Teori Tambahan STR
Teori Tambahan STR
Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit untuk
membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi stabil dan
dapat mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum DS3
menstibulasikan suatu keadaan dimana proses di ketiga tangki mencapai kestabilan,
namun kemudian terjadi perubahan input pada salah satu tangki sehingga kestabilan
tangki terganggu.
Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor
CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur,
tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk
dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi
reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume
yang sangat besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia yang
beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred
Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar
asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR
merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk
yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen
dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam
reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini
biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis
cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada kecepatan
alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk
memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau
pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk
membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki berpengaduk dapat
memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow
unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau
energi aktivas (Smith,1981: 327).
B. Daya Hantar Listrik Pada Suatu Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Suatu larutan
terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi dua
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Garam merupakan salah satu contoh dari
elektrolit kuat.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas.
Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.
dt ……………………………………………………………...(3)
Persamaan 2 dapat disederhanakan dengan integrasi
= ………………………………………………………..(4)
Integrasi dapat diselesaikan dengan memisalkan, U = Co-Ci; sehingga dU = -
dCi sehinggasyarat batasnya menjadi :
t = 0; Ci= 0; Uo= Co
t = t; Ci= Ci; U = Ci- Co
= ................................................................(5)
-ln = ………………………………………………………………........(6)
-ln = ………………………………………………………………….(7)
- ln = -
=
=
=1-
)…………………………………………………………(8)
Persamaan (7) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu padareaktor tinggal CSTR dengan umpan berbentuk step.Pada saat
konsentrasi (Ci) mendekati konstan yaitu pada saat t=t ; konsentrasi NaCldalam
tangki adalah Ck.(Ck mendekati harag Co)
Ck = Co (1-
Pada saat Ci=Ck input step dihentikan, kemudian diganti dengan umpan
berupa aquadest, konsentrasi NaCl = nol. (model ini dapat dianggap seperti
kelakuan tangki setelahmendapat input berupa pulse).
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] – laju keluar]
V dCi= qo Co –
qi Ci………………………………………………………….(9)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar = (q), Co=0 (aquades) ruas
kiri dan kanan dari persamaan 1 dibagi dengan laju alir q. Persamaan menjad :
i
dt...............................................................................(10)
Persamaan 8 dapat diselesaikan dengan integrasi
= ……………………….………………………………….(11)
Syarat batas dari persamaan adalah:
t = 0; Ci = Ck dan pada t = t; Ci = Ci
-ln =
=
……………………………120………………………………(12)
Persamaan (12) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu pada reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk pulse.
D. Tujuan Pemodelan
Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian
masalah CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk kontinyu
(CSTR) dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan reaksi orde
pertama kimia tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah mengikuti proses
adiabatik, sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari sekitarnya. Adapun
tujuan dari pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis dari CSTR jika
perubahan konsentrasi masuk. Kisaran yang diinginkan dari variabel proses akan
berada di antara nilai yang lebih rendah x ^ dan atas nilai x ^ dengan akurasi yang
diinginkan dari 10%.