Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia filsafat adalah dunia yang sangat unik bagi beberapa kalangan orang. Karena
dengan filsafat, seseorang bisa mengetahui apa hakikat dari sebuah benda, bisa mengetahui
suatu hal dengan sudut pandang yang berbeda dengan orang biasa. Dengan filsafat maka
orang bisa mengeksplorasi apa yang ada dalam dunia ini.
Begitu juga dengan Aristoteles, trobosan-trobosannya yang sangat inovasi. Dan
pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang apa itu alam, apa itu dunia, apa itu
makhluk. Menjadikan ia sebagai tokoh yang masyhur dan dasar-dasar pemikirannya masih
digunakan hingga sampai saat ini.
Dengan adanya seperti itu, maka kami akan membahas tentang tokoh Aristoteles, dan
apa pemikiran-pemikirannya yang sangat masyhur yang hampir digunakan dalam setiap
disiplin ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Aristoteles ?
2. Bagaimana pemikiran – pemikiran Aristoteles ?
3. Apa saja karya – karya Aristoteles ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan biografi Aristoteles
2. Menyebutkan pemikiran-pemikiran Aristoteles
3. Menyebutkan Karya-karya aristoteles

BAB II
PEMBAHASAN
A. BIOGRAFI DARI ARISTOTELES
Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Macedonia sebuah kota di Thrace. Ia
dibesarkan oleh Proxenus karena ayahnya meninggal tatkala ia masih kecil. Setelah ia
berusia 18 tahun ia dikirim ke akademia Plato, ia menuntut ilmu hampir 20 tahun. Ia lebih
tertarik pada telaah alam yang menjadikan ia sebagai ahli biologi besar pertama di Eropa.[1]
Yang membedakan ia dengan gurunya, Plato ialah ia lebih memperhatikan perubahan
– perubahan alam, sedangkan gurunya lebih memerhatikan bentuk – bentuk kekal dan
meninggalkan dunia indra dan menutup mata terhadap sesuatu yang ada di sekeliling kita
Aristoteles terjun dalam-dalam tentang alam dan menelaah seekor katak dan ikan,
aneka bunga dan pohon. Tulisan-tulisannya sangat kering dan kaku seperti ensiklopedia yang
di dasarkan pada telaah-telaah lapangan yang sangat cermat. Ia juga seorang organisator
ulung yang mendirikan dan mengklasifikasikan berbagai ilmu. Pada tahun 334 SM, ia
mendirikan sekolah yang diberi nama Lyceum. Maka terjadilah persaingan antara lyceum
milik aristoteles dengan academia yang dimiliki plato, yang mendorong aristoteles
meningkatkan penelitiannya, hasilnya ia tidak hanya mampu menjelaskan prinsip-prinsip
science tetapi juga mengajarkan pilitik, retorika, dialektika.[2]
Ia juga tertarik pada fakta yang spesifik dan umum atau universal, ia biasanya
memulai dari gejala partikulas menuju konklusi universal. Jadi induksi menuju generalisasi.
Ia terkenal dengan istilah bapak logika karena logikanya bersifat tradisional, yang nantinya
akan berkembang menjadi logika modern.
Orang-orang Athena yang anti dengan Macedonia memandang aristoteles sebagai
penyebar pengaruh yang bersifat subversive maka ia pindah ke Chalcis dan meninggal
disana.

B. PEMIKIRAN-PEMIKIRAN ARISTOTELES
Pemikiran dari aristoteles telah mencakup pada setiap aspek kehidupan. Dia
mengamati apa yang ia lihat dan ia mencari hakikat dari apa yang telah ia lihat. Dan semua
itu ia tuangkan dalam setiap bukunya yang sekarang menjadi rujukan bagi ilmuan modern.
Dan berikut adalah pencapaian-pencapaian yang di peroleh Aristoteles :
1. Tidak ada ide bawaan
Tingkat realitas paling tinggi dalam teori aristoteles adalah sesuatu yang kita lihat dengan
indra kita.Pendapatnya mengatakan benda-benda yang ada dalam jiwa manusia itu semata –
mata cerminan obyek – oyek alam maka alam adalah dunia nyata.Aristoteles mengemukakan
bahwa tidak ada sesuatupun di dalam kesadaran yang belum pernah dialami oleh
indra.Seluruh pemikiran dan gagasan kita masuk ke dalam kesadaran kita melalui apa yang
pernah kita lihat dan kita dengar.Kita mempunyai kemampuan bawaan untuk
mengorganisasikan seluruh kesan indrawi kedalam kategori-kategori dan kelompok-
kelompok.Aristoteles menyangkal bahwa manusia mempunyai akal bawaan seperti yang di
katakana plato.Menurutnya akal adalah ciri khas yang membedakan mausia dengan mahluk-
mahluk lainnya tapi akal kita sama sekali kosong sampai kita mengalami sesuatu.Jadi
manusia tidak mempunyai ide –ide bawaan.[3]
2. Bentuk suatu benda adalah ciri khasnya
Setelah mencapai kesepakatan dengan teori plato tentang ide aristoteles memutusakan bahwa
realitas terdiri dari berbagai benda terpisah yang menciptakan suatu bentuk dan
subtansi.Subtansi adalah bahan untuk membuat benda –benda sedangkan bentuk adalah cirri
kas masing – masing benda.Ketika aristoteles membicarakan subtansi dan bentuk-bentuk
benda ia tidak hanya mengacu pada bentuk-bentuk saja. Sebagaimana sudah menjadi bentuk
ayam untuk berkotek mengepak-ngepakkan sayapnya untuk bertelur maka bentuk batu adalah
jatuh ke tanah.[4]
3. Sebab dan akibat
Jika kita memebicarakan “sebab” dari suatu hal kita akan mencari bagimana hal itu bisa
terjadi. Aristoteles berkeyakinan bahwa ada sebab – sebab yang berbeda di alam. Yaitu jika
melihat hujan dan kita ditanya kenapa bisa terjadi sebuah hujan maka kita akan menjawab
seperti yang di jelaskan dalam ilmu biologi. Akantetapi aristoteles tidak, ia akan
menambahkan dengan, kenapa hujan turun karena binatang dan tumbuham
membutuhkannya. Dalam masalah sebab akibat kita tergoda untuk mengatakan bahwa
aristoteles salah. Namun kita tidak boleh terburu – buru dalm menentukan bahwa itu salah,
namun kita tidak boleh terburu-buru dalam menjudgenya. Banyak yang percaya bahwa Tuhan
menciptakan segala sesuatu dengan sebagaimana adanya agar semua makhluk bisa hidup di
dalamnya.[5]
4. Logika
Etika kita melihat kamar kita berantakan, maka muncul pada diri kita keinginan
membersuhkannya. Baju-baju di masukkan pada lemari, buku-buku di letakkan di rak buku,
dan majalah di meja. Ketika ini kita sedang menjalankan logika kita dimana kita menyusun
barang-barang sesuai dengan kategori-kategorinya.
Aristoteles adalah seorang organisator yang teliti, yang ingin menjernihkan konsep-
konsep kita. Sesungguhnya dialah yang mendirikan ilmu logika. Dia menunnjukkan sebuah
hukum yang mengatur kesimpulan-kesimpulan atau bukti-bukti yang sah. Sebuah contoh jika
semua makhluk hidup akan mati (premis kedua), dan Toni adalah makhluk hidup (premis
kedua) maka dapat disimpulkan bahwa Toni akan Mati.[6]
5. Tangga alam
Ketika Aristoteles membuat penjelasan tentang kehidupan, maka yang pertama-tama yang
ia nyatakan ialah, segala sesuatu di ala mini bisa di bagi menjadi dua kategori utama yaitu,
benda mati dan benda hidup.
Aristoteles juga membagi kategori benda hidup menjadi dua, yaitu manusia dan
binatang.ini adalah kategori-kategori yang masih sederhana. Yang akan di sempurnakan pada
masa modern yang akan dating.[7]

6. Etika
Menurut Aristoteles, bentuk dari manusia itu terdiri dari jiwa. Yang bentuknya sama di
setiap individu. Dalam menjalani hidup kita membutuhkan sebuah kebahagiaan. Yang oleh
Aristoteles di bagi menjadi tiga, yaitu pertama, hidup senang dan nikmat. Kedua, menjadi
warga Negara yang bebas dan bertanggung jawab. Ketiga, menjadi seorang ahli fikir dan
filosof. Setiap individu yang menginginkan kebahagiaan ,maka harus memenuhi ketiga
criteria tersebut.[8]
7. Politik
Menurut pandangan Aristoteles, semua manusia adalah Hewan politik. Dimana mereka
perlu memuaskan kebutuhannya akan makanan, kehangatan, perkawinan, dan pendidikan
anak. Tapi bentuk tertinggi dari persahabatan manusia hanya ada di Negara. Dan ini
memunculkan pertanyaan bagaimana Negara itu harus diatur. Maka muncullah system
pemerintahan seperti monarki, aristokrasi, oligari, dll.[9]
8. Pandangan mengenai Wanita
Aristoteles dalam memahami wanita sangat berbeda dengan plato. Menurut Aristoteles,
wanita adalah pria yang belum sempurna. Karena kebanyakan pria itu lebih aktif dan wanita
itu pasif. Dan begitulah pandangan Aristoteles tentang Wanita.[10]

C. KARYA-KARYA DARI ARISTOTELES


Di dalam banyak aspek,Aristoteles berbeda dengan pendahulunya. Dia adalah orang
pertama yang menulis sebagai seorang professor. Tulisannya di susun secara sistematis
terperinci di dalam subrukrik – subrukrik. Di samping sebagai guru, deorang periset. Ekspresi
– ekspresinya kritis, hati – hati, prosains, tanpa mengesankan ento siasisme diorisus.
Karyanya tentang ilmu alam, memberikan informasi cukup tentang astronomi, meteorology,
tumbuh – tumbuhan dan binatang – binatang.[11]
Tulisan Aristoteles tentang sifat, lingkup, da nisi kehidupan, yang olehnya di sebut
filsafat ( prote philoshopia ) yang di beri judul Metafisika pada publikasi pertama dari
penerbitan karya – karyanya. Kira – kira tahun 60 SM. Pada penerbitan pertama itu juga
termasuk karya Aristoteles fisika yang di persembahkan untuk anaknya, Nikomakus. Dia
tampilkan karyan tentang etika, yang olehnya diberi judul etika nikomakean. Karya – karya
Aristoteles yang lain termasuk retorika, poesi dan politik. Sebenarnya dia tidak banyak
menghasilkan karya – karya hasil penelitian dan pemikiran – pemikiran filsafat. Tapi sayang
banyak karyanya yang hilang.
Di antara karyanya yang di kenal adalah anganan ( logika ), priar analytics ( silogisme
), pasteriar analytics ( sains ) dan lain sebagainya. Dari karya – karyanya dapat di ketahui
tentang pandangan – pandangan dia tentang beberapa persoalan filsafat.
Logikanya di sebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga di sebut logika
formal. Bila orang – orang shopis banyak menganggap manusia tidak mammpu memperoleh
kebenaran, tapi Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai
kebenaran.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari panjabaran kami di atas, dapat kami simpulkan beberapa point. Dimana
aristoteles termasuk murid dari plato. Akan tetapi pemikirannya berbeda dengan plato.
Aristoteles lebih mendalam dalam memahami segala sesuatu. Dan dasar-dasar pemikirannya
banyak yang mengacu dari ilmu alam. Tenang makhluk hidup, tumbuhan, manusia.
Tidak itu saja, pembahasan yang di usung oleh Aristoteles juga merambah kedalam
dunia politik yang mencetuskan tentang Negara dan system dari Negara. Karya-karya dari
Aristoteles sangat masyhur, yang masih digunakan hingga sekarang dan menjadi referensi
dari disiplin ilmu.
B. SARAN
Dari pengalaman yang bisa kita ambil dari tokoh Aristoteles. Kita di beri semangat
untuk dapat berfikir dan menelaah apa yang kita lihat dan dapatkan. Kita tidak harus
menerima segala sesuatu dengan bulat-bulat. Akan tetapi kita harus memngetahuinya secara
mendalam.

DAFTAR PUSTAKA
Gaarder, Jostein. “Dunia Shipoe (sebuah Novel filsafat)”. Bandung : Mizan, 2010
Tafsir, Ahmad. “Filsafat Umum”. Bandung : Remaja Rosda Karya, 2012 cet ke 19

Anda mungkin juga menyukai