Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP


MELAKUKAN SADARI SISWI
SMAN 1 TURI SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Alfiati Nanda Widiyaningrum
1610104154

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP
MELAKUKAN SADARI SISWI
SMAN 1 TURI SLEMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Alfiati Nanda Widiyaningrum
1610104154

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
KANKER PAYUDARA TERHADAP SIKAP
MELAKUKAN SADARI SISWI
SMAN 1 TURI SLEMAN
YOGYAKARTA

Alfiati Nanda Widiyaningrum, Dewi Rokhanawati


Email: alfiatinanda926@gmail.com

INTISARI

Pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau


meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang
dilakukan setiap bulan sesudah haid untuk mendeteksi secara dini adanya benjolan
yang mungkin menyebabkan kanker pada payudara
Metode penelitian ini menggunakan Quasi Ekasperiment dimana peneliti
melakukan intervensi/perlakuan pada subjek tetapi tidak dilakukan randomisasi
dengan desain penelitian Non-equvalent Control Group. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 50 siswi (25 kelompok eksperimen dan 25 kelompok kontrol). Analisis
data dengan menggunakan independent t tes.
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker payudara terhadap sikap
melakukan SADARI siswi SMAN 1 Turi, ditunjukkan dengan Hasil uji independent
sample t-test diperoleh p-value sebesar 0,000 < 0,05. Diharapkan siswi lebih peduli
dan giat dalam mencari informasi tentang pemeriksaan SADARI baik dari media
cetak dan elektronik maupun dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Kanker Payudara, SADARI

PENDAHULUAN dikontrol dengan umur) tertinggi,


Penyakit kanker merupakan yaitu sebesar 43,3 % dan persentase
salah satu penyebab kematian utama kematian (setelah dikontrol oleh umur)
di seluruh dunia. Pada tahun 2012, akibat kanker payudara sebesar 12,9%
kanker menjadi penyebab kematian yang merupakan penyebab kematian
sekitar 8,2 juta orang. Kanker paru, tertinggi akibat kanker (Kemenkes,
hati, perut, kolorektal, dan kanker 2015). Secara nasional prevalensi
payudara adalah penyebab terbesar penyakit kanker pada penduduk semua
kematian akibat kanker setiap umur di Indonesia tahun 2013 sebesar
tahunnya. Berdasarkan Data Global 1,4 % atau sekitar 61.682 dengan
Burder of Canser (GLOBOCAN) dan prosentase kanker payudara sebesar
International Agency for Research on 0,5% (RisKesDas, 2013). Prevalensi
Cancer (IARC), diketahui bahwa pada kanker payudara tertinggi terdapat
tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu
baru kanker dan 8.201.575 kematian sebesar 2,4% berdasarkan jumlah
akibat kanker di seluruh dunia. Kanker estimasi penderita (RisKesDas, 2013).
payudara merupakan jenis kanker Pemeriksaan payudara sendiri
dengan persentase kasus baru (setelah (SADARI) merupakan salah satu
langkah deteksi dini untuk mencegah pengambilan sampel menggunakan
terjadinya kanker payudara yang akan total sampling. Uji statistik hipotesis
lebih efektif jika dilakukan sedini dengan independent t tes. Data yang
mungkin ketika wanita mencapai usia digunakan adalah data primer dengan
reproduksi (Suryaningsih, 2009) instrument penelitian menggunakan
Hasil penelitian Septiani kuesioner.
(2013), menunjukkan bahwa lebih dari Observasi pertama (pretest)
setengahnya responden yang ikut dilakukan sebelum kelompok
penelitian ini berumur lebih dari 15 eksperimen diberikan intervensi guna
tahun (51%), dan setengahnya (49%) mengetahui data awal, kemudian
berumur kurang atau sama dengan 15 observasi berikutnya (postest)
tahun. Analisis hubungan antara umur dilakukan setelah kelompok
dengan perilaku SADARI eksperimen diberi intervensi
menunjukkan bahwa 43 orang dari 51
responden yang berumur > 15 tahun HASIL PENELITIAN
(84,3%) memiliki perilaku SADARI 1. Analisis Univariat
yang negatif, demikian pula sebanyak a. Karakteristik Respinden
44 orang dari 49 responden yang Karakteristik responden pada
berumur < 15 tahun (89,8%) memiliki penelitian ini dikelompokkan
perilaku SADARI yang negative. berdasarkan umur diuraikan sebagai
Penelitian Handayani (2012), bahwa berikut:
responden yang berada pada rentang Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
usia 16-18 tahun atau berada pada fase Karakteristik Responden Berdasarkan
remaja awal yaitu sebanyak mayoritas Usia Siswi SMAN 1 Turi
sebanyak (87,6%) belum pernah
mendapat informasi tentang cara Umur Eksperimen Kontrol
melakukan SADARI, memiliki F % F %
pengetahuan kurang tentang cara 16 th 10 40,0 9 36,0
melakukan SADARI. 17 th 15 60,0 16 64,0
Berdasarkan studi pendahuluan Jumlah 25 100 25 100
yang dilakukan di SMAN 1 Turi
Sumber : Data primer tahun 2017
dengan melakukan wawancara pada
guru olahraga dan 10 siswi kelas XI,
Tabel 4.1 menunjukkan pada
bahwa 8 siswi mengatakan belum
responden kelompok eksperimen
pernah mendapatkan informasi tentang
sebagian besar berusia 17 tahun
SADARI dan 2 siswi mengatakan
sebanyak 15 anak (60%), demikian
pernah mendapat informasi tentang
juga responden kelompok kontrol
SADARI melalui TV. Dari 10 siswi
sebagian besar berusia 17 tahun
mengatakan belum ada keinginan dan
sebanyak 16 anak (64%).
menunjukkan sikap untuk melakukan
b. Sikap Melakukan SADARI
pemeriksan SADARI
Sebelum Dan Sesudah Diberi
METODE PENELITIAN
Pendidikan Kesehatan
Metode penelitian ini
Hasil Pre Test Dan Post Test Siswi
menggunakan Quasi Ekasperiment
SMAN 1 Turi Sebelum Dan Sesudah
dengan desain penelitian Non-
Diberi Dendidikan Kesehatan
equvalent Control Group
Berdasarkan Total Skor, sikap siswi
(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam
SMAN 1 Turi melakukan SADARI
penelitian berjumlah 50 siswi (25
sebelum dan sesudah diberi
kelompok eksperimen dan 25
pendidikan kesehatan pada kelompok
kelompok kontrol), teknik
eksperimen seluruhnya meningkat
yaitu sebanyak 25 anak (100%) statistik yang digunakan apakah
dengan rata-rata post. Sikap siswi parametrik atau non parametrik.
melakukan SADARI sebelum diberi Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data
pendidikan kesehatan pada kelompok Sikap Siswi SMAN 1 Turi Melakukan
kontrol sebanyak 16 anak (64%) SADARI
meningkat, 8 anak (32%) menurun dan Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas Data
1 anak (4%) tetap. Hasil pre test pada Sikap Siswi SMAN 1 Turi Melakukan
kelompok eksperimen total skor SADARI
minimum 79 dan maksimum 108 Kel Sebelum Sesudah
dengan rata – rata 89,60 dan kontrol Statisti p- Statist p-
skor minimum 80 dan maksimum 103 c value ic value
dengan rata – rata 90,60. Hasil post Eksperi 0,909 0,380 1,188 0,119
test kelompok eksperimen skor men
minimum 112 dan maksimum 126 Kontrol 0,701 0,710 0,642 0,804
dengan rata-rata 120,60 pada Sumber: data primer, 2017
kelompok kontrol skor minimum 87
dan maksimum 98 dengan rata-rata Hasil uji normalitas menggunakan
91,92 uji Kolmogorov-smirnov menunjukkan
Hasil Pre Test Dan Post Test semua kelompok data berdistribusi
Siswi SMAN 1 Turi Sebelum Dan normal karena memiliki nilai p-value
Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan > 0,05 sehingga pengujian statistik
Berdasarkan Butir Pernyataan Pada menggunakan uji statistik parametrik.
Kelompok Eksperimen menunjukkan Hasil uji pengaruh pendidikan
24 butir pernyataan (75%) saat post tes kesehatan tentang kanker payudara
mendapat peningkatan jawaban yang terhadap sikap melakukan SADARI
lebih baik daripada saat dilakukannya siswi SMAN 1 Turi disajikan pada
pre test, dan 8 pernyataan (25%) tabel berikut:
mengalami penurunan jawaban saat Tabel 4.6. Hasil Uji Pengaruh
post tes. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Hasil Pre Test Dan Post Test tentang Kanker Payudara terhadap
Siswi SMAN 1 Turi Sebelum Dan Sikap Melakukan SADARI Siswi
Sesudah Diberi Pendidikan Kesehatan SMAN 1 Turi
Berdasarkan Butir Pernyataan Pada
Kelompok Kontrol menunjukkan 11 Keterangan Mean Mean p-
butir pernyataan (34,4%) saat post tes Diff value
mendapat peningkatan jawaban yang Eksperimen 120,60 28,680 0,000
lebih baik daripada saat dilakukannya Kontrol 91,92
pre test, 9 pernyataan (28,1%) Sumber: data primer, 2017
mengalami penurunan jawaban saat
post tes serta 12 butir (37,5%) Hasil uji Independent sample t-test
pernyataan dengan mendapat jawaban pengaruh pendidikan kesehatan
yang tetap tentang kanker payudara terhadap
2. Analisis Bivariat sikap mekalukan SADARI diperoleh
a. Pengaruh Pendidikan p-value sebesar 0,000 <  (0,05),
Kesehatan tentang Kanker berarti ada pengaruh pendidikan
Payudara Terhadap Sikap kesehatan tentang kanker payudara
Melakukan SADARI terhadap sikap melakukan SADARI
Sebelum dilakukan uji statistik siswi SMAN 1 Turi.
terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data guna menentukan jenis
PEMBAHASAN Pengalaman pribadi dan juga pengaruh
1. Sikap siswi SMAN 1 Turi faktor emosional merupakan faktor
Melakukan SADARI Sebelum pembentuk sikap.
dan Sesudah Diberi Pendidikan Sikap siswi melakukan SADARI
Kesehatan pada Kelompok mengalami peningkatan juga
Eksperimen dan Kontrol dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Sikap siswi SMAN 1 Turi Menurut Azwar (2011), sikap dapat
melakukan SADARI sebelum dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sesudah diberi pendidikan kesehatan pengalaman pribadi, lingkungan,
pada kelompok eksperimen kebudayaan, media masa, lembaga
seluruhnya sebanyak 25 anak (100%) pendidikan dan lembaga agama,
mengalami kenaikan. Sedangkan pada emosional, dan orang lain yang
kelompok kontrol mayoritas sebanyak dianggap penting. Pengalaman
16 anak (64%) juga mengalami pribadi, yang dapat menjadi dasar
kenaikan. Hasil penelitian ini sesuai pembentukan sikap harus melalui
dengan Pane (2014) yang kesan yang kuat.
menunjukkan sebagian besar siswa di Pengalaman pribadi yang melibatkan
SMA Katolik Budi Murni 1 Medan faktor emosional, tanggapan dan
memiliki tingkatan sikap melakukan penghayatan akan pengalaman, akan
SADARI kategoti cukup baik. lebih lama berbekas terhadap suatu
Usia responden kelompok obyek psikologis. Hasil penelitian
eksperimen sebagian besar berusia 17 yang menunjukkan sikap responden
tahun sebanyak 15 anak (60%) dan 16 yang meningkat mengindikasikan
tahun sebanyak 10 anak (40%), bahwa responden cukup memiliki
demikian juga responden kelompok pengetahuan dalam melakukan
kontrol sebagian besar berusia 17 SADARI.
tahun sebanyak 16 anak (64%) dan 16 Ditinjau dari lingkungan dapat
tahun sebanyak 9 anak (36%) pada mempengaruhi sikap responden
usia 16 tahun atau 17 tahun tidak ada terhadap SADARI, hal ini karena
perbedaan signifikan dalam menjawab sikap dipengaruhi oleh orang-orang di
pernyataan karena keduanya sama- sekitar yaitu orang yang dianggap
sama mengalami kenaikan dalam pre penting bagi individu seperti : orang
test maupun post test. Hal ini tua, orang yang status sosialnya lebih
menunjukkan bahwa responden tinggi, teman sebaya, guru dan lain-
merupakan remaja madya, dimana lain. Hasil penelitian mengindikasikan
pada perkembangannnya remaja bahwa lingkungan kurang
madya merupakan remaja yang mulai memberikan informasi tentang
mencari identitas diri dengan cara SADARI, namun lingkungan juga
mencontoh orang-orang yang tidak melarang responden untuk
dianggap penting bagi dirinya, seperti melakukan SADARI, sehingga
mencontoh cara berpakaian artis, dan SADARI bukan merupakan hal yang
lain-lain. penting dibicarakan di lingkungan
Dalam kesehatan remaja madya tempat tinggal responden.
mengalami perubahan bagi dirinya, Selain itu di lingkungan sekolah
seperti pada remaja wanita mengalami juga kurang diberikan materi tentang
perubahan bentuk tubuh yang cukup SADARI, sehingga informasi
banyak seperti tumbuhnya payudara. SADARI sangat dibutuhkan
Menurut Azwar (2011) umur responden untuk meningkatkan
menentukan banyak sedikitnya sikapnya terhadap SADARI. Lebih
pengalaman pribadi seseorang. lanjut orang lain yang dianggap
penting juga berperan penting dalam mendapat jawaban yang tetap. Hasil
pembentukan sikap responden penelitian ini sesuai dengan Widiastini
terhadap SADARI. Hal ini dibenarkan (2012) yang menyimpulkan
oleh teori Azwar (2011) orang lain Penyuluhan terbukti meningkatkan
yang dianggap penting merupakan pengetahuan, sikap dan perilaku
komponen sosial yang mempengaruhi remaja putri tentang SADARI. Sikap
pembentukan sikap seseorang individu positif yang harus dimiliki remaja
terhadap sesuatu. Hasil penelitian juga putri yaitu mau menerima cara
mengindikasikan bahwa responden pemeriksaan SADARI sebagai deteksi
memiliki orang yang dianggap penting dini kanker payudara dan dilakukan
yang tidak terlalu membicarakan secara rutin. Menerima dapat diartikan
tentang SADARI, sehingga responden bahwa subjek mau dan memperhatikan
juga tidak terpersepsi untuk bersikap yang diberikan objek (Wawan & Dewi
yang baik terhadap SADARI. Oleh 2011).
karena itu bagi guru yang merupakan Peningkatan sikap pada kelompok
orang yang dianggap penting oleh eksperimen disebabkan karena adanya
responden disarankan dapat intervensi berupa pemberian
memberikan informasi pencegahan pendidikan kesehatan. Teori
kanker payudara melalui SADARI. Notoatmodjo (2007) menjelaskan
Dampak dari sikap terhadap SADARI bahwa pendidikan kesehatan
adalah realisasi pelaksanaan SADARI. merupakan pendekatan yang tepat
Hal ini karena sikap yang berasal dari dalam meningkatkan pengetahuan dan
pengetahuan responden yang kurang sikap terhadap kesehatan, karena
baik tentang SADARI, sehingga pendidikan kesehatan lebih
responden ragu-ragu untuk melakukan menitikberatkan pada upaya
SADARI, responden merasa takut pencegahan.
salah dan dapat membahayakan Menurut Mubarak dkk (2007)
kesehatannya. Hal ini dibenarkan oleh kemudahan untuk memperoleh suatu
teori yang dikemukakan oleh Green informasi dapat membantu
dalam Notoatmodjo (2010) bahwa mempercepat seseorang untuk
perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor memperoleh pengetahuan yang baru.
predispoisi yaitu salah satunya adalah Sedangkan menurut Azwar (2007)
faktor sikap. pesan-pesan sugestif yang dibawa
Hasil pre test dan post test informasi, apabila cukup kuat, akan
berdasar butir pernyataan kuesioner memberi dasar afektif dalam menilai
pada kelompok eksperimen sesuatu hal sehingga terbentuklah arah
menunjukkan 24 butir pernyataan sikap tertentu Peningkatan sikap pada
(75%) saat post tes mendapat responden ini tidak terlepas dari
peningkatan jawaban yang lebih baik proses pengetahuan yang meningkat.
daripada saat dilakukannya pre test, Responden sebelumnya belum
dan 8 pernyataan (25%) mengalami tahu menjadi tahu, kemudian
penurunan jawaban saat post tes dan memahami akan menjadikan pola
pada kelompok kontrol 4 sikap yang ikut berubah. Responden
menunjukkan 11 butir pernyataan bersikap menjadi baik setelah
(34,4%) saat post tes mendapat mengetahui apabila tidak merubah
peningkatan jawaban yang lebih baik perilaku hidup bersih dan sehat akan
daripada saat dilakukannya pre test, 9 dapat berisiko menjadi sakit. Dengan
pernyataan (28,1%) mengalami sikap yang baik ini maka ditinjau dari
penurunan jawaban saat post tes serta skor menjadi meningkat dan juga
12 butir (37,5%) pernyataan dengan jumlah responden yang bersikap baik
juga meningkat. Mubarak & Chayatin menyatakan pengaruh jangka pendek
(2009), sikap merupakan predisposisi (immediate impact), pendidikan
tindakan atau perilaku dan belum kesehatan menghasilkan perubahan
merupakan suatu tindakan atau atau peningkatan pengetahuan
aktivitas. masyarakat. Hasil penelitian ini juga
Keberhasilan pendidikan sesuai dengan teori Suliha, dkk (2002)
kesehatan tersebut tidak lepas dari bahwa pendidikan kesehatan
beberapa factor yang merupakan usaha/kegiatan untuk
melatarbelakanginya, seperti yang membantu individu, kelompok dan
dikemukakan oleh Mubarak (2009) masyarakat dalam meningkatkan
bahwa faktor-faktor yang dapat kemampuan baik
mempengaruhi keberhasilan suatu pengetahuan, sikap maupun
pendidikan kesehatan yaitu terdiri dari keterampilan untuk mencapai hidup
factor penyuluh, dan sasaran. Faktor sehat secara optimal.
penyuluh terdiri dari persiapan yang Tidak adanya peningkatan
matang, penguasaan materi, sikap yang signifikan dari hasil post
penampilan yang meyakinkan, bahasa test pada kelompok kontrol, karena
yang digunakan dimengerti oleh responden tidak diberikan perlakuan
sasaran, suara dapat didengar dengan berupa pendidikan kesehatan sehingga
baik oleh responden. Faktor sasaran kurang mengerti cara pemeriksaan
terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat SADARI serta kurangnya minat untuk
social, kepercayaan dan kebiasaan mencari informasi mengenai
yang telah tertanam, dan kondisi kesehatan reproduksi khususnya cara
lingkungan. Hasil penelitian yang pemeriksaan SADARI. Pengetahuan
menunjukkan bahwa penyuluhan telah yang kurang akan berdampak pada
berhasil meningkatkan sikap siswi sikap yang negatif karena kurang
setelah dilakukan penyuluhan tentang mengetahui cara melakukan
SADARI mengindikasikan bahwa pemeriksaan SADARI sehingga minat
factor-faktor tersebut telah terpenuhi untuk melakukan pemeriksaan
dalam proses penyuluhan. SADARI juga berkurang, hal ini
Pendidikan kesehatan sangat didukung oleh teori bahwa sikap
diperlukan untuk menggugah tertentu terhadap suatu objek
kesadaran memberikan atau menunjukkan tentang pengetahuan
meningkatkan pengetahuan orang terhadap objek sikap yang
masyarakat tentang pemeliharaan dan bersangkutan (Wawan & Dewi 2011).
peningkatan kesehatan baik bagi Berdasarkan hasil pre test dan
dirinya sendiri, keluarga maupun post test pada kedua kelompok,
masyarakat. Proses pendidikan terdapat hasil pernyataan yang sama –
kesehatan dalam mencapai tujuan sama mengalami penurunan yaitu butir
melalui perubahan perilaku anak yang 4, 15, 21,25 yang mana pernyataan
dipengaruhi oleh beberapa faktor tentang teknik melakukan SADARI.
diantaranya yaitu materi atau pesan Hal ini karena siswi belum terbiasa
yang disampaikan alat bantu atau alat dalam melakukan pemeriksaan
peraga pendidikan yang dipakai, SADARI dan cara melakukannya.
metode yang digunakan serta petugas Walaupun pada kelompok eksperimen
atau pendidik yang melakukan telah diberikan informasi cara
promosi kesehatan (Notoatmodjo, melakukan SADARI namun dalam
2010). prakteknya siswi belum begitu mahir.
Hasil penelitian ini mendukung Pengetahuan merupakan hal yang
teori Machfoedz (2006) yang penting dalam pembentukan tindakan
seseorang, karena pengetahuan SADARI. Hal ini karena dengan
diperlukan sebagai dorongan psikis pendidikan kesehatan responden
dalam menumbuhkan sikap dan memperoleh informasi yang dapat
perilaku (Notoatmodjo, 2010). meningkatkan pengetahuan, dan
Pengetahuan menjadi dasar dari pengetahuan dapat membentuk sikap.
seseorang untuk melakukan suatu Selain itu dengan pengetahuan dan
perilaku tertentu. sikap yang baik tentang SADARI akan
2. Pengaruh Pendidikan terbentuk potensi untuk berperilaku
Kesehatan Tentang Kanker yang baik tentang SADARI, hal ini
Payudara Terhadap Sikap dibenarkan oleh teori yang
Melakukan SADARI SMAN 1 dikemukakan oleh Notoatmodjo
Turi (2010) bahwa pengetahuan merupakan
Hasil uji independent sample t- domain bagi tindakan kesehatan
test menunjukkan ada pengaruh seseorang.
pendidikan kesehatan tentang kanker Hasil penelitian ini mendukung
payudara terhadap sikap melakukan teori yang dikemukakan A Join
SADARI siswi SMAN 1 Turi. Hasil committee on Terminologi in Health
penelitian ini sesuai dengan Viriawati Education Of United States (1951)
(2014) yang menunjukkan ada dalam Machfoedz (2006) yang
pengaruh pendidikan kesehatan menyatakan bahwa pendidikan
tentang pemeriksaan SADARI sebagai kesehatan adalah pengalaman belajar
deteksi dini kanker payudara terhadap yang bertujuan untuk mempengaruhi
pengetahuan dan sikap remaja putri di pengetahuan, sikap dan perilaku yang
SMK N 1 Karanganyar. ada hubungannya dengan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan perseorangan ataupun kelompok.
suatu kegiatan yang dapat Pendidikan kesehatan pada hakikatnya
meningkatkan sikap dalam adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
memelihara dan meningkatkan menyampaikan pesan kesehatan
kesehatan mereka sendiri (Adnani kepada masyarakat, kelompok atau
2011). Pengetahuan akan berpengaruh individu, dengan harapan bahwa
terhadap sikap seseorang karena dengan adanya pesan tersebut,
pengetahuan akan terus bertambah masyarakat, kelompok atau individu
sesuai dengan proses pengalaman dapat memperoleh pengetahuan
yang dialami (Mubarak 2012). Sikap tentang kesehatan yang lebih baik.
yang didasari oleh pengetahuan akan Akhirnya pengetahuan tersebut
lebih langgeng daripada sikap tanpa diharapkan dapat berpengaruh
didasari pengetahuan. Sikap terhadap perilakunya (Notoatmodjo,
merupakan reaksi atau respons 2007).
seseorang terhadap suatu stimulus atau Setelah seseorang mengetahui
objek (Mubarak et.al 2007). objek atau stimulus, proses
Alasan terjadinya peningkatan selanjutnya adalah memiliki atau
skor sikap pada remaja putri disini bersikap terhadap stimulus atau objek
adalah karena terjadi peningkatan tersebut (Notoatmodjo, 2007).
aspek afektif (sikap) yang diberi Menurut Newcomb dalam
pendidikan kesehatan menggunakan Notoatmodjo (2007), pendidikan
metode audio visual. Dalam Azwar kesehatan membantu murid dalam
(2011)Pemberian pendidikan mengambil sikap atau ketersediaan
kesehatan merupakan metode yang untuk bertindak yang merupakan
efektif untuk meningkatkan predisposisi tindakan atau perilaku.
pengetahuan ataupun sikap tentang Notoatmodjo (2007) juga menyatakan
bahwa perubahan sikap pada dasarnya aids penyuluhan kesehatan seperti
dipengaruhi oleh faktor pengetahuan laptop dan lainnya, kini banyak
dan keyakinan/ kepercayaan yang dimanfaatkan untuk promosi
didapatkan dari hasil penginderaan, kesehatan, akan tetapi, penggunaan
yang salah satunya didapatkan melalui media visual ternyata memberikan
pendidikan atau proses belajar. pengaruh lebih besar ke otak. Media
Penggunaan media audio visual audio visual dapat membantu
dalam pendidikan kesehatan memiliki menstimulasikan indera mata pada
tujuan untuk menimbulkan perhatian waktu terjadinya proses pendidikan
terhadap suatu masalah dan (Fitriani, 2011)
mengingatkan informasi yang SIMPULAN DAN SARAN
disampaikan supaya menimbulkan 1. SIMPULAN
perubahan pengetahuan dan sikap Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
(Muhsaini, dkk., 2011). Dalam penelitian ini yaitu :
penelitian ini, penyuluhan dengan Sikap siswi SMAN 1 Turi
media audio visual yaitu LCD, melakukan SADARI sebelum diberi
powerpoint, video dan leaflet pendidikan kesehatan pada kelompok
merupakan stimulus atau objek yang eksperimen total skor minimum 79
diharapkan dapat memberi pengaruh dan maksimum 108 dengan rata – rata
pada responden untuk bersikap sesuai 89,60 dan kontrol skor minimum 80
dengan pesan atau isi dari informasi dan maksimum 103 dengan rata – rata
yang disampaikan. 90,60
Efektivitas sebuah media Sikap siswi SMAN 1 Turi
dipengaruhi oleh warna, huruf, melakukan SADARI sesudah diberi
kesesuaian gambar dan kata, serta pendidikan kesehatan pada kelompok
substansi materi yang diberikan eksperimen seluruhnya sebanyak 25
(Paramastri, dkk., 2011). Aspek anak (100%) mengalami kenaikan
bahasa juga berperan penting dalam total skor, skor minimum 112 dan
pengembangan media edukasi. Media maksimum 126 dengan rata-rata
harus mampu mendorong keterlibatan 120,60. Sikap siswi melakukan
siswi dalam pembelajaran (Sartika, SADARI sesudah diberi pendidikan
2012). kesehatan pada kelompok control
Para siswi membutuhkan sumber sebanyak 16 anak (64%) meningkat, 8
informasi yang variatif dari berbagai anak (32%) menurun dan 1 anak (4%)
sumber media yang biasa diakses oleh tetap, skor minimum 87 dan
kelompok tersebut (Salaudeen, dkk., maksimum 98 dengan rata-rata 91,92
2011; Nuradita, dkk., 2012; Ada pengaruh pendidikan kesehatan
Tomigolung, dkk., 2013). Media audio tentang kanker payudara terhadap
visual yaitu LCD, powerpoint, video sikap melakukan SADARI siswi
dan leaflet merupakan media yang SMAN 1 Turi, ditunjukkan dengan
terbukti efektif untuk menyasar Hasil uji independent sample t-test
kelompok muda (Ambarwati, dkk., diperoleh p-value sebesar 0,000 < 0,05
2014; Mulyati, dkk., 2014; Wirawan, 2. SARAN
M., 2014). a. Bagi Siswi Kelas XI SMAN 1
banyak menyalurkan pengetahuan Turi
kedalam otak adalah mata, kurang Disarankan perlu adanya
lebih 75%-85% dari pengetahuan dan kesadaran dari siswi untuk
sikap manusia diperoleh melalui mata, lebih peduli dan giat dalam
sedangkan 13%-25% lainnya tersebar mencari informasi tentang
melalui indera lainnya. Media visual pemeriksaan SADARI baik
dari media cetak dan elektronik Kecacingan Di Desa Baru
maupun dengan mengikuti Kecamatan Manggar Belitung
penyuluhan-penyuluhan. Timur. Tesis. Fakultas Ilmu
b. Bagi Guru BK Keperawatan. UI.
Diharapkan bekerja sama KemenKes RI. (2015). Info DATIN
dengan Puskesmas Turi atau (Pusat Data dan Informasi
Dinas Kesehatan untuk Kementrian Kesehatan RI).
memberikan pendidikan Jakarta: Pusat data dan
kesehatan tentang SADARI informasi KemenKes RI
kepada siswi sehingga dapat Machfoedz, I. (2006). Pendidikan
mengubah sikap siswi yang Kesehatan Bagian dari
masih dalam kategori cukup Promosi Kesehatan.
menjadi baik sehingga siswi Yogyakarta : Fitramaya.
mau melakukan SADARI. Mubarak & Chayatin. (2009). Teori
c. Bagi penulisan selanjutnya dan Aplikasi Ilmu Kesehatan
Bagi penelitian selanjutnya Masyarakat, Pendidikan
diharapkan mengembangkan Kesehatan, Konsep Perilaku
penelitian ini dengan dan Perilaku Kesehatan.
menambahkan metode Jakarta: Salemba Medika.
pendidikan kesehatan yang lain Mubarak, W dan Chayanti, N., (2009).
seperti peer grup dengan Ilmu Kesehatan Masyarkat:
mengajarkan siswi cara Teori dan Aplikasi. Jakarta:
melakukan SADARI yang baik Salemba Medika
dan benar agar dapat Mubarak, W. I., Nurul, C. Khoirul, R.,
mengajarkan siswi lain cara dan Supradi. (2007). Promosi
melakukan SADARI. Kesehatan. Yogyakarta: Graha
DAFTAR RUJUKAN Ilmu.
Ambarwati, Ayu, K.U., Fifit, K., Tika, Mubarak, W.I. (2012). Promosi
D.K., & Saroh, D. (2014). Kesehatan Untuk Kebidanan.
Media Leaflet, Video dan Jakarta: Salemba Medika.
Pengetahuan Siswa Sd Tentang Mulyati, S., Oki, S., & Insi, F.D.S.
Bahaya Merokok (Studi pada (2015). Pengaruh Media Film
Siswa SDN 78 Sabrang Lor Terhadap Sikap Ibu Pada
Mojosongo Surakarta). Jurnal Deteksi Dini Kanker Serviks.
Kesehatan Masyarakat. 10: 7- Jurnal Kesehatan Masyarakat.
13 11: 16-24
Azwar, S.(2011). Sikap Manusia Teori Musaini, Y.N., Ichsan, B., dan Basuki,
dan Pengukurannya. S.W. (2011). Pengaruh
Yogyakarta: Pustaka Pelajar pendidikan kesehatan terhadap
Breast Self Examination (BSE) at pengetahuan dan sikap
Budi Murni 1 Chatolic Senior merokok pada siswa laki-laki
High School Medan in 2014. kelas XI SMK Murni 1
Jurnal Fakultas Kesehatan Surakarta. Jurnal Kesehatan.
Masyarakat Universitas 4: 164-179.
Sumatera Utara. Notoadmodjo. (2010) Metodelogi
Fitriani, D. (2011). Pengaruh Edukasi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Sebaya Terhadap Perilaku Rineka Cipta
Hidup Bersih Dan Sehat Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan
(PHBS) Pada Agregat Anak Masyarakat Ilmu dan Seni.
Usia Sekolah Yang Beresiko Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Pendidikan Tumigolung, HCS. (2013). Pengaruh
dan Promosi Kesehatan. pendidikan Kesehatan terhadap
Jakarta: Rineka Cipta Tingkat pengetahuan Siswa
____________. (2010). Promosi tentang Bahaya Merokok di
Kesehatan Teori dan Aplikasi. SMA Negeri 1 Manado.
Edisi Revisi 2010. Jakarta: ejournal Keperawatan (e-Kep).
Rineka Cipta. 1:1-7.
Nuradita dan Maryam. (2013). Wawan, A dan Dewi, M. (2011). Teori
Pengaruh Pendidikan & Pengukuran Pengetahuan,
Kesehatan terhadap Sikap dan Perilaku Manusia.
Pengetahuan tentang Bahaya Yogyakarta: Nuha Medika
Rokok pada Remaja di SMP
Negeri 3 Kendal. Jurnal
Keperawatan Anak. 1: 44-48
Paramastri, I., J.E. Prawitasari, Yayi,
S.P., Endang, & Ekowarni,
(2011). Buklet sebagai Media
Pencegahan terhadap
Kekerasan Seksual pada Anak-
anak. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Nasional. 6: 77-84
Salaudeen, A., Musa, O., Akande, T.,
& Bolarinwa, O., (2011).
Effect of Health Education on
Cigarette Smoking Habuts of
Young Adults in Tertiary
Institutions in a Northern
Nigerian State. Health Science
Journal. 5: 216-228
Sartika, R.A.D. (2012). Penerapan
Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi Gizi terhadap Perilaku
Sarapan Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional. 7: 76-82.
Septiani, Sari dan Mahyar Suara.
(2012). Faktor - Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri
(Sadari) Pada Siswa SMAN 62
Jakarta 2012. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 5(1); Jan 2013
Suliha, U., Herawani, Sumiati,
Resnayati, Y. (2002).
Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Suryaningsih, E. (2009). Kupas Tuntas
Kanker Payudara. Yogjakarta :
Paradigma Indonesia

Anda mungkin juga menyukai