Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Administrasi Peserta Didik

DOSEN PENGAMPU : Dr. H. Sudirman, M.Pd

DISUSUN OLEH :
B SORE KELOMPOK 3

1. I GEDE SUTEJA WIJAYA (E1R016037)


2. KHAIRUN NISA (E1R016044)
3. KUNIM SRIATI (E1R016045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam bimbingan
konseling.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 9 mei 2018

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
C. Tujuan .......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi peserta didik ......................................................
B. Ruang Lingkup Administrasi peserta didik ..............................................
C. Ciri-Ciri Administrasi peserta didik..........................................................
D. Tujuan , fungsi dan prinsip Administrasi peserta didik ............................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Administrasi pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam
suatu oragnisasi guna mencapai tujuan dari oragnisasi tersebut. Dengan demikian administrasi
merupakan suatu sistem yang terpaut dengan organisasi. Bahkan dapat dinyatakan pula bahwa
Administrasi adalah upaya mencapai tujuan secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-
orang dalam suatu pola kerja sama. Sedangkan Pendidikan menurut UUSPN 1989 adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
Dalam administrasi pendidikan terdapat beberapa bidang-bidang yang dikaji. komponen sekolah
yang menjadi objek fungsi administrasi itu sendiri. Ada juga yang menganggapnya sebagai subtansi
administrasi pendidikan bahkan ada yang menganggapnya sebagai komponen administrasi
pendidikan. Menurut Suryosubroto ( 2004 : 25 ) adapun bidang – bidang dalam administrasi
pendidikan adalah administrasi kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian,
administrasi perlengkapan dan administrasi keuangan.
Sebagai anggota masyarakat sekolah, siswa mempunyai hak untuk memperoleh pelajaran,
mengikuti kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah. Diantaranya yaitu menggunakan fasilitas,
memperoleh bimbingan, dan sebagainya. Di samping itu siswa juga mempunyai kewajiban untuk
hadir tepat waktu pada pelajaran berlangsung, mengikuti pelajaran dengan baik, dan mentaati tata
tertib yang berlaku. Siswa dipandang sebagai makhluk yang unik yang secara wajar sedang dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan sehingga proses pendidikan yang baik akan berusaha
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan itu dengan tidak mengesampingkan keunikan
masing-masing serta potensi dan kemampuan yang dipunyainya.
Administrasi kesiswaan ialah keseluruhan proses penyelenggaraan usaha kerja sama dalam bidang
kesiswaan dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan administrasi
kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan dalam bidang kesiswaan agar proses belajar mengajar
di sekolah bisa berjalan dengan lancar, tertib dan teratur, tercapai atasapa yang menjadi tujuan-tujuan
pendidikan di sekolah.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari administrasi peserta didik?
2. Apa ruang lingkup administrasi peserta didik?
3. Apa saja ciri-ciri administrasi peserta didik?
4. Apa saja tujuan, fungsi dan prinsip administrasi peserta didik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari administrasi peserta didik.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup administrasi peserta didik.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri administrasi peserta didik.
4. Untuk mengetahui tujuan, fungsi dan prinsip administrasi peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Admistrasi Peserta Didik


Secara etimologis, kata manajemen (administrasi) merupakan terjemahan dari kata
management (bahasa ingris). Kata management sendiri berasal dari kata manage atau magiare yang
berarti melatih kuda dalam melangkahkan kakinya. Dalam pengertian manajemen, terkandung dua
kegiatan, yakni kegiatan piker (mind) dan kegiatan tindaklaku (action). (sahertian dalam ali imron,
2012: 4).
M. Dachnel kamars (2004: 3) mengemukakan administrasi adalah proses memyelesaikan
sesuatu oleh sekelompok orang yang berkerjasama untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
dan efisien.
Menurut nurhadi (dalam hadiyanto, 2014: 28) administrasi pendidikan adalah suatu kegiatan
atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang
tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya agar efektif dan efesien. Lebih lanjut nurhadi mengemukakan bahwa dalam rangkaian
kegiatan tersebut terdapat beberapa bidang yang dikelola. Salah satu di antaranya adalah bidang
perserta didik. Atau dapat dikatakan bahwa menajemen peserta didik merupakan bagian dari
manajemen (administrasi) pendidikan.
Sedangkan menurut ngalim purwanto (2010: 3) administrasi pendidikan adalah segenap
proses pengarahan dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personel, spiritual maupun material,
yang bersangkut paut dengan penciptaan tujuan pendidikan.
Manajemen peserta didik menurut knezevich (dalam ali imron, 2012: 6) adalah suatu layanan yang
memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan keseluruhan kemampuan,
minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik:
mulai dari peserta didik itu masuk sekolah sampai dengan mereka lulus. Yang diatur secara
langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung. Pengaturan
terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik
mungkin kepada peserta didik.
Administrasi peserta didik adalah proses pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan murid di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan murid baru, pembinaan
selama murid berada di sekolah, sampai dengan murid menamatkan pendidikannya. Administrasi
peserta didik dilaksanakan melalui upaya menciptakan suasana yang kondusif untuk terjadinya
proses belajar yang efektif. Tugas kepala sekolah dan para guru adalah memberikan layanan dengan
memperlihatkan apa yang dibutuhkan, dirasakan dan dicita-citakan murid dalam batas kewenangan,
keinginan serta peraturan dan ketentuan sekolah yang berlaku.
Administrasi peserta didik merupakan kegiatan pencatatan murid dari proses penerimaan hingga
murid tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain.

B. Ruang Lingkup Administrasi Peserta Didik

Cakupan administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru,


pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra sekolah
(OSIS) dan pengelolaan data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat didaftarkan
melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah transformasi (proses) dan
keluaran (Out-put). Dengan demikian penyajian penjelasan administrasi kesiswaan dapat diurutkan
menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada proses memasuki sekolah sampai siswa
meninggalkan sekolah terdapat lima kelompok pengadministrasian yaitu:
1. Penerimaan siswa baru
Penerimaan siswa baru merupakan peristiwa penting bagi suatu sekolah. Pross penerimaan
siswa baru yang dilakukan menjelang tahun ajaran baru, artinya proses ini harus sudah selesai
menjelang tahun ajaran baru dimulai. Maka dari itu kepala sekolah harus bergegas untuk
membentuk panitia penerimaan siswa baru, karena yang menjadi panitia penerimaan siswa baru
bersifat tidak tetap, maka boleh dibantu atau dilaksanakan oleh guru-guru.
Langkah-langkah penerimaan siswa baru:
a. Pembentukan panitia penerimaan calon siswa
Panitia ini dibentuk oleh sekolah (kepala sekolah) yang bertugas untuk tahun yang bersangkutan.
Panitia ini bertugas untuk membuat publikasi tentang penerimaan siswa, menyiapkan formulir
pendaftaran, menerima pendaftaran, menyelenggarakan testing dan penyampaian hasil tes. Untuk itu
panitia harus menyusun program kerja antara lain mengenai mengenai bentuk kegiatan, jadwal
waktu kegiatan, pembagian kerja antara anggota panitia yang melaksanakan pekerjaan, jumlah calon
yang akan diterima, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta rencana pembiayaan dan kegiatan-
kegiatan lain yang berkenaan dengan penerimaan siswa baru tersebut
b. Penetapan daya tampung
Penetapan daya tampung dimaksudkan untuk mengetahui jumlah siswa yang akan diterima sesuai
dengan kemampuan sekolah. Penetapan daya tampung ini dilakukan dengan jalan menghitung
jumlah ruangan/kelas, meja, kursi yang tersedia, disamping siswa yang tinggal kelas.
Sebelum sekolah menerima siswa baru terlebih dahulu harus ditetapkan daya tampung sekolah yang
bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dengan menghitung berapa banyak lokal yang tersedia untuk
dapat menampung calon siswa baru dan berapa jumlah daya tampung masing-masing lokal
tersebut, dan setelah itu dikurangi jumlah siswa yang tidak naik kelas. Dengan cara demikian akan
dapat diketahui berapa daya tampung dari sekolah dimaksud.
c. Penetapan persyaratan calon
Persyaratan calon siswa yang akan diterima pada suatu sekolah tergantung pada jenis dan tingkatan
sekolah yang bersangkutan. Pada umumnya ada beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh sekolah
yang bersangkutan antara lain :
1. Persyaratan yang bersifat administrasif
Persyaratan yang bersifat administratif ini antara lain :
a) STTB
b) Surat keterangan kelahiran
c) Surat keterangan kesehatan
d) Surat keterangan berkelakuan baik
e) Mengisi formulilr pendaftaran
f) Pas photo
g) Biaya pendaftaran
h) Dan lain-lain yang dirasa perlu
Meskipun demikian dalam kenyataannya tidak semua sekolah menetapkan persyaratan yang sama
tergantung pada keadaan dan tingkatan sekolah bersangkutan.
2. Persyaratan yang bersifat akademik
Persyaratan yang bersifat akademik berkenaan dengan mutu yang harus dimiliki oleh calon siswa.
Untuk melihat mutu ini dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain memilih calon yang
memiliki prestasi yang baik ketika masih duduk di bangku sekolah sebelumnya. Dapat pula
dilakukan dengan melalui tes di mana dari tes tersebut akan dapat diketahui calon yang mempunyai
prestasi baik dan menggembirakan (tinggi).
d. Seleksi calon
Untuk menetapkan calon yang akan diterima dapat dilakukan dengan jalan melaksanakan seleksi
terhadap calon-calon yang bersangkutan. Seleksi tersebut dapat berupa seleksi persyaratan
administratif yang harus dipenuhi oleh calon. Semua bahan yang ada kaitannya dengan persyaratan
administratif harus diperiksa. Bagi calon yang tidak dapat memenuhi persyaratan administratif maka
calon tersebut dinyatakan gugur atau tidak dapat diterima. Sesudah seleksi persyaratan administratif
selesai dilakukan maka seleksi selanjutnya berkenaan dengan persyaratan yang bersifat akademik.
Seleksi ini biasanya dilakukan dengan banyak cara antara lain melalui tes dan melalui non tes[4].
Cara non tes dapat dilakukan hanya dengan melihat prestasi belajar calon sebelumnya dengan
melihat STTB atau nilai lapor terakhir yang mereka peroleh pada sekolah asal mereka.
Sedangkan melalui tes dapat dilakukan dengan menggunakan tes yang telah dipersikapkan terlebih
dahulu, atau dengan kata lain calon harus mengikuti ujian saringan. Mereka yang diterima adalah
mereka yang mendapat nilai yang melewati batas lulus sesuai dengan yang telah ditetapkan dan juga
sesuai dengan daya tampung sekolah yang bersangkutan.
e. Penguguman hasil tes
Penguguman dapat melalui media massa seperti surat kabar dan sebagainya, tetapi dapat juga hanya
menggunakan papan penguguman di sekolah atau dengan mengirimkan hasil seleksi tersebut kepada
calon siswa yang bersangkutan. Adapun maksud atau tujuan penguguman ini ialah agar
diketahuinya siswa yang dapat diterima di sekolah tersebut maupun yang tidak.
2. Ketatausahaan siswa
Sebagai tindak lanjut dari penerimaan kini menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses
siswa-siswa tersebut dengan catatan-catatan sekolah. Catatan sekolah dapat juga dibedakan dalam
dua jenis: yaitu catatan untuk seluruh sekolah dan catatan untuk satu kelas. Jenis-jenis catatan ini
bukan hanya untuk sesuatu tingkat sekolah saja, tetapi berlaku untuk semua tingkat dan jenis.
Catatan untuk sekolah, meliputi:
a. Buku induk
Yaitu buku yang digunakan untuk mencatat semua anak yang pernah dan yang sedang mengikuti
pelajaran di sekolah tersebut. Catatan dalam buku ini meliputi: nomor induk (yang dituliskan urut
menurut tanggal siswa tersebut didaftarkan resmi menjadi siswa), jenis kelamin, nama, alamat orang
tua, agama, pekerjaan orang tua, dan keterangan lain-lainnya yang bperlu untuk pembagian identitas
dan keterangan lain. Untuk buku induk yang lengkap adakalanya dituliskan juga catatan prestasi
siswa.
b. Buku klapeer
Yaitu buku pelengkap buu induk yang dituliskan menurut abjad nama siswa dan berfungsi sebagai
penolong untuk pencarian data siswa pada buku induk. Apabila misalnya ada bekas siswa yang
sudah lama meninggalkan sekolah tersebut, pada suatu ketika datang ke sekolah untuk menerima
surat keterangan, sedangkan ia lupa berapa nomor induknya, maka bekas siswa tersebut cukup
menyebutkan namanya saja. Darai huruf pertama namanya dapat diketahui pada halaman abjad apa
nama tersebut dicari beberapa nomor indunya kemudian data-data selengkapnya ditelususri secara
lengkap dari buku induk.
c. Catatan tata tertib sekolah
Yaitu catatan atau kumpulan peraturan yang sebenarnya bukan hanya diperlukan bagi siswa saja
tetapi guru dan personal lainya. Aturan tata tertib ini sifatnya umum dan khusus. Aturan tersebut ada
yang berasal darai pemerintah (departemen pendidikan dan kebudayaan, pusat maupun setempat),
dan ada yang merupakan produk sekolah sendiri hasil musyawarah dalam rapat dewan guru. Sekolah
merupakan olembaga pendidikan bukanhanya intelek saja yang dikembangkan tetapi pribadi secara
utuh, oleh karena itu tata tertib yang dikeluarkan bermanfaat untuk anak itu sendiri dalam rangka
membentuk pribadi yang baik. Di samping itu juga dimaksudkan agar dalam sekolah itu terbentuk
suasana yang tentram, teratur, karena semua menguti aturan yang sama, hal ini biasanya termuat
dalam peraturan tata tertib di antaranya adalah:
1) Aturan yang menyangkut lahiriah misalnya pakaian, peralatan, dan sebagainya
2) Aturan-aturan tingkah laku, misalnya sikap siswa terhadap kepala sekolah, terhadap guru,
sesama siswa, karyawan, dan sebagainya.
3) Aturan-aturan ketertiban misalnya tentang keharusan ikut gerak jalan, mengikuti upacara
bendera dan sebagainya
Di samping catatan-catatan untuk siswa seluruh sekolah ada lagi catatan yang khusus untuk siswa-
siswa di kelas itu:
1) Buku kelas yang merupakan cuplikan kutip dari buku induk
2) Buku presentase kelas yang diisi setiap hari, guna untuk mencatat keadaan siswa yang masuk
dan yang tidak masuk sekolah untuk selanjutnya dihitung persentase absensi pada setiap akhir bulan
4) Buku catatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan bimbingan dan penyuluhan dimaksud
untuk memberikan bantuan kepada setiap siswa agar selama mengikuti pelajaran di sekolah tidak
merasa dirugikan dan dapat mencapai hasil yang maksimal. Pandangan yang selama ini tersebar
adalah kegiatan bimbingan dan penyuluhan hanya diperuntukan bagi siswa-siswa yang memiliki
permasalahan saja. Siswa-siswa akan merasa malu untuk dating sendiri ke tempat bimbingan atau
merasa terhina jika dipanggil oleh guru pembimbing. Padahal secara konseptual kegiatan bimbingan
dan penyuluhan tersebut diperuntukan bagi semua siswa, dengan tujuan untuk membantu tujuan
mereka secara maksimal.
3. Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa dilakukan agar siswa mengenali lingkungan tempat belajat merek, dan dapat
menyesuaikan diri degan tuntunan sekolah. Dengan pemahaman lingkungan itu diharapkan dapat
tercipta suatu keadaan di mana siswa lebih tertib dan lebih mementingkan tugas-tugas belajarnya
dibandingkan dengan kegiatan pribadi lainnya di sekolah. Kegiatan-kegiatan dalam pembinaan
siswa adalah:
a. Memberikan orientasi pada siswa
1. Perkenalkan
Semua siswa baru diperkenalkan kepada kepala sekolah, guru, staf sekolah, serta kakak-kakak kelas
mereka
2. Penjelasan tata tertib sekolah
Penjelasan tata tertib sekolah dilakukan pada awal ajaran atau tahun ajaran. Hal ini penting untuk
diperhatikan karena tata tertib di sekolah adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk
membentuk sikap dan disiplin siswa.
3. Penjelasan tentang fasilitas sekolah
Penjelasan tentang fasilitas yang dimiliki oleh sekolah dimaksudkan agar siswa mengetahui
kegunaan dan atura yang harus ditaati dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Fasilitas yang penting
untuk diinformasikan kepada siswa adalah: perpustakaan, alat-alat UKS, alat-alat olahraga, dan alat-
alat yang dapat digunakan untuk memupuk kreativitas siswa di bidang kesenian.
b. Mengatur dan mencatat kehadiran siswa
Rajin dan tidaknya siswa dapat diketahui dengan melihat hasil dari pencatatan kehadiran mereka
setiap hari. Kerajinan siswa dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dan penilaian dan kenaikan
kelas. Oleh karena itulah laporan kehadiran siswa sangat diperlukan. Beberapa alat yang dapat
digunakan untuk mencatat kehadiran siswa:
1. Papan absensi harian siswa (perkelas dan persekolah)
2. Buku absensi harian siswa
3. Rekapitulasi absensi siswa
c. Mencatat prestasi dan kegiatan siswa di kelas
Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat
dilakukan:
1. Daftar siswa di kelas
Daftar ini dapat digunakan oleg guru maupun siswa untuk menghafal nama-nama siswa yang ada di
kelas yang bersangkutan.
2. Grafik prestasi belajar
Grafik inii berguna memotivasi siswa agar mereka berkompetensi untuk berprestasi tinggi
3. Daftar kegiatan siswa
Agar semua siswa senantiasa mengingat kegiatan yang sudah dan sedang mereka laksanakan, pada
masing-masing kelas dapat dibuat daftar kegiatan siswa.
d. Membina disiplin siswa di kelas
Disiplin merupakan aspek terpenting di dalam pembinaan siswa, karena siswa harus menyadari
bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat diperlukan kedisiplinan anggotanya. Tanpa disiplin
semua bentuk lembaga masyarakat akan mengalami kekacauan. Disiplin merupakan pembentukan
kebiasaan yang mengandung empat unsur:
1. Siswa harus berbuat atau bertingkah laku sesuai dengan aturan yang diinginkan masyarakat
dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan dalam masyarakat
2. Siswa merasa adanya suatu kepuasan batin sesudah berperilaku seperti yang diharuskan
3. Alam berbuat., siswa melaksanakan secara otomatis tanpa adanya pengawasan
4. Siswa dapat memperbaiki perilaku yang tidak baik
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk mendisiplinkan siswa: teknik yang bersifat otoriter,
bersifat longgar, dan yang bersifat demokratis, teknik yang bersifat otoriter menggunakan paksaan
dan hukuman bagi siswa yang melanggarnya. Teknik yang bersifat permisif merupakan teknik yang
harapan bahwa disiplin itu tumbuh dari siswa sendiri tanpa adanya paksaan dari sekolah. Sedangkan
teknik yang bersifat demokratis adalah teknik yang member kemungkinan kepada siswa untuk
mendpatkan penjelasan atau melakukan diskusi atau musyawarah tentang perilau yang diharpkan
dilakukan oleh siswa dan perilaku yang tidak diharapkan. Biasanya tat tertib yang dibuat sekolah
mengatur tentang:

1. Waktu pelajaran dimulai dan diakhiri sesuai dengan aturan yang berlaku serta memberikan
toleransi waktu yang diberikan siswa
2. Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti siswa dalam menunjang pendidikan di sekolah, termasuk
dalam pemanfatan waktu kosong
3. Akhlak pergaulan selama berada di sekolah
4. Aturan berpakaian di sekolah
5. Keamanan dan kebersihan lingkungan di sekolah
6. Sanksi-sanksi yang dapat diberikan apabila siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan-
aturan yang berlaku

4. Mengatur Pemberian Bimbingan dan Penyuluhan


Pada umumnya siswa membutuhkan layanan bimbingan dan penyuluhan tersebut antara lain dalam
menentukan :
a. Pilihan bidang studi
b. Penyesuaian kepada situasi sekolah, seperti memperoleh perasaan diterima dan pertumbuhan
pribadi.
c. Kesukaran dalam belajar
d. Kesukaran yang bertalian dengan keluarga dan lingkungan
e. Gagal dalam bidang studi tertentu
f. Kebutuhan dan kesempatan akan rekreasi
g. minat akan bidang studi tertentu
h. Kurang percaya diri
i. Hambatan-hambatan fisik, mental, emosi dan penyesuaian diri
j. Pilihan pekerjaan/pengisisan waktu senggang
k. Pertentangan antara ambisi dengan kesanggupan siswa

Selanjutnya seorang guru juga dapat melakukan pengelompokan siswa kepada beberapa kelompok.
Menurut Hendyat Soetopo pengelompokan itu dapat dilakukan atas beberapa pertimbangan[7],
antara lain:
a. Friendship grouping, yaitu pengelompokkan siswa berteman sesama siswa itu sendiri
b. Achievement grouping, yaitu pengelompokkan siswa berdasarkan prestasi yang dicapai
c. Aputude grouping, yaitu pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan dan bakat yang
sesuai dengan apa yang dimiliki
d. Attention or interest grouping, yaitu pengelompokkan siswa atas dasar perhatian atau minat
yang didasarkan atas kesenangan siswa
e. Intelligence grouping, yaitu pengelompokkan yang didasarkan hasil tes inteligensi siswa
Dalam kaitan ini seorang guru akan dapat memberikan bimbingan sesuai dengan keadaan siswa atau
siswa, sehingga penanganan masalah dapat dilakukan dengan tepat.
5. Pengelolaan Osis (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
OSIS merupakan organisasi siswa yang resmi diakui keberadaannya di setiap sekolah. Melalui OSIS
ini diharapkan siswa akan dapat mengatur dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler secara baiak
di bawah pengawasan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program pegajaran sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah melalui OSIS adalah sebagai berikut:[8]
a. Kegiatan pengembangan pengetahuan dan kemampuan penalaran.
1) Diskusi, temu karya, seminar, dan lain-lain.
2) Penelitian.
3) Karya wisata.
4) Penulisan karangan untuk berbagai media.
5) Percobaan-percobaan akademis di luar kelas.

b.Kegiatan pengembangan keterampilan berdasar hobi.


1) Latihan kepemimpinan.
2) Palang Merah Remaja.
3) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
4) Pramuka.
5) Lintas alam.
6) Olah raga.
7) Kesenian.
8) Pengaturan lalu lintas.

c. Kegiatan-kegiatan pengembangan sikap.


1) Pengumpulan dana sosial.
2) Membantu masyarakat yang kena musibah.

6. Promosi dan Mutasi


Promosi dan Mutasi merupakan salah sau fase dalam pembinaan siswa. Promosi merupakan
perpindahan murid/siswa dari satu kelas ke kelas yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan
tertentu. Promosi ini dilaksanakan berpedoman kepada norma-norma kenaikan kelas yang
ditetapkan bersama, antar guru-guru dengan kepala sekolah. Keputusan kenaikan kelas ini
hendaklah diambil dari landasan yang mewakili sosok murid secara utuh, baik ditinjau dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik[9].
Ada beberapa prinsip promosi yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu :
a. Promosi dilaksanakan atas dasar pertimbangan berbagai hal tentang murid secara pribadi
b. Promosi harus mempertimbangkan aspek konitif, psikomotori, dan afektif yang dicapai oleh
murid
c. Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai oleh murid
d.Promosi mempertimbangkan mata pelajaran yang akan dipelajari murid/siswa di kelas yang lebih
tinggi.
Disamping yang dimaksud dengan mutasi adalah perpindahan murid dari satu sekolah ke sekolah
lainnya karena alasan-alasan tertentu. Mutasi ini merupakan hak bagi setiap murid/siswa, oleh sebab
itu pihak sekolah harus memberikan kesempatan kepada murid/siswa untuk menggunakan haknya.
Adapun prosedur-prosedur mutasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Orang tua atau wali murid harus mengajukan surat permohonan pindah sekolah anaknya
kepada kepala sekolah asal, dengan menggunakan format yang telah disediakan.
b. Selanjutnya setelah kepala sekolah asal mempelajari dan menyetujui perpindahan tersebut,
maka kepala sekolah mengeluarkan surat pindah.
c. Setelah anak tersebut diterima di sekolah yang dituju, isian (nama sekolah, status sekolah,
alamat, desa/kelurahan, kecamatan, kab/kodya, provinsi, diterima tanggal, di tingkat/kelas) dikirim
ke sekolah asal.
Surat keterangan yang dikeluarkan oleh surat asal sangat penting sekali dilakukan karena secara
hukum telah terlepas tanggung jawab sekolah kepada siswa yang bersangkutan, dan kalau terjadi
hal-hal negatif dari siswa tersebut maka sekolah lama terhindar dari tuntutan hukum.

C. Ciri – ciri Administrasi peserta Didik


1. Adanya pengurusan dan layanan yang berkaitan dengan peserta didik
2. Adanya kegiatan pelayanan mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik baru
hingga menamatkan peserta didik
3. Menciptakan suasana yang kondusif agarpeserta didik bisa belajar
4. Adanya kerja sama antara kepala sekolah dan guru

D. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Administrasi Kesiswaan/peserta Didik


1. Tujuan umum administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut, proses
belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Tujuan khusus administrasi kesiswaan adalah sebagai berikut.
a) Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan psikomotor peserta didik.
b) Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat
peserta didik.
c) Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d) Dengan terpenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita
mereka.
2. Fungsi administrasi kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi social, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainya.
Fungsi administrasi kesiswaan secara khusus adalah sebagai berikut.
a) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah
agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus dan kemampuan lainya.
b) Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi social peseerta didik ialah
agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang
tua, keluarga, dengan lingkungan social sekolahnya dan lingkungan social masyarakat.
Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk social.
c) Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah
agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu dapat
menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
d) Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta
didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia akan memikirkan pula
kesejahteraan teman sebayanya.
3. Peranan administrasi kesiswaan adalah:
a) Peranan administrasi kesiswaan adalah menjaga norma-norma pendidikan untuk
menjamin kelangsungan proses pendidikan.
b) Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik
yang di bebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Prinsip-prinsip administrasi kesiswaan
Prinsip adalah suatu pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan tugasnya.
Prinsip administrasi kesiswaan adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan
pengelolaan peserta didik, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Administrasi kesiswaan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah,
sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan manajemen sekolah secara
keseluruhan.
b) Segala bentuk kegiatan administrasi kesiswaan harus mengemban visi pendidikan
dan dalam rangka mendidik peserta didik.
c) Kegiatan administrasi kesiswaan harus diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya bakat perbedaan.
d) Kegiatan administrasi kesiswaan harus dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik.
e) Kegiatan administrasi kesiswaan harus mendorong dan memacu kemandirian
peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak untuk tidak selalu
tergantung pada orang lain.
f) Segala kegiatan yang upayakan oleh administrasi kesiswaan harus bersifat
fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa depannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Administrasi peserta didik adalah proses pengurusan serta layanan dalam hal-hal yang
berkaitan dengan murid di suatu sekolah mulai dari perencanaan penerimaan murid baru,
pembinaan selama murid berada di sekolah, sampai dengan murid menamatkan
pendidikannya.

2. Ruang lingkup administrasi kesiswaan akan meliputi pengelolaan penerimaan siswa baru,
pengelolaan bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan organisasi intra
sekolah (OSIS) dan pengelolaan data siswa. Jenis-jenis kegiatan administrasi siswa dapat
didaftarkan melalui gambaran bahwa lembaga pendidikan diumumkan sebagai sebuah
transformasi (proses) dan keluaran (Out-put).

3. Ciri-ciri adminstrasi peserta didik


a. Adanya pengurusan dan layanan yang berkaitan dengan peserta didik
b. Adanya kegiatan pelayanan mulai dari perencanaan penerimaan peserta didik baru
hingga menamatkan peserta didik
c. Menciptakan suasana yang kondusif agarpeserta didik bisa belajar
d. Adanya kerja sama antar kepala sekolah dan guru

4. Tujuan umum administrasi kesiswaan adalah mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar


kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, lebih lanjut,
proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan.
Fungsi administrasi kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi social, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainya.
Prinsip adalah suatu pedoman yang harus diikuti dalam melaksanakan tugasnya.
Prinsip administrasi kesiswaan adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan
pengelolaan peserta didik, prinsip-prinsip tersebut adalah:
a) Administrasi kesiswaan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah,
sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan manajemen sekolah secara
keseluruhan.
b) Segala bentuk kegiatan administrasi kesiswaan harus mengemban visi pendidikan dan
dalam rangka mendidik peserta didik.
c) Kegiatan administrasi kesiswaan harus diupayakan untuk mempersatukan peserta
didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan punya bakat perbedaan.
d) Kegiatan administrasi kesiswaan harus dipandang sebagai upaya pengaturan terhadap
pembimbingan peserta didik.
e) Kegiatan administrasi kesiswaan harus mendorong dan memacu kemandirian peserta
didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak untuk tidak selalu tergantung pada
orang lain.
f) Segala kegiatan yang upayakan oleh administrasi kesiswaan harus bersifat fungsional
bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa depannya.

B. Saran
Sebagai calon pendidik sebaiknya kita dapat memahami administrasi pendidik dan
tenaga kependidikan supaya system pendidikan Indonesia dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
http://septiansuhardiansya.blogspot.co.id/2015/04/administrasi-peserta-didik.html

http://annisarahmatullahputri.blogspot.co.id/2015/09/administrasi-peserta-didik.html
Soetopo, Hendyat. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1982.
Gunawan, Ary.Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1992
Prihatin, Eka. Manajement Peserta Didik. Bandung: ALFABETA.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis di
Sekolah. Jakarta: Direktorat SLTP. 2001.

Anda mungkin juga menyukai