PENDAHULUAN
pengembalian) yang berupa: capital gain, dividen atau bunga. Sedangkan di sisi
lain para pemodal dihadapkan pada risiko atas investasi. Dengan adanya
memperoleh return juga akan berubah. Dimana sesuai dengan teori keuangan bahwa
ada hubungan yang positif dan linier antara tingkat risiko dan return. Atau dengan
kata lain bahwa apabila ada peningkatan risiko akan diikuti oleh tingkat
pengharapan return yang semakin tinggi pula oleh para investor, demikian juga
sebaliknya.
keberadaannya. Menurut Reilly et al. (2000:III) risiko dapat diartikan “Risk is the
uncertainty that an investment will earn its expected rate of return” dari pengertian
menyatakan “Risk is the think for measuring of actual return deviation to expected
return”. Jones (2000:10) mendefinisikan “Risk is defind as the change that actual
terhadap return yang diharapkan. Dari begitu banyak investasi yang ada di pasar bursa,
1|Page
sebut saja BEI, seluruh informasi yang berhubungan dengan layak atau tidaknya
suatu aset untuk dijadikan lahan investasi diserap oleh seorang investor.
model keseimbangan.
harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana. Model keseimbangan
relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan
Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model
lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai
karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko
dan return.
2|Page
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
6. Apakah yang dimaksud dari garis pasar modal (CML :Capital Market Line)?
7. Apakah yang dimaksud dari garis pasar sekuritas (SML : Security Market Line) ?
1.3 Tujuan
mahasiswa agar mampu dan bisa mengerti tentang pembahasan model keseimbangan
yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau yang disebut Model Penilaian Aset
Modal dan Arbitrage Pricing theory (APT) atau yang disebut teori arbitrase harga
bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang
lebih sederhana.
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
harga suatu asset. Model ini mendasarkan diri pada kondisi ekuilibrium. Dalam
keadaan ekuilibrium, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu
menggambarkan hubungan antara risiko dan return yang diharapkann, model ini
digunakan dalam penilaian harga sekuritas (A model that describes the relationship
between risk and expected return and that is used in the pricing of risky securities)
Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM
memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan risiko
spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun 1990,
William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga aset
Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.Capital Asset Pricing Model
(CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan
Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas
4|Page
digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi
penting.
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset
Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham
yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya
transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat
meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku
bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan asumsi ini, semua
portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians portofolio. Sehingga strategi
yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa
premium risiko dari sembarang aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk
Capital Asset Pricing Model milik Sharpe (1964), dan Lintner (1965) merupakan
model teori keuangan yang paling sering di uji dan dibicarakan. Capital Asset Pricing
Model (CAPM) digunakan untuk mengkalkulasi biaya modal dan mengukur kinerja
5|Page
berdasarkan dua kriteria investor memanfaatkan expected return dan standar deviasi
menentukan risiko yang relevan terhadap suatu aset, serta hubungan risiko dan return
yang diharapkan untuk suatu aset ketika pasar dalam kondisi seimbang.
CAPM memprediksi bahwa hasil yang diharapkan dari suatu aset di atas
tingkat risiko bebas berhubungan linier dengan risiko non-diversifiable, yang diukur
oleh variabel β (Beta). Semakin besar β suatu saham, maka semakin besar pula risiko
pasar).
Hubungan linear ini digambarkan oleh security market line (SML), yang
unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi (higher
β) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih rendah
(lower β). Riset empiris mendukung argumen mengenai β sebagai prediktor yang baik
untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang (future stock prices).
Dimana :
6|Page
E(RM) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari portfolio pasar
total resiko sekuritas individual, varians, bahwa itu berkorelasi dengan resiko pasar
portofolio(M):
Dimana :
didiversifikasi
Persamaan beta :
yang identik, karena mereka mempunyai harapan atau ekspektasi yang hampir
sama
2. Semua investor mempunyai satu periode waktu yang sama, misalnya satu tahun
7|Page
5. Tidak ada inflasi
6. Terdapat banyak sekali investor, dan tidak ada satu pun investor yang dapa
Beberapa asumsi di atas memang terlihat kurang realistis dan sulit kita temui
dalam dunia nyata. Jika demikian, mengapa kita perlu membahas CAPM?
- CAPM adalah model yang bisa menggambarkan realitas di pasar yang bersifat
- CAPM bisa membantu kita menyederhanakan gambaran realitas hubungan return dan
Jika semua asumsi di atas terpenuhi maka akan terbentuk suatu pasar
yang seimbang, investortidak akan bisa memperoleh return abnormal (return ekstra)
dari tingkat harga yang terbentuk, termasuk bagi investor yang melakukan
memilih portofolio portofolio pasar pasar, yang terdiri dari semua aset berisiko yang
ada.
mengharapkan tingkat pengembalian yang sama dengan tingkat bebas risiko ditambah
premi risiko, dan semakin besar risiko, semakin besar premi risiko. Penerapan CAPM
parameter ini tidak konstan, tetapi berubah-ubah dari waktu ke waktu, sementara
8|Page
Firer (1993:25) menambahkan bahwa, dalam mengestimasi parameter, tidak mungkin
untuk menerapkan CAPM dalam bentuk yang murni, karena harus ada pengganti
Pengembalian aset yang tidak memiliki risiko, yakni tidak memiliki varian atau
kovarian dengan pengembalian pasar. Pada kenyataannya, aset bebas risiko sulit
untuk ditemukan dan diragukan apakah itu benar-benar ada. Ini berarti bahwa
Namun, pengganti ini masih dipengaruhi oleh ketidakpastian dan inflasi, karena itu
Keberadaan portofolio pasar yang efisien secara optimal adalah salah satu
implikasi yang paling penting dari CAPM. Secara teori, portofolio pasar terdiri dari
semua aset berisiko dan portfolio yang dapat diversifikasi secara luas. Saat portofolio
ini dipegang, tidak dapat mendiversifikasi risiko lebih jauh (Radcliffe 1997:259).
Pengembalian pasar harus sama dengan portofolio pasar, yang mencakup semua aset
berisiko (Rees 1995:171; Firer 1993:31). Sama dengan tingkat pengembalian bebas
risiko, return pasar tidak mudah untuk diperkirakan. Hal ini biasanya diperkirakan
dengan menggunakan indeks bursa sebagai pengganti return pasar. Namun, ada
Beta
Parameter ketiga ini penting untuk CAPM dan menyatukan ekspektasi tingkat
9|Page
Beta umumnya digunakan untuk memperkirakan beta masa depan. Hal ini
diperdebatkan, apakah beta historis merupakan perkiraan yang baik untuk digunakan
dalam model ekspektasi. Aspek penting dari beta saham yaitu dapat digunakan untuk
memperkirakan beta portofolio saham. Hal penting lainnya untuk diperhatikan bahwa
beta portofolio berasal dari data historis dan berguna untuk memprediksi beta
dari risiko. Beta adalah perkiraan risiko relatif terhadap portofolio pasar. Dengan kata
lain, beta mengukur volatilitas (yaitu fluktuasi harga) dari portofolio saham atau
saham dan perkiraan bagaimana tingkat pengembalian yang diharapkan pada saham
atau portofolio saham akan bergerak relatif terhadap gerakan dalam tingkat
diversifikasi
• Bila β > 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar.
• β < 1.00, artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indeks
• Bila nilai β = 1, artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh
pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur
10 | P a g e
2.5 Portofolio Pasar
pasar) adalah portofolio yang berada di sepanjang kurva efficient frontier, seperti
dalam gambar
Titik M pada gambar diatas merupakan titik persinggungan antara garis yang
ditarik dari RF (tingkat return bebas risiko) dengan efficient frontieryang terdiri dari
Dalam kondisi pasar yang seimbang, semua investor akan memilih portofolio
pada titik M sebagai portofolio yang optimal (terdiri dari aset-aset berisiko).
Portofolio pada titik M akan selalu terdiri dari semua aset berisiko, sehingga
bisa disimpulkan bahwa pada CAPM, portofolio pasar adalah portofolio aset berisiko
11 | P a g e
yang optimal. Karena portofolio pasar terdiri dari semua aset berisiko, maka portofolio
Dengan demikian, risiko portofolio pasar hanya akan terdiri dari risiko
sistematis saja, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan oleh diversifikasi.Risiko
sistematis ini terkait dengan faktor-faktor ekonomi makro yang bisa mempengaruhi
semua sekuritas yang ada.Apa proksi portofolio pasar? Hal yang mungkin dijadikan
Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis
pasar sekuritas modal (capital market line, CML), sementara hubungan antra risiko dan
return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security market
dengan resiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang.
pilihan portofolio investor akan berada pada titik-titik di sepanjang garis RF-M. Jika
kurva efficient frontier dalam Gambar 5.1. diatas kita hilangkan, dan hanya kita ambil
titik M saja sebagai portofolio aset berisiko yang optimal, maka akan kita dapatkan
12 | P a g e
Gambar 5.2 berikut menunjukkan CML:
(market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga keseimbangan risiko di
pasar. Besarnya slope CML akan mengindikasikan tambahan return yang disyaratkan
Jika slope CML dan garis intersep (RF) telah diketahui, maka selanjutnya kita
Dari uraian di atas, beberapa hal tentang CML yang dapat disimpulkan adalah:
13 | P a g e
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi dari
2. Slope CML akan cenderung positip karena adanya asumsi bahwa investor bersifat
risk averse.
3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan return
4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang
Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang
menghubungkan tingkat retun harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis
(beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar
yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas
individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta). Sedangkan CML, seperti
telah dijelaskan sebelumnya, bisa dipakai untuk meniali tingkat return diharapkan dari
suatu portofolio yang efisien, pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu (σP).
CML menggambarkan hubungan risiko dan return pada pasar yang seimbang,
14 | P a g e
Secara sistematis, hubungan tersebut bisa digambarkan persamaan berikut:
= RF + βi [E(RM) – Rf]
Dari rumus di atas kita dapat mengetahui besarnya premi risiko untuk
mengalihkan beta sekuritas tersebut dengan premium risiko pasar (market risk
premium). Sedangkan premium risiko pasar adalah selisi antara return harapan pada
= βi (E(RM) – Rf)
1. Risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin besar risiko maka semakin
2. Ukuran risiko sekuritas yang relevan adalah ukuran ‘kontribusi’ risiko sekuritas
15 | P a g e
Pengujian CAMP bisa dilakukan dengan menguji validitas CAPM. Jika CAPM
valid, maka hasil penelitian empiris yang dilakukan akan menunjukkan bahwa return
yang terjadi (realized return) akan sama dengan estimasi return dengan menggunakan
CAPM.
Jika CAPM valid, maka nilai a1 akan mendekati nilai rata-rata return bebas
risiko selama periode pengujian dan nilai a2 akan mendekati rata-rata premi risiko
2. Sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa intersep SML lebih besar dari
3. Slope CAPM (a2) yang dihasilkan cenderung lebih kecil dari slope hasil perhitungan
4. Meskipun hasilnya beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa investor hanya akan
APT memprediksi garis pasar sekuritas yang mengaitkan imbal hasil yang
diharapkan dengan resiko, tetapi jalur yang diambil untuk SMLnya sedikit berbeda.
16 | P a g e
II. Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan resiko istimewa
dengan diversifikasi
III. Pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya
menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976)
merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT).
Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (Reilly,
2000);
2. Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang
dengan kepastian,
3. Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap
sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor risiko.
oleh sebuah model factorial degan n faktor risiko. Return aktual untuk sekuritas I
17 | P a g e
Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada model
18 | P a g e
Masing-masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return
saham-saham di pasar
diharapkan
Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar
diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang
Penelitian lain ada yang menggunakan lima variabel ekonomi makro yang
1. Default risk
Sumber resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :Systematic risk,
19 | P a g e
mempengaruhi bagian keuntungan uanecpected. Maka tingkat keuntungan yang
R = E(R) + U
= E(R) + m + є
Dimana :
m = resiko sistematis juga disebut resiko pasar atau market risk, yang
merupakan resiko yang dihadapi oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber
resiko tersebut dapat berasal dari faktor yang mempengaruhi semua atau banyak
perusahaan, tetapi ada pula yang spesifik perusahaan tertentu. Dengan demikian
(banyak) perusahaan.
20 | P a g e
Formulanya adalah :
R =E(R) + U
=E(R) + m + ε
dimana :
m = resiko sistematis
Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko tidak
Misalkan tingkat, bunga meningkat lebih besar dari yang diharapkan. Semua
antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Tingkat kepekaan ini diukur oleh beta.
Semakin peka perubahannya semakin tinggi betafakto faktor tersebut. Karena itu
Misalkan dua fakor yang kita pandang akan mempengaruhi tingkt keuntungan
saham adalah tingkat bunga (kita beri notasi r) dan GNP. Dengan demikian kitadapat
R = E(R) + U
= E(R) + m + є
21 | P a g e
Dalam hal ini βᵣ menunjukan beta untuk tingkat bunga dan βGNP menunjukan
beta untuk GNP. F dalam persamaan tersebut menunjukan surprise, baik dalam hal
F dalam hal ini adalah menunjukan surprise yaitu selisih antara besaran aktual
dengan besaran yang diharapkan .Kemudian kita akan perkirakan keuntungan untuk
periode satu tahun. Kita perkirakan bahwa tingkat bunga akan mengalami penurunan
sebesar 2% dan GNP akan meningkat menjadi 6%. Beta untuk bunga dan GNP masing-
masing adalah βr = - 1,6, dan βGNP = 0,80. Ternyata dalam tahun tersebut yang terjadi
adalah tingkat bunga tetap dan GNP naik menjadi 7%, disamping itu terbeti berita
bahwa riset yang dilakukan perusahaan berhasil dengan baik dan menyumbangkan 5%
dari keuntungan total. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari perusahaan
tersebut adalah 13%, maka tingkat keuntungan total dari saham tersebut adalah :
R = E ( R ) + βr Fr + βGNP FGNP + ε
= 15,6 %
Model yang kita gunakan disebut sebagai model faktor ( Factor Model ), dan
sumber – sumber resiko sistematis disebut sebagai faktor dan diberi notasi F. Secara
R = E ( R ) + β1 F1 + β2 F2 + ……….+ βk Fk + ε
Dalam prakteknya para peneliti sering menggunakan model satu faktor. Mereka tidak
menggunakan faktor – faktor ekonomi seperti yang kita gunakan, tetapi menggunakan
22 | P a g e
indeks pasar sebagai faktor tunggalnya. Dengan menggunakan single faktor model,
Dalam bentuk ini model satu faktor tersebut juga disebut sebagai market model. Istilah
tersebut dipergunakan karena indeks yang dipergunakan adalah indeks yang mewakili
R = E ( R ) + β [ R Mr - E ( R M ) ] + ε
Dalam hal ini RM merupakan tingkat keuntungan dari portofolio pasar. Market model
R = α + β RM + ε dan α = E ( R ) - β E (RM)
Sekarang kita analisis portofolio saham apabila setiap saham mengikuti one
faktor model. Jika kita membentuk portofolio dari sejumlah N saham dan kita
pergunakan one faktor model untuk menjelaskan resiko sistematis maka saham I
23 | P a g e
Jika proporsi dana yang kita investasikan dalam saham adalah Wi ,maka :
W1 + W2 + W3 + … + WN = 1
Jika kita ketahui bahwa keuntungan setiap saham dipengaruhi oleh model satu faktor
maka :
Rp = W1 [E ( R1 ) + β1 F + ε1 ]+ W2[E ( R2 ) + β2 F + ε2 ]+ …
+ WN[E ( RN ) + βN F + εN ]
Rp = W1 E ( R1 ) + W2 E ( R2 ) + W3 E ( R3 ) + … + WN E ( RN )
+ W1 ε 1+ W2 ε2+ W3 ε 3+ … + WN ε NJ
24 | P a g e
Jika jumlah N adalah banyak maka baris ketiga dari persamaan akan hilang, tetapi tidak
untuk persamaan baris kesatu dan kedua. Dengan demikian penambahan jumlah
E ( Ri ) = λ0 + λ1bi
Misalkan APT dengan faktor tunggal berlaku, dan terdapat dua portofolio yang
λ1 = 5%
maka ,
10% = λ0 + 5% * 0,5
λ0 = 7,5%
25 | P a g e
dengan demikian persamaan APT ekuilibrium adalah :
suatu saham yang dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor. Jika hukum satu harga tidak
berlaku dan pembentukan harga dipengaruhi oleh dua faktor maka proses arbitrase
akan terjadi.
Contoh :
Ri = ai + b1i I1 + b2i I2 + ei
indeks
Sekarang misalkan kita mempunyai tiga portofolio yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
26 | P a g e
E ( Rp )= 7,75 + b1i 5 + b2i 3,75 + ei
Jika ada seorang investor yang menanamkan dananya pada portofolio A,B, C dengan
sama banyaknya kita sebut sebagai portofolio D maka akan diperoleh E ( RD ) sama
dengan :
Jika terdapat suatu portofolio ( kita namai portofolio E ) yang memiliki resiko yang
sama namun memberikan return yang berbeda misalnya E ( RE ) 15% maka proses
arbritrase akan terjadi ,yaitu pemodal akan melakukan short selling yaitu menjual
portfolio D dan membeli portofolio E hal ini akan terus terjadi sampai return E turun.
dalam CAPM return sekuritas sangat dipengaruhi oleh portofolio pasar dan
dalam APT, return sekuritas dipengaruhi berbagai macam faktor yang bisa
Tolak ukur untuk tingkat imbal hasil yang dapat digunakan dalam penganggaran
27 | P a g e
resiko dengan resiko yang dapat didiversifikai yang tidak menuntut premi
resiko.
APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil yang diharapkan dengan beta
ketidakseimbangan tersebut.
CAPM diturunkan dari asumsi bahwa ada portofolio “pasar” yang tidak dapat
yaitu jika ada sekuritas yang melanggar hubungan antara imbal hasil yang
berimplikasi bahwa hubungan ini berlaku untuk seluruh sekuritas tetapi dalam
Karena berfokus pada kondisi tanpa peluang arbitrase, tanpa asumsi lanjut
tentang model pasar atau indeks, APT tidak dapat menjelaskan bagaimana jika
28 | P a g e
dengan beta suatu aset tertentu. Untuk itu, kita tetap membutuhkan asumsi
29 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pemahaman kita tentang faktor-faktor penentu harga aset. Capital Asset Pricing Model
adalah teori dengan implikasi yang mendalam untuk harga aset dan perilaku investor.
Model ini telah dikembangkan dengan berbagai cara untuk mengakomodasi beberapa
kompleksitas dalam dunia nyata. Terlepas dari itu, batas-batas yang terdapat dari
asumsi yang mendasari fundamental validitas CAPM sepenuhnya tanpa cela, dan
terlepas dari model lainnya, CAPM masih merupakan model yang dominan dan
tingkat pengembalian. .
suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menetukan tingkat
keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi, Arbitrage Pricing Theory
(APT) juga menggambarkan hubungan antara suatu resiko dan pendapatan tetapi
Perbedaan antara kedua model tersebut terletak pada perlakuan APT terhdap
industry. Korelasi antara tingkat keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-
sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor atsu faktor-faktor yang sama. Sebaliknya
meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antar tingkat keuntungan, model tersebut
30 | P a g e
tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi tersebut. Baik CAPM
maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat
Perbandingan CAPM dan APT timbul berdasarkan persamaan asumsi yang muncul
yaitu :
2. Risk averse
Asumsi yang tidak terdapat dalam APT dan hanya terdapat dalam CAPM, yaitu :
31 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
32 | P a g e