Anda di halaman 1dari 5

Eksplorasi atau pencarian minyak Bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan

beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh
para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang
bertanggung jwab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
Perlu diketahui bahwa minyak di dalam Bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum
berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini

 Batuan Sumber (Source Rock)


Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai
batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang
didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan
menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.

 Tekanan dan Temperatur


Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di
perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan
menjadi rantai hidrokarbon.

 Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan
tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak
dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi
hidrokarbon tersebut.

 Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya.
Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki
pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada
batuan inilah minyak Bumi di produksi.

 Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang
ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon
dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis
sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap
stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat
hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka
daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak Bumi atau pun gas Bumi. Sedangkan
untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan
dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Kajian Geofisika[sunting | sunting sumber]


setelah kajian secara regional dengan menggunakan metode geologi dilakukan, dan hasilnya
mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika.
Pada tahapan ini metode - metode khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat
guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-
data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat
batuan di dalam Bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat -
sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak
penting dalam artian hidrokarbon. Metode-metode ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang
digunakan sebagai aplikasi engineering.
Metode tersebut adalah:

1. Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang
luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam Bumi.
2. Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa
berupa air, minyak ataupun gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah
satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai
resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak
lebih rendah daripada gas. dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan
resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah.
sebagai dasar analisis fluida perlu kita ambil sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut
sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
3. Data porositas
4. Data berat jenis

 Data berat jenis


Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang
memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat
kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat
jenis yang berbeda
Eksplorasi Minyak Bumi
Desember 22, 2011 by IATMI SM STT MIGAS Balikpapan Tinggalkan komentar
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan
perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Dalam dunia perminyakan, eksplorasi atau
pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian
kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang
yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas
pencarian hidrokarbon tersebut.
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka
ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut dalam eksplorasi minyak bumi hal ini disebut
kajian geologi. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak
mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
1. Batuan Sumber (Source Rock), yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon.
biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih (Shale). batuan ini kaya akan
kandungan unsur atom karbon (C)yang didapat dari cangkang – cangkang fosil yang terendapkan di
batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan
kimia hidrokarbon
2. Tekanan dan Temperatur, untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan
temperatur yang tinggi di perlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon
yang ada dibatuan menjadi rantai hidrokarbon.
3. Migrasi, Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat
dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat
dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi
dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan
eksploitasi hidrokarbon tersebut.
4. Reservoir, adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses
migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini
memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena
pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
5. Caps Rock, Minyak dan atau gas terdapat di dalam reservoir, untuk dapat menahan dan melindungi
fluida tersebut, maka lapisan reservoir ini harus mempunyai penutup di bagian luar lapisannya.
Sebagai penutup lapisan reservoir biasanva merupakan lapisan batuan yang rnempunyai sifat
kekedapan (impermeabel), yaitu sifat yang tidak dapat meloloskan fluida yarg dibatasinya. Jadi
lapisan penutup didefinisikan sebagai lapisan yang berada dibagian atas dan tepi reservoir yang
dapat dan melindungi fluida yang berada di dalam lapisan di bawahnya.
6. Perangkap Reservoir (Reservoir Trap), Merupakan unsur pembentuk reservoir sedemikian rupa
sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk yang konkap ke bawah, hal ini akan
mengakumulasikan minyak dalam reservoir. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat
mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama
sekali.

Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat
hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka
daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk
menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat
fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya
mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada
tahapan ini metoda – metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna
memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang
dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam
bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat – sifat sebagai
batuan sumber, reservoir, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian
hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai
aplikasi engineering.Metoda tersebut adalah:
1. Survey Geologi Permukaan, pemetaan geologi pada permukaan secara detail dapat dilakukan jika
memang terdapat singkapan. Pemetaan dilakukan pada rintisan dan juga di sepanjang sungai.
2. Eksplorasi seismik, Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi
daerah yang luas. dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan di dalam bumi. Untuk
survey detail, metode seismik merupakan metode yang paling teliti dan dewasa ini telah melampaui
kemampuan geologi permukaan. Metode yang digunakan adalah khusus metode refleksi. Walaupun
pemetaan geologi detail terhadap tutupan telah dilakukan, pengecekan seismik selalu harus
dilaksanakan, untuk penentuan kedalam objektif pemboran serta batuan dasar dan juga lapisan yang
akan menghasilkan minyak
3. Data resistivity, prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida
ini bisa berupa air, minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya
dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang
rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas.
dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida
karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil
sampel fluida di dalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari
data resistiviti yang kita miliki
4. Data porositas
5. Data berat jenis, data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan
bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat
jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan
mempunyai berat jenis yang berbeda.

Sebagai tambahan semua propek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian,
kemudian dipih untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah
diberi prognosis. Yang dimaksud Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta
ramalan-ramalan mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa.
Prognosis meliputi ;
1. Lokasi Yang Tepat, lokasi ini biasanya harus diberikan dalam koordinat. Untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam lokasi titik terhadap tutupan struktur, sebaliknya semua koordinat lokasi
tersebut penentuannya dilakukan dari pengukuran seismik, terutama jika tutupan ditentukan oleh
metode seismik. Jika hal ini terjadi di laut misalnya, maka pengukuran harus dilakukan dari
pelampung (buoy) yang sengaja ditinggalkan di laut pada pengukuran seismik, juga dari titik
pengukuran radar di darat. Setidak-tidaknya pengukuran lokasi itu harus teliti sekali sebab
kemelesetan beberapa ratus meter dapat menyebabkan objektif tidak diketemukan.
2. Kedalaman Akhir, kedalaman Akhir pemboran eksplorasi biasanya merupakan batuan dasar
cekungan sampai mana pemboran itu pada umumnya direncanakan. penntuan kedalaman akhir ini
sangat penting karena dengan demikian kita dapat memperkirakan berapa lama pemboran itu akan
berlangsung dan dalam hal ini juga untuk berapa lama alat bor itu kita sewa. Penentuan kedalaman
akhir ini diasarkan atas data seismik, setelah dilakukan korelasi dengan semua sumur yang ada dan
juga dari kecepatan rambat reflektor yang ditentukan sebagai batuan dasar.
3. Latar Belakang Geologi, alasan untuk pemboran didsarkan atas latar belakang geologi. Maka harus
disebutkan keadaan geologi daerah tersebut, alasan pemboran eksplorasi dilakukan di daerah
tersebut, jenis tutupan prospek dan juga struktur yang diharapkan dari prospek tersebut.
4. Objektif Atau Lapisan Reservoir Yang Diharapkan, ini biasanya sudah ditentukan dan stratigrafi
regional dan juga diikat dengan refleksi yang didapat dari seismik. Objektif lapisan reservoir ini
harus ditentukan pada tingginya kedalaman yang diharapkan akan dicapai oleh pemboran, dimana
diperoleh dari perhitungan kecepatan rambat seismik.
5. Kedalaman Puncak Formasi Yang Akan Ditembus, juga dalam prognosis ini harus kita tentukan
formasi-formasi mana yang akan dilalui bor, maka kedalaman puncak (batas) formasi ini harus
ditentukan dari data seismik.
6. Jenis Survey Lubang Bor Yang Akan Dilaksanakan, pada setiap Pemboran eksplorasi selalu
dilakukan survey lubang bor. Survey meliputi misalnya peng-Logan lumpur, Peng-Logan Cutting,
Peng-Logan Listrik, Peng-Logan Radioaktif, dan sebagainya. Sebaiknya pada pemboran eksplorasi
dilakukan survey yang lengkap , selain itu juga harus direncanakan apakah akan dilakukan
pengambilan batu inti (coring) atau tidak.
Dalam pembuatan prognosis ini juga ahli geologi harus bekerja sama dengan bagian eksploitasi dan
bagian pemboran. Dengan demikian diharapkan diperoleh hasil yang sangat baik dalam
pengembangan suatu lapangan nantinya.

Anda mungkin juga menyukai