NIM : 45440415077
2016
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE PADA ATONIA UTERI
2. Tujuan
Agar perdarahan berhenti dan kontraksi uterus keras dengan sedikit mungkin
melakukan intervensi namun tetap menjaga keamanan proses penghentian
perdarahan tersebut.
3. Kebijakan
Perdarahan dihentikan dengan memasukkan kepalan tangan ke dalam uterus
sampai uterus berkontraksi dengan baik kembali. Setelah itu ibu dalam keadaan
sehat.
4. Petugas
Bidan
5. Peralatan
a. Infus RL
b. Oksitosin
c. Kateter nelaton
d. Penampung urin
e. Methyl ergometrin
f. Misoprostol
g. Kain alas bokong
h. Sarung tangan panjang
i. Sarung tangan pendek
j. APD
k. Larutan desinfektan
6. Prosedure
a. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri
b. Pastikan placenta lahir lengkap
c. Lakukan masasase
Jika uterus berkontraski evaluasi rutin
Jika uterus berkontraski tapi perdarahan masih periksa apakah
perineum,vagina, atau serviks laserasi (jahit atau segera rujuk)
d. Bersihkan bekuan darah
e. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh kosongkan
f. Lakukan kompresi bimanual Internal (KBI) selama 5 menit
Jika uterus berkontraksi tambah dua menit, keluarkan tangan perlahan
dan pantau kala IV ketat.
Jika uterus tidak berkontraksi, lakukan KBE
g. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol (600-1000 mg per rektal)
ergometrin tidak untuk ibu hipertensi
h. Pasang infus RL dengan jarum 16 atau 18 dan berikan 500 cc + 20 unit
oksitoksin.
i. Ulangi KBI
Jika uterus berkontraski pamantauan kala IV Ketat
Jika uterus tidak berkontraksi Segera Rujuk.
j. Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitoksin dalam 500cc larutan dengan laju
500cc/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga habis 1,5 liter infus.
Kemudian berikan 125 cc/jam jika tidak tersedia cairan yang cukup berikan
500 cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.