Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI DESA RANJOK
Disusun oleh :
Kelompok IV
1. Rayim Aditama (B1D016225)
2. Ringga Maulana (B1D016239)
3. Saiyil Hasimi (B1D016250)
4. Siti Alawiyah (B1D016262)
5. Sudiman Indrawan (B1D016275)
6. Syafri Anwar (B1D016286)
7. Wahyudin (B1D016299)
8. Yuli Astuti (B1D016)
9. Zuni Lischayanti (B1D016326)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya, sehingga penulisan laporan tetap praktikum mata kuliah Manajemen
Ternak Potong dan Kerja yang dilaksanakan mulai tanggal 5 April 2018 s/d 9
April 2017 di Kelompok Ternak Bina Insan Dusun Ranjok Baru, Desa Ranjok,
Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat dapat terselesaikan tepat
waktu.
Laporan praktikum ini berisi tentang kegiatan praktikum yang telah kami
laksanakan. Penyusunan laporan ini dilakukan untuk melengkapi tugas praktikum
sebagai syarat kelulusan dari Mata Kuliah Menejemen Ternak Potong dan Kerja.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Praktikan
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB I : PENDAHULUAN
iii
4.2.6 Tata Laksana Pemberian Pakan .............................................
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini kebutuhan akan daging sapi sangatlah besar namun belum
bisa terpenuhi hingga 100% dan masih bernaung diangka sekitaran 18%. Di
indonesia sumber protein hewani yang terbesar yaitu melalui daging unggas
terutama ayam. Sebagai perbandingan usaha ayam sudah memiliki sistem
yang komplek dari hulu hingga hilir sedangkan usaha sapi belum bisa tercapai,
1
dikarenakan sistem pemeliharaan yang di lakukan masyarakat masih sebagai
pekerjaan sambilan. Sehingga produksi sapi tidak bisa terlalu berkembang.
2
1.2.2. Kegunaan praktikum
Adapaun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui langsung kondisi peternakan
sapi yang ada di kelompok peternak Bina Insan Desa Ranjok ,
Kabupaten Lombok Barat.
b. Mahasiswa dapat Mengetahui manajemen pemeliharaan,
manajemen pakan, dan manajemen kesehatan ternak.
c. Untuk mengetahui produktifitas peternak dari segi pendidikan,
pengalaman, dan sebagainya.
d. Mengetahui masalah atau hambatan-hambatan dialami peternak
dalam mengembangkan peternakannya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
e. Lantai kandang
f. Tempat pakan dan air minum
g. Selokan
2.4. Model Kandang
Menurut Purnawan dan Saparinto (2009) ada 2 model kandang sapi,
yakni kandang bebas (loose housing) dan kandang konvensional
(conventional/stanchion barn).
a. Kandang Bebas
Kandang bebas merupakan barak atau areal yang cukup luas dengan atap
diatasnya. Kandang ini ditempati populasi sapi tanpa adanya batasan
sedikit pun.
b. Kandang konvensional
Posisi ternak yang dipelihara di dalam kandang dibuat sejajar, lazim
disebut sistem stall. Susunan stall ada tiga macam yaitu stall tunggal, stall
ganda tail to tail, danstall face to face.
5
BAB III
6
f. Analisa ekonomi peternak : menghitung pendapatan bersih dan pendapatan
peternak.
3.4 Metode praktikum
a. Tahap I : Pengunjungan lokasi tempat praktikum sekaligus perkenalan
kepada peternak.
b. Tahap II : Wawancara terhadap peternak (kuisioner) sekaligus
pengamatan terhadap ternak : panjang badan, lingkar dada, kondisi tubuh,
kehalusan bulu, kondisi mata, pengukuran luas kandang dan pengukuran
tempat makan dan minum.
c. Tahap III : Pengamatan ternak umur ternak melalu berapa jumlah gigi
seri yang tumbuh.
d. Tahap IV : Pengukuran panjang badan,tinggi gumba,dan lingkar dada
sapi. Melakukan pengukuran dan perhitungan ternak meliputi,lingkar dada
ternak,dan bobot badan berdasarkan pita ukur pada ternak sapi serta
perhitungan menurut rumus.
e. Tahap V : Pembersiahan tempat pakan kemudian penimbangan pakan
yang diberikan, dan sisa pakan selama 24 jam sebanyak 3 kali
penimbangan sehingga akan mendapatkan konsumsi sapi yang di amati.
f. Tahap VI : Pengamatan kesehatan ternak,dan analisa ekonomi usaha
ternak.
g. Tahap VII : Pemberian hadiah pada peternak dan ucapan terima kasih
kepada peternak.
3.5 Definisi oprasional
Adapun definisi operasional dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
a. Struktur Populasi adalah: Proporsi anak, muda dan dewasa pada masing-
masing jenis kelamin ternak yang ada saat pengamatan. Yakni; dengan
mencatat jumlah sapi yang dikatagorikan sebagai anak, muda dan dewasa
yang dipelihara oleh responden kemudian diidentifikasi menurut jenis
kelamin.
b. Populasi Dasar adalah :Total populasi ternak yang ada pada tahun
pengamatan ,yakni; total dari ternak yang dimiliki saat pengamatan, ternak
7
mati, ternak keluar (dijual, dipotong pengembalian kadasan,
disumbangkan dll) dikurangi ternak yang dibeli pada tahun tersebut
c. Service per Conception (S/C) adalah : Jumlah perkawinan untuk satu
kebuntingan / berapa kali ternak dikawinkan alam/(IB) untuk
menghasilkan kebuntingan.
d. Angka Kelahiran ( Calf Crop/Calving Rate) adalah :Jumlah anak yang
lahir pertahun dibagi dengan jumlah betina dewasa atau populasi dikali
100%.
e. Panen Pedet adalah :Dihitung dari jumlah anak yang lahir hidup dalam
setahun dibagi dengan jumlah betina dewasa atau populasi dikali 100%.
f. Umur Produktif adalah :Umur mulai digunakan dalam pembiakan sampai
dijual atau afkir.
g. Lama digunakan dalam Pembiakan adalah :Lama waktu sejak pertama kali
kawin(anak I) sampai di afkir Jumlah anak yang dapat dilahirkan selama
hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak dikurangi umur kawin I
h. Angka Kemajiran adalah :Jumlah sapi jantan (kebiri) dan betina yang tidak
mampu menghasilkan keturunan.
i. Umur Afkir adalah :Dihitung berdasarkan jumlah anak yang dapat
dilahirkan induk selama hidup dikurangi satu dikalikan jangka beranak
dan ditambah dengan umur kawin I. Dapat juga diketahui berdasarkan
rata-rata umur ternak dijual/ dipotong
j. Angka Kematian adalah :Persentase ternak yang mati dalam satu tahun
dari populasi dan atau betina dewasa.
k. Pertumbuhan Alami / Natural Increase (NI) adalah :Selisih antara angka
kelahiran dengan angka kematian.
l. Net Replacement Rate (NRR) adalah :Jumlah anak betina yang lahir dan
dapat hidup sampai pada umur tertentu dibagi dengan jumlah kebutuhan
ternak betina pengganti setiap tahun dikalikan 100%.
m. Service Period( Days Open/ Heat Period) adalah :Waktu yang dibutuhkan
sejak melahirkan sampai pada perkawinan kembali.
n. Non Return Rate adalah :Sapi betina yang dikawinkan kembali setelah
perkawinan pertama dan tidak bunting (dinamakan juga kawin ulang)
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Variabel Nilai
X – SD
9
a. Lahan pekarangan (are) 1,7 ± 1,10
b. Lahan sawah (Ha) -
c. Kebun (Ha) -
7 Kursus berternak yang pernah diikuti
a. Pernah 3 (33,3%)
b. Tidak pernah 6 (66,7%)
8 Pengalaman beternak 24 ± 17,57
9 Jumlah ternak sapi yang dimiliki
Anak menyusui 0
Pedet 8
Muda (sapihan-kawin) 2
Dewasa 10
Jumlah 20
10 Bangsa sapi yang dimilki
a. Sapi bali 9 (100%)
11 Asal usul ternak
a. Keturunan sendiri 12 (38,7%)
b. Membeli
- Dipasar hewan 6 (19,3%)
- Dari per orangan 2 (6,4%)
- Bagi hasil atau pemberian 6 (19,3%)
- Warisan orang tua 1 (11.1%)
a. dibuang 0 (0%)
10
Tabel 4.1.2 Tatalaksana Pemeliharaan dan Pakan
NO Variabel X – SD
1 Cara pemeliharaan ternak
a. Dikandangkan
- Ya 9 (100%)
- Tidak -
b. Diikat terus menerus
c. Diikat dan dikandangkan
d. Dilepas begitu saja
e. Dilepas dan pada saat tertntu di
kandangkan
f. Dipelihara pada padang
penggembalaan
2 Kandang yang digunakan :
9 (100%)
a. Kelompok
b. Sendiri
3 Kondisi kandang tersebut adalah :
Ukuran kandang keseluruhan
Panjang (meter) 30
10
Lebar (meter)
a. Model Kandang (Gable) 9 (100%)
Bahan Bangunan Kandang :
Dinding (permanen) 100%
Atap (Spandeks) 100%
Lantai (Bata disemen ) 100%
11
Rumput lapangan 8 ( 88.9 % )
Unggul
Dedaunan/legume 2 (11.1 %)
Jerami kacang
Jerami padi
Jerami jagung
Pakan penguat
c. Dewasa
Rumput lapangan 8 (88.9 %)
Unggul
Dedaunan/legume 2 (11.1 %)
Jerami/limbah
Jerami kacang
Jerami padi
Jerami jagung
9 Pemberian pakan dikandang
Frekuensi pemberian pakan dikandang setiap
hari 2,4 ± 0,52
1 kali 0 (0%)
2 kali 4 (44,4%)
3 kali 5 (55,6%)
4kali
Tidak tentu
10 Apakah bapak biasanya menyediakan air
minum pada ternaknya ?
a. Ya, tiap hari 1 (17%)
b. Ya, sewaktu-waktu 9 (100%)
c. Tidak pernah 0 (0%)
11 Apakah bapak biasanya menyediakan garam
pada ternaknya ?
a. Ya, tiap hari 1 (17%)
b. Ya, sewaktu-waktu 5 (83%)
c. Tidak pernah
12 Apakah bapak biasa
memandikan/mengubangkan ternaknya ?
a. Ya, tiap hari
b. Ya, sewaktu-waktu 1 (11,1%)
c. Tidak pernah 8 (88,9%)
13 Jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam
beternak
a. Anggota keluarga sendiri
b. Tenaga dari luar 2 (22,2%)
c. Anggota keluarga + orang lain 0 (0%)
1 (11,1%)
14 Hmabatan dalam pemeliharaan:
a. Tidak ada hambatan 2 (22,2)
b. Ada hambatan 9 (77,3%)
12
15
Hambatan utama dirasakan dalam segi :
a. Mencari pakan 6 (66,7 %)
b. Kurangnya padang penggembalaan 1 (11,1%)
c. Kesulitan tenaga kerja 0
d. Penyakit 2 (22,2%)
e. Keamanan / nonteknis 0
f. Lainnya
No Variabel X – SD
1 Perkawinan ternak biasanya terjadi :
a. Sepanjang tahun 6 (66,7%)
b. Hanya pada saat/musim tertentu saja 2 (22,2%)
c. Tidak pernah tahu 1 (11,1%)
2 Cara mengawinkan ternak :
a. Kawin alam 9 (100%)
b. Kawin suntik
3 Tempat terjadinya perkawinan ternak biasanya terjadi
di :
a. Padang penggembalaan -
b. Kandang 9 (100%)
c. Dibawa ketempat pejantan -
d. Tidak pernah tahu -
4 Apakah bapak/ ibu menyewa pejantan untuk
mengawini ternak ?
a. Ya 8 (88,9%)
b. Tidak 1 (11,1%)
5 Apakah peternak mengetahui gejala birahi ternaknya :
a. Ya
- Siang 9 (100%)
- Malam -
b. Tidak
6 Bila ya, apakah bapak segera berusaha mengawinkan
ternaknya ?
a. Ya 9 (100%)
b. Tidak
7 Kapan biasanya timbul birahi pertama setelah beranak
a. 1- 2 bulan 4 (44,4%)
b. 2,5 - 4 bulan 5 (55,6%)
c. 4,5 - 6 bulan -
d. > 6 bulan -
13
b. 3-5 bulan 6 (66,7%)
c. 5-7 bulan
d. 7-9 bulan
e. > 9 bulan
9 Umur ternak sapi sebaiknya mulai dikawinkan
pertama kali
a. Sapi betina
- Umur (tahun) 2 ± 0,5
- Berat (kg) 175 ± 26,3
b. Sapi jantan
- Umur (tahun) 3,5 ± 0,8
- Berat (kg) 250 ± 27,9
10 Jumlah kali dikawinkan induk tersebut menjadi
bunting
a. Satu kali 6 (66,7%)
b. Dua kali 3 (33,3%)
c. Tiga kali 0 (0%)
d. Lebih dari tiga kali
11 Sapi betina yang tidak pernah beranak sampai
berumur diatas 8 tahun
a. Ada 1 (11,1%)
b. Tidak 8 (88,9%)
13 Apakah dirasakan kekurangan pejantan didesa bapak
a. Ya 6 (66,7%)
b. Tidak 3 (33,3%)
14 Induk ternak biasanya melahirkan untuk pertama kali
pada umur
a. 1,5 - 3,5 th 9 (100%)
b. 3,5 – 4,0 th
c. 4,0 - 4,5th
d. 4,5 – 5,0 th
e. 5,0 - 5,5 th
f. > 5,5 th
15 Kelahiran ternak biasanya terjadi
a. Sepanjang tahun 8 (88,9%)
b. Hanya saat tertentu 1 (11,1%)
c. Tidak pernah tahu
16 Umur pertama kali beranak
a. Yang paling cepat (tahun) 2,5 ± 0,5
b. Yang paling lambat (tahun) 4 ± 0,4
17 Umur pubertas
a. Jantan (bulan) 36 ± 5,0
b. Betina (bulan) 30± 12
18 Lama kebuntingan 9,3 ± 0,2
14
19 Jumlah induk ternak yang telah beranak dalam tahun
ini
a. Anak yang dilahirkan
Jantan 1,3 ± 0,5
Betina 1±0
15
Betina 126 177 108 386.77
Betina 122 173 107 370.20
Betina 2.5-3 97 130 110 192.05
4
Betina 3 112 152 110 283.20
Betina 3 120 157 108 303.91
5 Betina 2.5 129 186 123 424.06
Betina 1bulan 54 100 72 67.76
Jantan 2bulan 65 110 75 109.19
6
Betina 3 125 160 110 316.34
Jantan 1,5bulan 60 94 67 42.90
7 Jantan 3 121 193 117 453.06
Betina 2 120 172 111 366.06
Betina 101 171 115 361.92
8 Betina 111 140 106 233.48
Jantan 96 119 94 146.48
Betina 99 130 98 192.05
9 Betina 147 126 100 175.48
Betina 129 147 113 262.48
(*) Rumus yang digunakan dlam perhitungan bobot badan ialah
Y= 4,143 X – 346,538
No Variabel X – SD
1 Kondisi Kesehatan ternak
Kondisi Mata 100 %
Warna Hidung
Pernapasan
Kehalusan Bulu
Detak jantung
Konsistensi Feses
Kondisi Tuubuh
- Gemuk 100 %
- Sedang
- Kurus
2. Riwayat Kesehatan Ternak
Anak 100 %
Muda 100 %
Dewasa 100 %
3. Vaksinasi
16
Pernah 3 (33,3 % )
Tidak Pernah 6 (66,7 % )
4. Jumlah Kematian Ternak
Anak menyusui -
Anak Sapih -
Muda -
Dewasa -
No Variabel X - SD
1 Induk ternak dijual/dipotong setelah
a. Beranak (kali) 2 ± 2,4
b. Umur (tahun) 4 ± 3,3
2 Ternak jantan umumnya dijual/dipotong pada 4.5 ± 3,0
umur (tahun)
3 Umur produktif sapi jantan 4,5 ± 1,8
Umur produktif sapi betina 3,8 ± 1,0
4 Jumlah ternak yang dijual 26
5 Tujuan/alasan menjual ternak
a. Dijual sebagai ternak pootong
b. Dijual sebagai ternak bibit
c. Dijual karena sakit/mandul 1 (11,1%)
d. Membutuhkan biaya/uang 8 (88,9%)
e. Dijual karena terlalu banyak memelihara
f. Dijual karena kesulitan pakan
g. Lain-lain
6 Pada musim apa harga sapi paling tinggi
a. Musim panen padi
b. Musim panen palawija
c. Musim haji 9 (100%)
d. Musim panas
e. Musim hujan
f. Lainnya
7 Pada musim apa harga sapi paling murah
a. Musim panen padi 2 (22,2%)
b. Musim panen palawija
c. Musim haji
d. Musim panas 6 (66,7%)
e. Musim hujan
f. Lainnya 1 (11,1%)
9 Dimana biasanya bapak menjual sapinya
a. Dipasar hewan 1 (11,1%)
b. Antar peternak
c. Pedagang perantara 1 (11,1%)
d. Tidak tentu
e. kandang 3 (33,3%)
17
f. Lainnya 4 (44,4%)
10 Harga sapi saat ini
a. Dewasa jantan 13.000.000
b. Dewasa betina 11.500.000
c. Pedet 3.500.000
11 Bagaimana biasanya bapak membawa sapi
ke pembeli
a. Dengan jalan kaki 8 (88,9%)
b. Dengan kendaraan darat 1 (11,1%)
c. Menguunakan angkutan air
12 Tujuan membeli ternak untuk
a. Bibit 2 (67%)
b. Digemukkan 1 (33%)
Unit /vol
Komponen Haga Satuan Jumlah
(Satuan)
a. Penerimaan - -
- Penjualan sapi 26 Rp 8,269,230.77 Rp 215,000,000.00
-
-
-
- Penjualan kotoran -
- Sapi akhir -
perhitungan
- Sapi dipotong -
- Pengembalian sapi
Jumlah Rp 215,000,000.00
penerimaan
b. Biaya variable
- 18 Rp 3,500,000.00 Rp 63,000,000.00
Bakalan/bibit(Ekor)
- Pakan (Kg) 389090 Rp 150.00 Rp 58,363,500.00
- Obat-obatan 1 Rp 50,000.00 Rp 50,000.00
- Tenaga kerja 9 Rp 5,475,000.00 Rp 49,275,000.00
- Bunga biaya -
variabel
- Perkawinan ternak 52 Rp 50,000.00 Rp 2,600,000.00
- Pertolongan -
beranak
- Lain-lainnya Rp 200,000.00
Jumlah biaya - Rp 173,488,500.00
18
variable
c.Gross margin (a-b) - Rp 41,511,500.00
d. Biaya tetap -
- penyusutan 2 Rp 2,800,000.00 Rp 5,600,000.00
kandang
- penyusutan 9 Rp 485,000.00
alat
- Lain-lain -
Jumlah biaya tetap - Rp 6,085,000.00
e. Total biaya (b+d) - Rp 179,573,500.00
Pendapatan bersih - Rp 35,426,500.00
(a-e)
B/C Ratio 1.20
19
Berdasarkan pada data tersebut sebagian peternak memiliki
umur rat-rata (46,6 tahun) dengan pekerjaan pokok sebagian peternak
adalah beternak dan bertani, namun ada sebagian peternak yang
menjadikan beternak sebagi pekerjaan sampingan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya. Dalam hal materi
yang pernah diterima ataupun kursus yang pernah diadakan di daerah
tersebut hanya diikuti oleh beberapa peternak. Kursus peternak yang
pernah diikuti yaitu pemeliharaan ternak dan bimtek tematik yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan peternak dalam beternak.
20
head) yang dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan
pemberian pakan dan pengontrolan ternak. Pada hasil
pengamatan/praktikum yang dilakukan kandang yang digunakan
yaitu milik kelompok. Sedangkan kondisi kandang ternak kering
dan bersih,karena peternak disana rajin membersihkan kandang,
sehingga setiap hari kandang di bersihkan. Bahan bagunan
kandang dari semen (kandang permanen) kandang
menggunakan besi sebagai tiang untuk menopong atap. Atap
menggunakan (spandek),lantai (tanah dipadatkan dan PC).
b. Kesehatan
Kesehatan ternak dapat dijadikan sebagai faktor produksi
di dalam peternakan, kesehatan ternak harus diperhatikan
dengan baik. Kesehatan pada ternak merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam pemeliharaan ternak . Secara aman memang
lebih baik ternak yang sakit tersebut ditangani oleh petugas
kesehatan hewan hal ini untuk mencegah terjadinya salah
penanganan pada hewan ternak. Kegiatan yang dilakukan untuk
mencegah penyakit dan pengendalian penyakit pada ternak
diantaranya yaitu dengan sanitasi yang teratur seperti
pembersihan kandang, tempat pakan, tempat minum, dan
ternaknya itu sendiri. Kesehatan ternak yang ada di kelompok
Bina Insan cukup baik,karena kandang yang bersih.
4.2.4. Tatalaksana Pakan
Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan
pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan
yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar
pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging. sehingga diperlukan
manajemen yang tepat dan efisien agar tidak rugi. Pakan dibagi
menjadi dua yaitu pakan hijauan dan pakan konsentrat. Bahan pakan
yang diberikan pada ternak sapi di kandang ternak potong diantaranya
harus tercukupi nutrisinya.
21
Pakan sapi potong merupakan salah satu unsur yang
sangat penting untuk menunjang produktivitas ternak. Bahan pakan
ternak dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu hijauan dan
konsentrat. Peternak responden memberikan pakan biasanya 3 kali
dalam sehari. Karena tidak memiliki lahan tempat menanam pakan,
sehingga biasanya peternak membeli rumput,sehingga pakan yang
biasa diberikan adalah rumput liar, rumput lapangan. Ternak tidak
pernah digembalakan karena tidak ada lahan.
22
mencapai peningkatan bobot badan pada fase pertumbuhan yang tepat.
Sistem penggemukan terdiri dari tiga macam, yaitu dry lot
fattening, pasture fattening, dan kombinasi antara
keduanya.Sedangkan arti pembibitan adalah suatu tindakan peternak
untuk menghasilkan ternak bibit, dimana yang dimaksud dengan
temak bibit adalah ternak yang memenuhi persyaratan dan karakter
tertentu untuk dikembangbiakan dengan tujuan standar produksi /
kinerja yang ditentukan. Pada peternakan yang berbasis peternakan
rakyat terutama yang diterapkan oleh peternak responden biasanya
secara sederhana. Peternakan sebagian besar di masyarakat khususnya
di lombok masih terbilang sederhana dan tradisional yaitu sebagai
pekerjaan sampingan dan pada pengamatan kami sebagian besar
peternak di pulau lombok melakukan usaha
pembibitan/memperbanyak,jika sewaktu-waktu dibutuhkan akan di
jual dan bisa juga sebagai tabungan.
23
dilakukan perkiraan biaya yang terjadi selama 2 tahun terakhir.
Pemaparan biaya terdapat pada Tabel 4.1.6 Biaya Produksi dan
pendapatan bersih peternak menunjukan bahwa pendapatan bersih
yang diperoleh oleh kelompok tersebut adalah Rp 35,426,500.00.
24
kepada masyarakat terkait dengan pemecahan masalah-masalah
tersebut. Disamping itu, peran pemerintah juga sangat dibutuhkan
terutama Dinas Peternakan terkait yang senantiasa melakukan
pelatihan-pelatihan kepada peternak, mengingat hambatan terbesar
dalam usaha peternakan rakyat selama ini adalah pendidikan peternak
yang masih minim.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari Hasil Praktikum Menejemen Ternak Potong Dan Kerja,
antara lain:
1. Pemeliharaan ternak dilakukan secara intensif didalam kandang,
sehingga semua kebutuhan ternak akan disediakan oleh peternak.
Sistem perkandangan yang banyak diterapkan dikelompok ternak ini
adalah sistem kandang ganda -koloni-head to head dengan luas rata-rata
kandang keseluruhan 300 m2.
2. Kondisi ternak yang diamati rata-rata dalam keadaan sehat, dilihat dari
matanya yang cerah, bulu halus, frekuensi detak jantung dan penapasan
yang normal.
3. Tatalaksana pemberian pakan dilakukan dengan cara adibitium, yaitu:
pakan selalu tersedia ditempat pakan ternak. Rata-rata frekuensi
pemberian pakan dikelompok ternak ini adalah 2,4 ± 0,52kali.
4. Perkawinan yang dilakukan ialah kawin alam yang menggunan pejantan
sewaan ataupun pejantan milik sendiri.
5. Kapasitas produksi daging dapat diestimasikan dengan mengukur:
lingkar dada, panjang badan dan tinggi badan. Usaha peternakan sapi
dapat dikatakan menjanjikan jika diusahakan dengan cara menejemen
yang bagus.
6. Permasalahan utama dalam usaha peternakan adalah kesulitannya para
peternak untuk mencari pakan, sehingga diperlukan sekali cara agar
peternak dapat memperoleh pakan alternative.
5.2. Saran
Adapun saran yang perlu disampaikan, antara lain:
1. Pada saat pengambilan data hendaknya mahasiswa melakukannya dengan
teliti dan objektif.
26
2. Pelaksanaan praktikum diharapkan agar dosen diwakili oleh coordinator
assisten, agar ada yang melaporkan kondisi praktikum (pencacah) ketika
di lapangan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Saparinto. 2009. Sistem Perkandangan dan Tipe Kandang. Agro Media. Bogor.
Wello. 2011. Teknik pemeliharaan Sapi potong. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
28
LAMPIRAN
29