Anda di halaman 1dari 7

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Budaya sangat berpengaruh terhadap proses pra kehamilan dan kehamilan. Berbagai
pandangan masyarakat tentang masa pra kehamilan dan masa kehamilan dapat
mempengaruhi proses tersebut dari segi gaya hidup, adat istiadat dan fasilitas kesehatan. Dari
sekian banyak pengaruh atau pantangannya , yang harus diperhatikan ibu hamil yaitu harus
banyak mengkonsumsi makanan kaya serat dan protein, banyak minum air putih, dan
mengurangi garam atau makanan yang terlalu asin. Gaya hidup sehat yaitu sebaiknya tidak
merokok bahkan menghindari asap rokok, kapan dan dimanapun ia berada. Perilaku makan
juga haru di perhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh sosial budaya terhadap ibu hamil dan pra hamil?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh sosial budaya terhadap ibu hamil dan pra hamil

1
BAB II

Pembahasan

2.1 Sosial Budaya Selama Masa Kehamilan dan Pra Hamil

Budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diaturkan atau diajarkan manusia
kepada generasi berikutnya ( taylor 1989 ) sedangkan menurut sir Eduarel taylor ( 1871)
dalam Andrew dan boyle (1995), budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mengandung
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hokum, kebiasaan, dan kecakapan lain yang merupakan
kebiasaan manusia sebagai anggota komunikasih setempat.

Masa pra kehamilan adalah sebelum berencana untuk hamil dan memiliki bayi, ada
baiknya bila calon orang tua melakukan persiapan sebelum hamil (pra kehamilan). Persiapan
ini meliputi persiapan fisik, mental dan gizi. Untuk calon ibu yang akan mempersiapkan
kehamilannya, persiapan itu penting, karena calon ibu akan mengalami banyak perubahan
besar yang berkaitan dengan dirinya. Menurut BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional)kehamilan adalah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur matang
pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu
membentuk sel yang akan tumbuh.

Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan. Di samping itu, juga dapat
menjaga pertumbuhan dan kesehatan janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan
(antenatal care) adalah penting untuk mngetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.

Berikut beberapa Aspek sosial budaya yang mempengaruhi masa pra kehamilan

Pertama yaitu baik pasangan pria maupun pasangan wanita tidak boleh melakukan
aktivitas yang terlalu berat jika ingin segera mendapatkan momongan. Faktanya adalah
bahwa hal ini memang dapat mempengaruhi kondisi kebugaran tubuh kedua pasangan
sehingga kualitas hubungan seks bisa menurun. Disamping itu, kualitas sperma dan sel telur
juga tidak akan baik untuk terjadinya pembuahan. Kesimpulannya adalah bahwa hal ini
memang bukan sekedar mitos belaka, tapi merupakan kenyataan. Ada aturan-aturan tertentu
yang berlandaskan agama yang melarang seseorang berhubungan suami istri pada waktu-
waktu tertentu, misalnya saja pada siang hari di bulan Ramadan bagi umat muslim.

2
Mitos yang kedua yaitu bagi pasangan muslim tidak diperbolehkan untuk
berhubungan suami istri pada malam hari raya. Jika larangan tersebut dilandaskan pada
agama, menurut agama Islam berhubungan suami istri pada malam hari raya tidak dilarang.
Jadi mitos ini tidak perlu dihiraukan.

Mitos selanjutnya yaitu pria tidak boleh melakukan penetrasi dari belakang (seperti
gaya doggy style misalnya) ketika berhubungan seks. Menurut mitos tersebut, jika hubungan
tersebut membuahkan hasil maka bayi yang lahir nanti akan juling matanya. Menurut
faktanya, secara medis gaya hubungan seks semacam itu sama sekali tidak masalah, asalkan
hubungan tidak dilakukan pada lubang anus.

Ada mitos yang menyebutkan bahwa seorang pria harus menahan diri dari
berhubungan seks wanita hamil, karena itu dapat membahayakan janin. Hal ini tidak
sepenuhnya benar. Secara medis, kita boleh melakukan hubungan suami istri dengan
pasangan yang sedang hamil. Hanya saja jika pasangan kita memiliki riwayat keguguran,
maka kita harus melakukannya secara hati-hati dan perlahan.

Ada beberapa aspek sosial budaya pada setiap persalinan kehamilan:

1. Beberapa kepercayaan yang ada misalnya di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa
ibu hamil pantang makan telur karena akan mempersulit pesalinan dan pantang
makan daging karena akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah
satu daerah di jawa barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus
mengurangi makanannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan.
2. Di masyarakat betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang, dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin.
3. Di daerah subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar
karena akan khawatir bayi nya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan.
4. Di kalangan masyarakat pada bangsa suku nuaulu (maluku) terdapat suatu tradisi
upacara kehamilan yang di anggap sebagai suatu peristiwa biasa, khususnya masa
kehamilan seorang peristiwa biasa, khususnya masa kehamilan masa kehamilan
seorang perempuan pada bulan pertama hingga bulan kedelapan. Namun pada usia
saat kandungan telah mencapai sembilan bulan, barulah mereka akan mengadakan
suatu upacara. Masyarakat nuaulu mempunyai anggapan bahwa pada saat usia
kandungan seseorang perempuan telah mencapai sembilan bulan, maka pada diri

3
perempuan yang bersangkutan banyak diliputi oleh pengaruh roh-roh jahat yang dapat
menimbulkan berbagai bahaya gaib. Dan tidak hanya dirinya sendiri juga anak yang
dikandungnya, melainkan orang lain disekitarnya, khususnya kaum laki-laki. Untuk
menghindari pengaruh roh-roh jaahat tersebut, si perempuan hsmil perlu diasingkan
dengan menempatkannya di pusono.

2.2 Hasil Wawancara Ibu Hamil dan Prahamil

Nama ibu hamil : Siti Nur Fauziyah Nama Suami : Muhammad Sholeh

Usia : 20 tahun Usia : 28 tahun

Asal : Pemalang Jawa tengah Asal : Tegal jawa tengah

Usia kehamilan: 7 bulan Pekerjaan : Pekrja proyek

Pendidikan : SMP Pendidikan : Tidak diketahui

Pekerjaan : IRT

Pertanyaan :

1. Pesan-pesan dari orang tua atau mertua?


Pesan dari orang tua saya lebih rajin ngaji, sholat, baca surah maryam, yusuf, yasin,
lalu juga Pake gunting kuku sama gunting lipat.
2. Untuk apa pesan tersebut?
Supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti gangguan dari roh-roh
jahat
3. Apakah mba menjalankan hal tersebut?
Iya, tapi kalau pakai gunting itu kadang lupa, kalau lagi inget aja pakenya
4. Pesan dari daerah sekitar atau tetangga
Disuruh minum susu kedelei sama kacang ijo
5. Untuk apa pesan tersebut?
Supaya rambutnya bagus
6. Apakah mba mempercayainya?
Iya percaya
7. Apakah mba menjalankannya?

4
Iya
8. Mba memeriksa ANC dimana?
Ke bidan Mardiyanah
9. Apa ada pesan dari pemeriksaan itu?
Pantangan bu bidan alkohol, Jamu, soda dll
10. Apa ibu merasa ada keluhan selama kehamlan ini?
Di awal kehamilan saya merasa mual dan muntah berlebih seperti orang sakit, tapi
kalau sekarang sudah tidak ada lagi
11. Apakah ibu mengadakan 7 bulanan?
Iya saya ngelakuin 7 bulanan nanti di kampung sama orang tua saya
12. Pantangan selama kehamilan?
Tidak ada pantangan selama kehamilan
13. Apakah ibu mengkonsumsi jamu selama kehamilan?
Tidak, karna dilarang sama bu bidan

5
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Masih banyak ibu hamil di indonesia yang masih percaya dengan mitos-mitos dan adat
istiadat yang ada di Indonesi. Contohnya Ibu Fauziyah yang percaya dengan mitos-mitos
yang ada di keluarga dan lingkungannya. Tapi ibu Fauziyah tetap mengikuti apa yang
dikatakan oleh bidan.

6
Daftar Isi

http://prenagen.com/fakta-dan-mitos-pra-kehamilan

Oktalia Juli dkk. 2015. Modul Ilmu Sosial Budaya Dasar Program Diploma Kebidanan.
Jakarta. Poltekkes Kemenkes Jakarta 3

Anda mungkin juga menyukai