Anda di halaman 1dari 13

4.1.

1 Transformasi Data

Syarat pertama yang harus dipenuhi dalam menggunakan analisis regresi

(parametrik) adalah data harus berskala ukur interval. Sedangkan data penelitian

yang diperoleh menggunakan skala likert yang berbentuk ordinal. Dengan demikian

sebelum diolah lebih lanjut, data penelitian yang diperoleh akan dinaikkan menjadi

skala interval dengan menggunakan metode MSI (Method of Successive Interval)

seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Ilustrasi dari penggunaan Method of Successive Interval sebagai cara untuk

melakukan konversi data dijabarkan berikut ini:

Premis 1 : Data kusioner hasil jawaban responden merupakan data

ordinal (Non Metrik).

Premis 2 : Salah satu syarat pengujian Regresi yakni data harus

berskala Metrik (Sekurang-Kurangnya Interval)

Konklusi : Jadi Data Kusioner yang merupakan Ordinal (Non Metrik)

dirubah menjadi Interval (Metrik) dengan MSI

Kolom Category berisi data ordinal yang dikumpulkan dari kusioner

sedangkan kolom Scale berisi data interval yang digunakan untuk pengolahan

regresi data dalam pengujian hipotesis. Hasil MSI untuk setiap variabel dapat dilihat

pada lampiran (5) lima.

4.1.2 Pengujian Asumsi Klasik

4.1.5.1 Normalitas Data

Pengujian Normalitas juga dapat diidentifikasi dengan metode Normal

Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis


diagonalnya. Hasil Normal Probability Plot untuk uji normalitas adalah sebagai

berikut:

Gambar 3: Grafik Hasil Pengujian Normal Probability Plot

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa data (titik) menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan mengikuti dasar

pengambilan keputusan di atas, maka disimpulkan bahwa data dalam model regresi

ini memenuhi asumsi normalitas data. Dapat pula dilihat bahwa terdapat bebebrapa

titik distribusi data yang agak melenceng, sehingga perlunya dilakukan pengujian

Kolmogorov Smirnov.

Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang dilakukan pada

residual pengujian regresi (Santoso, 2012: 230). Dalam rangka mengetahui normal

tidaknya distribusi variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S test). Jika nilai signifikansi Kolmogorov-

Smirnov lebih besar dari nilai alpha (0,05), maka data mengikuti distribusi normal.

Hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov dapat dilihat pada tabel 16 berikut:

Tabel 16: Hasil Pengujian Normalitas

Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2017

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dijabarkan hasil pengujian normalitas

sebagai berikut ini:

1. Aspek Periklanan (Advertising)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Aspek Periklanan (Advertising) yakni sebesar 1,129. Nilai tersebut

lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa data

dalam penelitian ini memiliki nilai yang berdistribusi normal. Probabilitas pengujain

dari Aspek Periklanan (Advertising) yakni sebesar 0,156. Nilai probabilitas atau
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga penelitian ini memenuhi uji

Normalitas (Data berdistribusi normal).

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Promosi Penjualan (Sales Promotion) yakni sebesar 1,226. Nilai

tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tabel. Sehingga dapat dikatakan

bahwa data dalam penelitian ini memiliki nilai yang berdistribusi normal. Probabilitas

pengujain dari Promosi Penjualan (Sales Promotion) yakni sebesar 0,099. Nilai

probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga penelitian ini

memenuhi uji Normalitas (Data berdistribusi normal).

3. Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and

Publicity) yakni sebesar 0,836. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z

tabel. Sehingga dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian ini memiliki nilai yang

berdistribusi normal. Probabilitas pengujain dari Hubungan masyarakat dan

Publisitas (Public Relation and Publicity) yakni sebesar 0,487. Nilai probabilitas atau

signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga penelitian ini memenuhi uji

Normalitas (Data berdistribusi normal).

4. Penjualan Persoanal (Personal Selling)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Penjualan Persoanal (Personal Selling) yakni sebesar 1,307. Nilai

tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tabel. Sehingga dapat dikatakan

bahwa data dalam penelitian ini memiliki nilai yang berdistribusi normal. Probabilitas

pengujain dari Penjualan Persoanal (Personal Selling) yakni sebesar 0,066. Nilai
probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga penelitian ini

memenuhi uji Normalitas (Data berdistribusi normal).

5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Pemasaran Langsung (Direct Marketing) yakni sebesar 1,037.

Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tabel. Sehingga dapat

dikatakan bahwa data dalam penelitian ini memiliki nilai yang berdistribusi normal.

Probabilitas pengujain dari Pemasaran Langsung (Direct Marketing) yakni sebesar

0,233. Nilai probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga

penelitian ini memenuhi uji Normalitas (Data berdistribusi normal).

6. Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan tabel di atas ditemukan bahwa bahwa nilai Kolomogorov

Smirnov (KS) dari Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame yakni sebesar

0,999. Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai Z tabel. Sehingga dapat

dikatakan bahwa data dalam penelitian ini memiliki nilai yang berdistribusi normal.

Probabilitas pengujain dari Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame yakni

sebesar 0,271. Nilai probabilitas atau signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05

sehingga penelitian ini memenuhi uji Normalitas (Data berdistribusi normal).

4.1.5.2 Pengujian Multikolinearitas Data

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, diperoleh

nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:
Tabel 17: Hasil Pengujian Multikolinearitas
Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2017

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas ditemukan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) untuk variabel Aspek Periklanan (Advertising) yakni sebesar 1,547,

variabel Promosi Penjualan (Sales Promotion) sebesar 1,330, variabel Hubungan

masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) sebesar 1,499, variabel

Penjualan Persoanal (Personal Selling) sebesar 1,150 dan untuk variabel

Pemasaran Langsung (Direct Marketing) sebesar 1,359. Nilai Variance Inflation

Factor (VIF) lebih rendah dari nilai ketentuan (angka 10). Jadi disimpulkan model

regresi tidak terdapat masalah multikolinearitas. Sehingga data memenuhi uji

multikolinearitas.

4.1.5.3 Pengujian Heterokedastisitas Data

Berikut hasil pengolahan data (Scatterplot) untuk menguji heterokedastisitas:

Gambar 4: Hasil Pengujian Heterokedastisitas ScatterPlot

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara

acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Oleh

karena itu maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi

heterokedastisitas. Untuk memperkuat hasil tersebut dapat diperkuat dengan uji

Glejser. Tabel 4 berikut merupakan hasil pengolahan data (Glejser) untuk menguji

heterokedastisitas:
Tabel 4: Hasil Pengujian Heterokedastisitas Glejser

Sumber: Pengolahan Data SPSS 21, 2017

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa seluruh nilai signifikansi atau

probabilitas lebih besar dari alpha 0,05 sehingga data dalam penelitian ini tidak

terkena gejala heterokedastisitas.

4.1.3 Persamaan Regresi Berganda

Setelah dilakukan uji asumsi klasik, tahap selanjutnya dilakukan pemodelan

data untuk pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil analisis dengan

bantuan program SPSS ditampilkan pada tabel 18 sebagai berikut:

Tabel 18: Hasil Analisis Regresi Berganda

Sumber: Data olahan SPSS 21, 2017

Berdasarkan angka pada kolom Unstandardized Coefficients, maka persamaan

regresi berganda yakni sebagai berikut ini:

Ŷ = -2,329 + 0,492X1 + 0,303X2 + 0,050X3 + 0,338X4 + 0,002X5 + e

Berdasarkan model persamaan regresi di atas, dapat diinterpretasikan hal-hal

sebagai berikut:

a. Variabel Konstanta (α = -2,329)

Nilai konstanta sebesar -2,329 menunjukan Jika tidak terdapat pengaruh dari

variabel Aspek Periklanan (Advertising) (X1), Promosi Penjualan (Sales

Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and

Publicity) (X3), Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4) dan Pemasaran

Langsung (Direct Marketing) (X5), maka nilai keputusan pembelian Konsumen

Produk Oriflame sebesar -2,329 satuan.

b. Variabel X1 (β1 = 0,492)


Nilai Koefisien Regresi Variabel X1 (Aspek Periklanan (Advertising)) sebesar

0,492, menunjukan setiap perubahan variabel Aspek Periklanan (Advertising)

sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Keputusan pembelian Konsumen Produk

Oriflame sebesar 0,492 kali satuan. Dengan asumsi variabel Promosi Penjualan

(Sales Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation

and Publicity) (X3), Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4) dan

Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (X5) dengan nilai yang konstan atau

cateris paribus

c. Variabel X2 (β2 = 0,303)

Nilai Koefisien Regresi Variabel X2 (Promosi Penjualan (Sales Promotion))

sebesar 0,303, menunjukan setiap perubahan variabel Promosi Penjualan (Sales

Promotion) sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Keputusan pembelian

Konsumen Produk Oriflame sebesar 0,303 kali satuan. Dengan asumsi variabel

Aspek Periklanan (Advertising) (X1), Hubungan masyarakat dan Publisitas

(Public Relation and Publicity) (X3), Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4)

dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (X5) dengan nilai yang konstan

atau cateris paribus

d. Variabel X3 (β3 = 0,050)

Nilai Koefisien Regresi Variabel X3 (Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public

Relation and Publicity) (X3)) sebesar 0,050, menunjukan setiap perubahan

variabel Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) (X3)

sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Keputusan pembelian Konsumen Produk

Oriflame sebesar 0,050 kali satuan. Dengan asumsi variabel Aspek Periklanan

(Advertising) (X1) Promosi Penjualan (Sales Promotion) (X2), Penjualan


Persoanal (Personal Selling) (X4) dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

(X5) dengan nilai yang konstan atau cateris paribus

e. Variabel X4 (β4 = 0,338)

Nilai Koefisien Regresi Variabel X4 (Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4))

sebesar 0,338, menunjukan setiap perubahan variabel Penjualan Persoanal

(Personal Selling) (X4) sebesar 1 satuan akan mempengaruhi Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame sebesar 0,338 kali satuan. Dengan

asumsi variabel Aspek Periklanan (Advertising) (X1) Promosi Penjualan (Sales

Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and

Publicity) (X3) dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (X5) dengan nilai

yang konstan atau cateris paribus

f. Variabel X5 (β5 = 0,002)

Nilai Koefisien Regresi Variabel X5 (Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

(X5)) sebesar 0,002, menunjukan setiap perubahan variabel Pemasaran

Langsung (Direct Marketing) (X5) sebesar 1 satuan akan mempengaruhi

Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame sebesar 0,002 kali satuan.

Dengan asumsi variabel Aspek Periklanan (Advertising) (X1), Promosi Penjualan

(Sales Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation

and Publicity) (X3) dan Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4) dengan nilai

yang konstan atau cateris paribus

g. Nilai Koefisien regresi variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 dengan arah postif

menunjukan terdapat pengaruh yang positif Aspek Periklanan (Advertising) (X1),

Promosi Penjualan (Sales Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas

(Public Relation and Publicity) (X3), Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4)
dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (X5) terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame.

4.1.7 Pengujian Hipotesis

4.1.7.1 Pengujian Parsial

Dalam rangka mendapatkan kesimpulan apakah menerima atau menolak Ho,

terlebih dahulu harus ditentukan nilai ttabel yang akan digunakan. Nilai ttabel ini

bergantung pada besarnya df (degree of freedom) serta tingkat signifikansi yang

digunakan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% dan nilai df

seebsar n-k-1 = 86-5-1 = 80 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,990 (Pengujian ini sifatnya

dua arah, sebab proposisi hipotesis tidak mengisyaratkan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat merupakan pengaruh yang positif atau negatif).

Sarwono (2007: 21) mengatakan bahwa hasil positif atau negatif hanya

menunjukan arah bukan menunjukan jumlah. Sehingga dalam interpretasi

membandingkan thitung dengan ttabel tidak perlu melihat angka negatifnya sebagai

jumlah dari thitung. Pengujian parsial dilakukan dengan uji t. Adapun hasil

pengujiannya dijabarkan pada berikut ini:

Tabel 4.22: Hasil Pengujian Parsial


Nilai
Model Koefisien Signifikansi tTabel Keterangan
(t-Hitung)

(Constant) -1,242 0,218

Berpengaruh
Sikap 5,577 0,000 1,990
Signifikan
Berpengaruh
Motivasi 4,045 0,000 1,990
Signifikan
Tidak Berpengaruh
Persepsi 0,548 0,585 1,990
Signifikan
Berpengaruh
Pembelajaran 4,096 0,000 1,990
signifikan
Tidak Berpengaruh
Emosi 0,025 0,980 1,990
signifikan
Sumber : Pengolahan Data SPSS 21, 2017

1. Pengaruh Aspek Periklanan (Advertising) Terhadap Keputusan pembelian

Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Aspek Periklanan

(Advertising) sebesar 5,577. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar

1,990. Maka thitung yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi

Aspek Periklanan (Advertising) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai

(0,000<0,05), maka Ha1 yang menyatakan bahwa Aspek Periklanan (Advertising)

berpengaruh terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame diterima.

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan

95% (alpha 0,05) Aspek Periklanan (Advertising) berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Gorontalo.

2. Pengaruh Promosi Penjualan (Sales Promotion) terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Promosi Penjualan

(Sales Promotion) sebesar 4,045. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar

1,990. Maka thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi Promosi

Penjualan (Sales Promotion) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai

(0,000<0,05), maka Ha2 yang menyatakan bahwa Promosi Penjualan (Sales

Promotion) berpengaruh terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame

diterima. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat

kepercayaan 95% (alpha 0,05) Promosi Penjualan (Sales Promotion) berpengaruh


signifikan terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.

3. Pengaruh Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and

Publicity) Terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Hubungan

masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) sebesar 0,548. Jika

dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar 1,990. Maka thitung yang diperoleh jauh

lebih kecil dari nilai ttabel. Nilai signifikansi Hubungan masyarakat dan Publisitas

(Public Relation and Publicity) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai

(0,585>0,05), maka Ha3 yang menyatakan bahwa Hubungan masyarakat dan

Publisitas (Public Relation and Publicity) berpengaruh terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame ditolak. Sehingga dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) Hubungan

masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) tidak berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo..

4. Pengaruh Penjualan Persoanal (Personal Selling) terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Penjualan Persoanal

(Personal Selling) sebesar 4,096. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel yang sebesar

1,990. Maka thitung yang diperoleh lebih besar dari nilai ttabel. Nilai signifikansi

Penjualan Persoanal (Personal Selling) lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau

nilai (0,000<0,05), maka Ha4 yang menyatakan bahwa Penjualan Persoanal

(Personal Selling) berpengaruh terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk

Oriflame diterima. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
kepercayaan 95% (alpha 0,05) Penjualan Persoanal (Personal Selling) berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.

5. Pengaruh Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame

Berdasarkan analisis diperoleh nilai thitung untuk variabel Pemasaran

Langsung (Direct Marketing) sebesar 0,025. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel

yang sebesar 1,990. Maka thitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai ttabel. Nilai

signifikansi Pemasaran Langsung (Direct Marketing) lebih besar dari nilai

probabilitas 0,05, atau nilai (0,980>0,05), maka Ha5 yang menyatakan bahwa

Pemasaran Langsung (Direct Marketing) berpengaruh terhadap Keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame diterima. Sehingga dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05) Pemasaran

Langsung (Direct Marketing) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan pembelian

Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo.

4.1.6.2 Hasil Pengujian Simultan (Uji F)

Adapun hasil Pengujian simultan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 20

berikut:

Tabel 20: Hasil Pengujian Simultan

Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2017

Berdasarkan tebel di atas didapat nilai Fhitung penelitian ini sebesar 26,582.

Ftabel pada tingkat signifikansi 5% dan df1 sebesar k = 2 dan df2 sebesar N-k-1=86-

5-1=80 adalah sebesar 2,328. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F-hitung

yang diperoleh jauh lebih besar Ftabel sehingga Hipotesis diterima. Artinya variabel

bebas (Aspek Periklanan (Advertising) (X1), Promosi Penjualan (Sales Promotion)

(X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public Relation and Publicity) (X3),
Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4) dan Pemasaran Langsung (Direct

Marketing) (X5)) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikat (Keputusan pembelian Konsumen Produk Oriflame) Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Gorontalo.

4.1.7 Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi merupakan suatu nilai yang besarnya berkisar

antara 0%-56%. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinasi (R2) dapat dilihat

pada tabel 20 berikut:

Tabel 20: Koefisien Determinasi

Sumber: Data Olahan SPSS 21, 2017

Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi pada tabel di atas

menunjukkan besarnya koefisien determinasi atau angka Adjusted R Square adalah

sebesar 0,601. Nilai ini menunjukan bahwa sebesar 60,1% variabilitas keputusan

pembelian Konsumen Produk Oriflame pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Gorontalo dapat dijelaskan oleh Aspek Periklanan (Advertising) (X1), Promosi

Penjualan (Sales Promotion) (X2), Hubungan masyarakat dan Publisitas (Public

Relation and Publicity) (X3), Penjualan Persoanal (Personal Selling) (X4) dan

Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (X5). Sedangkan sisanya sebesar 39,9%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel lain

berupa faktor-faktor pengetahuan dari pegawai serta teknologi informasi yang

digunakan

Anda mungkin juga menyukai