Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE ATONIA UTERI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Lanjut I

Dosen Pengampu : Nuraini

Di susun Oleh : Eny Sugiasih

NIM : 45440415077

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN

POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON

2016
STANDAR OPERASIONAL PROSEDURE PADA ATONIA UTERI

A. Pengertian Standar Operasional Prosedure


Standar operasional prosedure adalah tatacara atau tahapan yang dibakukan
dan harus dilalui untuk melakukan tahapan kerja tertentu.

1. Tujuan Standar Operasional Prosedure


a. Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas tim dalam
organisasi atau unit kerja
b. Agar mengeahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas
d. Melindungi dari mal prakterk atau kesalahan administrasi lainnya
e. Untuk melindungi kegagalan atau keraguan dan duplikasi.

B. Standar Operasional Prosedure Penatalaksanaan Atonia Uteri


1. Pengertian standar opersional atonia uteri
Asuhan yang diberikan pada saat terjadi perdarahan segera setelah plasenta lahir
lebih dari 500 cc karena tidak ada kontraksi uterus.

2. Tujuan
Agar perdarahan berhenti dan kontraksi uterus keras dengan sedikit mungkin
melakukan intervensi namun tetap menjaga keamanan proses penghentian
perdarahan tersebut.

3. Kebijakan
Perdarahan dihentikan dengan memasukkan kepalan tangan ke dalam uterus
sampai uterus berkontraksi dengan baik kembali. Setelah itu ibu dalam keadaan
sehat.

4. Petugas
Bidan

5. Peralatan
a. Infus RL
b. Oksitosin
c. Kateter nelaton
d. Penampung urin
e. Methyl ergometrin
f. Misoprostol
g. Kain alas bokong
h. Sarung tangan panjang
i. Sarung tangan pendek
j. APD
k. Larutan desinfektan

6. Prosedure
a. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri
b. Pastikan placenta lahir lengkap
c. Lakukan masasase
 Jika uterus berkontraski evaluasi rutin
 Jika uterus berkontraski tapi perdarahan masih periksa apakah
perineum,vagina, atau serviks laserasi (jahit atau segera rujuk)
d. Bersihkan bekuan darah
e. Pastikan kandung kemih kosong, jika penuh kosongkan
f. Lakukan kompresi bimanual Internal (KBI) selama 5 menit
 Jika uterus berkontraksi tambah dua menit, keluarkan tangan perlahan
dan pantau kala IV ketat.
 Jika uterus tidak berkontraksi, lakukan KBE
g. Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol (600-1000 mg per rektal)
ergometrin tidak untuk ibu hipertensi
h. Pasang infus RL dengan jarum 16 atau 18 dan berikan 500 cc + 20 unit
oksitoksin.
i. Ulangi KBI
 Jika uterus berkontraski pamantauan kala IV Ketat
 Jika uterus tidak berkontraksi Segera Rujuk.
j. Lanjutkan infus RL + 20 unit oksitoksin dalam 500cc larutan dengan laju
500cc/jam hingga tiba ditempat rujukan atau hingga habis 1,5 liter infus.
Kemudian berikan 125 cc/jam jika tidak tersedia cairan yang cukup berikan
500 cc kedua dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi.

Anda mungkin juga menyukai