Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor dalam

menginvestasikan dananya di pasar modal karena mengharapkan return (tingkat

pengembalian) yang berupa: capital gain, dividen atau bunga. Sedangkan di sisi

lain para pemodal dihadapkan pada risiko atas investasi. Dengan adanya

perubahan risiko investasi tersebut maka pengharapan investor untuk

memperoleh return juga akan berubah. Dimana sesuai dengan teori keuangan bahwa

ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat risiko dan return. Atau dengan

kata lain bahwa apabila ada peningkatan risiko akan diikuti oleh tingkat

pengharapan return yang semakin tinggi pula oleh para investor, demikian juga

sebaliknya.

Risiko dalam berinvestasi, suatu hal yang tidak dapat dihindari

keberadaannya. Menurut Reilly et al. (2000:III) risiko dapat diartikan “Risk is the

uncertainty that an investment will earn its expected rate of return” dari pengertian

tersebut dinyatakan bahwa risiko merupakan ketidaktentuan atas investasi yang

akan diperoleh terhadap return yang diharapkan. Sedangkan Sharpe (1999)

menyatakan “Risk is the think for measuring of actual return deviation to expected

return”. Jones (2000:10) mendefinisikan “Risk is defind as the change that actual

return on an investment will be different from the expected return” . Risiko

merupakan perubahan dimana return aktual dari investasi akan berbeda-beda

terhadap return yang diharapkan. Dari begitu banyak investasi yang ada di pasar bursa,

1|Page
sebut saja BEI, seluruh informasi yang berhubungan dengan layak atau tidaknya

suatu aset untuk dijadikan lahan investasi diserap oleh seorang investor.

Beberapa investasi dipilih dan digabungkan menjadi satu atau diperoleh

tingkat keuntungan yang diharapkan. Tindakan investor seperti inilah yang

melatarbelakangi para praktisi untuk menciptakan sebuah model/teori, dan

memberikan informasi mengenai hal-hal di atas. Teori/model portofolio yang

dapat menjawab hal tersebut dan didasarkan pada penelitian-penelitian adalah

model keseimbangan.

Model keseimbangan dapat digunakan untuk memahami bagaimana

perilaku investor secara keseluruhan, serta bagaimana mekanisme pembentukan

harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana. Model keseimbangan

juga dapat membantu untuk memahami bagaimana menentukan risiko yang

relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan

untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang.

Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing

Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model

keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara

lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai

variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan

sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM

karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko

dan return.

2|Page
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian dari Capital Asset Pricing Model (CAPM)?

2. Apa saja konten teori CAPM?

3. Apa saja asumsi dari CAPM?

4. Bagaimana parameter dari CAPM?

5. Bagaimana keefesien dari portofolio pasar ?

6. Apakah yang dimaksud dari garis pasar modal (CML :Capital Market Line)?

7. Apakah yang dimaksud dari garis pasar sekuritas (SML : Security Market Line) ?

8. Bagaimana proses dari pengujian CAPM?

9. Apa itu Arbitrage Pricing Theory (APT)?

10. Bagaimana model APT?

11. Apa saja faktor-faktor resiko APT?

12. Bagaimana portofolio dan model faktor pada APT?

13. Apa saja perbandingan dari model CAPM Dan APT?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai parameter pengetahuan kepada

mahasiswa agar mampu dan bisa mengerti tentang pembahasan model keseimbangan

yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau yang disebut Model Penilaian Aset

Modal dan Arbitrage Pricing theory (APT) atau yang disebut teori arbitrase harga

dalam memahami bagaimana perilaku investor secara keseluruhan, serta

bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang

lebih sederhana.

3|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model untuk menentukan

harga suatu asset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam

keadaan ekuilibrium, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu

saham akan dipengaruhi oleh risiko saham.

Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan sebuah model yang

menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini

digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the relationship

between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities)

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM

merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz dengan

memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko

spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990,

William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset

keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM

Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)

merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset Pricing Model

(CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan

tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset Pricing

Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas

4|Page
digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi

penting.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah

perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai

keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset

Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham

yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya

transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat

meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku

bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua

investor memiliki portofolio yang risikonya identik.

Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium,

portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi

yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa

premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk

premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.

2.2. Konten Teori Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Capital Asset Pricing Model milik Sharpe (1964), dan Lintner (1965) merupakan

model teori keuangan yang paling sering di uji dan dibicarakan. Capital Asset Pricing

Model (CAPM) digunakan untuk mengkalkulasi biaya modal dan mengukur kinerja

portofolio sejak era 70-an.

Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan

hubungan suatu risiko non-diversifiable dan return secara lebih sederhana,

5|Page
berdasarkan dua kriteria investor memanfaatkan expected return dan standar deviasi

dalam mengambil keputusan investasi.

Model keseimbangan akan membantu pemahaman tentang bagaimana

menentukan risiko yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return

yang diharapkan untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang.

CAPM memprediksi bahwa hasil yang diharapkan dari suatu aset di atas

tingkat risiko bebas berhubungan linier dengan risiko non-diversifiable, yang diukur

oleh variabel β (Beta). Semakin besar β suatu saham, maka semakin besar pula risiko

yang terkandung didalamnya. Tingkat pengembalian pasar yang digunakan adalah

tingkat pengembalian rata-rata dari kesempatan investasi di pasar modal (indeks

pasar).

Hubungan linear ini digambarkan oleh security market line (SML), yang

membandingkan risiko sistematis saham dan tingkat pengembalian, bersamaan

dengan risiko pasar dan tingkat bebas risiko.

CAPM berasumsi bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh

unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher

β) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah

(lower β). Riset empiris mendukung argumen mengenai β sebagai prediktor yang baik

untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).

Persamaan CAPM juga dikenal sebagai Security Market Line (SML) :

𝐄(𝐑𝐢) = 𝑹𝒇 + 𝜷( 𝐄(𝐑𝐦) − 𝑹𝒇)

Dimana :

𝑅𝑓 = Tingkat suku bunga bebas resiko

E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i

6|Page
E(RM) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio pasar

β = Beta (Tingkat kemiringan (slope), risiko sistematis)

Non-diversifiable risk, juga dikenal sebagai covariance risk, menggambarkan bagian

total resiko sekuritas individual, varians, bahwa itu berkorelasi dengan resiko pasar

portofolio(M):

𝑽𝑨𝑹(𝑹𝒊) = 𝛃𝐢𝟐 𝐕𝐀𝐑(𝐑𝐦) + 𝐕𝐀𝐑 𝛆

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒓𝒊𝒔𝒌 = 𝑵𝒐𝒏 − 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒇𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒓𝒊𝒔𝒌 + 𝒅𝒊𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝒇𝒊𝒂𝒃𝒍𝒆 𝒓𝒊𝒔𝒌

Dimana :

𝑉𝐴𝑅(𝑅𝑖) = Varian dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari aset i

VAR(Rm) = Varian dari tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio

VAR ε = Varian dari tingkat pengembalian sekuritas individual yang dapat

didiversifikasi

Persamaan beta :

𝐂𝐨𝐯 (𝐑𝐢, 𝐑𝐦)


𝛃𝐢 =
𝐕𝐚𝐫(𝐑𝐦)

2.3 Asumsi-Asumsi CAPM

Beberapa asumsi yang mendasari CAPM:

1. Semua investor mempunyai distribusi probabilitas tingkat return di masa depan

yang identik, karena mereka mempunyai harapan atau ekspektasi yang hampir

sama

2. Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama, misalnya satu tahun

3. Semua investor dapat meminjam (borrowing) atau meminjamkan (lending) uang

pada tingkat return yang bebas risiko (risk-free rate of return)

4. Tidak ada biaya transaksi

7|Page
5. Tidak ada inflasi

6. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak ada satu pun investor yang dapa

mempengaruhi harga suatu sekuritas Semua investor adalahprice-taker.

7. Pasar dalam keadaan seimbang (equilibrium).

Beberapa asumsi di atas memang terlihat kurang realistis dan sulit kita temui

dalam dunia nyata. Jika demikian, mengapa kita perlu membahas CAPM?

- CAPM adalah model yang bisa menggambarkan realitas di pasar yang bersifat

kompleks, meskipun bukan kepada realitas asumsi- asumsi yang digunakan.

- CAPM bisa membantu kita menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan

risiko dalam dunia nyata yang terkadang sangat kompleks.

Jika semua asumsi di atas terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar

keseimbangan (equilibrium). Asumsi-asumsi CAPM : Realitiskah ? Dalam kondisi pasar

yang seimbang, investortidak akan bisa memperoleh return abnormal (return ekstra)

dari tingkat harga yang terbentuk, termasuk bagi investor yang melakukan

perdagangan spekulatif. Kondisi tersebut akan mendorong semua investor untuk

memilih portofolio portofolio pasar pasar, yang terdiri dari semua aset berisiko yang

ada.

2.4 Parameter dari Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Hubungan antara beta dan return menunjukkan bahwa investor

mengharapkan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat bebas risiko ditambah

premi risiko, dan semakin besar risiko, semakin besar premi risiko. Penerapan CAPM

memerlukan parameter yang akan diestimasi. Ward (2000:35) memperingatkan bahwa

parameter ini tidak konstan, tetapi berubah-ubah dari waktu ke waktu, sementara

8|Page
Firer (1993:25) menambahkan bahwa, dalam mengestimasi parameter, tidak mungkin

untuk menerapkan CAPM dalam bentuk yang murni, karena harus ada pengganti

untuk parameter CAPM berikut ini:

• Tingkat pengembalian bebas risiko.

Pengembalian aset yang tidak memiliki risiko, yakni tidak memiliki varian atau

kovarian dengan pengembalian pasar. Pada kenyataannya, aset bebas risiko sulit

untuk ditemukan dan diragukan apakah itu benar-benar ada. Ini berarti bahwa

berbagai pengganti (misalnya: Obligasi Pemerintah, Treasury bills, dan lain-lain).

Namun, pengganti ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian dan inflasi, karena itu

tidak sepenuhnya bebas risiko (2001:260 Harrington, Watson 1998:249).

• Tingkat pengembalian pasar.

Keberadaan portofolio pasar yang efisien secara optimal adalah salah satu

implikasi yang paling penting dari CAPM. Secara teori, portofolio pasar terdiri dari

semua aset berisiko dan portfolio yang dapat diversifikasi secara luas. Saat portofolio

ini dipegang, tidak dapat mendiversifikasi risiko lebih jauh (Radcliffe 1997:259).

Pengembalian pasar harus sama dengan portofolio pasar, yang mencakup semua aset

berisiko (Rees 1995:171; Firer 1993:31). Sama dengan tingkat pengembalian bebas

risiko, return pasar tidak mudah untuk diperkirakan. Hal ini biasanya diperkirakan

dengan menggunakan indeks bursa sebagai pengganti return pasar. Namun, ada

permasalahan mengenai indeks yang digunakan sebagai pengganti (2001:263

Harrington, Watson 1998:249)

 Beta

Parameter ketiga ini penting untuk CAPM dan menyatukan ekspektasi tingkat

pengembalian investor pengembalian dengan tingkat pengembalian pasar. Sejarah

9|Page
Beta umumnya digunakan untuk memperkirakan beta masa depan. Hal ini

diperdebatkan, apakah beta historis merupakan perkiraan yang baik untuk digunakan

dalam model ekspektasi. Aspek penting dari beta saham yaitu dapat digunakan untuk

memperkirakan beta portofolio saham. Hal penting lainnya untuk diperhatikan bahwa

beta portofolio berasal dari data historis dan berguna untuk memprediksi beta

portfolio dimasa yang akan datang.

Beta merupakan ukuran risiko non-diversifiable dan merupakan ukuran relatif

dari risiko. Beta adalah perkiraan risiko relatif terhadap portofolio pasar. Dengan kata

lain, beta mengukur volatilitas (yaitu fluktuasi harga) dari portofolio saham atau

saham dan perkiraan bagaimana tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham

atau portofolio saham akan bergerak relatif terhadap gerakan dalam tingkat

pengembalian portofolio pasar. Risiko sistematik adalah risiko yang mendasari

gerakan-gerakan perubahan harga saham, dan tidak bisa dihilangkan dengan

diversifikasi

• Bila β > 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar.

• β < 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indeks

pasar secara umum (general market index).

• Bila nilai β = 1, artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh

pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur

oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index.

10 | P a g e
2.5 Portofolio Pasar

Berdasarkan teori portofolio Markowitz, portofolio yang efisien (portofolio

pasar) adalah portofolio yang berada di sepanjang kurva efficient frontier, seperti

dalam gambar

Titik M pada gambar diatas merupakan titik persinggungan antara garis yang

ditarik dari RF (tingkat return bebas risiko) dengan efficient frontieryang terdiri dari

portofolio aset-aset berisiko.

Dalam kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio

pada titik M sebagai portofolio yang optimal (terdiri dari aset-aset berisiko).

Portofolio Pasar dan Resiko Sistematis

Portofolio pada titik M akan selalu terdiri dari semua aset berisiko, sehingga

bisa disimpulkan bahwa pada CAPM, portofolio pasar adalah portofolio aset berisiko

11 | P a g e
yang optimal. Karena portofolio pasar terdiri dari semua aset berisiko, maka portofolio

tersebut merupakan portofolio yang sudah terdiversifikasi dengan baik.

Dengan demikian, risiko portofolio pasar hanya akan terdiri dari risiko

sistematis saja, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi.Risiko

sistematis ini terkait dengan faktor-faktor ekonomi makro yang bisa mempengaruhi

semua sekuritas yang ada.Apa proksi portofolio pasar? Hal yang mungkin dijadikan

proksi adalah indeks pasar (misal: IHSG ataupun Indeks LQ 45).

2.6 Garis Pasar Modal (CML : Capital Market Line)

Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis

pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko dan

return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market

line, CML).Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan

dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang.

Jika kita asumsikan bahwa investor tidak melakukan short-selling, sehingga

pilihan portofolio investor akan berada pada titik-titik di sepanjang garis RF-M. Jika

kurva efficient frontier dalam Gambar 5.1. diatas kita hilangkan, dan hanya kita ambil

titik M saja sebagai portofolio aset berisiko yang optimal, maka akan kita dapatkan

garis RF-L, yang selanjutnya akan disebut sebagai garis CML.

12 | P a g e
Gambar 5.2 berikut menunjukkan CML:

Kemiringan (slope) CML pada gambar di atas,menunjukkan harga pasar risiko

(market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan risiko di

pasar. Besarnya slope CML akan mengindikasikan tambahan return yang disyaratkan

pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko portofolio.

Slope CML dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Jika slope CML dan garis intersep (RF) telah diketahui, maka selanjutnya kita

dapat membentuk persamaan CML tersebut menjadi:

Dari uraian di atas, beberapa hal tentang CML yang dapat disimpulkan adalah:

13 | P a g e
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi dari

aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko.

2. Slope CML akan cenderung positip karena adanya asumsi bahwa investor bersifat

risk averse.

3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan return

yang diharapkan, akan bisa menyebabkan slope CML yang negatif.

4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang

diharapkan untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.

2.7 Garis Pasar Sekuritas (SML : Security Market Line)

Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang

menghubungkan tingkat retun harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis

(beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar

yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas

individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta). Sedangkan CML, seperti

telah dijelaskan sebelumnya, bisa dipakai untuk meniali tingkat return diharapkan dari

suatu portofolio yang efisien, pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu (σP).

Apa perbedaan CML dan SML?

 CML menggambarkan hubungan risiko dan return pada pasar yang seimbang,

untuk portofolio-portofolio yang efisien.

 SML menggambarkan hubungan risiko dan return dari aset-aset individual

ataupun portofolio yang tidak efisien.

 Ukuran risiko dalam CML adalah deviasi standar portofolio (σP)

 Ukuran risiko dalam SML adalah beta sekuritas (β)

14 | P a g e
Secara sistematis, hubungan tersebut bisa digambarkan persamaan berikut:

Ki = tingkat risiko asset bebas risiko + premi risiko

= RF + βi [E(RM) – Rf]

Dalam hal ini

Ki = tingkat return yang diserahkan investor pada sekuritas i

E(RM) = return portofolio pasar yang diharapkan

βi = koefisien beta sekuritas i

RF = tingkat return bebas risiko

Dari rumus di atas kita dapat mengetahui besarnya premi risiko untuk

sekuritas i (risk premium). Premium risiko sekuritas i dapat dihitung dengan

mengalihkan beta sekuritas tersebut dengan premium risiko pasar (market risk

premium). Sedangkan premium risiko pasar adalah selisi antara return harapan pada

portofolio pasar E(RM) dengan tingkat return bebas risiko (RF).

Premi risiko sekuritas i = βi (market risk premium)

= βi (E(RM) – Rf)

2.8 Pengujian CAPM

Kesimpulan yang bisa diambil dari uraian mengenai CAPM:

1. Risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin besar risiko maka semakin

besar pula returnnya.

2. Ukuran risiko sekuritas yang relevan adalah ukuran ‘kontribusi’ risiko sekuritas

terhadap risiko portofolio.

15 | P a g e
Pengujian CAMP bisa dilakukan dengan menguji validitas CAPM. Jika CAPM

valid, maka hasil penelitian empiris yang dilakukan akan menunjukkan bahwa return

yang terjadi (realized return) akan sama dengan estimasi return dengan menggunakan

CAPM.

Pengujian CAPM dapat menggunakan persamaan berikut:

Jika CAPM valid, maka nilai a1 akan mendekati nilai rata-rata return bebas

risiko selama periode pengujian dan nilai a2 akan mendekati rata-rata premi risiko

pasar selama periode tersebut.

Elton dan Gruber (1995), mendokumentasikan kesimpulan dari hasil-hasil

penelitian empiris pengujian CAPM, yaitu:

1. SML yang terbentuk cenderung linier.

2. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa intersep SML lebih besar dari

return bebas risiko (RF)

3. Slope CAPM (a2) yang dihasilkan cenderung lebih kecil dari slope hasil perhitungan

dari teori CAPM.

4. Meskipun hasilnya beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa investor hanya akan

mendapatkan return berdasarkan risiko sistematis yang diasumsikan.

2.9 Arbitrage Pricing Theory (APT)

 APT memprediksi garis pasar sekuritas yang mengaitkan imbal hasil yang

diharapkan dengan resiko, tetapi jalur yang diambil untuk SMLnya sedikit berbeda.

 APT Ross didasarkan pada tiga proposisi:

I. Imbal hasil sekuritas dapat dijelsakan dengan sebuah model factor

16 | P a g e
II. Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan resiko istimewa

dengan diversifikasi

III. Pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya

peluang arbitrase secara terus-menerus.

Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang mencoba

menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976)

merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT).

Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan

pendapatan, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda.

Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (Reilly,

2000);

1. Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna,

2. Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang

dengan kepastian,

3. Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap

sebagai K model faktor.

Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan

sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko.

2.10 Model APT

APT mengasumsikan investor percaya bahwa return sekuritas akan ditentukan

oleh sebuah model factorial degan n faktor risiko. Return aktual untuk sekuritas I

dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

17 | P a g e
Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada model

APT dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Model faktorial di atas tidak memberikan penjelasan mengenai kondisi

keseimbangan untuk itu perlu mengubahnya menjadi:

2.11 APT Dan Faktor-faktor Resiko

Faktor-faktor risiko apa saja yang bisa dimasukkan dalam APT?

18 | P a g e
 Masing-masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return

saham-saham di pasar

 Faktor-faktor risiko tersebut harus secara empiris mempengaruhi return yang

diharapkan

 Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar

karena faktor-faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak

diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang

diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).

Penelitian lain ada yang menggunakan lima variabel ekonomi makro yang

mempengaruhi return sekuritas, yaitu:

1. Default risk

2. Struktur tingkat bunga

3. Inflasi atau deflasi

4. Pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang

5. Risiko pasar residual

Chen, Roll, dan Ross (1986), mengidentifikasi empat faktor yang

mempengaruhi return sekuritas, yaitu:

1. Perubahan tingkat inflasi

2. Perubahan produksi industri yang tidak terantisipasi

3. Perubahan premirisk-default yang tidak terantisipasi

4. Perubahan struktur tingkat suku bunga yang tidak diantisipasi

Sumber resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :Systematic risk,

Unsystematic risk. Karena systematic dengan unsystematic risk tersebut akan

19 | P a g e
mempengaruhi bagian keuntungan uanecpected. Maka tingkat keuntungan yang

diperoleh oleh pemodal dapat dituliskan sebagai berikut:

R = E(R) + U

= E(R) + m + є

Dimana :

R = tingkat keuntungan actual

E(R) = tingkat keuntungan yang diharapkan

U = keuntungan yang tidak terduga (surprises)

m = resiko sistematis juga disebut resiko pasar atau market risk, yang

mempengaruhi semua perusahaan

є = resiko tidak sistematis, atau spesifikasi untuk perusahaan tertentu.

Resiko sistematis dan tidak sistimatis

Bagian keuntungan yang tidak terantisipasi yang berasal dari surprise,

merupakan resiko yang dihadapi oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber

resiko tersebut dapat berasal dari faktor yang mempengaruhi semua atau banyak

perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Dengan demikian

sumber resiko dapat dibagi dua koleompok yaitu :

1. Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua

(banyak) perusahaan.

2. Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu

(sekelompok kecil ) perusahaan.

20 | P a g e
Formulanya adalah :

R =E(R) + U

=E(R) + m + ε

dimana :

m = resiko sistematis

ε = resiko tidak sistematis

Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak

sistematis dari perusahaan B maka korelasi (εA , ε B ) = 0

Risiko sistematis dan beta

Misalkan tingkat, bunga meningkat lebih besar dari yang diharapkan. Semua

perusahaan akan terkena dampaknya, hanya saja intensitasnya mungkin berbeda

antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Tingkat kepekaan ini diukur oleh beta.

Semakin peka perubahannya semakin tinggi betafakto faktor tersebut. Karena itu

perusahaan-perusahaan mungkin mempunyai negative interest rate beta.

Sebaliknyafaktor pertumbuhan ekonomi (atau GNP) mungkin sekali mempunyai beta

yang positif (positive GNP beta).

Misalkan dua fakor yang kita pandang akan mempengaruhi tingkt keuntungan

saham adalah tingkat bunga (kita beri notasi r) dan GNP. Dengan demikian kitadapat

menuiskan persamaan tingkat keuntungan sekuritas sebagai berikut :

R = E(R) + U

= E(R) + m + є

= E(R) + βᵣFᵣ + βGNP FGNP + є

21 | P a g e
Dalam hal ini βᵣ menunjukan beta untuk tingkat bunga dan βGNP menunjukan

beta untuk GNP. F dalam persamaan tersebut menunjukan surprise, baik dalam hal

tingkat bunga maupun pertumbuhan GNP.

F dalam hal ini adalah menunjukan surprise yaitu selisih antara besaran aktual

dengan besaran yang diharapkan .Kemudian kita akan perkirakan keuntungan untuk

periode satu tahun. Kita perkirakan bahwa tingkat bunga akan mengalami penurunan

sebesar 2% dan GNP akan meningkat menjadi 6%. Beta untuk bunga dan GNP masing-

masing adalah βr = - 1,6, dan βGNP = 0,80. Ternyata dalam tahun tersebut yang terjadi

adalah tingkat bunga tetap dan GNP naik menjadi 7%, disamping itu terbeti berita

bahwa riset yang dilakukan perusahaan berhasil dengan baik dan menyumbangkan 5%

dari keuntungan total. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari perusahaan

tersebut adalah 13%, maka tingkat keuntungan total dari saham tersebut adalah :

R = E ( R ) + βr Fr + βGNP FGNP + ε

= 13 % + [-1,60 * ( 0 – (- 2% ))]+ [0,80 + (7% - 6%)] + 5%

= 13% + ( - 1,60 * 2% ) + (0,80 * 1%) + 5%

= 13% - 3,2 % + 0,8% + 5%

= 15,6 %

Model yang kita gunakan disebut sebagai model faktor ( Factor Model ), dan

sumber – sumber resiko sistematis disebut sebagai faktor dan diberi notasi F. Secara

formal model faktor dinyatakan sebagai :

R = E ( R ) + β1 F1 + β2 F2 + ……….+ βk Fk + ε

Dalam prakteknya para peneliti sering menggunakan model satu faktor. Mereka tidak

menggunakan faktor – faktor ekonomi seperti yang kita gunakan, tetapi menggunakan

22 | P a g e
indeks pasar sebagai faktor tunggalnya. Dengan menggunakan single faktor model,

tingkat keuntungan saham dapat dituliskan menjadi :

R = E ( R ) + β [ R indeks pasar - E ( R indeks pasar ) ] + ε

Dalam bentuk ini model satu faktor tersebut juga disebut sebagai market model. Istilah

tersebut dipergunakan karena indeks yang dipergunakan adalah indeks yang mewakili

seluruh pasar. Market model dituliskan sebagai :

R = E ( R ) + β [ R Mr - E ( R M ) ] + ε

Dalam hal ini RM merupakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Market model

tersebut juga sering dituliskan menjadi :

R = α + β RM + ε dan α = E ( R ) - β E (RM)

2.12 Portofolio dan model faktor

Sekarang kita analisis portofolio saham apabila setiap saham mengikuti one

faktor model. Jika kita membentuk portofolio dari sejumlah N saham dan kita

pergunakan one faktor model untuk menjelaskan resiko sistematis maka saham I

dalam daftar porofolio kita akan mempunyai keuntungan sebagai berikut :

Ri = E ( Ri ) + βi F + εi dan jika εi = 0 maka, Ri - E ( Ri ) = βi F

Persamaan ini dapat digambarkan dengan :

23 | P a g e
Jika proporsi dana yang kita investasikan dalam saham adalah Wi ,maka :

W1 + W2 + W3 + … + WN = 1

Maka tingkat keuntungan portofolio adalah :

Rp = W1R1 + W2R2 + W3R3 + … + WNRN

Jika kita ketahui bahwa keuntungan setiap saham dipengaruhi oleh model satu faktor

maka :

Rp = W1 [E ( R1 ) + β1 F + ε1 ]+ W2[E ( R2 ) + β2 F + ε2 ]+ …

+ WN[E ( RN ) + βN F + εN ]

Dengan demikian persamaan tersebut dapat dinyatakan dengan :

Rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan :

Rp = W1 E ( R1 ) + W2 E ( R2 ) + W3 E ( R3 ) + … + WN E ( RN )

Rata – rata tertimbang beta

+ (W1 β1+ W2 β2+ W3 β3+ … + WN βN) F

Rata-rata tertimbang resiko tidak sistematis

+ W1 ε 1+ W2 ε2+ W3 ε 3+ … + WN ε NJ

24 | P a g e
Jika jumlah N adalah banyak maka baris ketiga dari persamaan akan hilang, tetapi tidak

untuk persamaan baris kesatu dan kedua. Dengan demikian penambahan jumlah

sekuritas akan menurunkan total risk dari portofolio

1. APT untuk satu faktor

Persamaan APT untuk satu faktor bisa dituliskan dengan :

E ( Ri ) = λ0 + λ1bi

Dalam hal ini :

E ( Ri ) = tingkat keuntungan yang digharapkan dari saham i

λ0 = tingkat keuntungan untuk portofolio dengan beta nol

bi = kepekaan aktiva i terhadap faktor yang dipertimbangkan

λ1= premi resiko untuk faktor tersebut

Misalkan APT dengan faktor tunggal berlaku, dan terdapat dua portofolio yang

ekuilibrium dengan karakteristik sebagai berikut :

Bentuk persamaan ekuilibriumnya adalah :

15% = λ0 + λ1(1,5) (portofolio A)

10% = λ0 + λ1( 0,5) (portofolio B )

jika kedua persamaan diatas diselisihkan akan kita peroleh :

λ1 = 5%

maka ,

10% = λ0 + 5% * 0,5

λ0 = 7,5%

25 | P a g e
dengan demikian persamaan APT ekuilibrium adalah :

E ( Rp) = 7,5% + ( 5% )bp

2. APT dengan dua faktor

Sebagaimana diuraikan dimuka APT dapat merumuskan tingkat keuntungan

suatu saham yang dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Jika hukum satu harga tidak

berlaku dan pembentukan harga dipengaruhi oleh dua faktor maka proses arbitrase

akan terjadi.

Contoh :

Misalkan model dengan dua faktor dirumuskan sebagai berikut :

Ri = ai + b1i I1 + b2i I2 + ei

Dimana : I = nilai Indeks yang mempengaruhi tingkat keuntungan saham i

b = menunjukan kepekaan tingkat keuntungan saham I terhadap

indeks

Sekarang misalkan kita mempunyai tiga portofolio yang memiliki karakteristik sebagai

berikut :

Dengan demikian kita mempunyai tiga persamaan sebagai berikut:

15 = a + 1,0 b1 + 0,6 b2 untuk portofolio A

14 = a + 0,5 b1 + 1,0 b2 untuk portofolio B

15 = a + 0,3 b1 + 0,2 b2 untuk portofolio C

Jika persamaan tersebut kita selesaikan akan diperoleh persamaan :

26 | P a g e
E ( Rp )= 7,75 + b1i 5 + b2i 3,75 + ei

Jika ada seorang investor yang menanamkan dananya pada portofolio A,B, C dengan

sama banyaknya kita sebut sebagai portofolio D maka akan diperoleh E ( RD ) sama

dengan :

b1i = 1/3 * 1,0 + 1/3 * 0,5 + 1/3 * 0,3 = 0,6

b2i = 1/3 * 0,6 + 1/3 * 1,0 + 1/3 * 0,2 = 0,6

E ( RD ) = 7,75 + 0,6 * 5 + 0,6 * 3,75 = 13 atau

E ( RD) = 1/3 * 15 + 1/3 * 14 + 1/3 *10 = 13

Jika terdapat suatu portofolio ( kita namai portofolio E ) yang memiliki resiko yang

sama namun memberikan return yang berbeda misalnya E ( RE ) 15% maka proses

arbritrase akan terjadi ,yaitu pemodal akan melakukan short selling yaitu menjual

portfolio D dan membeli portofolio E hal ini akan terus terjadi sampai return E turun.

2.13 CAPM Dan APT

Apa perbedaan CAPM dengan APT?

 dalam CAPM return sekuritas sangat dipengaruhi oleh portofolio pasar dan

risiko sistematis (beta).

 dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa

menjadi sumber risiko (tidak hanya beta saja).

Tolak ukur untuk tingkat imbal hasil yang dapat digunakan dalam penganggaran

modal, evaluasi sekuritas, atau evaluasi kinerja investasi.

 APT menyoroti perbedaan penting antara resiko yang tidak dapat

didiversifikasi (resiko faktor) yang menuntut kompensasi dalam bentuk premi

27 | P a g e
resiko dengan resiko yang dapat didiversifikai yang tidak menuntut premi

resiko.

 APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta

yang menggunakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang

praktiknya dapat dibentuk dari sejumlah besar sekuritas.

 Pelanggaran terhadap hubungan pembentukan harga dalam APT akan

menyebabkan tekanan yang sangat kuat untuk mengembalikan harga

meskipun hanya sedikit sekali investor yang menyadari adanya

ketidakseimbangan tersebut.

 CAPM diturunkan dari asumsi bahwa ada portofolio “pasar” yang tidak dapat

diamati. Argumentasi CAPM berlandaskan pada efisiensi rata-rata varians,

yaitu jika ada sekuritas yang melanggar hubungan antara imbal hasil yang

dharapkan dengan beta. Maka banyak investor (masing-masing relatif kecil)

akan mmengubah portofolionya sehingga akan menciptakan tekanan

menyeluruh terhadap harga sampai membentuk keseimbangan untuk

mengembalikan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta.

 CAPM memberikan pernyataan tentang hubungan antara imbal hasil yang

diharapkan dengan beta untuk seluruh sekuritas sedangkan APT hanya

berimplikasi bahwa hubungan ini berlaku untuk seluruh sekuritas tetapi dalam

jumlah kecil (sedikit).

 Karena berfokus pada kondisi tanpa peluang arbitrase, tanpa asumsi lanjut

tentang model pasar atau indeks, APT tidak dapat menjelaskan bagaimana jika

terjadi pelanggaran terhadap hubungan antara imbal hasil yang diharapkan

28 | P a g e
dengan beta suatu aset tertentu. Untuk itu, kita tetap membutuhkan asumsi

CAPM serta argumentasinya yang dominan.

29 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Capital Asset Pricing Model merupakan kontribusi fundamental bagi

pemahaman kita tentang faktor-faktor penentu harga aset. Capital Asset Pricing Model

adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk harga aset dan perilaku investor.

Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi beberapa

kompleksitas dalam dunia nyata. Terlepas dari itu, batas-batas yang terdapat dari

asumsi yang mendasari fundamental validitas CAPM sepenuhnya tanpa cela, dan

terlepas dari model lainnya, CAPM masih merupakan model yang dominan dan

digunakan sebagai paradigma untuk memahami keseimbangan antara risko dan

tingkat pengembalian. .

CAPM bukanlah satu-satunya teori yang mecoba menjelaskan bagaimana

suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menetukan tingkat

keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi, Arbitrage Pricing Theory

(APT) juga menggambarkan hubungan antara suatu resiko dan pendapatan tetapi

hanya saja menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda.

Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhdap

hubungan antar tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat

keuntungan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian dan

industry. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-

sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atsu faktor-faktor yang sama. Sebaliknya

meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut

30 | P a g e
tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM

maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat

keuntungan yang diharapkan dengan resiko.

Perbandingan CAPM dan APT timbul berdasarkan persamaan asumsi yang muncul

yaitu :

1. Pemodal menyukai lebih banyak kemakmuran

2. Risk averse

3. Mempunyai pengharapan yang homogeny

4. Pasar modal sempurna

Asumsi yang tidak terdapat dalam APT dan hanya terdapat dalam CAPM, yaitu :

1. Cakrawala waktu satu periode

2. Tingkat keuntungan berdistribusi normal

3. Mempunyai fungsi utilitas tertentu

4. Terdapat fortofolio pasar dan bisa diidentifikasi

5. Pemodal dapat menyimpan dan meminjam pada bunga bebas resiko.

31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Harjo, 2014, Capital Asset Pricing Model (CAPM),


http://harjo820.blogspot.com/2014/10/capital-asset-pricing-model-capm.html, diakses pada
tanggal 12 Desember 2014

Mery, 2011, Capital Asset Pricing Model (CAPM)


http://wwwmerysblog.blogspot.com/2011/02/capital-asset-pricing-model-capm_28.html,
diakses pada tanggal 12 Desember 2014

Gumilang Gustiana, Marsha, 2012, Arbitrage Pricing Theory,


http://marsfinanceworld.blogspot.com/2012/12/arbitrage-pricing-theory.html, diakses pada
tanggal 12 Desember 2014

Jess Jesi, 2013, CAPM FINISH,


https://www.academia.edu/7860084/TUGAS_MANAJEMEN_PORTOFOLIO_CAPITAL_ASSET_
PRICING_MODEL_CAPM, , diakses pada tanggal 12 Desember 2014

Ayu Sekar, Nimas, 2011, Perbedaan CAPM Dan APT


,https://www.scribd.com/doc/71187923/Perbedaan-Capm-Dan-Apt, diakses pada tanggal 12
Desember 2014

Deden, 2009, Capital Assets, Pricing Model, deden08m.files.wordpress.com/2009/02/materi-


5-capital-assets-pricing-model.pdf, diakses pada tanggal 12 Desember 2014

Deden, 2009, Arbitrage Pricing Theory, deden08m.files.wordpress.com/2009/02/materi-6-


arbitrage-pricing-theory.pdf, diakses pada tanggal 12 Desember 2014

Nurlinda Puspita,2011, Konsep Nilai Waktu dari Uang,


http://nurlindamp.blogspot.com/2011/12/konsep-nilai-waktu-dari-uang.html, diakses pada
tanggal 15 september 2013 pukul 14.00 wita.

32 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai