Anda di halaman 1dari 10

Teori Tambahan

Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu


reaksi berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara
fisika. Reaktor kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik
dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti
reaktor skala industri. Reaktor CSTR beroperasi pada kondisi steady
state dan mudah dalam kontrol temperatur, tetapi waktu tinggal reaktan
dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk dan keluar, maka
waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi reaktan per
volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume
yang sangat besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam
pereaksian kimia yang beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state),
yaitu CSTR (Continuos Stirred Tank Reactor) dan plug Flow
Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar asumsi konsentrasi
komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR merupakan
reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk
yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap
komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi
tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang
keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di
mana semua bahan baku dan katalis cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor industri kimia merupakan peralatan yang komplek dalam
transfer panas, transfer massa, difusi dan friksi yang mungkin ditemui
selama reaksi kimia, ini harus dijaga dan terkontrol. Continous stirred
tank reactor sering digunakan secara multiply dan secara seri. Reaktan
secara terus-menerus dimasukkan ke dalam vessel pertama
dan overflow diantara masing-masing saat terjadi pencampuran dalam
masing-masing vessel. Biasanya komposisi uniform dalam
individual vessel, tapi ada gradient konsentrasi dalam sistem secara
keseluruhan (Perry, 1999: 23-4).
Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan sangat
bergantung pada aktifnya pengadukan dan pencampuran zat cair dalam
proses itu. Istilah pengadukan dan pencampuran sebetulnya tidak sama
satu sama lain. Pengadukan (agitator) menunjukkan gerakan yang
tereduksi menurut cara tertentu. Pada suatu bahan didalam bejana, dimana
gerakan ini biasanya mempunyai semacam pola sirkulasi. Pencampuran
(mixing) ialah peristiwa menyebarnya bahan secara acak, dimana bahan
yang satu menyebar kedalam bahan yang lain dan sebaliknya, sedang
bahan-bahan itu terpisah dalam dua fase atau lebih. Istilah pencampuran
digunakan untuk berbagai ragam operasi, dimana derajat homogenitas
bahan yang ”bercampur” tersebut sangat berbeda-beda. Tujuan dari
pengadukan antara lain adalah untuk membuat suspensi partikel zat padat,
untuk meramu zat cair yang mampu bercampur (miscible), untuk
menyebar (dispersi) gas di dalam zat cair yang lain, sehingga membentuk
emulsi atau suspensi butiran-butiran halus, dan untuk mempercepat
perpindahan kalor antara zat cair dengan kumparan atau material kalor.
Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus,
misal dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam bejana hidrogenasi
gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-
partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara kalor
dikeluarkan melalui kumparan atau mantel (McCabe, 2003:
251).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal
pada kecepatan alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi
diperlukan untuk memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas
dari reaksi cukup (atau pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor
tidak mencukupi) untuk membuat perbedaan antara suhu umpan dengan
reaktor. Tangki berpengaduk dapat memberikan pilihan yang lebih baik
atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow unit pada sistem reaksi
ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau energi aktivas
(Smith,1981: 327).
Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) bisa berbentuk dalam
tanki satu atau lebih dari satu dalam bentuk seri. Reaktor ini digunakan
untuk reaksi fase cair dan biasanya digunakan dalam industri kimia
organik. Keuntungan dari reaktor ini adalah kualitas produk yang bagus,
kontrol yang otomatis dan tidak banyak membutuhkan banyak tenaga
operator. Karakteristik dari reaktor jenis ini adalah beroperasi pada
kondisi steady state dengan aliran reaktan dan produk secara
kontinu. Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) adalah reaktor yang
dirancang untuk mempelajari proses-proses pening dalam ilmu
kimia. Reaktor jenis ini merupakan salah satu dari 3 tipe reaktor yang bisa
bersifat interchangble pada unit service reaktor (CEX Mk II). Reaksi
dimonitor oleh probe konduktivitas sebagai konduktivitas dari larutan
yang berubah dengan konversi dari reaktan menjadi produk. Artinya, ini
merupakan proses titrasi yang tidak akurat dan tidak efisien di mana ini
digunakan untuk memonitor perkembangan reaksi yang tidak begitu
penting (Tim Dosen Teknik Kimia, 2010: 1 ).
Coil stainless didalam reaktor CSTR berguna sebagai pemindah
panas permukaan untuk memanaskan atau mendinginkan reaktan
kimia. Coil itu dihubungkan untuk memanaskan sirkulator air atau disebut
juga CW-16 chiller. Coil inlet ini berada pada posisi didepan reaktor dan
return reaktor itu berada pada bagian belakang dari
reaktor. Agitator (pengaduk) turbin bekerja pada sambungan dengan
mengatur baffle (suatu alat untuk mencegah aliran) untuk menghasilkan
pengadukan dan perpindahan panas yang sempurna. Agitator ini bekerja
dengan menggunakan motor listrik yang ditaruh pada penutup reaktor.
Motor ini dijalankan dengan variable speed unit yang ditaruh
didepan sevice unit. Tombol untuk plug motor listrik ini diletakkan pada
bagian belakang service unit (Tim Dosen Teknik Kimia, 2010: 3).
Agitator (pengaduk) biasanya juga digunakan untuk beberapa tujuan
sekaligus, misalnya dalam hidrogenasi katalitik pada zat cair. Dalam
bejana hidrogenasi, gas hidrogen didispersikan melalui zat cair dimana
terdapat pertikel-partikel katalis padat dalam keadaan suspensi, sementara
kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau mantel (McCabe,
2003: 253).
Dengan reaksi sebagai berikut :
NaOH + CH3COOC2H5  CH3COONa + C2H5OH
Reaksi ini terjadi berasarkan persamaan molar dan reaksi order pertama
yang bergantung kepada larutan Na hidroksida dan etil asetat. Konsentrasi
yang digunakan berkisar antara 0 sampai 0.1 M dengan temperature
berkisar 20-40 C. Reaksi ini berlangsung dalam reaktor CSTR atau
reaktor tubular yang bisa mencapai keadaan steady state ketika konversi
dan konsentrasi reagen telah tercapai. Keadaan steady state akan
bervariasi berdasarkan konsentrasi reagen, flowrate, dan volume reaktor
secara temperature reaksi. Kecepatan reaksi dihitung dengan
mengonversikan reaktan menjadi produk dalam waktu tertentu. Agar
reaksi bisa terjadi, partikel dari reaktan-reaktan tersebut harus berkontak
agar menghasilkan suatu interaksi. Kecepatan reaksi bergantung pada
frekuensi tumbukan dan efffisiensi tumbukan partikel dari larutan yang
bereaksi. Faktor-faktor ini didukung dengan pengadukan reaktan dengan
menggunakan stirred (pengaduk) dan baffle di dalam reaktor.
Pengadukan yang tidak sempurna akan menghasilkan kecepatan reaksi
yang kurang pula. Berdasarkan reaksi antara NaOH dan etil asetat, jika
konsentrasi awal dari kedua larutan tersebut sama (ao) dan konversi (xa)
maka konsentrasi dari masing-masing larutan adalah:
NaOH + CH3COOC2H5  C2H5OH + CH3COONa
(ao - xa) (ao - xa) (xa) (xa)
Tiga buah tangki yang bersusun seri dapat diketahui waktu konstantanyua dimana
suatu proses menjadi konstanta setelah input diubah setelah periode waktu tertentu.

Namun, apabila input mengalami perubahan secara berulang maka sulit untuk
membentuk waktu konstanta dan karenanya proses akan sulit menjadi stabil dan
dapat mengakibatkan proses menjadi tak terkendali. Praktikum DS3
menstibulasikan suatu keadaan dimana proses di ketiga tangki mencapai kestabilan,
namun kemudian terjadi perubahan input pada salah satu tangki sehingga kestabilan
tangki terganggu.

Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan


menjelaskan simulasi prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki
berpengaduk yang disusun secara seri.
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam
penggunaanya adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder dan
bagian bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki.
- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk
selinder dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin terbuka
saja keudara atau dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak
sudut-sudut tajam atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair
biasanya hampir sama dengan diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang
impeller pada ujung poros yang menggantung artinya poros itu ditumpu dari atas.
Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang dihubungkan langsung
dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari
tujuan langkah pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
1) Untuk mencampur dua macam zat cair yang mampu campur.
2) Melarutkan padatan seperti garam dan air.
3) Untuk mendispersikan gas dalam zat cair yang menjadi gelembung-gelembung
halus dalam suspensi agar suatu mikroorganisme untuk fermentasi atau untuk
proses kerja Lumpur dalam proses pengolahan limbah.
4) Untuk suspensasi padatan halus dalam zat cair seperti dalam hidrogenesasi katalik,
dimana gas-gas hydrogen didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-
pertikel katalis padat dalam keadaan suspensi di dalam bejana hidrogenasi.
5) Pengadukan fluida mempercepat proses perpindahan panas antara zat cair dengan
kumparan atau mantel kalor dalam dinding bejana, dimana kalor reaksi diangkut
melaui kumparan atau mantel.
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksi–reaksi sederhana.
Berbeda dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada
aliran yang masuk atau meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di
dalam tangki alir (kontinyu), baik umpam maupun produk akan mengalir secara
terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan kita untuk bekerja pada suatu
keadaan dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripadab sistem berada dalam
kondisi stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk , aliran keluar maupun
kondisi operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian
waktu reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi akivalen
dengan lamanya reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa
disebut waktu tinggal campuran di dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh
laju alir campuran yang lewat serta volume tangki di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangki–
tangki ini dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada
masing-masing tangki dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan
di mana komposisi campuran di dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki
ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi dalam fase cair, untuk reaksi heterogen
cair – padat atau reaksi homogen cair- cair dan sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi
respon berbentuk kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi
perubahan input , dan kurva sigmoidal (bentuk huruf S) untuk dua tangki
berikutnya. Perbedaan bentuk kurva diakibatkan oleh transfer lag ; kelembapan
akibat perpindahan , yang pada akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang
sama.
A adalah konsentrasi dalam tangki pertama setelah terjadinya oerubahan
input konsenrasi yang diukur menggunakan alat konduktor, sedangkan E adalah
konsentrasi awal (konduktivitas awal) dan t adalah waktu konstan aau time
constant, yang besarnya 2/3 dari total perubahan mencapai konstan (63,2%) .
A = E (1 - ) dapat disederhanakan menjadi dA/dT = (E/T)
A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubhan terhadap input akan
kembali stabil etelah waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat
diperkirakan waktu yang dibutuhjjan oleh suatu perubahan untuk mencapastabil
suatu keadaan konstan atau stabil sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan
tersebut disarankan oleh suatu proses atau system.
A. Reaktor

Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia atau nuklir dan bukan secara fisika. Reaktor
kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti
tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor
CSTR beroperasi pada kondisi steady state dan mudah dalam kontrol temperatur,
tetapi waktu tinggal reaktan dalam reaktor ditentukan oleh laju alir dari feed masuk
dan keluar, maka waktu tinggal sangat terbatas sehingga sulit mencapai konversi
reaktan per volume reaktor yang tinggi, karena dibutuhkan reaktor dengan volume
yang sangat besar (Smith, 198: 325).
Ada dua model teoritis paling populer yang digunakan dalam pereaksian kimia yang
beroperasi dalam keadaan tunak (steady-state), yaitu CSTR (Continuos Stirred
Tank Reactor) dan plug Flow Reaktor (PFR). Perbedaannya adalah pada dasar
asumsi konsentrasi komponen-komponen yang terlibat dalam reaksi. CSTR
merupakan reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan pengaduk
yang bekerja dalam tangki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen
dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran konsentrasi tiap komponen dalam
reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini
biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalis
cair (Nauman, 2002: 23).
Reaktor tangki berpengaduk yang ideal beroperasi secara isotermal pada kecepatan
alir yang konstan. Bagaimanapun kesetimbangan energi diperlukan untuk
memprediksi temperatur agar konstan pada saat panas dari reaksi cukup (atau
pertukaran panas antara lingkungan dengan reaktor tidak mencukupi) untuk
membuat perbedaan antara suhu umpan dengan reaktor. Tangki berpengaduk dapat
memberikan pilihan yang lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada tubular flow
unit pada sistem reaksi ganda. Biasanya hal terpenting adalah nilai relatif atau
energi aktivas (Smith,1981: 327).
B. Daya Hantar Listrik Pada Suatu Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua jenis atau lebih zat. Suatu larutan
terdiri atas zat pelarut ( solvent ) dan zat terlarut ( solute ). Dilihat dari
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik larutan dibedakan menjadi dua
yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Garam merupakan salah satu contoh dari
elektrolit kuat.
Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas.
Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar.

C. Dinamika Reaktor Tangki


Reaktor adalah suatu alat tempat terjadinya suatu reaksi kimia untuk
mengubah suatu bahan menjadi bahan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih
tinggi. Continuous Stirred-Tank Reactor (CSTR) merupakan suatu tangki reaktor
yang digunakan untuk mencampur dua atau lebih bahan kimia dalam bentuk cairan
denganmenggunakan pengaduk (mixer). Pada Continuous Stirred-Tank
Reactor terdapat heater yang akan menghasilkan panasuntuk mengatur temperatur cairan
pada harga tertentu. Gambar fisik Continuous Stirred-Tank Reactor dapat dilihat
pada gambar di bawah ini:
Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama besar
denganlaju massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap mengalir
secara kontinyu dapat dipandang sebagai umpan dengan pola step.
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] – [laju keluar]
V dCi= qo Co – qi Ci…………………………………………………(2)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar (=q), ruas kiri dan ruas
kanan daripersamaan 1 dibagi dengan laju alir q, persamaan menjadi:
i

dt ……………………………………………………………...(3)
Persamaan 2 dapat disederhanakan dengan integrasi
= ………………………………………………………..(4)
Integrasi dapat diselesaikan dengan memisalkan, U = Co-Ci; sehingga dU = -
dCi sehinggasyarat batasnya menjadi :
t = 0; Ci= 0; Uo= Co
t = t; Ci= Ci; U = Ci- Co
= ................................................................(5)
-ln = ………………………………………………………………........(6)
-ln = ………………………………………………………………….(7)
- ln = -
=
=
=1-
)…………………………………………………………(8)
Persamaan (7) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu padareaktor tinggal CSTR dengan umpan berbentuk step.Pada saat
konsentrasi (Ci) mendekati konstan yaitu pada saat t=t ; konsentrasi NaCldalam
tangki adalah Ck.(Ck mendekati harag Co)
Ck = Co (1-
Pada saat Ci=Ck input step dihentikan, kemudian diganti dengan umpan
berupa aquadest, konsentrasi NaCl = nol. (model ini dapat dianggap seperti
kelakuan tangki setelahmendapat input berupa pulse).
Neraca massa NaCl
[laju akumulasi] = [laju masuk] – laju keluar]
V dCi= qo Co –
qi Ci………………………………………………………….(9)
dt
Untuk laju alir masuk sama dengan laju alir keluar = (q), Co=0 (aquades) ruas
kiri dan kanan dari persamaan 1 dibagi dengan laju alir q. Persamaan menjad :
i

dt...............................................................................(10)
Persamaan 8 dapat diselesaikan dengan integrasi
= ……………………….………………………………….(11)
Syarat batas dari persamaan adalah:
t = 0; Ci = Ck dan pada t = t; Ci = Ci
-ln =
=
……………………………120………………………………(12)
Persamaan (12) mencerminkan hubungan antara konsentrasi NaCl terhadap
waktu pada reaktor tunggal CSTR dengan umpan berbentuk pulse.

D. Tujuan Pemodelan
Gambar berikut ini memberikan ilustrasi sederhana dari pendefinisian
masalah CSTR. Pertimbangkan sistem proses reaktor tangki berpengaduk kontinyu
(CSTR) dengan aliran terus menerus masuk dan keluar dan dengan reaksi orde
pertama kimia tunggal terjadi. Diasumsikan bahwa tangki adalah mengikuti proses
adiabatik, sehingga dinding yang sempurna terisolasi dari sekitarnya. Adapun
tujuan dari pemodelan untk menjelaskan perilaku dinamis dari CSTR jika
perubahan konsentrasi masuk. Kisaran yang diinginkan dari variabel proses akan
berada di antara nilai yang lebih rendah x ^ dan atas nilai x ^ dengan akurasi yang
diinginkan dari 10%.

E. Mekanisme Kerja Reaktor Tangki Berpengaduk


Pada reaktor ini proses berlangsung secara kontinue. Terjadinya
pengadukan merupakan hal yang paling penting dalam reaktor ini, karena dengan
pengadukan menyebabkan reaksi menjadi homogen sehingga terdapat umpan
masuk dan terbentuk produk yang keluar selama proses berlangsung.
F. Efektifitas tangki
Efektivitas tangki dapat diukur dari perbandingan volume tangki
sesungguhnya dibandingkan dengan volume yang diperoleh dari perhitungan
volume tangki seungguhnya dapat dihitung dengan mengukur dimensi tangki, yaitu
diameter dan tinggi dari tangki.Volume efektiv dari tangki, yaitu volume yang
benar-benar terpakai untuk terjadinya reaksi dapat diperkirakan dari penurunan
lebih lanjut persamaan (1). Yaitu menghitung harga gradien konsentrasi NaCl pada
saat t=0 pada reaktor CSTR dengan umpan step pada tangki pertama.
V dCi= qo Co – qi Ci
Pada saat t=0 ; Ci=0 ; persamaan menjadi :
= qo Co – qi Ci.0………………………………(13)
= qo Co
= Co………………………………………(14)
Harga gradient konsentrasi ini juga dapat dihitung dari aluran data
konsentrasi terhadap waktu. Untuk menghitung volume efektif dari reaktor CSTR.
V= qo.t

G. Macam-macam Jenis Pengaduk


Jenis-jenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-baling
(propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan
pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm
(revolution per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan dengan viskositas
rendah. Terdapat 3 jenis pengaduk baling-baling yang sering digunakan
yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.
2. Pengaduk Dayung (Paddle)
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga 200
rpm. Pengaduk jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan dengan viskositas
tinggi seperti padatan. Terdapat beberapa jenis pengaduk dayung yaitu Paddle
anchor, paddle flat beam-basic, paddle double-motion, paddle gate, paddle
horseshoe, paddle glassed steel, paddle finger, paddle helix, dan multi helix.
3. Pengaduk Turbin
Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk dayung hanya
saja pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan pendek. Pengaduk jenis
ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun basah. Pengaduk turbin dengan
daun berbentuk datar memberikan aliran yang radial. Pengaduk turbin jenis ini baik
digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan dialirkan dari bagian bawah
pengadukan dan akan menuju bagian daun pengaduk lalu terpotong-potong menjadi
gelembung gas.
Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine disc flat
blade, turbine hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine bar,
danturbine shrouded. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk miring 450 banyak
digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan, hal ini karena pengaduk
jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.

4. Pengaduk Helical- Ribbon


Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon) yang
dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling helicopter dan
ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical). Pengaduk jenis ini memiliki rpm
yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan dengan viskositas tinggi. Ada pun
beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah sebagai berikut: ribbon impeller,
double ribbon impeller, helical screw impleller, sigma impleller,dan z-blades.

Stirred Tank Reactor

Anda mungkin juga menyukai