Anda di halaman 1dari 9

FISIKA MATERIAL

“Sifat-sifat Mekanik Pada Material Kaca dan Baja”

Disusun Oleh:

RUSMAN
A1K115182

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah mekanika zat padat dan
fluida ini, yang membahas tentang sifat-sifat mekanik pada material padat yaitu kaca dan
baja. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Muhammad Anas, M.Si. selaku dosen mata kuliah Fisika Material yang
telah bersedia membimbing dan membantu dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman kelas Fisika 2012 yang telah memberikan dukungan saat mengerjakan
makalah ini hingga selesai.
Kami pun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini, masih
memiliki kekurangan serta pengetahuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan bagi para pembaca dan lain-lain dapat memberikan saran dan
kritik yang membangun agar dalam penyusunan makalah yang akan datang, kami dapat
menyempurnakannya.

Kendari, 15 Mei 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
2.1 Sifat Mekanik Material.......................................................................................................... 2
2.2 Sifat Mekanik Pada Kaca ...................................................................................................... 3
2.3 Sifat Mekanik Pada Baja ....................................................................................................... 4
BAB III. PENUTUP ....................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 5
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 6

ii
BAB I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah mendorong
berkembangnya ilmu dan teknologi bahan (material) untuk memenuhi kebutuhan desain.
Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari desain rekayasa. Desain
adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada prinsipnya adalah
aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk memecahkan masalah-
masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
manusia. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bahan (material) sangat penting bagi
setiap disiplin ilmu rekayasa.
Banyak material yang terdapat di sekitar kita, dan telah menjadi bagian dari pola
berpikir manusia bahkan telah menyatu dengan keberadaan kita. Bahan dengan sendirinya
merupakan bagian dari alam semesta, secara terperinci bahan adalah benda yang dengan
sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam bangunan, mesin, peralatan atau produk.
Seperti : logam, keramik, semikonduktor, polimer, gelas, dielektrik serat, kayu, pasir,
batu berbagai komposit dan lain-lain. Pada dasarnya bahan atau material mempunyai
beberapa sifat yang diklasifikasikan menjadi sifat mekanik, sifat fisik dan sifat kimia.
Adapun pada makalah kali ini akan dibahas mengenai sifat mekanik padatan terutama
pada material kaca dan baja.

1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk memahami pengertian dari sifat makanik padatan suatu material.
2. Untuk mengetahui macam-macam sifat mekanik suatu material.
3. Dapat mengidentifikasi sifat-sifat mekanik padatan pada material kaca dan baja.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan tujuan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
akan merumuskan beberapa rumusan masalah berikut:
1. Pengertian sifat-sifat mekanik padatan.
2. Macam-macam sifat mekanik padatan dari suatu material.
3. Identifikasi sifat-sifat mekanik pada material kaca dan baja.

1
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1 Sifat Mekanik Material


Banyak material yang terdapat di sekitar kita dan telah menjadi bagian dari pola
berpikir manusia bahkan telah menyatu dengan keberadaan kita. Pada hakikatnya, bahan
dengan sendirinya merupakan bagian dari alam semesta, secara terperinci bahan adalah
benda yang dengan sifat-sifatnya yang khas dimanfaatkan dalam berbagai kepentingan
manusia seperti digunakan untuk bangunan, mesin, peralatan atau produk. Sebagai
contohnya yaitu: logam, keramik, semikonduktor, polimer, gelas, dielektrik serat, kayu,
pasir, batu berbagai komposit dan lain-lain.
Pada dasarnya bahan atau material mempunyai beberapa sifat mekanik, sifat fisik
dan sifat kimia. Sifat mekanik suatu bahan adalah kemampuan bahan tersebut
memberikan perlawanan apabila diberikan beban pada bahan tersebut. Atau dapat
dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul beban yang berasal dari
luar. Beberapa contoh sifat mekanik material yang sering kita temui yaitu :
1. Kerapuhan (Brittleness)
Material yang dapat hancur bila diberi suatu beban yang melebihi daya tahan material.
Penghancuran suatu batuan tidak melalui tahap aliran plastis (plastic flow, tetapi
dengan pemberian suatu gaya, maka batuan akan berubah bentuk secara elastis dan
kemudian akan hancur tanpa melalui perubahan bentuk secara plastis (plastic flow).
2. Kemudahan Berubah (Ductility)
Kemudahan berubah adalah sifat dari suatu bahan yang memungkinkannya bisa
dibentuk secara permanen melalui perubahan bentuk yang besar tanpa kerusakan,
Misalnya seperti tembaga yang dibentuk menjadi kawat. Tembaga, alluminium, dan
besi tempa termasuk logam-logam yang ulet. Ukuran keliatan adalah presentase
pertambahan panjang suatu spesium uji patah. Keliatan diperlukan pada batang atau
bagian yang mungkin mengalami beban yang besar secara tiba-tiba, karena perubahan
bentuk yang berlebihan akan memberikan tanda-tanda ancaman kerusakan.
3. Kekerasan (Hardness)
Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi lokal, misalkan
ketahanan terhadap goresan. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai kemampuan
bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), indentasi atau penetrasi.
Bila suatu material digores maka yang akan menerima beban adalah bagian
permukaannya saja bukan keseluruhannya, itulah mengapa goresan dikatakan hanya
menghasilkan deformasi lokal. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear
resistance). Kekerasan juga berkorelasi dengan kekuatan.
4. Keteguhan (Toughness)
Keteguhan material merupakan kemampuan material untuk menyerap sejumlah
energi tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan. Keteguhan biasanya diukur dengan
modulus keteguhan (UT) yang merupakan jumlah kerja yang disimpan per satuan
volume tanpa menyebabkan rekahan (pecah). Keteguhan patah (fracture toughness)
didefinisikan sebagai tekanan yang dibutuhkan untuk memulai retakan ketika gaya
tekan dikenakan pada material.

2
5. Kelelahan (Fatique)
Kelelahan pada material merupakan fenomena yang menuju pada patahan akibat
tekanan yang berulang dimana memiliki nilai maksimum kurang dari kekuatan regang
dari material tersebut. Kelelahan merupakan fenomena progresif yang dimulai dengan
retakan yang biasanya terjadi di permukaan benda akibat pembengkokan yang
menyebabkan tekanan terkonsentrasi. Dengan demikian, terdapat batas ketahan
terhadap tekanan berulang tersebut.

2.2 Sifat Mekanik Pada Kaca


Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan kehidupan
kita sehari-hari, kaca termasuk amorf (non kristalin) material padat yang bening dan
transparan (tembus pandang), biasanya rapuh. Kaca bersifat transparan dan meleleh pada
suhu tertentu. Kaca memiliki beberapa keunikan, yaitu tidak mempunyai sifat kimia yang
aktif, sukar bereaksi dengan bahan lain, tidak karat atau lentur sehingga sesuai untuk
tempat bahan kimia seperti asam ataupun alkali. Selain itu, kaca dapat didaur ulang
sehingga tidak menjadi pencemar alam. Bersifat transparan, dapat menerima penyinaran
dari berbagai panjang gelombang. Kaca mudah dibentuk melalui melting atau tiup kaca,
bersifat kedap udara dan kelembaban, dapat diwarnai, dilabeli dan sebagainya. Selain itu
secara makroskopis kaca berwujud padat, sedangkan secara mikroskopis ia memiliki ciri
sama seperti dengan fase cair. Namun, sifatnya berbeda dengan zat cair dan dalam
beberapa hal berbeda pula dengan zat padat. Pembentukannya agak rumit sehingga
memerlukan kontrol suhu yang baik. Selain itu juga memerlukan kontrol perubahan
termodinamik yang teliti akibatnya hanya bahan tertentu saja yang dapat membentuk
kaca. Jenis yang paling banyak digunakan selama berabad abad adalah jendela dan gelas
minum. Kaca dibuat dari campuran 75 % silikon dioksida (SiO2) + Na2O, CaO, dan
beberapa zat tambahan. Suhu lelehnya adalah 2.000 °C. Kekhasan sifat-sifat kaca ini
terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya. Adapun
sifat-sifat mekanik pada material kaca yaitu sebagai berikut:
a. Kerapuhan Kaca
Kaca memiliki sifat kerapuhan dimana kekuatan kaca tidak terlalu tinggi sehingga
kaca mudah mengalami kerusakan. Jika kaca menerima beban terlalu tinggi, maka
kaca akan mengalami retak atau pecah.
b. Kemudahan Berubah pada Kaca
Kemudahan berubah bentuk yang dimiliki material kaca adalah bergantung pada
suhu dan kaca mempunyai elistisitas pada suhu tinggi. Kaca lebih mudah ditempa dan
diubah bentuknya dengan adanya pemanasan.
c. Kekerasan Kaca
Sifat kekerasan kaca relatif kuat dalam jenis tertentu, tetapi relatif rapuh terhadap
permata.
d. Keteguhan Kaca
Jika gaya yang mampu diserap oleh kaca tidak melebihi batas kemampuan kaca
tersebut tetap tegar, kemudian jika gaya yang diterima oleh kaca melebihi batas
kemampuan kaca maka kaca itu akan rusak.
e. Kelelahan Kaca
Kelelahan kaca relatif tinggi karena kaca tidak mampu menerima tegangan secara
berlebihan

3
2.3 Sifat Mekanik Pada Baja
Baja sebagai bahan konstruksi bangunan mempunyai beberapa sifat fisik dan
mekanis yang dapat mempengaruhi kekuatan sebuah konstruksi bangunan. Berikut ini
beberapa sifat mekanik yang dimiliki oleh baja yang meliputi :
a. Kerapuhan Baja.
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Oleh karena daya tarik baja yang
kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, sehingga tingkat kerapuhan pada
baja sangat rendah.
b. Kekerasan Baja
Kekerasan baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat
menembus permukaan baja. Baja itu sangat keras sekali sehingga banyak digunakan
sebagai bahan konstruksi. Tingkat kekerasan yang tinggi sangat penting untuk benda-
benda tertentu yang dibuat dari baja. Untuk dapat mencapai kekerasan yang tinggi,
maka diperlukan sistem perawatan dengan panas khusus (300°C – 650°C) yang
disebut dengan proses ‘pengerasan’.
c. Keuletan (Kemudahan Berubah) Baja
Keuletan baja merupakan kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja
putus. Keuletan ini berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen
sebelum baja putus. Pada umumnya baja bersifat sangat alot, sehingga tidak cepat
patah. Apabila baja dipanaskan lebih lama dan suhu pemanasan yang lebih tinggi dari
proses ‘pengerasan’ pada umumnya, maka kekerasan baja akan semakin berkurang,
akan tetapi kealotan, kemudahan untuk dibentuk dan terutama ketahanan terhadap
benturan menjadi lebih besar. Dengan demikian mutu baja menjadi lebih baik dan
dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.
d. Keteguhan Baja
Keteguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh
baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka
baja tersebut makin rapuh dan makin kecil keteguhannya. Cara ujinya dengan cara
memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
e. Kelelahan Baja
Tingkat kelelahan pada baja terbilang cukup rendah dikarenakan baja
memiliki sifat daya tarik yang sangat kuat dan tingkat kekerasan yang tinggi sehingga
terjadinya kegagalan (patah) pada komponen akibat beban dinamis akan memakan
waktu yang cukup lama.

4
BAB III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sifat mekanik suatu material adalah kemampuan material tersebut
dalam memberikan perlawanan apabila diberikan beban. Adapun macam-macam sifat
mekanik suatu material antara lain kerapuhan (brittleness), kemudahan berubah
(ductility), kekerasan (hardness), keteguhan (toughness) dan kelelahan (fatique). Untuk
material seperti kaca memiliki sifat yang keras dan kaku namun juga relatif rapuh serta
dapat ditempa menjadi berbagai bentuk dengan teknik pemanasan khusus. Sedangkan
material baja memiliki tingkat kekerasan dan kekuatan (daya tarik) yang sangat tinggi
sehingga banyak digunakan sebagai bahan konstruksi. Baja dapat ditempa apabila
dilakukan pemanasan khusus yang sekaligus akan menambah kualitas baja menjadi
lebih baik.

3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Selanjutnya penulis juga
mengharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Callister William D, Jr. 1994. Material Science And Engineering A Introduction, 3rd Edition,
Canada
Mangonon. P.L, 1999 .The Principles ofmaterials Selection for Engineering Designe.
Prentice-Hall International, Inc.
Sastranegara, Azhari. Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam.

Anda mungkin juga menyukai