung jawab untuk
mencapai objektif organisasi (Swansburg, 2004).
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur formal
paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi dengan ukuran
tertentu, struktur kepemimpinan merupakan jenis yang besar
kemungkinan untuk berkembang melalui proses evolusioner karena
dengan peningkatan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan dan
jumlah pekerja yang mengerjakannya ada kecendrungan untuk
membagi pekerjaan ke dalam tugas khusus dan untuk mengatur
pekerja yang terikat dalam tugas yang sama ke dalam kelompok
yang jelas menurut definisi pekerja yang logis.
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung
jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-masing kegiatan.
Berdasarkan hal tersebut maka fungsi pengorganisasian dari kepala
ruang adalah (Nursalam, 2012) :
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas
d) Membuat rentang kendalii kepala unit membawahi 2 ketua tim
dan ketua tim membawahi 2-3 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat
kepada ketua tim
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi klien
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan
68
Pengorganisasian Pelaksanaan Asuhan Perawatan
Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan Model Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) sebagai suatu sistem (struktur, proses, nilai-nilai
profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung pemberian asuhan
keperawatan. MPKP terdiri dari elemen sub sistem antara lain :
a) Nilai-nilai profesional (inti MPKP)
b) Pendekatan manajemen
c) Metode pemberian asuhan keperawatan
d) Hubungan profesional
e) Sistem kompensasi dan penghargaan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori mengenai
metode asuhan keperawatan. Menurut Gillies (1989) metode asuhan
keperawatan terdiri dari metode kasus, metode fungsional, metode tim dan
metode primer.
Metode kasus (Total Care Method)
Metode ini merupakan metode tertua (tahun 1880) dimana seorang klien
dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap perawat
ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan
dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat dan hal
ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti di ruang rawat intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah :
a) Sederhana dan langsung
b) Garis pertanggungjawaban jelas
c) Kebutuhan klien cepat terpenuhi
d) Memudahkan perencanaan tugas
69
Kekurangan dari metode ini adalah :
a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
b) Perlu tenaga yang cukup banyak yang mempunyai kemampuan dasar yang
sama
c) Tak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman
d) Mahal, perawat profesional termasuk melakukan tugas non professional
Metode Fungsional
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan keperawatan
dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh perawata yang
berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas. Misalnya fungsi
menyuntik, membagi obat, perawatan luka. Metode ini merupakan manajemen
klasik yang menekankan pada efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang lebih mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai
sebagai standar.
Metode Primer
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam suatu
pelayanan dengan semua staff keperawatan yang profesional. Pada metode ini
setiap perawat primer memberikan tanggung jawab penuh secara menyeluruh
terhadap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan mulai dari pasien
masuk sampai keluar dari rumah sakit, mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
mengimplementasikan dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (primary
nurse/PN). Setiap PN merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab terhadap klien
selama 24 jam dari klien masuk sampai dengan pulang. Terdapat kontinuitas
asuhan keperawatan yang bersifat komprehensif dan dapat dipertanggung
70
jawabkan. Dalam satu grup PN mempunyai beberapa AN dan perawatan
dilanjutkan oleh AN.
Kelebihan dari model primer ini adalah :
a) Model ini bersifat kontinu dan komprehensif dalam melakukan proses
keperawatan kepada klien.
b) Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri
c) Pasien merasa dimanusiakan karena terpenuhinya kebutuhan secara
individu.
d) Asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Kelemahan dari model ini adalah :
Model ini hanya dapat dilaksanakan oleh perawat yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang memadai dengan kriteria :
a) Asertif
b) Mampu mengatur diri sendiri
c) Kemampuan pengambilan keputusan yang tepat
d) Penguasaan klinik
e) Akuntabel dan mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai
disiplin.
71
Model keperawatan primer dapat dilihat padagambar berikut:
PERAWAT PRIMER
PASIEN
PASIEN/ KLIEN
72
spesialisasinya yang kemudian mengkoordinasikan pelayanan sampai pasien
pulang. NCM bertanggung jawab memonitor perkembangan pasien apakah
sesuai dengan kriteria outcame yang di harapkan. Perkembangan itu
dikomunikasikan kepada dokter, perawat dan pemberi pelayanan kesehatan
lain. Semua pemberi pelayanan kesehatan bekerjasama untuk mengurangi
length of stay sambil memusatkan perhatian pada masalah-masalah pasien.
Care MAP adalah kombinasi rencana perawatan (Nursing Care Plan/NCP)
dan Critical Path. Alasan utama menggunakan care MAP adalah untuk
memberikan pedoman tertulis untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan
keluarga. Semua pemberi pelayanan mengikuti care MAP untuk meningkatkan
mutu pelayanan, mengurangi length of stay, mengubah pola praktik untuk
meningkatkan efisiensi, memfasilitasi pencapaian outcame dan mengurangi
biaya serta menurunkan rehospitalisasi.
NursingAdministration
73
a) Tugas Kepala Ruang Keperawatan yang mendukung
pelaksanaan sistem pemberian asuhan keperawatan dengan
Metode Primer Modifikasi :
(1) Membagi staf keperawatan ke dalam tim MPM sesuai
dengan kemampuan dan beban kerja
(2) Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN
(3) Membagi pasien kepada tim MPM sesuai dengan
kemampuan dan beban kerja
(4) Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan
AN
(5) Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal.
(6) Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien
yang akan pulang
(7) Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga
siang/malam/hari libur
(8) Berperan sebagai konsultan dari PN
b) Tugas Primary Nurse (PN):
(1) Bertugas pada pagi hari
(2) Bersama AN menerima operan tugas jaga dari AN yang
tugas jaga malam
(3) Bersama AN melakukan konfirmasi /Supervisi tentang
kondisi pasien segera setelah selesai operan tugas jaga
setiap pasien.
(4) Bersama AN melakukan doa bersama sebagai awal dan
akhir tugas, dilakukan setelah selasai operan tugas jaga
malam.
(5) Melakukan pre conference dengan semua AN yang ada
dalam grupnya pada setiap awal dinas pagi
(6) Membagi tugas / pasien kepada AN sesuai kemampuan
dan beban kerja.
74
(7) Melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnosa
dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien
yang menjadi tanggungjawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan.
(8) Memonitor dan membimbing tugas AN.
(9) Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan
asuhan pasien
(10) Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan askep
yang dilakukan oleh AN yang ada dibawah tanggung
jawabnya.
(11) Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai
tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan.
(12) Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas
dan menerima laporan akhir tugas jaga dari AN untuk
persiapan operan tugas jaga berikutnya.
(13) Mendampingi AN dalam operan tugas jaga kepada AN
yang tugas jaga berikutnya.
(14) Memperkenalkan AN yang ada dalam satu grup yang
akan merawat selama pasien dirawat kepada pasien
atau keluarga pasien baru.
(15) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference
dengan dokter/tim kes. Lain setiap seminggu sekali.
(16) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference
dalam pertemuan rutin keperawatan di ruangan
minimal sebulan sekali.
(17) Menyelenggarakan diskusi kasus atau conference
sesuai prosedur.
(18) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas.
(19) Menggantikan tugas PJ ruang pada pagi hari jika PJ
tidak ada.
(20) Mendelegasikan tugas AN pada siang/malam/hari libur
75
(21) Memberikan bimbingan mahasiswa praktek yang ada
dalam groupnya dalam rangka orientasi dan
pelaksanaan praktek keperawatan.
(22) Menginformasikan peraturan dan tata tertib yang
berlaku pada pasien atau keluarga
(23) Melakukan visite perkembangan pasien serta persiapan
pasien pulang
(24) Meneriama konsultasi atau keluhan pasien dan
berusaha mengatasinya.
(25) Membuat laporan tugas pada kepala ruang setiap akhir
tugas.
(26) Mengikuti pertemuan ilmiah RS.
c) Tanggung jawab Primary Nurse (PN) :
(1) Kebenaran data-data klien dalam proses keperawatan
(2) Kebenaran kajian data keperawatan
(3) Kebenaran diagnosis
(4) Kebenaran rencana tindakan keperawatan
(5) Kebenaran layanan asuhan keperawatan
(6) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan tindakan
keperawatan
(7) Kebenaran evaluasi
(8) Kebenaran kesimpulan
(9) Kebenaran dan ketetapan pendidikan kesehatan pada
pasien
(10) Pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien dengan
kolaborasi tim
(11) Kebenaran dan kelengkapan isian dokumen asuhan
keperawatan
(12) Kebenaran bimbingan dan arahan kepada anggota tim
primer keperawatan dan siswa /mahasiswa.
(13) Kebenaran dan kelengkapan laporan dan dokumen
asuhan keperawatan
76
d) Wewenang Primary Nurse (PN) :
(1) Mengatur dan membimbing AN, siswa/mahasiswa
dalam tim keperawatan yang menjadi tanggung
jawabnya
(2) Meminta bahan dan perangkat kerja yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan asuhan dan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan pasien
(3) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan
(4) Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas dengan
penanggung jawab ruang
(5) Melakukan asuhan dan pelayanan kesehatan yang
komprehensif dan prima
(6) Mendelegasikan tugas pada AN.
e) Tugas Assosiate Nurse (AN) :
(1) Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan
tugas jaga.
(2) Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap
awal tugas pagi.
(3) Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawab dan ada bukti di rekam
keperawatan.
(4) Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti
direkam keperawatan.
(5) Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
kepada PN.
(6) Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan.
(7) Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya.
77
(8) Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua
pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
(9) Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir
tugas pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
(10) Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada
setiap akhir tugas dan melaporkan
kondisi/perkembangan semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada PN.
(11) Bila PN tidak ada, wajib mengenalkan AN yang ada
dalam satu group yang akan memberikan asuhan
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru.
(12) Melaksanakan tugas PN pada siang/ malam/ hari libur.
(13) Berkoordinasi dengan PPJR/Dokter/Ilmu kesehatan
yang lain bila ada kesulitan dalam pelayanan
(14) Mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter,
group kesehatan lain, setiap minggu.
(15) Mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan
rutin keperawatan di ruangan.
(16) Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN.
f) Tanggung jawab AN :
(1) Kebenaran asuhan keperawatan meliputi kajian
diagnosis, rencana tindakan keperawatan
(2) Kebenaran dan ketepatan pelayanan asuhan meliputi
tindakan dan evaluasi keperawatan
(3) Kelengkapan bahan dan peralatan kesehatan
(4) Kebersihan pasien dan alat-alat keperawatan
(5) Kebenaran isian rekam keperawatan
(6) Kebenaran infomasi/bimbingan/penyuluhan kesehatan
kepada pasien/keluarga
78
(7) Ketepatan penggunaan sumber daya secara efisien dan
efektif
g) Wewenang AN :
(1) Memeriksa kelengkapan peralatan ruang rawat
(2) Meminta bahan dan perangkat kerja sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan tugas
(3) Melakukan pengkajian, menetapkan diagnosa dan
perencanaan keperawatan bagi pasien baru pada saat
PN tidak bertugas siang/ malam / hari libur.
(4) Melakukan asuhan keperawatan pasien
(5) Melaporkan asuhan keperawatan pasien ke PJ tugas
jaga dan PN
Kajian Data
Penerapan MPKP di ruang rawat inap anggrek sudah dilakukan
secara optimal. Dari struktur organisasi tergambar bahwa metode yang
digunakan adalah Metode Tim yaitu terdapat Kepala Ruang yang
dibantu oleh 3 kepala tim yang masing-masing mempunyai beberapa
perawat pelaksana. Dalam pelaksanaannya sudah sesuai berdasarkan
perannya masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat yang ada di
ruang rawat inap Anggrek, pelaksanaan MPKP dengan Metode Primer
Modifikasi (MPM), sudah dilaksanakan,namun belum secara
menyeluruh.
Serah terima tugas operan jaga antar shift jaga dilakukan di
Nurse Station. Pada pelaksanaannya setelah dilakukan observasi
selama 3 hari saat operan jaga dari masing-masing shift jaga sudah
datang/pulang tepat waktu sehingga pada saat operan jaga semua
dapat menerima informasi/memberikan informasi tentang pasien yang
menjadi tanggungjawabnya. Materi yang dilaporkan sudah cukup
lengkap meliputi diagnose medis, perkembangan pasien, rencana
79
tindakan yang akan dilakukan baik tindakan medis maupun tindakan
keperawatan, pre dan post conference sudah dilaksanakan.
Jumlah tenaga yang ada di ruang rawat inap Anggrek RSUD
Penembahan Senopati Bantul adalah sebanyak 20 orang termasuk
penanggung jawab ruangan dan dibagi dalam 3 shift, rata-rata
pembagian tiap shift pagi 7 orang, yang terdiri dari 3 primary nurse , 3
orang assosiate nurse. Sedangkan untuk shift sore 4 perawat dan
malam 3 orang perawat, sisanya dengan jadwal libur atau turun jaga.
Penilaian mengenai pemahaman perawat terhadap metode
asuhan pasien di Ruang Rawat Inap Anggrek dilakukan melalui
observasi dan wawancara. Hasil observasi dan wawancara mengenai
pemahaman perawat terhadap metode asuhan keperawatan primer
modifikasi dikategorikan sebagai berikut :
a. A ; ≥ 90 kategori Baik Sekali
b. B ; ≥ 75 kategori Baik
c. C ; ≥ 60 kategori Cukup
d. D ; < 60 kategori Kurang
Model keperawatan primer modifikasi didasarkan pada
beberapa alasan antara lain :
a. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
sebagai perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 Keperawatan
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni karena tanggung
jawab pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
80
Tabel 24.
Evaluasi Tugas Kepala Ruangan di Ruang Rawat Inap Anggrek
No Tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung pelaksanaan Observasi
sistem pemberian asuhan keperawatan dengan metode primer SL SR KD TP
modifikasi (3) (2) (1) (0)
1 Membagi staff ke dalam grup TIM sesuai dengan kemampuan
√
dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √
3 Kepala Ruang melakukan meeting morning √
4 Membagi pasien ke dalam grup TIM sesuai dengan
√
kemampuan dan beban kerja
5 Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas perawat √
6 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
√
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
7 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien akan √
pulang
8 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, malam,
√
libur
9 Berperan serta sebagai konsultan √
Jumlah = 22 21 2 0 0
Total : 22/27 X100 85,18%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11 mei 2017
81
Tabel 25.
Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana (AN) keperawatan
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
Tugas AN yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian Observasi
No asuhan keperawatan dengan metode primer modifikasi SL SR KD TP
(MPM) (3) (2) (1) (0)
1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari
√
dan kepada AN yang ada dalam satu grup
2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien
√
segera setelah selesai operan setiap pasien
3 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang
√
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4 Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal
√
tugas
5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam √
keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
√
rekam keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
√
kepada PN
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di √
rekam keperawatan
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
√
mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien
√
yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien
√
yang menjadi tanggung jawabnya
12 Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada
setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
√
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada PN
13 Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam
grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga √
berikutnya kepada pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore malam
√
libur
15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila
√
ada masalah pasien pada sore malam libur
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain
√
setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
√
keperawatan di ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN √
Jumlah 39 2 1 0
Total (%) = 42/54 77,77%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11 mei 2017
82
Tabel 26.
Hubungan Profesional Antara Staff Keperawatan dengan Pasien
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
Observasi
Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan dengan Pasien atau
No SL SR KD TP
Keluarga dapat Terjalin Terus Menerus Selama Pasien Dirawat
(3) (2) (1) (0)
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada di
√
ruangan setiap awal tugas
2 Perawat menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang
√
berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru
4 Perawat memperkenalkan diri √
5 Perawat melakukan visit atau monitoring pasien untuk mengetahui
√
perkembangan atau kondisi pasien
6 perawat memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau
√
program pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan perawat memberikan
penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan kepada pasien atau √
keluarga
8 Kesediaan Perawat untuk menerima konsultasi/keluhan
√
pasien/keluarga dan berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa perawat yang bertanggung
√
jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan nama pasien.
10 Perawat memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan pulang. √
Jumlah 12 6 1
Total 19/30 X100 63.33%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11 mei 2017
83
Tabel 27.
Hubungan Profesional Antar Staff Keperawatan untuk menjamin Askep
berkesinambungan
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan yang Dapat Observasi
No Menjamin Asuhan Keperawatan yang Berkesinambungan SL SR KD TP
Secara Terus Menerus (3) (2) (1) (0)
1 Penyedia Mengadakan pertemuan rutin Karu minimal √
1x/minggu
2 PJ Ru Kep mengadakan petemuan rutin dengan seluruh staf √
kep minimal sebulan sekali
3 Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PN minimal √
1x/minggu
4 PN mengadakan pre dan post konference pada setiap awal dan √
akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang tugas jaga √
sebelumnya
6 PN mendampingi serah terima tugas jaga antara AN pada tugas √
jaga berikutnya.
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelum √
dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama dalam pengkajian, √
menetapkan diagnosa dan penyusunan rencana keperawatan.
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama dalam hal √
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10 PN membuat laporan tugas pada PJRu Kep setiap akhir tugas √
terutama keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada.
11 PN melakukan motivasi /bimbingan/reinforcement dengan AN √
setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada √
13 PPJr menggantikan tugas PJRu pada tugas S/M/HL √
Jumlah 30 0 2 0
Total (%) = 32/39 82,05%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11mei 2017
84
Tabel 28.
Hubungan Profesional / Kemitraan Antara Staff Keperawatan dengan Dokter/Tim
Kesehatan Lain di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati
Bantul
Observasi
Hubungan Profesional/Kemitraan Antar staff Keperawatan
No SL SR KD TP
dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain
(3) (2) (1) (0)
1 PN atau AN melakukan visite bersama dengan dokter/tim
√
kesehatan lain yang merawat
2 PN melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
√
minimal 1x/minggu.
3 Hubungan profesional/kemitraan dengan dokter/tim
√
kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medik.
4 PN atau AN dapat segera memberikan data pasien yang
akurat dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim kesehatan √
lain bila dibutuhkan.
5 PN/AN menggunakan rekam medik sebagai sarana
hubungan profesional dalam rangka pelaksanaan program √
kolaborasi.
6 Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam keperawatan
sebagai sarana hubungan professional dalam rangka program √
kolaborasi.
7 Dokter/Tim kesehatan yang lain mengetahui setiap pasien
√
siapa Pn nya.
8 PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien/keluarga
√
dengan dokter/tim kesehatan lain.
Jumlah 21 0 0 0
Total (%) = 21/24 87,5 %
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11 mei 2017
85
Tabel 29.
Evaluasi pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
SL SR KD TP
No Variabel yang dinilai
(3) (2) (1) (0)
1. Didahului dengan doa bersama √
2. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan
penerima tanggung jawab dilakukan di depan pintu √
dengan suara perlahan/ tidak ribut.
3. Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah √
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya.
4. Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan
√
keperawatan yang belum dilakukan.
5. Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama
√
shift
6. Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah
√
dilakukan (bila ada)
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan. √
8. Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta
√
waktunya yang dilakukan selama shift.
9. Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan
√
selama shift.
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga nama
√
perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
11. Memberi salam kepada pasien, keluarga serta
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien,
√
menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam rangka
klarifikasi).
Jumlah 27 2 0 0
Total (%) =29/33 87,87%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11mei 2017
86
Tabel 30.
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Penembahan Senopati Bantul
NO VARIABEL YANG DINILAI SLL SRG KDG TP
Jumlah 0 0 0 0
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 9-11 mei 2017
Tabel 31.
Hasil Evaluasi Total Penerapan MPKP
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
No Variabel yang dinilai Presentase(%) Kategori
1 Tugas Kepala Ruangan 85,18% Baik
2 Tugas AN 77,77% Baik
3 Hubungan Profesional Staf Keperawatan dengan 63.33% Cukup
pasien/ keluarga pasien
4 Hubungan antar staf keperawatan menjamin Askep 82,05% Baik
berkesinambungan
5 Hubungan Kemitraan antara staff keperawatan 87,5% Baik
dengan dokter/tim kesehatan lain
6 Evaluasi serah terima tugas jaga (operan) 87,87% Baik
7 Evaluasi pelaksanaan Meeting Morning 0% Kurang
Jumlah Total 80,18% Baik
Sumber: data primer Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati
Bantul, 2017
87
Analisis
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas didapat hasil
hubungan dalam pelaksanaan MPKP di ruang rawat inap anggrek
(80,18%)dalam kategori baik. Hanya saja pada meeting morning selama 3
hari observasi tidak dilaksanakan, dan dari hasil wawancara bersama
kepala ruang didapatkan bahwa meeting morning dilakukan hanya ketika
ada informasi yang ingin disampaikan.
c. Actuating
Kajian Teori
Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan
untuk bisa mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk menjalankan
fungsi masing-masing dengan baik (Adikoesoema, 1994).
Adikoesoema (1994) menjelaskan beberapa cara manajer
merangsang bawahannya agar pelaksanaan kegiatan meningkat dalam
rangka mencapai tujuan organisasi:
1) Motivasi
Motivasi atau memotivasi merupakan proses dengan apa
seseorang manajer merangsang bawahannya untuk bekerja dalam
rangka mencapai sasaran organisasi. Teori model motivasi yang perlu
diterapkan dalam rangka mencapai sasaran organisasi adalah :
a) Model tradisional: Menaikkan sistem upah untuk memotivasi para
karyawan
b) Model hubungan antar manusia: Kontak sosial yang dialami
karyawan baik di alam kerja maupun di luar jam kerja juga
mempunyai arti penting
2) Kemampuan individu
Untuk memajukan organisasi/perusahaan disamping motivasi
juga penting untuk menelaah kemampuan individu. Bila sudah menjadi
karyawan tentu tugas manajer meng-upgrade, mengadakan training,
kursus dan sebagainya secara berkelanjutan untuk memajukan
pengetahuannya. Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga
88
keperawatan di Rumah Sakit tugas Kepala ruang sebagai penggerak
dan pelaksanaan (P2) terdiri dari :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di
ruang rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas di ruang rawatnya.
b) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.
c) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/tenaga
lain yang akan kerja di ruang rawat.
d) Memberikan orientasi kepada siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktek.
e) Memberi orientasi kepada pasien/keluarganya meliputi:
penjelasan tentang peraturan Rumah Sakit, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari.
f) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar.
g) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya.
h) Memberi kesempatan/ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kepala bidang perawatan.
i) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai
kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijaksanaan Rumah Sakit.
j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
k) Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter,
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang
rawat Menurut tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi untuk
kelancaran pemberian asuhan keperawatan.
89
m) Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar, hal ini
penting untuk tindakan keperawatan.
n) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara kebersihan
lingkungan di ruang rawat.
o) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang rawat.
p) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makanan pasien
berdasarkan macam dan jenis makan pasien.
q) Meneliti/memeriksa ulang pada saat penyajian makanan pasien
sesuai dengan program dietnya.
Kajian Data
Pergerakan dan pelaksanaan dilakukan oleh kepala ruang atau
primary nurse di Ruang Rawat Inap anggrek dengan memberikan arahan
dan bimbingan kepada stafnya.Pengarahan dilakukan setiap saat sesuai
kondisi, Selain itu pada saat pertemuan ruangan kepala ruang
mengingatkan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan
pasien. Orientasi lingkungan dan tugas dilakukan apabila ada tenaga
keperawatan baru.
Berdasarkan pengamatan selama dua hari pelaksanaan metode
penugasan dengan metode Tim belum terlihat jelas dilakukan. Pembagian
tanggung jawab pasien dan pembagian tugas belum secara jelas terlihat.
Sistem operan/timbang terima dilakukan di Nurse Station, perawat
menggunakan buku operan. Hal yang dioperkan meliputi diagnosa medis,
keadaan pasien, terapi, dan tindak lanjut pengobatan/perawatan.
Pendokumentasian dilakukan oleh semua perawat yang memberikan
tindakan keperawatan.
Pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan belum dilaksanakan
dan didokumentasikan dengan baik serta belum menggunakan sarana dan
prasarana yang memadai misalnya discharge planning, flip cart dan
leafleat.
90
Analisis
Fungsi kepala ruang dalam mengarahkan stafnya ataupun
bawahannya untuk menjalankan fungsinya masing-masing sudah
dilakukan di ruang rawat inapanggrek.
d. Controlling
KajianTeori
Nursalam (2002), pengawasan melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai
asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.
Melalui supervisi:
1) Pengawasan langsung melalui pengamatan dan laporan langsung.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengarkan laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
3) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
Menurut buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di Rumah
Sakit bahwa, tugas kepala ruang yaitu sebagai Pengawasan, Pengendalian
dan Penilaian (P3) meliputi :
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan.
2) Mengawasi dan menilai siswa/mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan
yang telah ditentukan.
3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
keperawatan, peralatan dan obat-obatan.
91
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan tim pengendalian mutu
asuhan keperawatan.
Untuk keperluan mengevaluasi hasil kerja diperlukan terlebih dahulu
persiapan :
1) Standard operation procedure.
2) Standar/pedoman diagnosis dan terapi.
3) Indikator penilaian penampilan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi terakhir dari
proses manajemen. Ada 3 macam pengawasan yaitu :
1) Pengendalian pendahuluan, yaitu pengendalian ini dipusatkan pada
permasalahan pencegahan timbulnya penyimpangan-penyimpangan
dari bawahan terhadap kinerja pemberi pelayanan keperawatan, baik
sumber daya, SDM, bahan/alat maupun dana.
2) Concurent control, pengendalian ini berlangsung saat pekerjaan
berlangsung guna memastikan sasaran tercapai.
3) Feedback control. Pengendalian ini untuk mengontrol terhadap hasil
dari pekerjaan yang telah diselesaikan, jika ada penyimpangan akan
merupakan pelajaran untuk aktifitas yang sama di masa yang akan
datang.
Kajian Data
Pengontrolan yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung
sudah dilaksanakan oleh Kepala Ruang, selain itu dari hasil wawancara
diketahui ada supervisi tapi belum maksimal. Untuk pelayanan,
penanggung jawab ruangan melibatkan PN untuk ikut mengontrol jalannya
pelayanan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya. Pengawasan
langsung dilakukan dengan supervisi pada staf saat melaksanakan tugas,
sedang pengawasan tidak langsung dengan mendengarkan masukan atau
laporan dari penanggung jawab tim dan staf.
Penilaian kinerja dilakukan oleh Kepala Ruang dengan pengamatan,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Apabila staf melakukan
kesalahan dalam melakukan tugas dan kewajibannya, maka kepala ruang
92
akan menegur secara lisan (per individu). Pembinaan dan teguran
dilakukan oleh Kepala Ruang dengan cara memanggil staf-nya untuk
diberi arahan dan bimbingan serta solusi.
Analisis
Fungsi Kepala Ruang dalam pengontrolan di ruang rawat inap
anggrek sudah dilakukan dimana Kepala Ruang melaksanakan kontrol
pada staf maupun pelayanan pada pasien. Dalam tugas pengontrolan
Kepala Ruang juga melibatkan PN.
93
a. Planning
Kajian teori
1) Pengiriman kerangka acuan bidang pendidikan dan pelatihan
minimal 1 minggu sebelum pelaksanaan PKK telah mengirim
kerangka acuan lengkap ke unit perawatan yang dipakai sebagai
lahan praktik.
2) Penentuan lahan praktik
a) Penentuan lokasi praktik diajukan oleh pihak akademik
sesuai dengan kompetensinya dikoordinasikan dengan
bidang Diklat.
b) Bidang perawatan atau penanggung jawab bimbingan PKK
menyerahkan kerangka acuan bimbingan PKK, menetapkan
lokasi sesuai dengan kompetansi yang ingin dicapai.
c) Apabila unit PKK yang dituju tidak memungkinkan untuk
praktik maka secara tehnis bidang perawatan melakukan
koordinasi dengan institusi pendidikan dengan menentukan
kembali lokasi PKK yang memungkinkan.
3) Rencana penerimaan dan orientasi
a) Penerimaan
Peserta didik diserahkan oleh Direktur institusi pendidikan
pada RSUD Penembahan Senopati Bantul
Orientasi
1) Umum
2) Khusus
(a) Orientasi ruang keperawatan
(b) Orientasi klien
3) Penyiapan pembimbing praktik
4) Penjelasan pelaksanaan PKK
5) Pembimbing merencanakan metode bimbingan yang
akan dilakukan
94
Kajian Data
Sebelum mahasiswa melakukan praktik di ruangan, pihak
institusi pendidikan akan memberikan arahan kepada mahasiswa apa
yang harus dilakukan di ruangan. Hari pertama di Rumah Sakit
mahasiswa akan mendapatkan orientasi ruangan dari diklat dan
Kepala Ruang atau CI Ruangan, tetapi ada juga mahsiswa yang tidak
mendapakan orientasi ruangan pada hari pertama dikarenakan ada
kesibukan di ruangan, orientasi ruangan dilakukan jika sudah tidak
ada kesibukan.
Analisa
Perencanaan pada proses bimbingan PKK sudah terkoordinasi dan
sesuai prosedur.
b. Organizing
Kajian Teori
Mahasiswa dalam menjalankan praktik mendapatkan bimbingan
dari pihak ruangan. Tugas dari pembimbing praktik klinik
keperawatan antara lain:
1) Mengadakan orientasi institusi dan tugas praktik sesuai dengan
kebijakan rumah sakit.
2) Menyusun jadwal praktik.
3) Mengikutsertakan mahasiswa dalam tugas melakukan asuhan
keperawatan.
4) Melakukan kerjasama dengan pembimbing akademik dalam
rangka kelancaran pelaksanaan praktik klinik keperawatan.
5) Menyiapkan kelengkapan bahan dan alat serta pasien dalam
rangka pelaksanaan bimbingan praktik klinik keperawatan.
6) Mengarahkan dan membimbing mahasiswa dalam rangka
pencapaian, kompetensi yang diharapkan.
7) Memotivasi minat dan semangat belajar untuk peningkatan
kemampuan mahasiswa.
95
8) Memantau pelaksanaan praktik klinik yang meliputi pemantauan
individu, ketaatan mematuhi peraturan RS dan institusi
pendidikan.
9) Melakukan bimbingan untuk pencapaian tujuan yang diharapkan
serta mencegah terjadinya kesalahan.
10) Berusaha memecahkan masalah yang ada dan mengadakanan
koordinasi serta membuat laporan pada pihak yang terkait.
11) Mengevaluasi bimbingan praktik klinik yang teruatama dalam
sikap dan keterampilan.
12) Membuat dan melaporkan hasil evaluasi kekesatuan kerja yang
terkait.
13) Menyampaikan masalah yang berhungan dengan praktik
mahasiswa kepada kepala satuan kerja yang terkait.
14) Melakukan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka
kelancaran pelaksanaan tugas.
Kajian Data
Dalam pelaksanaan bimbingan, pembimbing klinik
keperawatan (CI), sudah ditunjuk oleh pihak rumah sakit untuk
memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang praktek. dalam
pelaksanaan pembimbingan terhadap mahasiswanya sangat terbatas.
Hal ini dikarenakan CI juga merangkap tugas sebagai perawat
primer. Dalam melaksanakan PKK mahasiswa mengambil satu
pasien kelolaan setiap minggu diketahui oleh pembimbing lahan/
atas penunjukan dari pembimbing lahan dan dalam pemberian
asuhan keperawatan selalu mendapatkan bimbingan dari
pembimbing lahan.
Analisis
Pengorganisasian bimbingan PKK diruang rawat inap Anggrek
sudah sesuai standar karena pembimbing klinik sudah memenuhi
persyaratan untuk mendukung pembelajaran mahasiswa.
96
c. Actuating
Kajian teori
1) Pembimbing melakukan pre conference dengan mahasiswa
praktik
2) Pembimbing melakukan pembagian tugas dan tanggungjawab
sesuai kompetensi yang diharapkan
3) Pembimbing melakukan orientasi ruangan
4) Menurut protap yang ada dilakukan bimbingan pre dan post
conference oleh pembimbing praktik klinik keperawatan adalah
rounde keperawatan, bimbingan laporan kasus, bed side
teaching, dll yang dilakukan dengan koordinasi dengan
pembimbing akademik. Selain itu melalui penugasan selama
praktik meliputi penugasan harian, laporan asuhan keperawatan,
seminar kasus. Berdasarkan buku petunjuk kurikulum
pendidikan tinggi keperawatan perbandingan jumlah
pembimbing dan mahasiswa praktik adalah 1 : 7-10.
Kajian data
Waktu pengambilan data, ada mahasiswa yang melaksanakan
praktek klinik keperawatan di Ruang Rawat InapAnggrek RSUD
Penembahan Senopati Bantul , dari hasil wawancara dengan
mahasiswa diketahui bahwa pre conference dan post conference
dilaksanakan dari hari pertama masuk. Ci ruangan dapat
membimbing lebih dari 5 mahasiswa
Analisis
Bimbingan cukup optimal dikarenakan adanya pre dan post
conferen serta Ci ruangan dapat membimbing lebih dari 2
mahasiswa.
97
d. Controling
Kajian teori
Kontroling terhadap mahasiswa praktik dilakukan melalui:
1) Tata tertib
2) Observasi
3) Reward dan punishment
Observasi langsung dari pembimbing PKK dan pembimbing
akademik
Kajian data
Kontroling terhadap mahasiswa praktik dilakukan dengan
melakukan observasi kehadiran mahasiswa serta keaktifan dari
mahasiswa selama praktik. Tugas ini kadang didelegasikan kepada
perawat yang lain karena CI tidak mampu mengontrol secara
keseluruhan mahasiswa. Sebelum praktik dimulai mahasiswa sudah
dijelaskan tentang tata tertib yang berlaku.
Analisis
Fungsi kontroling/pengawasan pembimbing klinik di Ruang
Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul yang
dilakukan oleh CI sudah terkoordinasi
98
D. UNSUR OUTPUT
1. Efisiensi Ruang Rawat
KajianTeori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan
kesehatan di RSUD yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO.
a. BOR (Bed Occupancy Rate) : angka penggunaan tempat tidur. Hal ini
menunjukan sampai seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar nasional
untuk RSUD dalam satu tahun adalah: 75- 85 %.
b. LOS (Length of Stay): rata-rata lama hari rawat. Hal ini menunjukkan
lama waktu perawatan setiap pasien. Lama waktu rawat yang baik
maksimum 12 hari, standar Nasional untuk RSUD dalam satu tahun
adalah 7-10 hari.
c. TOI (Turn Over Interval) : selang waktu antara pemakaian tempat
tidur. Hal ini menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong
atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai
dengan diisi lagi. Standar 1-3 hari untuk RSUD dalam satu tahun.
d. BTO (Bed Turn Over) : frekuensi pemakaian tempat tidur. Hal ini
menunjukkan frekwensi pemakaian tempat tidur rumah sakit satu
satuan waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat
pemakaian tempat tidur. Standar 5-45 kali untuk RSU dalam satu
tahun, sedangkan yang baik lebih dari 40 kali (Djojodibroto, 1997).
Tabel 32.
Indikator Efisiensi Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati
Bantul/Tahun
No. Indikator Standar
1. BOR 75 – 85 %
2. LOS 7 – 10 hari
3. BTO 5 – 45 kali
4. TOI 1 – 3 hari
99
Kajian Data
Tabel 33.
Efisiensi Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
2017
No Indikator Jumlah Standar Nas. Keterangan
RSUD
Analisa
Berdasarkan tabel di atas, bahwa BOR (pemakaian tempat tidur) di Ruang
Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul rata-rata BOR
nya 87,61% di dalam standar nasional, LOS adalah 5 hari di bawah standar
nasional, TOI 1 hari sesuai standar nasional dan BTO (Frekuensi
pemakaian tempat tidur) 73 kali di atas standar nasional, dapat dikatakan
BOR, BTO dan LOS tidak efisien.
100
keperawatan serta upaya untuk membina dan mempertahankan
akontabilitas perawat dan keperawatan. Dalam membuat dokumentasi
harus memperhatikan aspek-aspek :
a. Keakuratan data
b. Breavity (ringkas)
c. Legibility (mudah dibaca)
Komponen Dokumentasi Keperawatan :
a. Pengkajian: mengumpulkan dan mengorganisasikan data.
Pengumpulan data dari hasil wawancara, inspeksi dan observasi
langsungDiagnosa keperawatan: menggambarkan masalah pasien baik
aktual maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data.
b. Rencana keperawatan: menentukan prioritas, tujuan, kemungkinan
pemecahan, metode pendekatan pemecahan masalah.
c. Implementasi: pemberian tindakan keperawatan, aktifitas
keperawatan.
d. Evaluasi: memeriksa kembali hasil pengkajian awal dan intervensi
awal untuk mengidentifikasi masalah dan rencana keperawatan pasien
termasuk strategi keperawatan yang telah diberikan untuk
memecahkan masalah pasien
e. Catatan Asuhan Keperawatan : pencatatan merupakan data tertulis
tentang kesehatan pasien dan perkembangan pasien selama dalam
pemberian asuhan keperawatan.
Kajian Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument A
yang sudah di bakukan oleh Depkes RI, 2002.Studi dokumentasi dilakukan
101
pada 3 status pasien di Ruang Rawat Inap Anggrek dengan kriteria pasien
dengan lama perawatan minimal 2 hari.Sebagaimana hasil observasi
tentang proses pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat
Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul didapatkan hasil bahwa
format asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
implementasi, evaluasi serta catatan asuhan keperawatansudah tersedia
pada setiap status menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan.
Hasil yang didapatkan sebagai berikut :
Tabel 34.
Hasil Evaluasi Dokumentasian Keperawatan dengan Instrumen A
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
102
menggambarkan kerjasama dengan tim
kesehatan lain
4 Implementasi 90% tindakan dilaksanakan mengacu
pada rencana keperawatan
100% perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan keperawatan
100% revisi tindakan berdasarkan hasil
evaluasi
95% 100% semua tindakan yang telah
dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
5 Evaluasi 75% 50% evaluasi mengacu pada tujuan
100% hasil evaluasi dicatat
6 Catatan Asuhan 100% menulis pada format yang baku
Keperawatan 100% pencatatan dilakukan sesuai
dengan tindakan yang dilaksanakan
80% pencatatan ditulis dengan jelas,
ringkas, istilah, dan baku dan benar
60% setiap melakukan
tindakan/kegiatan perawat
mencantuman paraf/nama jelas, dan
90%
tanggal jam dilakukakannya tindakan
100% berkas catatan keperawatan
disimpan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Rata-rata 85,68%
Sumber: Hasil observasi langsung selama 3 hari status pasien. Ruang Rawat Inap
Anggrek Pada tanggal 9 Mei 2017
Analisa Data :
Dalam proses asuhan keperawatan sudah baik, hanya saja dalam
pengkajian data belum dikelompokkan berdasarkan bio, psiko, sosio dan
spritual, pada diagnosa keperawatan sebagian belum mencerminkan
PE/PES, pada rencana tindakan sebagian belum melibatkan keluarga
pasien, pada implementasi sebagian belum mengobservasi respon pasien
terhadap tindakan keperawatan, pada evaluasi sebagian belum mengacu
pada tujuan dan pada catatan asuhan keperawatan perawat sebagian belum
mencantumkan nama jelas .
103
b. Instrumen B
Kajian Teori
Instrumen B yaitu mengevaluasi tentang persepsi pasien terhadap mutu asuhan
Keperawatan dengan cara menyebarkan koesioner Kepada pasien yang
memenuhi kriteria yaitu sudah dirawat 3-7 hari di ruang rawat Anggrek. Pada
saat koesioner dibagikan, pasien telah diberikan penjelasan. Dengan jumlah
sampel 4 pasien. Evaluasi mutu pelayanan Keperawatan terdiri dari 25 item
pertanyaan. Jawaban Ya diberi skor 3 dan jawaban Tidak diberi skor 2 dan
jawaban Tidak Sesuai 1. Kemudian hasil skor atau perolehan jawaban benar
dijumlahkan dibagi jumlah item, kemudian dikalikan 100% (Notoatmodjo,
2010). Dengan parameter :
Baik : Bila jawaban benar 76-100 %
Cukup : Bila jawaban benar 56-75 %
Kurang : Bila jawaban benar 0-55 %
Kajian Data
Tabel 35
Data Umum Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan Ruang Rawat
Inap Anggrek RSUD Penembahan senopati bantul Tanggal 10 mei 2017
Lama Rawat Inap
Pendidikan ∑ % Pekerjaan ∑ %
3-7 Hari > 7 Hari
Tidak Sekolah PNS
SD 4 ABRI
SLTP 1 Swasta 3
SLTA 3 Lain-lain 5 8
PT
Jumlah 8 8
Sumber : Angket persepsi pasien terhadap mutu askep dari 8 orang pasien, mei 2017
104
Tabel 36.
Evaluasi Mutu Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek
NO JAWABAN
DAFTAR PERTANYAAN TAK
YA TIDAK
SESUAI
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 4 4
2 Apakah perawat melarang anak anda/pengunjung 6 1 1
merokok di ruangan
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu 7 1
makan anak anda/keluarga anda
4 Apakah perawat selalu menanyakan patangan dalam
makanan dan minumam anak anda/keluarga anda 3 4
5 Apakah perawat menanyakan/memperhatikan berapa
jumlah makanan dan minuman yang biasa anak 5 3
anda/keluarga anda habiskan
6* Apabila anak anda/keluarga anda tidak mampu makan 3 5
sendiri apakah perawat membantu menyuapinya
7* Pada saat anak anda/keluarga anda dipasang infus, apakah 8
perawat selalu memeriksa cairan/tetesannya dan area di
sekitar pemasangan jarum infuse
8* Apabila anak anda/keluarga anda mengalami kesulitan
buang air besar apakah pearawat menganjurkan makan 0 0 8
buah dan sayuran, minum yang cukup, banyak gerak
9* Pada saat perawat membantu anak anda/keluarga anda
waktu BAK-BAB, apakah perawat memasang 4 4
sampiran/selimut, menutup pintu/jendela, mempersilahkan
pengunjung keluar ruangan
10 Apakah ruangan tidur anak anda/keluarga anda selalu
dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel setiap hari 8
11 Apakah lantai kamar mandi/WC selalu : bersih, tidak 7 0 1
licin, tidak berbau, cukup terang.
12* Selama anak anda/keluarga anda belum mampu mandi
(dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh 2 4 2
perawat
13* Apakah anak anda/keluarga anda dibantu oleh perawat 1 5 2
jika tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan mulut
atau mengganti pakaian atau menyisir rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut dll diganti 7 0 1
setiap kotor
15 Apakah perawat pernah memeberikan penjelasan akibat 4 3 1
dari : kurang bergerak, berbaring terlallu lama
16 Pada saat anak anda/keluarga anda masuk rumah sakit
apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas
yang tersedia dan cara penggunaanya, peraturan/tata tertib 7 0 1
yang berlaku di rumah sakit
17 Selama anak anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 7 0
perawat :memanggil nama dengan benar
18 Selama anak anda /keluarga anda dalam perawatan apakah 7 0 1
perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada
pagi, sore, malam hari
19 Apakah perawat bersikap : ramah, sopan 7 0 1
20 Selama anak anda/keluarga anda dalam perawatan apakah 7 0 1
105
perawat segera memberi bantuan bila diperlukan
121 Apakah anak anda/keluarga anda mengetahui perawat
yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas 7 0 1
22 Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum 7 0 1
melakukan tindakan perawatan/pengobatan
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dasn 7 0 1
memperhatikan setiap keluhan anak anda/keluarga anda
24 Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu 7 0 1
menyiapkan/meminumkan obat
25 Selama anak anda/keluarga anda dirawat apakah diberikan
penjelasan tentang perawata/pengobatan/pemeriksaan 7 0 1
lanjutan setelah anak anda/keluarga anda diperbolehkan
pulang
140 3 25
Total 0
Jumlah Ya =137 (78,28%)
Tidak = 35 (20%)
Sumber : Angket persepsi pasien terhadap mutu askep dari 8 orang pasien
Analisis
Berdasarkan Tabel 36 diketahui bahwa persepsi pasien terhadap
mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang minimal di
rawat > 3 hari di ruang rawat anggrek dengan jumlah pasien 8 orang
dengan rata-rata yang diperoleh dari kuesioner kepuasan klien adalah
78,28% YA, Tidak 20%. Mutu asuhan keperawatan termasuk kategori
baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti masih
ada beberapa pasien atau keluarga mengatakan perawatjarang menanyakan
patangan dalam makanan dan minumam anak. Hasil observasi dengan
kuesioner mengatakan bahwa perawat jarang membantu klien dalam
menyuapi makanan karena pasien sudah ditunggui oleh keluarga sehingga
yang menyuapi klien adalah keluarganya sendiri. Perawat juga tidak
pernah membantu pasien mandi atau sibbin karena mandi atau sibbin
pasien dibantu total oleh keluarga untuk kebutuhan ADL lainnya dibantu
keluarganya.
106
c. Instrumen C
Instrumen C yaitu evaluasi tentang pedoman observasi tindakan
keperawatan. Observasi yang dilakukan adalah tindakan perawatan yang
dilakukan mulai tanggal 9-10mei 2017.
Kajian Data
Dari observasi beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat selama 2 hari di dapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 37.
Hasil Observasi Tindakan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Penembahan Senopati Bantul 2017
NO TINDAKAN YANG F HASIL KETERANGAN
DILAKUKAN
1 Memasang Infus 5 62% 60% tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
4 Mengukur suhu badan 5 65% 60% tidak mencuci tangan sebelum tindakan
107
20% tidak merapikan pasien
Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan pada 9 tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek dapat diketahui
bahwa tindakan yang sudah dilakukan sesuai standar adalah mengukur
tekanan darah dengan persentase 100% dengan kategori baik sekali,
mengukur nadi 100%dengan kategori baik sekali, respirasi 100%dengan
kategori baik sekali, Memasang infus 62%, dengan kategori kurang,
Memberikan obat melalui suntikan IV 80%, dalam kategori baik
Memberikan obat melalui inhalasi 70% dalam kategori baik,
Melaksanakan komunikasi 60%dengan kategori cukup, Mengukur suhu
badan 65%dengan kategori cukup, Menjaga keselamatan pasien di tempat
tidur 80%dengan kategori baik. Dari hasil persentase 9 tindakan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek termasuk kategori baik yaitu
78,55%
108
d. Hasil Evaluasi Total Instrumen ABC
Tabel 38.
Hasil Evaluasi Total Instrumen ABC Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Penembahan Senopati Bantul
Instrumen Rata-rata
Ruang
A B C
Ruang Rawat 85,5% 78,28% 78,55 80.77%
Inap Anggrek
Sumber: Rekapitulasi Instrumen ABC di Ruang Rawat InapAnggrek RSUD
Penembahan Senopati Bantul 2017
Analisis
Berdasarkan tabel 33. dapat diketahui bahwa secara umum penampilan
pelayanan keperawatan dinilai dari hasil penilaian dengan instrumen ABC
(80,77%) dikategorikan baik.
109
BAB III
MASALAH DAN RENCANA KEGIATAN
Berdasarkan kajian data yang dilakukan selama 3 (tiga) hari yaitu dari
tanggal 9-11/05/2017 dapat diidentifikasi permasalahan dalam lingkup
Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan
Senopati Bantul 2017
A. Identifikasi Masalah
1. Unsur Input
a. Man (Sumber Daya Manusia)
1) Pasien
Jumlah pasien dari bulan mei 2016 sampai dengan bulan Maret
2017 berjumlah 2401 pasien.Dengan kasus
terbanyak,Bronchopneumonia unspecified (19,8%), Acute
Nasopharyngitis (common cold) (17,8%), Dengue Fever (classical
dengue) (12,8%), Dengue Hemorrhagic Fever (12,1%), Diarrhoea
and gastroenteritis of presumed infectious (11,7%), Asthma (7,7%),
Urinary Tract infection, Site Not Specified (6,5%), Bacterial
Infection, Unspecified(4,5%), Viral Infection, Unspecified (4,3%),
Epilepsy, Unspecified (2,8%).
2) Peserta Didik
Untuk bulan mei 2016-maret 2017 jumlah keseluruhan mahasiswa
yang praktik di Ruang Rawat Inap Anggrek berjumlah 143 orang,
sudah ada CI 3 orang yang di tunjuk dari pihak RSUD sehingga
mendukung proses bimbingan bagi mahasiswa yang sedang
praktek klinik.
3) Ketenagaan
a) Kuantitas: menurut Gilies 17 orang, Douglas 14 orang dan
menurut Depkes 21 orang. Sedangkan jumlah perawat yang
ada di ruang rawat inapAnggrek sejumlah 20 orang. Menurut
perhitungan Gillies jumlah tenaga yang ada di ruang rawat
inap Anggrek telah sesuai bahkan lebih 3, sedangkan menurut
110
Douglas lebih 6 orang dan menurut Depkes jumlah perawat
kurang 1 orang di ruang rawat inap Anggrek.
b) Kualitas: Kualitas tenaga keperawatan ruang rawat inap
Anggrek sebanyak 17 orang (85%), sudah menyelesaikan
pendidikan D3 Keperawatan, dan yang sudah menempuh
pendidikan profesi ners 2 orang (10 %). Dan yang sudah
menyelesaikan sarjana kesehatan masyarakat 1 orang
(5%)Semua perawat sudah mengikuti pelatihan akan tetapi
pelatihan yang khusus untuk perawat anak seperti pelatihan
pediatrik nursing rata-rata belum mengikuti.
b. Money (Dana)
Pengaturan dana di Ruang Rawat Inap Anggrek dikelola langsung
oleh rumah sakit. Untuk barang habis pakai seperti obat pasien diklaim
melalui BPJS PBI dan NON PBI dengan menyerahkan resep obat ke
apotik rumah sakit.
111
d. Material
Secara kuantitas dan kualitas sebagian besar fasilitas di ruang rawat
inap Anggrek masih layak pakai tetapi perlu penambahan.
e. Mesin
Ruang rawat inap Anggrek sudah memiliki mesin sepenuhnya seperti
nebulizer sendiri untuk membantu menangani pasien baik secara
medis maupun keperawatan.
2. Unsur Proses
a. Proses Asuhan Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat maka dapat dianalisis sebagai berikut:
1) Pedoman penerapan asuhan keperawatan di Ruang rawat inap
Anggrek telah ada standar dan prosedur lainnya yang menunjang
terlaksananya asuhan keperawatan
2) Proses asuhan keperawatan belum sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
3) Pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan (85,5%) dalam
kategori baik
b. Pelaksanaan Universal Precaution
Pelaksanaan universal Precautions di Ruang Rawat Inap Anggrek
(85,3%), dalam kategori baik.
c. Pelaksanaan patient safety
Pelaksanaan 9 patient safety di Ruang Rawat Inap Anggrek termasuk
kategori baik dengan hasil sebesar 89,2%.
d. Proses Manajemen Pelayanan keperawatan
1) Planing
Perencanaan dilakukan oleh kepala ruang serta melibatkan staf,
untuk perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang belum
tersusun hal ini dikarenakan tidak adanya rapat rutin setiap bulan.
2) Organizing
a) Meeting Morning, pre dan post conference belum
dilaksanakan.
112
b) Hasil pelaksanaan MPKP di Ruang Rawat Inap Anggrek
dalam kategori baik (80,18%).
3) Actuating
Fungsi kepala ruang dalam mengarahkan stafnya ataupun
bawahannya untuk menjalankan fungsinya masing-masing cukup
optimal dilakukan di Ruang Rawat Inap Anggrek.
4) Controling
Fungsi Kepala Ruang dalam pengontrolan di Ruang Rawat
Anggrek sudah dilakukan dimana Kepala Ruang melaksanakan
kontrol pada staf maupun pelayanan pada pasien.
3. Unsur Output
a. Efisiensi ruang
Berdasarkan tabel 28,bahwa BOR (pemakaian tempat tidur) di Ruang
Rawat Inap Anggrek rata-rata BOR nya 87,61%, Jumlah rata-rata LOS
adalah 1 hari, TOI (waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong) 5 hari.
BTO (Frekuensi pemakaian tempat tidur) 73 x. Dari data tersebut dapat
dikatakanLOS, BTO dan TOI tidak efisien.
113
b. Hasil evaluasi SAK
1) Instrumen A: Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
di Ruang rawat inap anggrek, (85,5%) dalam kategori baik
2) Instrumen B: nilai angket kepuasan pasien yang di berikan kepada
pasien yang minimal dirawat selama 3 hari dengan 8 orang sampel
di dapatkan nilai 73,5% dalam kategori cukup.
3) Instrumen C: Tindakan keperawatan yang dilakukan di Ruang
Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
(78,55%) dalam kategori baik.
4) Penampilan pelayanan keperawatan dinilai dari hasil penilaian
dengan instrumen ABC dikategorikan Baik (77,07%).
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka rumusan masalah
berdasarkan teori USG yaitu:
No. Masalah U S G Total
1 Dari data satu tahun terakhir Bronchopneumonia 4 4 3 11
unspecified menjadi peringkat pertama dalam kategori
10 besar penyakit terbesar di ruang rawat anggrek, dan
dari observasi langsung selama 3 hari dari tanggal 9 mei-
11 mei 2017 ditemukan pasien terbanyak diruang rawat
inap anggrek adalah Bronchopneumonia unspecified dan
belum tersedia leaflet tentang Bronchopneumonia
unspecified diruang rawat inap anggrek
2 Pelaksanaan MPKP di dalam ruang rawat inap Anggrek 2 2 2 6
sudah dalam kategori baik namun hasil observasi selama
3 hari tidak dilakukan meeting morning dan tidak ada
jadwal tetap untuk rapat rutin dan perawat pelaksana
tidak pernah melakukan penkes kepada pasien
3 Pelaksanaan universal Precautions di Ruang rawat inap 3 4 3 10
Anggrek 85,3% dalam kategori baik.tetapiupaya
peningkatan penangulangan infeksi harus selalu
ditingkatkan.
114
pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
digital.
6 Fasilitas ruangan di ruang rawat inap anggrek sudah 3 2 2 7
dalam kategori baik namun terdapat beberapa
fasilitas yang rusak dan perlu perawatan dan
penambahan
Keterangan:
1= Sangat Kecil; 2= Kecil; 3= Sedang; 4= Besar; 5= Sangat Besar
C. Prioritas Masalah
1. Standar operasional prosedur di ruang rawat inap anggrek menggunakan
SPO Tahun 2015, dan dari SPO yang ada, ada tindakan yang dilakukan
perawat tetapi belum ada SPOnya, seperti pemasangan IV Plug, injeksi
melalui IV Plug dan pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
digital.
2. Dari data satu tahun terakhir Bronchopneumonia unspecified menjadi
peringkat pertama dalam kategori 10 besar penyakit terbesar di ruang
rawat anggrek, dan dari observasi langsung selama 3 hari dari tanggal 9
mei-11 mei 2017 ditemukan pasien terbanyak diruang rawat inap anggrek
adalah Bronchopneumonia unspecified dan belum tersedia leaflet tentang
Bronchopneumonia unspecified diruang rawat inap anggrek.
3. Pelaksanaan universal Precautions di Ruang rawat inap Anggrek 85,3% dalam
kategori baik.tetapiupaya peningkatan penangulangan infeksi harus selalu
ditingkatkan.
4. Dari 10 besar penyakit masih ada yang belum tersusun SAKnya diantaranya
yaitu, infeksi virus, infeksi bakteri dan sindrome nefrotik.
5. Fasilitas ruangan di ruang rawat inap anggrek sudah dalam kategori baik
namun terdapat beberapa fasilitas yang rusak dan perlu perawatan dan
penambahan
6. Pelaksanaan MPKP di dalam ruang rawat inap Anggrek sudah dalam
kategori baik namun hasil observasi selama 3 hari tidak dilakukan meeting
115
morning dan tidak ada jadwal tetap untuk rapat rutin dan perawat
pelaksana tidak pernah melakukan penkes kepada pasien
D. Rencana Kegiatan
1. Standar operasional prosedur di ruang rawat inap anggrek
menggunakan SPO Tahun 2015, dan dari SPO yang ada, ada tindakan
yang dilakukan perawat tetapi belum ada SPOnya, seperti pemasangan
IV Plug, injeksi melalui IV Plug dan pengukuran suhu tubuh
menggunakan termometer digital.sehingga perlu pencarian Literatur
tentang Pemasangan Iv plug dan Pengukuran suhu tubuh menggunakan
termometer digital untuk referensi proses pembuatan SPO.
2. Dari data satu tahun terakhir Bronchopneumonia unspecified menjadi
perinkat pertama dalam kategori 10 besar penyakit terbesar di Ruang
Rawat Inap Anggrek, dan dari observasi langsung selama 3 hari dari
tanggal 9 mei-11 mei 2017 ditemukan pasien terbanyak di Ruang
Rawat InapAnggrek adalah Bronchopneumonia unspecified dan belum
terdapat leaflet di ruang rawat inap anggrek sehingga perlu dilakukan
edukasi dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan tentang
pencegahan dan perawatan pasien Bronchopneumonia unspecified
dirumah.
3. Pelaksanaan Universal precaution sudah optimal (85,4%) tetapi perlu
dilakukan sosialisasi pentingnya universal precaution misalnya dengan
membuat materi tentang universal precaution dan jurnal penelitian
terkait universal precaution.
4. Dari 10 besar penyakit masih ada yang belum tersusun SAKnya diantaranya
yaitu, infeksi virus, infeksi bakteri dan sindrome nefrotik. sehingga akan
dilakukan penyusunan salah satu SAK dari sepuluh besar penyakit
yang belum ada SAKnya.
5. Fasilitas ruangan di ruang rawat inap anggrek sudah dalam kategori
baik namun terdapat beberapa fasilitas yang rusak dan perlu perawatan
dan penambahan sehingga kami menyerankan kepada kepala
116
pengurusan inventaris alat untuk mengadakan alat yang kurang dari
standar.
6. Pelaksanaan MPKP di dalam ruang rawat inap Anggrek sudah dalam
kategori baik namun hasil observasi selama 3 hari tidak dilakukan
meeting morning dan tidak ada jadwal tetap untuk rapat rutin dan
perawat pelaksana tidak pernah melakukan penkes kepada pasien
sehingga perlu dilakuan meeting morning diruangan dan penkes
kepadapasien.
117
PLANING OF ACTION
1 Standar operasional prosedur Membuat SPO 1. Kordinasi dengan kepala Perawat 100% 19 Mei – 31 Riani
di ruang rawat inap anggrek tentang ruang dan penangung Ruang Mei 2017
menggunakan SPO Tahun Pemasangan IV jawab SPO. Rawat Asdi
2015, dan dari SPO yang ada, Plug, dan 2. Mencari Literatur Inap
ada tindakan yang dilakukan pengukuran suhu tentang Pemasangan Anggrek
perawat tetapi belum ada tubuh Iv plug dan
SPOnya, seperti pemasangan mengunakan pengukuran suhu
IV Plug, injeksi melalui IV termometer tubuh menggunakan
Plug dan pengukuran suhu digital termometer digital
tubuh menggunakan
termometer digital.
2 Dari data satu tahun terakhir Pengadaan 1. Koordinasi dengan Keluarga 80% 19 Mei – 31 Yasni
Bronchopneumonia penyuluhan Kepala Ruang dan Pasien Mei 2017
kesehatan Vita
unspecified menjadi peringkat KSKP anak.
pertama dalam kategori 10 2. Melakukan Pengkajian Asdi
Di Ruang Rawat
besar penyakit terbesar di 3. Mencari literarur tentang
Inap Anggrek
ruang rawat anggrek, dan dari Bronchopneumonia
observasi langsung selama 3 unspecified
hari dari tanggal 9 mei-11 mei 4. Membuat SAP
5. Membuat poster tentang
2017 ditemukan pasien
Bronchopneumonia
terbanyak diruang rawat inap Unspecified
anggrek adalah 6. Evaluasi Pelaksanaa
118
Bronchopneumonia
unspecified dan belum
tersedia leaflet tentang
Bronchopneumonia
unspecified diruang rawat inap
anggrek.
4 Dari 10 besar penyakit masih Membuat SAK 1. Koordinasi kepala Ruang Perawat 100% 19 Mei – 31 Adolfina
ada yang belum tersusun tentang Sindrome dan Penangung jawab Ruang Mei 2017
Nefrotik SAK. Rawat Victoria
SAKnya diantaranya yaitu,
infeksi virus, infeksi bakteri 2. Mencari literarur tentang Inap
dan sindrome nefrotik. Sindrome Nefrotik Anggrek
3. Menyusun SAK
berdasarkan panduan
pembuatan SAK
119
5 Fasilitas ruangan di ruang Sarana pengadaan 1. Melakukan pengkajian Perawat 100% 19 Mei – 31 Yohanes
rawat inap anggrek sudah alat 2. Melihat standar pengadaan Ruang Mei 2017
alat dalam ruangan Rawat Yuli
dalam kategori baik namun
terdapat beberapa fasilitas 3. Koordinasi Kepala Ruang Inap
yang rusak dan perlu dan penangung jawab Anggrek
inventaris alat-alat.
perawatan dan penambahan
4. Menyarankan untuk
mengadakan alat yang
kurang dari standar
6 a. Meeting morning a. Melaksanakan 1. Menyiapkan tempat untuk Karu 80% 19 Mei – 31 Suhatriani
meeting morning meeting morning Ruang Mei 2017
2. Membrikan pengarahan Rawat Victoria
kepada staf dengan materi Inap
yang telah disiapkan Anggrek
3. Melakukan klarifikasi apa
yang telah disampaikan
kepada staf
4. Memberikan kesempatan
kepada staf untuk
mengungkapkan
permasalahan yang
muncul diruangan
5. Bersama staf
mendiskusikan pemecahan
masalah yang dapat
ditempuh
6. Memberikan motivasi
120
b. Penkes b. melakukan 1. Melakukan penyuluhan Perawat 80%
penkes kesehatan Ruang
Rawat 19– 31 Mei
Inap 2017
Anggrek
121
BAB IV
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
B Pelaksanaan
1 Sosialisasimateri MahasiswaNer Perawat Menyampaikan 25 Mei Ruang
SOP tentang s Wira Husada Ruang prosedur yang 2017 Rawat
mengukur suhu Rawat Inap benar dalam Inap
tubuh dengan Anggrek mengukur suhu Anggrek
termometer tubuh
digital dan menggunakan
Pemasangan IV termometer
plug digital dan
Pemasangan IV
plug
122
C Evaluasi
1 Evaluasi MahasiswaNer Mahasiswa SPO tentang Mei 2017 Ruang
Pembuatan SPO s Wira Husada Ners Wira mengukur suhu Rawat
Husada, tubuh Inap
KARU, mengunakan Anggrek
AN termometer
digital dan
pemasangan IV
plug.
2. EVALUASI
a. Pelaksanaan Evaluasi
Hasil pengamatan pengkajian terhadap penggunaan termometer
termometer digital dan pemasangan IV plug di ruang Ruang Rawat
Inap Anggrek selama 2 hari pada tanggal 20-21 Juni 2016,
didapatkan bahwa dalam mengukur suhu badan pasien menggunakan
termometer digital dan pemasangan Iv plug tidak menggunakan
SPO.
b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa Ners STIKES WIRA
HUSADA terhadap Pembuatan materi SPO pengukuran suhu badan
pasien menggunakan termometer digital dan pemasangan Iv plug
dan sudah terdapat Materi tentang SPO mengukur suhu badan pasien
menggunakan termometer digital dan pemasangan Iv plug
123
perawat tersosialisasi Materi SPO mengukur suhu badan
menggunakan thermometer digital dan pemasangan IV plug.
4. Kesinambungan
Diharapkan kepada perawat ruang rawat inap anggrek untuk bisa
menggunkan mteri tentang SPO mengukur suhu badan pasien
menggunakan termometer digital dan pemasangan Iv plug.
124
1 Evaluasi Mahasiswa Pasien Melihat 22-27 Ruang
Edukasi Ners Wira dan kembali Mei 2017 Rawat
tentang Husada Keluarga pengetahuan Inap
bronchopneum Pasien pasien dan Anggrek
onia keluarga
pasien setelah
edukasi
2. EVALUASI
a. Pelaksanaan Evaluasi
Hasil penngkajian menemukan bahwa penyakit terbanyak selama
satu Tahun terakhir yaitu bronchopneumonia yaitu 270 penderita
(19,8%) dan hasil pengamatan atau observasi selama 3 hari juga
menemukan pasien yang terbanyak adalah bronchopneumonia
dan di ruang rawat inap anggrek belum tersedia media misalnya
leaflet untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga
pasien tentang bronchopneumonia. Dan dilakukan pembuatan
media dikonsulkan ke KARU dan KSKP anak dan
pengembangan serta dilaksanakan edukasi ke pasien dan
Keluarga yang menderita bronchopneumonia sebanyak 27 orang,
dengan cara mendatangi pasien dan keluarga pasien satu persatu.
b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa Ners STIKES WIRA
HUSADA terhadap Pelaksanaan Edukasi tentang
bronchopneumonia, di ruang rawat inap anggrek yang telah
diedukasi satu hari sebelumnya dari hasil evaluasi didapatkan
keluarga pasien memahami tentang bronchopneumonia dan
menggerti tentang penyakit yang diderita anaknya.
125
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam edukasi bronchopneumonia adalah
leaflet belum tercetak dikarenakan masih dalam tahap kordinasi
dengan bagian PKRS dan Pengembangan Rumah Sakit Umum
Daerah Panambahan Senopati Bantul.
4. Kesinambungan
Diharapkan kepada perawat ruang rawat inap anggrek untuk bisa
melaksanaakan edukasi terkait penyakit bronchopneumpnia di ruang
rawat inap anggrek.
1. PELAKSANAAN
Tabel 43.
Langkah – Langkah Optimalisasi Universal Precaution Di Ruang
Rawat Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
N Kegiatan Pelaksanaa Sasaran Tujuan Waktu Tempat
o n
A. Persiapan
1. Study literatur Mahasiswa PP PN dan Tersedianya 19-05- Ruang Rawat
tentang Ners Stikes Mahasisw materi tentang 2017 Inap Anggrek
universal Wirahusada a universal
Precaution praktikan Precaution
2. Koordinasi Mahasiswa Karu dan Persetujuan dan 22-05- Ruang Rawat
dengan Karu Ners Stikes Ipcln konfirmasi 2017 Inap Anggrek
dan Ipcln Wirahusada memudahkan
pelaksanan
tugas
3. Menyusun Mahasiswa Tugas Mempermudah 22-05- Ruang Rawat
distribusi tugas Ners Stikes terdistribu pelaksanaan dan 2017 Inap Anggrek
Wirahusada si pembagian tugas
B. Pelaksanaan
4 Melakukan Mahasiswa Karu PP Terlaksananya 25-05- Ruang Rawat
sosialisasi Ners Stikes Mahasisw universal 2017 Inap Anggrek
universal Wirahusada a Ners Precaution di
Precaution ruangan
yang belum
optimal di
ruangan
Anggrek
126
C. Evaluasi
5 Evaluasi Mahasiswa PA PN Tercapainya 27-05- Ruang Rawat
pelaksanaanuni Ners A Mahasisw universal 2017 Inap Anggrek
versal Yani a Precaution yang
Precaution praktekan optimal
a) Evaluasi
Tabel 44.
Evaluasi Peningkatan Universal Precaution
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Aspek yang dinilai =Observasi
SL KK TP
1. Perawat cuci tangan ketika akan kontak dengan pasien
11 0
atau melakukan tindakan pada pasien 0
2. Perawat mencuci tangan dengan sabun/ deterjen/
11 0
desinfektan 0
3. Perawat mencuci tangan di tempat air mengalir
11 0 0
(wastafel)
4. Perawat menggunakan sarung tangan ketika kontak atau 0
11 0
melakukan tindakan dengan pasien.
5. Perawat menggunakan masker ketika melakukan
11 0 0
tindakan kepada pasien.
6. Perawat menggunakan baju pelindung ketika melakukan
0 0 11
tindakan kepada pasien.
7. Perawat menggunakan alat-alat steril untuk satu pasien. 11 0 0
8. Perawat menggunakan alat-alat disposible hanya untuk
11 0 0
sekali pakai.
9. Perawat mensterilkan alat-alat steril di instalasi 0
11 0
sterilisasi sentral.
10. Perawat menyiapkan alat-alat kesehatan di tempat 0
11 0
khusus.
11. Perawat membuang benda-benda tajam di tempat khusus
11 0 0
benda-benda tajam.
12. Perawat membuang sampah medis di tempat sampah 0
11 0
medis.
13. Perawat membuang sampah non medis di tempat
11 0 0
sampah non medis.
Jumlah 131 0 11
Persentase 92,2 7,78
0%
5% %
127
2. EVALUASI
a. Pelaksanaan Evaluasi
Hasil penngkajian menemukan bahwaUniversal precaution di
Ruang rawat Inap anggrek (85,3% ) dalam kategori baik akan
tetapi untuk upaya pencegahan infeksi harus tetap dilaksanaakan
dan dilaksanakan sosialisasi tentang materi Universal precaution
dan jurnal penelitian terbaru terkait universal precaution oleh
mahasiswa Ners Stikes Wirahusada.
c. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa Ners STIKES WIRA
HUSADA terhadap Pelaksanaan sosialisasi tentang langkah-
langkah optimalisasi universal precaution. Dan didapatkan hasil
pelaksanaan universal precaution sebanyak 93,2 % dalam kategori
baik sekali dibandingkan dengan sebelumya yaitu 85,3 %.
4. Kesinambungan
Diharapkan kepada perawat ruang rawat inap anggrek untuk terus
meningkatkan upaya pencegahan infeksi.
128
D. PEMBUATAN SAK
1. PELAKSANAAN
Tabel 45.
Langkah-langkah Penyusunan SAK 1 penyakit terbesar di Ruang Rawat Inap
Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
A Persiapan
1 Melakukan Mahasiswa SAK di Ruang Mengetahui 17 Ruang
Pengkajian Ners Wira Rawat Inap pedoman dalam Mei Rawat
tentang SAK Husada Anggrek menjalankan 2017 Inap
Asuhan Anggrek
Keperawatan
2 Mencari Mahasiswa Materi 1 Mendapatkan 18-19 Ruang
literature Ners Wira penyakit pedoman tentang Mei Rawat
tentang 1 Husada presentase 1 penyakit 2017 Inap
SAK terbanyak Anggrek
3 Koordinasi Mahasiswa SAK 1 Memperoleh 20 Ruang
dengan Karu Ners Wira penyakit masukkan tentang Mei Rawat
dan Husada presentase 1 penyakit 2017 Inap
Penangung terbanyak Anggrek
Jawab SAK
B Pelaksanaan
1 Membuat Mahasiswa Mahasiswa Pembelajaran 22 Ruang
salah satu Ners Wira Ners Wira bagi Mahasiswa Mei Rawat
SAK 1 Husada Husada Ners Wira Husada 2017 Inap
penyaklit dan Perawat Anggrek
terbesar dalam mengacu
Sindrome pada pedoman
Nefrotik yang benar
tentang 1 penyakit
C Evaluasi
1 Evaluasi Mahasiswa KARU, PN Mengetahui hasil 27 Mei Ruang
pelaksanaanp Ners Wira dan AN pembuatan SAK 1 2017 Rawat
embuatan Husada penyakit Inap
SAK 1 Anggrek
penyakit
129
a. Rencana Kegiatan
Tabel 46.
Waktu penyusunan SAK 1 penyakit presentase terbesar di Ruang Ruang Rawat
Inap Anggrek
No UraianKegiatan TanggalPelaksanaan
A Persiapan
1 Melakukan Pengkajian tentang SAK 17 Mei 2017
2 Mencari literature tentang SAK 10 penyakit 18-19 Mei 2017
3 Koordinasi dengan CI 20 Mei 2017
B Pelaksanaan
1 Membuat SAK 1 penyakit 22 Mei 2017
C Evaluasi
1 Evaluasi pelaksanaan pembuatan SAK 10 penyakit 27 Mei 2017
2. Evaluasi
a. Pelaksanaan Evaluasi
Pengamatan terhadap Pedoman SAK di Ruang Rawat Inap
Anggrek terhadap 10 besar penyakit selama 12 hari , dari hasil
pengkajian didapatkan bahwa belum tercantumnya SAK tentang 10
penyakit terbesar diantaranya infeksi virus, infeksi bakteri dan sindrome
nefrotik, Setelah dilakukan diskusi dan mendapatkan masukkan dari
KARU dan Penanggung jawab SAK Ruang Rawat Inap Anggrek,
didapatkan bahwa SAK yang ada di ruang rawat inap anggrek yaitu
SAK terbaru dan yang belum ada SAKnya yaitu Sindrome Nefrotik.
b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa Ners STIKES WIRA
HUSADA terhadap pembuatan pedoman SAK tentang 1 penyakit
tanggal 27 mei 2017 secara keseluruhan sudah selesai dan memenuhi
standar untuk diterapkan sebagai pedoman SAK di ruang Rawat Inap
Anggrek
130
2) Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam menyusun SAK yaitu belum semua
perawat ruang rawat inap anggrek dapat tersosialisasi SAK
sindrome nefrotik.
4. Kesinambungan
Setelah pelaksanaan pembuatan pedoman SAK 1 penyakit terbesar
diharapkan setiap kali memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien tersebut dapat menggunakan pedoman yang ada.
131
C Evaluasi
1 Evaluasi MahasiswaN Perawat Fasilitas yang Mei 2017 Ruang
pelaksanaan ers Wira Ruang dirapikan dan Rawat
fasilitas yang Husada Rawat ditata sudah Inap
perlu dirapikan Inap rapi dan Anggrek
Anggrek tertata
2. EVALUASI
a. Pelaksanaan Evaluasi
Hasil ppengkajian terhadap fasilitas ruang rawat inap anggrek
sebgaian besar sudah baik hanya saja ada beberapa fasilitas yang
butuh ditata kembali ( misalnyaa tempat penyimpanan spuit dan
tempat penyimpanan lembar dokumentasi keperawatan. Dan
dilakuakn pembuatan tempat spuit dan tempat penyimpanan lembar
dokumentasi keperawatan.
b. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi dilaksanakan oleh mahasiswa Ners STIKES
WIRA HUSADA terhadap fasilitas ruang rawat inap anggrek yang
ditata kembali ditemukan sudah terdapat tempat spuit yang lebih
besar yang lebih menampung semua spuit dan juga lemari
penyimpanan lembar dokumentasi keperawatan.
3. Faktor pendukung dan penghambat
a. Faktor pendukung
Adanya dukungan dari KARU dan perawat di Ruang Rawat Inap
Anggrek dalam memberikan masukkan dan ikut berpartisipasi dalam
penataan fasilitas.
b. Faktor penghambat
Belum cukup tersedia fasilitas untuk penataan fasilitas yang ada
diruang rawat inap anggrek.
4. Kesinambungan
Diharapkan kepada perawat ruang rawat inap anggrek untuk bisa
menggunkan dan menata kembali fasilitas yangkurang tertata.
132
F. PELAKSANAAN MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL (MPKP)
1. Langkah-langkah
Tabel 48.
Langkah-Langkah Pelaksanaan MPKP
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Penembahan Senopati Bantul
No Kegiatan Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat
1 Adolfina Buku Sebagai bahan 8 mei Perpustakaan
Persiapan Agung referensi referensi 2017
1) Mencari
Hendra tambahan
literatur
La asdi
Rumadan
Eli
Vita
Yasni
Yohanes
Yuli
133
2
Pelaksanaan Adolfina Ka Ru, Penyegaran 16 Mei Rawat Inap
1) Sosialisasi
Agung Perawat kembali 2017 Anggrek
pelaksanaan
Hendra tentang TIM
TIM
La asdi
Rumadan
Eli
2) Role model
Adolfina Mahasiswa, Memberikn 19- 26 Rawat Inap
Agung Ka Ru, contoh Mei Anggrek
Hendra Perawat pelaksanaan 2017
La asdi metode
Rumadan MPM kepada
Eli perawat
Vita
Yasni
Yohanes
Yuli
3) Pelaksanaan
Rumadan Ka Ru, Melaksanakan 19-26 Rawat Inap
TIM
Eli Perawat MPKP sesuai Mei Anggrek
dengan 2017
tugasnya
sebagai Ka Ru,
ketua Timdan
AN
134
3
Evaluasi Agung Ka Ru, Mengetahui 27- 30 Ruang Rawat
1) Evaluasi
Hendra perawat hasil Mei Inap Anggrek
penerapan
La asdi pelaksanaan 2017
TIM
Rumadan TIM
Eli
Vita
Yasni
Yohanes Ruang Rawat
Inap Anggrek
135
2. Plan Of Action (POA)
Tabel 49.
Waktu Pelaksanaan MPKP Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul
c. Pelaksanaan MPM
27 Mei – 3 juni 2017
NO KEGIATAN 27- 27-30 27-3
30
3.
Evaluasi
a. Evaluasi pelaksanaan
MPM
b. Penyusunan akhir
Keterangan :
: Perencanaan
: Pelaksanaan
1. Hasil
Evaluasi hasil pelaksanaan TIM dilaksanakan di ruang rawat inap
Anggrek tanggal 27-30 Mei 2017 dilakukan oleh mahasiswa Pra Ners
STIKES Wira Husada stase manajemen terhadap 1 Ka Ru, 2 ketua TIM,
dan 2 AN dengan menggunakan instrumen evaluasi pelaksanaan MPKP
dengan TIM yang meliputi: 1) tugas Ka Ru, 2) tugas AN, 3) Hubungan
136
Professional, 4) Prosedur Meeting Morning, 5) Prosedur operan jaga.
Adapun hasil dari evaluasi tersebut sebagai berikut :
Tabel 50.
Hasil Evaluasi Tugas Kepala Ruang Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul
No Tugas PJ ruang keperawatan yang mendukung pelaksanaan Observasi
sistem pemberian asuhan keperawatan dengan metode SL SR KD TP
primer modifikasi (3) (2) (1) (0)
1 Membagi staff ke dalam grup MPM sesuai dengan
√
kemampuan dan beban kerja
2 Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN √
3 Kepala Ruang melakukan meeting morning √
4 Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan
√
kemampuan dan beban kerja
5 Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PN dan AN √
6 Melakukan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
√
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal
7 Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan
dengan melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien √
akan pulang
8 Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, malam,
√
libur
9 Berperan serta sebagai konsultan √
Jumlah
Total (%) = 24/27 88,88 %
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
137
Tabel 51.
Hasil Evaluasi Tugas AN di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Tugas AN yang mendukung pelaksanaan sistem Observasi
No pemberian asuhan keperawatan dengan metode primer SL SR KD TP
modifikasi (MPM) (3) (2) (1) (0)
1 Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga
√
dari dan kepada AN yang ada dalam satu grup
2 Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi
√
pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3 Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan √
tugas jaga
4 Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap
√
awal tugas
5 Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam √
keperawatan
6 Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di
√
rekam keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga
√
kepada PN
8 Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan √
ada bukti di rekam keperawatan
9 Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
√
mengatasinya
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua
√
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua
√
pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12 Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN
pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan
√
perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada PN
13 Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada
dalam grup yang akan memberikan asuhan
√
keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore
√
malam libur
138
15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain
√
bila ada masalah pasien pada sore malam libur
16 Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
√
lain setiap seminggu sekali
17 Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin
√
keperawatan di ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN √
Jumlah 39 2 2
Total (%) = 43/54 79,62%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
Tabel 52.
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antara Staf Keperawatan dengan Pasien
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan dengan Observasi
No Pasien atau Keluarga dapat Terjalin Terus Menerus SL SR KD TP
Selama Pasien Dirawat (3) (2) (1) (0)
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang
√
ada di ruangan setiap awal tugas
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang menjadi
tanggungjawabnya segera setelah menerima operan tugas √
setiap pasien.
3 PN menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang
√
berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan
√
merawat selama pasien dirawat di RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring pasien
√
untuk mengetahui perkembangan atau kondisi pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau
program pengobatan sesuai wewenang dan tanggung √
jawabnya.
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PN atau
AN memberikan penjelasan atas tindakan yang akan √
dilakukan kepada pasien atau keluarga
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima
konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan berupaya √
mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau perawat
yang bertanggung jawab selama ia dirawat dan ditulis √
pada papan nama pasien.
10 PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan pasien
√
yang akan pulang.
Jumlah 18 6 1
Total(%) = 25/30 83,33%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
139
Tabel 53.
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staff Keperawatan
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hubungan Profesional Antar staff Keperawatan yang Observasi
No Dapat Menjamin Asuhan Keperawatan yang SL SR KD TP
Berkesinambungan Secara Terus Menerus (3) (2) (1) (0)
1 Penyedia Mengadakan pertemuan rutin Karu minimal √
1x/minggu
2 PJ Ru Kep mengadakan petemuan rutin dengan seluruh √
staf kep minimal sebulan sekali
3 Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PN minimal √
1x/minggu
4 PN mengadakan pre dan post konference pada setiap awal √
dan akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang tugas jaga √
sebelumnya
6 PN mendampingi serah terima tugas jaga antara AN pada √
tugas jaga berikutnya.
7 AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga √
sebelum dan kepada tugas jaga berikutnya.
8 PN melakukan dokumentasi askep terutama dalam √
pengkajian, menetapkan diagnosa dan penyusunan
rencana keperawatan.
9 AN melakukan dokumentasi askep terutama dalam hal √
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
10 PN membuat laporan tugas pada PJRu Kep setiap akhir √
tugas terutama keadaan umum pasien dan permasalahan
yang ada.
11 PN melakukan motivasi /bimbingan/reinforcement √
dengan AN setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada √
13 PPJr menggantikan tugas PJRu pada tugas S/M/HL √
Jumlah 27 4 3
Total (%) = 34/39 87,17%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
140
Tabel 54.
Hasil Evaluasi Hubungan Profesional / Kemitraan Antara Staff Keperawatan
dengan Dokter/TimKesehatan Lain Di Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Observasi
Hubungan Profesional/Kemitraan Antar staff
No SL SR KD TP
Keperawatan dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain
(3) (2) (1) (0)
1 Perawat melakukan visite bersama dengan dokter/tim
√ - - -
kesehatan lain yang merawat
2 Perawat melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim
√ - - -
kesehatan
3 Hubungan profesional/kemitraan dengan dokter/tim
√ - - -
kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medik.
4 Perawat menggunakan rekam medik sebagai sarana
hubungan profesional dalam rangka pelaksanaan √ - - -
program kolaborasi.
5 Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam
keperawatan sebagai sarana hubungan professional √ - - -
dalam rangka program kolaborasi.
6 Dokter/Tim kesehatan yang lain mengetahui setiap
- - √ -
pasien siapa Pn nya.
7 Perawat memfasilitasi pelaksanaan konsultasi
√ - - -
pasien/keluarga dengan dokter/tim kesehatan lain.
Jumlah 18 - 1 0
Total 19/21x100 90.47%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
Tabel 55.
Hasil Evaluasi pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan)
Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
SL SR KD TP
No Variabel yang dinilai
(3) (2) (1) (0)
1. Didahului dengan doa bersama √
2. Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan
penerima tanggung jawab dilakukan di depan √
pintu dengan suara perlahan/ tidak ribut.
3. Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah √
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya.
4. Menginformasikan jenis dan waktu rencana
√
tindakan keperawatan yang belum dilakukan.
5. Menyebutkan perkembangan pasien yang ada
√
selama shift
6. Menginformasikan pendidikan kesehatan yang
√
telah dilakukan (bila ada)
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan. √
8. Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta √
141
waktunya yang dilakukan selama shift.
9. Menyebutkan tindakan medis yang belum
√
dilakukan selama shift.
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga nama
√
perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
11. Memberi salam kepada pasien, keluarga serta
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien,
√
menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam
rangka klarifikasi).
Jumlah 27 2 1
Total (%) = 30/33 90.90%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
Table 56.
Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning Di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD
Panembahan Senopati Bantul
NO VARIABEL YANG DINILAI SLL SRG KDG TP
(3) (2) (1) (0)
Jumlah 3 4 3 0
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
142
Tabel 57.
Hasil Evaluasi Implementasi Sebelum dan Sesudah Intervensi MPKP
di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
Hasil
Hasil setelah Peningkatan
No Variabel sebelum
intervensi % %
intervensi %
Metode TIM modifikasi:
85,18% 88,88% 3,70%
1 a. Tugas Ka. RU
b. Tugas AN 77,77% 79.62% 1,85%
Hubungan Profesional:
a. Antara staf keperawatan 63.33% 73.33% 10.33%
dengan pasien
b. Antara staf keperawatan untuk
2
menjamin Askep 82,05% 87,17% 5,12%
berkesinambungan
c. Staf keperawatan dengan tim
87,5% 90,47% 2,97%
kesehatan lain
3 Operan jaga perawat 87,87% 90,90% 3,03%
4 Meeting morning 0% 55,55% 55,55%
Rata-rata 80,18% 87,65% 11,79%
Sumber: Data Primer hasil observasi pada tanggal 19-26 Mei 2017
2. Evaluasi
Penerapan pemberian asuhan keperawatan dengan TIM oleh perawat di
Ruang rawat inap anggrek mencapai 87,65 % dengan peningkatan 11,79%
dari target yang ditetapkan 80%, sehingga sudah mencapai target. Tugas Ka
Ru mengalami peningkatan sebesar 3,70%, dan tugas AN mengalami
peningkatan sebesar 1,85%. Dari tabel di atas juga dapat terlihat hubungan
professional antara staf keperawatan dengan pasien atau keluarga mencapai
10.33 %, hubungan professional antar staf keperawatan yang menjamin
pemberian askep mencapai 5.12 %, dan hubungan professional antara staf
keperawatan dengan dokter atau tim kesehatan lain mencapai 3.03 %. Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan MPKP di ruang rawat
inap Anggrek dalam kategori baik.
143
3. Faktor Pendukung dan Penghambat
a. Faktor Pendukung
1) Kepala ruang mendukung dan memfasilitasi untuk menerapkan MPKP
dengan TIM
2) Adanya dukungan dari KARU untuk menerima saran dari mahasiswa
ners STIKES Wira Husada
3) Adanya kerja sama yang sangat mendukung dari pihak ruangan
b. Faktor Penghambat
1) Belum optimalnya manajemen waktu perawat ruang rawat inap anggrek
dalam melaksankan tugas.
4. Kesinambungan
a. Dengan nilai di atas dalam menerapkan metode TIM sudah bisa
terlaksana dengan baik di ruang rawat inap Anggrek.
b. Ka Ru, dan AN perlu lebih memahami jobs description masing-masing
dalam pelaksanaan MPKP dengan TIM.
144
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kegiatan manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Panembahan Senopati Bantul berlangsung 4 minggu yaitu sejak
tanggal 8 Mei-3 Juni 2017.
Berdasarkan hasil pengkajian sampai dengan evaluasi selama praktik
manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan
Senopati Bantul, mahasiswa dapat memperoleh gambaran umum tentang
manjemen keperawatan Ruang Rawat Inap Anggrek dan mahasiswa dapat
menerapkan proses manajemen keperawatan secara langsung di ruangan dan
di rumah sakit. Data yang diperlukan diperoleh dengan melakukan observasi,
wawancara dan studi dokumentasi di Ruang Rawat Inap Anggrek. Selama
pelaksanaan praktik manajemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Anggrek
RSUD Panembahan Senopati Bantul, hasil yang dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan materi SPO pengukuran suhu badan pasien menggunakan
termometer digital dan pemasangan Iv plug dan sudah terdapat Materi
tentang SPO mengukur suhu badan pasien menggunakan termometer
digital dan pemasangan Iv plug.
2. Pelaksanaan Edukasi tentang bronchopneumonia, di ruang rawat inap
anggrek yang telah diedukasi satu hari sebelumnya dari hasil evaluasi
didapatkan keluarga pasien memahami tentang bronchopneumonia dan
menggerti tentang penyakit yang diderita anaknya.
3. Pelaksanaan sosialisasi tentang langkah-langkah optimalisasi universal
precaution. Dan didapatkan hasil pelaksanaan universal precaution
sebanyak 93,2 % dalam kategori baik sekali dibandingkan dengan
sebelumya yaitu 85,3 %.
4. pembuatan pedoman SAK tentang 1 penyakit tanggal 27 mei 2017
secara keseluruhan sudah selesai dan memenuhi standar untuk
diterapkan sebagai pedoman SAK di ruang Rawat Inap Anggrek
145
5. Fasilitas ruang rawat inap anggrek yang ditata kembali ditemukan
sudah terdapat tempat spuit yang lebih besar yang lebih menampung
semua spuit dan juga lemari penyimpanan lembar dokumentasi
keperawatan.
6. Penerapan pemberian asuhan keperawatan dengan TIM oleh perawat di
Ruang Rawat Inap Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
mencapai 87,65 % dengan peningkatan 11,79% dari target yang
ditetapkan 80%, sehingga sudah mencapai target. Tugas Ka Ru
mengalami peningkatan sebesar 3,70%, dan tugas AN mengalami
peningkatan sebesar 1,85%. Dari tabel di atas juga dapat terlihat
hubungan professional antara staf keperawatan dengan pasien atau
keluarga mencapai 10.33 %, hubungan professional antar staf
keperawatan yang menjamin pemberian askep mencapai 5.12 %, dan
hubungan professional antara staf keperawatan dengan dokter atau tim
kesehatan lain mencapai 3.03 %. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan MPKP di ruang rawat inap Anggrek dalam kategori
baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan MPKP
di Ruang Rawat Inap Anggrek dalam kategori Baik. Berdasarkan hasil
wawancara dengan perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek, masih
banyak perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek yang belum memahami
tentang TIM.
B. SARAN
1. Diharapkan Karu dan perawat Ruang Rawat Inap Anggrek bisa
mengunakan SPO mengukur suhu badan mengunakan termometer digital
dan pemasangan Iv plug sesuai Pedoman SPO.
2. Diharapkan perawat Ruang Rawat Inap Anggrek selalu memberikan
edukasi kepada pasien bronchopneumonia dengan mengunkan leaflet yang
tersedia diruangan.
3. Diharapkan perawat Ruang Rawat Inap Anggrek dapat menerapkan
langkah-langkah optimalisasi universal precaution sesuai panduan PPI
RSUD penambahan senopati bantul.
146
4. Diharapkan seluruh perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek selalu
mengunakan SAK dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
panduan SAK.
5. Diharapkan seluruh perawat di Ruang Rawat Inap Anggrek selalu
meletakan alat atau fasilitas yang ada diruang rawat inap anggrek sesuai
tempatnya.
6. Diharapkan Karu dan seluruh perawat ruang rawat inap anggrek lebih
mengoptimalkan lagi tentang MPKP.
147
DAFTAR PUSTAKA
DepKes dan Kesejahtraan Sosial RI.2001. Pedoman Tata laksana Klinis Infeksi
HIV Disarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan
Praktek. Edisi ke 4. Jakarta.ECG
148