KEPANITERAAN DASAR
IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn.BK Jenis Kelamin :Laki-laki
Umur : 30 Tahun Suku Bangsa : Sunda
Status Perkawinan : Menikah Agama :Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pendidikan : SMA
Alamat : Jl. Raya Pemda, Bogor Tanggal masuk RS : 09 oktober 2016
ANAMNESIS
√ Autoanamnesis Alloanamnesis
Keluhan Utama: Demam tinggi sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
dengan suhu sekitar 380C dirasakan menetap, terus menerus, tidak disertai rasa menggigil. Pasien
merasa sakit kepala seperti terikat pada dahi dan belakang kepala. Selain itu pasien mengeluh mual,
muntah dengan frekuensi 3-4x/hari berwarna kuning selama 3 hari, dan nafsu makan yang
menurun. Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami diare dengan frekuensi 3-4x/hari
selama 3 hari. Volumenya 1 gelas air mineral, konsistensi cair, warna kuning kecoklatan, tidak ada
lendir atau darah.
Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda pendarahan seperti bintik merah pada kulit, gusi,
maupun mimisan. Tidak ada perubahan warna kulit menjadi lebih kuning dan tidak disertai adanya
keluhan batuk dan pilek.
RIWAYAT KELUARGA
- - - - -
- - - - -
Merokok : Tidak
RIWAYAT OBSTETRI
Menstruasi :-
Riwayat Keturunan :-
Riwayat Persalinan :-
Riwayat Keguguran : -
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Gatal
(-) Ruam
Mata
Telinga
Payudara
(-) Nyeri
Abdomen
Saluran Kemih
Alat Kelamin :
(-) Nyeri
Muskuloskeletal :
Saraf
Normal
PEMERIKSAAN FISIK
Gizi: Baik Berat Badan: 65 kg Tinggi Badan: 173 cm IMT: 21.7 kg/m2
TANDA VITAL
Pernapasan : 21x/menit
Kulit
Turgor : Normal
Mata
Exophtalmus/endopthalmus : -/-
Kelopak : -/-
Serumen : Ada
Hidung
Bentuk : Normal
Mukosa : Normal
Mulut dan Tenggorokan
Langit-langit : Normal
Lidah : Bersih
Mukosa : Normal
Thoraks
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Statis
Dinamis
Perkusi
Batas kanan : Terletak di garis sternalis kanan pada sela iga ke-4.
Batas atas : Terletak di garis sternalis kiri pada sela iga ke-3.
Batas pinggang : Terletak di garis parasternalis kiri pada sela iga ke-4.
Batas kiri : Terletak 2 jari medial dari garis axillaris anterior kiri pada sela iga ke-6.
Normal, reguler
Anterior
Inspeksi
Palpasi
Statis
Dinamis
Sela iga normal, retraksi (-) pelebaran (-), benjolan (-), nyeri tekan (-), fremitus normal.
Perkusi
Auskultasi
Ronchi (-)
Posterior:
Inspeksi
Simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis, bentuk vertebra normal, warna kulit sawo
matang.
Palpasi
Statis
Sela iga normal, retraksi (-) pelebaran (-), benjolan (-), nyeri tekan (-), fremitus normal
Dinamis
Sela iga normal, retraksi (-) pelebaran (-), benjolan (-), nyeri tekan (-), fremitus normal
Perkusi
Auskultasi :
Wheezing (-)
Ronchi (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Alat Kelamin
Rektum
Ekstremitas
Lengan : Normal
Laboratorium
Hematologi
Kimia Klinis
Ureum 28 mg/dL 20 – 40
Immunoserologi
* S. Typhi O + 1/180
S. Paratyphi B-O -
S. Paratyphi C-O -
S. Paratyphi B-H -
S. Paratyphi C-H -
Lain-lain :-
DAFTAR MASALAH dan PENGKAJIAN
Daftar masalah
Pengkajian
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan pada masyarakat di
seluruh dunia. Kasus diare terutama diare akut lebih banyak ditemukan terutama pada negara
berkembang seperti negara Indonesia. Diare juga merupakan penyakit yang endemis, oleh karena
itu sangat penting bagi petugas medis untuk mengenali secara tepat gambaran klinik dari penyakit
diare. Definisi dari diare akut sendiri adalah BAB cair atau sentengah cair dengan kandungan air
pada tinja lebih dari normal (lebih dari 200cc/24 jam) atau BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
jangka waktu kurang dari 14 hari. Lebih dari 90% penyebab diare akut adalah infeksi. Sisanya
adalah akibat obat, bahan toksi, iskemia dan lain-lain. Diare oleh karena infeksi dibagi menjadi
dua berdasarkan patogenesisnya yaitu diare enterotoksigenik dan diare enterovasif. Diare
enteroktoksigenik disebabkan oleh bakteri non invasif seperti vibrio cholerae eltor, ETEC
(enterotoxigenic e.coli), clostridium perfringens. Toksin pada mukosa menimbulkan sekresi aktif
anion klorida diikuti oleh air, ion bikarbonat, kation natrium, dan kalium. Sedangkan diare
enterovasif oleh EIEC (enteroinvasif e.coli), salmonella, shigella. Yersinia. Kerusakan dinding
usus menimbulkan nekrosis dan ulserasi sehingga terjadi diare sekretorik eksudatif, dimana tinja
dapat bercampur lendir dan darah.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya keluhan demam dengan suhu sekitar
380C dirasakan menetap disertai diare dengan frekuensi 3-4x/hari selama 3 hari dengan volume 1
gelas air mineral, konsistensi cair, warna kuning kecoklatan dan tidak ada lendir atau darah.
Dimana gejala yang dialami oleh pasien ini sesuai dengan gejala klinis diare akut yaitu BAB cair
atau setengah cair dengan kandungan air pada tinja lebih dari normal (lebih dari 200cc/24 jam)
atau BAB lebih dari 3 kali sehari dengan jangka waktu kurang dari 14 hari. Ditinjau dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis (12.000 mm3) yang menjelaskan kemungkinan
diare disebabkan karena adanya bakteri.
Rencana diagnostik
Analisa feses
Dengan melakukan pemeriksaan analisa feses kita dapat mengetahui etiologi pasti yang
dapat ditinjau dari beberapa hal, anatara lain:
- Volume feses: Jika tidak terdapat leukosit atau eritrosit dalam feses, maka
kemungkinan infeksi atau inflamasi kecil. Feses 24 jam harus dikumpulkan untuk
mengukur volume. Berat feses >300g/24 jam mengkonfirmasikan adanya diare.
Berat feses lebih dari 1000-1500 gr menunjukkan proses sekretori. Fekal fat >
10g/24 jam menunjukkan proses malabsortif.
- Osmolalitas feses: diperlukan dalam evaluasi untuk menentukan diare osmotik atau
diare sekretori.
Rencana pengobatan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakitnya dan beberapa faktor yang
bisa menjadi penyebab.
FOLLOW UP
PROGNOSIS
Telah dilaporkan sebuah kasus diare akut ec enterotoksik pada seorang laki-laki usia 30
tahun. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya keluhan demam dengan suhu sekitar
380C dirasakan menetap disertai diare dengan frekuensi 3-4x/hari selama 3 hari dengan volume 1
gelas air mineral, konsistensi cair, warna kuning kecoklatan dan tidak ada lendir atau darah.
Dimana gejala yang dialami oleh pasien ini sesuai dengan gejala klinis diare akut yaitu BAB cair
atau setengah cair dengan kandungan air pada tinja lebih dari normal (lebih dari 200cc/24 jam)
atau BAB lebih dari 3 kali sehari dengan jangka waktu kurang dari 14 hari. Ditinjau dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis (12.000 mm3) yang menjelaskan kemungkinan
diare disebabkan karena adanya bakteri. Dengan perawatan yang baik dan mengkonsumsi obat
secara teratur, prognosis pada kasus ini baik.