TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipersensitivitas
1. Pengertian
antigen tanpa menyebabkan kerusakan yang luas, pada saat yang sama respon
Rengganis, 2014):
8
9
1) Reaksi cepat;
2) Reaksi intermediet;
3) Reaksi lambat.
1) Hipersensitivitas Tipe 1
Reaksi hipersensitivitas tipe 1 atau yang dikenal juga sebagai
reaksi alergi (Abbas dkk., 2015), atopi (Abbas dkk., 2014) dan reaksi
Umumnya lagi reaksi ini dikenal sebagai reaksi alergi oleh masyarakat
dkk., 2015) dengan beberapa tipe antigen spesifik pula yang disebut
sel mast dan basofil akan menyebabkan terjadinya degranulasi sel dan
dimaksud.
11
A. Asma bronkial
reaksi alergi tipe cepat diikuti reaksi tipe lambat setelah kontak
napas bawah baik pada saluran yang lebih kecil ataupun yang
B. Rhinitis Alergika
hidung tersumbat.
B. Sectio Cesarea
ini tidak mencakup pengeluaran janin dari rongga abdomen pada kasus
2010).
perut dan rahim yang semakin banyak digunakan untuk persalinan aman
dengan alasan janin atau ibu baik atas pilihan atau sebagai tindakan
adanya karena mengingat sebagian besar dokter pada saat itu rutin
dkk., 2010).
pervaginam secara aman berhasil dilakukan pada 83% pasien yang pernah
b. Distosia.
kelahiran. Distosia sendiri dapat timbul karena mengalami salah satu atau
lebih dari keempat kelainan dibawah ini (Cunningham dkk., 2014), yaitu:
yang tidak kuat, ketidaktepatan koordinasi antara dan dilatasi servik dan
3) Jalan lahir yang sempit karena tulang pelvis ibu yang pendek
4) Hambatan pada saluran lahir bayi, karena adanya jaringan ikat pada
c. Gawat Janin
Gawat janin merupakan salah satu indikasi yang banyak di temui pada ibu
dengan persalinan sectio cesarea, ibu dengan gawat janin tidak dapat
dan bayi (Sumelung dkk., 2014). Gawat janin adalah suatu keadaaan
d. Malpresentasi
sedangkan
Maternal
Maternal-Fetal
Cephalopelvic disproportion
Failed operative vaginal delivery
Placenta previa or placental abruption
Fetal
pada ibu atau anak muncul. Contohnya; abruption, prolaps tali pusat,
ruptur skar, scalp blood pH <7.20 and prolonged FHR deceleration <80
17
membaik setelah dilakukan resusitasi intra uterin, fetal distress akibat ibu
b. Sectio cesarea urgensi, adanya kondisi bahaya pada ibu atau bayi, namun
diselesaikan dalam waktu 60-75 dan biasa dilakukan pada kasus FHR yang
HIV. Idealnya tindakan ini dilakukan setelah usia kehamilan >39 minggu
(Arulkumaran, 2007).
penyebab menigkatnya kejadian hipersensitivitas tipe 1 pada anak satu atau dua
studi tertinggi dalam evidence base of medicine untuk mencari sebab akibat suatu
menderita asma bronkial dan rhinitis alergika, tidak terdapat hubungan antara
bronkial dan kejadian sectio cesarea yang tidak dapat dijelaskan oleh usia
kehamilan, berat lahir, index ponderal, status SGA, paritas, usia maternal dan
pekerjaan (Bager dkk., 2003). Usia kehamilan < 34 minggu merupakan ciri-ciri
anak dengan sectio cesarea, pada kenyataannya ciri-ciri ini merupakan faktor
protektif dan tidak mempunyai hubungan dengan terjadinya asma bronkial dan
rhinitis alergika (Bager dkk., 2003), sehingga sectio cesarea yang terjadi
Finnish Birth Cohort dan 2964 register lahir Turku Birth Cohort, menunjukkan
penyakit asma bronkial pada anak dengan sectio cesarea? Tidak dapat kita
katakana hal ini karena bias atau sebuah kebetulan. Hubungan parallel antara
(lahir pervaginam & sectio cesarea) dan pengaruhnya terhadap regulasi sistem
Sejumlah 2917 anak yang diamati selama 8 tahun dalam sebuah cohort
beresiko lebih tinggi menderita penyakit asma bronkial dibanding anak lahir
pervaginam, resiko tersebut semakin meningkat pada anak dengan orang tua
yang juga menderita penyakit alergi. Terjadi peningkatan kejadian asma bronkial
dalam berbagai derajat berat ringannya gejala berdasarkan riwayat alergi orang
tua pada anak dengan sectio cesarea menunjukkan bukti adanya interaksi antara
mengenai hubungan antara metode kelahiran dan asma bronkial diseluruh dunia
D. Kerangka Teori
Sectio cesarea
Inadekuat kolinisasi
Lactobacillus ↓ Clostridium ↑
Bifidobacteria ↓
Staphylococcus ↑
GAGAL TOLERANSI
AKTIFITAS
Th1 Th17
Tidak dihambat Th2 Terhadap antigen tidak Tidak dihambat
berbahaya,
Tidak dihambat
Hipersensitivitas
21
E. Kerangka Konsep
PENGAMATAN
RETROSPEKTIF
Hipersensitivitas
F. Hipotesis