6)
Trauma Penetrasi Abdomen
(Open wound of abdominal wall with penetration
into peritoneal cavity)
No. Dokumen Revisi Halaman :
RSUD LANTO DG.
PASEWANG
JENEPONTO
2015-2018 Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
Direktur
PANDUAN PRAKTEK
KLINIK dr. H. M. Iswan Sanabi, Sp. Rad.
Nip. 19641229 200003 1 002
1. Pengertian (Definisi) Trauma abdomen didefinisikan sebagai cedera yang
terjadi anterior dari garis puting ke lipatan inguinal
dan posterior dari ujung skapula ke lipatan gluteal.
Trauma abdomen berdasarkan jenisnya terbagi dua
yaitu trauma tumpul dan Trauma tajam/penetrasi.
Pada trauma penetrasi abdomen terdapat dua jenis
luka yaitu luka tembak dan luka tusuk.
2. Anamnesis - Nyeri pada daerah abdomen maupun pada lokasi
lain
- Kesadaran pasien maupun riwayat kesadaran
- Adanya usus atau organ yang keluar melalui luka
- Demam
- Sesak
- Mual
- Muntah
- Usia
- Jenis kelamin
- Riwayat operasi pada bagian abdomen
- Riwayat keluarga
- Riwayat penyakit metabolik
3. Pemeriksaan Fisis a. Primary Survey: Airway, Breathing, Circulation,
Disability, Environment
b. Secondary Survey: status lokalis dan
pemeriksaan penunjang
4. Kriteria Diagnosis - Tampak adanya luka tusukan pada abdomen
PANDUAN PRAKTEK KLINIS – RSUD LANTO DG. PASEWANG KAB. JENEPONTO 2
- Tanda-tanda hemodinamika tidak stabil,
eviserasi, aupun peritonitis
- Pada pasien dengan hemodinamika stabil
didapatkan hasil positif pada pemeriksaan
penunjang seperti Local Wound Exploration
(LWE), Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL),
Focused Abdominal Sonography for Trauma
(FAST), CT-scan, Laparoskopi dan
Laparatomi.
5. Diagnosis Trauma Penetrasi Abdomen (ICD 10 – S31.6 )
6. Diagnosis Banding Trauma Tumpul Abdomen
7. Pemeriksaan a. Serial Physical Examination (PE)
Penunjang b. Local Wound Exploration (LWE)
c. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
d. Ultrasound (FAST)
e. CT Scan
f. Laparoscopy
g. Laparotomi
2. Terapi a. Penanganan Awal
1. Pasang dan terapi cairan sesuai kebutuhan
2. Usus atau organ yang keluar (eviserasi)
ditutup dengan kasa dan disemprotkan cairan
Ringer Lactat
3. Anti nyeri: Ketorolac 30 mg /8j/iv
4. Antibiotik profilaksis: Ceftriaxone
1gr/12j/iv
5. Pasang Kateter dan NGT
6. Suntik TT 0.5cc IM
Indikasi Laparatomi.
1. Hemodinamik yang tidak stabil.
2. Adanya tanda peritoneal(peritonitis) pada
pemeriksaan fisik.
3. Eviscerasi omentum atau usus.
10. Kepustakaan 1. Jong WD. 2005. Usus halus, appendiks, colon,
dan rectum. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2: 672-