Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMILIHAN UMUM CALON LEGISLATIF


Disusun guna pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun oleh :

Widiana Rosalina

Umi Mukaromah

M Abdul Nur Rosyid

Nanda Ahmadilah

Achmad Irfangi

Kelas X1 IPS 2

MAN MAJENANG
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah yang maha esa yang selalu melimpahkan
karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sejalan
dengan dinamika bangsa ini yang masih terus mencari bentuk yang lebih baik untuk
menghasilkan generasi cerdas yang berbudi,maka kita membuat makalah ini sesuai dengan
pendekatan materi yang diberikan dengan tujuan agar para siswa mampu mengembangkan
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu bersikap positif kepada
sesama manusia, dan ikut serta melestarikan lingkungan alam sebagai ungkapan rasa syukur
atas segala anugrah Allah yang maha pemurah. Kita telah berusaha menyusun makalah ini
sebaik mungkin. Akan tetapi, kita menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh sebab itu, kritik da saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini masih
sangat kita perlukan agar bisa terwujud menjadi suatu makalah yaangg baik dan berguna bagi
siapapaun yang membutuhkannya.

Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar

Daftar isi

Pendahuluan

Hal – hal yang bersangkutan dengan pemilihan umum

Hasil wawancara
PEMILIHAN UMUM
Pendahuluan
Pemilihan umum atau yang biasa kita sebut dengan pemilu merupakan hal yang
sudah tidak asing lagi kita dengar, sebagai negara yang memiliki paham Demokrasi, pemilu
merupakan suatu hal yang biasa terjadi umtuk menentukan atau memilih orang- orang yang
pantas untuk menjadikan suatu negara menjadi lebih maju lagi daan menjadi bagian tak
terpisahkan dalam pemerintahan yang menganut sistem demokrasi. Setiap negara-negara
yang menganut sistem demokrasi senantiasa akan menyelenggarakan Pemilu (demokrasi
berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat, dan kratei yang artinya kekuasaan). Pemilu
dalam hal ini merupakan salah satu bagian dari sistem pemerintahan demokrasi. Adapun
pegertian dari pemilihan umum itu sendiri adalah adalah proses pemilihan orang-orang
untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam,
mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala
desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-
jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering
digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby
dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat
dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda
banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
Hal – hal yang bersangkutan dengan pemilu
1) Jenis-jenis Pemilu
Sebagaimana ketentuan UUD 1945 hasil amendemen, ada dua jenis Pemilu. Dua jenis yang
dimaksud meliputi :
 Pemilu Legislatif, yakni untuk memilih para wakil rakyat (DPR, DPD, dan DPRD
provinsi dan kabupaten/kota).
 Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, untuk memilih presiden dan wakil presiden.

2) Asas Pelaksanaan Pemilu


Dalam asas pelaksanaannya, Pemilu dilakukan dengan langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil atau yang biasa disingkat dengan Luberjurdil. Penjelasan dari asas
pelaksanaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Langsung artinya para warga negara yang telah memiliki hak pilih harus memberikan
suaranya secara langsung dan tidak boleh diwakilkan.
2. Umum artinya semua warga negara yang memenuhi persyaratan yang sesuai, berhak
mengikuti Pemilu. Selain itu, umum juga memiliki pengertian memberi jaminan
(kesempatan) secara menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa memandang
suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, daerah, pekerjaan, maupun status sosial.
3. Bebas berarti setiap warga negara yang telah mempunyai hak pilih, bebas
menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan.
4. Rahasia artinya dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin kerahasiaannya, tidak
ada pihak lain yang mengetahui.
5. Jujur berarti semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu (aparat,
pemerintah, pasangan calon (presiden dan wakil presiden) partai politik, tim
kampanye, para pengawas, pemantau, dan lain-lain) harus bertindak jujur sesuai
peraturan.
6. Adil artinya dalam penyelenggaraannya Pemilu harus terhindar dari berbagai bentuk
kecurangan.

3) Penyelenggara dan Peserta Pemilu


Dalam melaksanakan Pemilu tentu saja ada pihak penyelenggara dan ada pula pesertanya.
Siapa penyelenggara dan peserta Pemilu itu?

a. Penyelenggaraan Pemilu
Sesuai dengan UUD 1945 hasil amandemen pasal 22 E, penyelenggara Pemilu adalah sebuah
organisasi mandiri yang bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Susunan keorganisasian KPU tersebut adalah sebagai berikut :
KPU Pusat, beranggota 11 orang.
KPU Provinsi, beranggota 5 orang.
KPU Kabupaten/Kota, beranggota 5 orang.
Dalam melaksanakan tugasnya, KPU Kabupaten/Kota membentuk:
PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan)
PPS (Panitia Pemungutan Suara)
KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPU

 Tugas dan wewenang KPU adalah :


o merencanakan penyelenggaraan Pemilu;
o menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilu;
o mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan
pelaksanaan
o menetapkan peserta Pemilu;
o menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota;
o menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan
suara;
o menetapkan hasil Pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota;
o melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilu melaksanakan tugas dan
kewenangan lain yang diatur undang-undang.

 Kewajiban KPU
o Memperlakukan Pemilu secara adil dan serta guna menyukseskan Pemilu
o Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan
o Memelihara arsip dan dokumen Pemilu serta mengelola barang inventaris KPU
berdasarkan peraturan perundang-undangan
o Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat
o Melaporkan penyelenggaraan, Pemilu kepada Presiden selambat- lambatnya 7
(tujuh) hari sesudah pengucapan sumpah/janji anggota DPR dan DPR
o Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBN
o Melaksanakan kewajiban lain yang diatur undang-undang.

b. Peserta Pemilu
Peserta pemilu ada dua macam, yakni partai politik dan perseorangan. Peserta partai
politik dalam Pemilu adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD provinsi maupun
kabupaten/kota. Sementara itu peserta perseorangan dalam Pemilu adalah untuk
memilih DPD (Dewan Perwakilan Daerah)

Syarat-Syarat Peserta Pemilu Menurut UU No. 23 Th. 2003 tentang Pemilu:

1. Partai Politik
Untuk dapat menjadi peserta Pemilu partai politik harus memenuhi syarat :
o diakui keberadaannya sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai
Politik,
o memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari seluruh
jumlah provinsi,
o memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
kabupaten/kota di provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
o memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau sekurang-kurangnya
1/2000 (seperduaribu) dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai
politik sebagaimana dimaksud dalam huruf c yang dibuktikan dengan kartu tanda
anggota partai politik,
o pengurus sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c harus mempunyai
kantor tetap,
o mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU.

2. Perseorangan (untuk menjadi anggota DPD)


Untuk menjadi calon anggota DPD, peserta Pemilu dari perseorangan harus memenuhi
syarat dukungan dengan ketentuan :
o provinsi yang berpenduduk sampai dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus
didukung sekurang-kurangnya oleh 1.000 (seribu) orang pemilih,
o provinsi yang berpenduduk lebih dari 1.000.000 (satu juta) sampai dengan 5.000.000
(lima juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 2.000 (dua ribu) orang
pemilih,
o provinsi yang berpenduduk lebih dari 5.000.000 (lima juta) sampai dengan
10.000.000 (sepuluh juta) orang harus didukung sekurang-kurangnya oleh 3.000 (tiga
ribu) orang pemilih,
o provinsi yang berpenduduk lebih dari 10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan
15.000.000 (lima belas juta) orang harus didukung sekurang- kurangnya oleh 4.000
(empat ribu) orang pemilih,
o provinsi yang berpenduduk lebih dari 15.000.000 (lima belas juta) orang harus
didukung sekurang-kurangnya oleh 5.000 (lima ribu) orang pemilih, dengan catatan :
1. tersebar sekurang-kurangnya di 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah kabupaten/kota
di provinsi yang bersangkutan,
2. dukungan sebagaimana dimaksud dibuktikan dengan tanda tangan atau cap jempol dan
foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau identitas lain yang sah,
3. seorang pendukung tidak diperbolehkan memberikan dukungan kepada lebih dari satu
orang calon anggota DPD.

4) Tahapan-tahapan Pelaksanaan Pemilu


Ada beberapa tahapan dalam proses pelaksanaan Pemilu. Tahapan-tahapan yang dimaksud
dalam proses pelaksanaan tersebut meliputi :
a. Pendaftaran Pemilih
Untuk dapat ikut memberikan suara, para calon pemilih Pemilu harus terdaftar. Waktu
pendaftaran paling lambat, enam bulan sebelum pelaksanaan Pemilu. paling lambat 6 bulan
sebelum hari pelaksanaan Pemilu. Bagi warga yang telah berusia 17 tahun atau telah
menikah mempunyai hak pilih.
b. Kampanye
Menurut UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilu, kampanye dilakukan selama 3 minggu dan
berakhir 3 hari sebelum hari pemungutan suara. Kampanye merupakan ajakan dari para
peserta Pemilu. Kampanye dilakukan untuk meyakinkan para (calon) pemilih serta untuk
menjelaskan kepada para (calon) pemilih tentang program, visi, serta misi, dapat dilakukan
selama 3 minggu, dan berakhir 3 hari sebelum pelaksanaan pemilu. Dalam kampanye
masing-masing peserta pemilu meyakinkan para pemilih dengan menawarkan program-
programnya
c. Pemungutan Suara
Pemungutan suara merupakan inti dari penyelenggaraan Pemilu. Dalam kegiatan ini para
pemilih memberikan suaranya melalui kartu suara di TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang
sudah disediakan. setiap warga negara yang memiliki hak pilih berhak memberikan suara
dalam pemilu. Pemungutan suara dilakukan di TPS (Tempat Pemungutan Suara)
penghitungan suara dilakukan di TPS, dan hasilnya dikirim ke kantor KPU Pusat. Pelaksana
pemungutan suara di TPS adalah Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS)
d. Penghitungan Suara
Setelah pemungutan suara selesai, proses berikutnya adalah penghitungan suara.
Penghitungan suara dilakukan oleh tiap TPS secara terbuka dihadapan saksi dan masyarakat.
e. Penetapan dan Pemungutan Hasil Pemilu
Penetapan atau pengumuman hasil Pemilu dilakukan secara nasional oleh KPU. Batas waktu
dari penetapan atau pengumuman tersebut selambat-lambatnya 30 hari setelah
pemungutan suara.

5) Berdasarkan daftar peserta partai politik


Sistem pemilihan umum terbagi 2 jenis yaitu :

1. sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai
politik
2. sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu.
Kedua sistem memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di
mana tokoh-tokoh tersbut bisa bermasalah di depan publik.

6) Berdasarkan perhitungan
Sistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu

1. sistem distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta
politik mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:
1. Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)
2. Suara alternatif (Alternative Vote/AV)
3. Suara blok (Block Vote/BV)
4. Sistem putaran dua (Two Round System/TRS)
2. sistem semi proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem distrik
yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:
1. Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)
2. Sistem paralel (Parallel system)
3. Suara terbatas (Limited vote)
4. Suara kumulatif (Cumulative vote)
3. sistem proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon
peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih.
Jenis sistemnya:
1. Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)
2. Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)
3. Daftar partai (Party-list)
1. Daftar terbuka (Open-list)
2. Daftar tertutup (Close-list)
3. Daftar lokal (Local-list)
4. Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)

7) Penghitungan dan Pemungutan Suara Ulang, serta Pemilu Lanjutan, dan


Susulan

Selain bersifat luber, dikatakan bahwa asas pelaksanaan Pemilu adalah jujur dan adil. Oleh
karena itu ketika di suatu daerah misalnya, terjadi sesuatu peristiwa yang mengganggu
kelancaran Pemilu, maka penghitungan dan pemungutan suara ulang bisa dilakukan. Bahkan
bisa juga dilakukan Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan, hal ini dilakukan agar asas pemilu
dapat trrwujud dengan sempurna. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Penghitungan dan Pemungutan Suara Ulang


Penghitungan suara dari suatu TPS dapat diulang jika menurut penelitian dan pemeriksaan,
terjadi penyimpangan dalam penghitungan suara atau pemungutan suara di TPS dapat
diulang jika di suatu tempat terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil pemungutan suara
tidak dapat dipakai, atau pemungutan tidak dapat dilakukan.

b. Pemilu Lanjutan dan Susulan


Jika dalam suatu daerah terjadi peristiwa yang mengakibatkan sebagian tahapan Pemilu
tidak dapat dilaksanakan, maka Pemilu susulan dilakukan. Pemilu lanjutan dimulai dari
tahap penyelenggaraan Pemilu yang terhenti. Sementara itu Pemilu susulan dilakukan
manakala di suatu daerah (pemilihan) terjadi peristiwa yang menyebabkan semua tahapan
Pemilu tidak dapat dilaksanakan.

Pengawasan dan Pemantauan Pemilu


Agar benar-benar jujur dan adil, maka dalam penyelenggaraan Pemilu juga diikuti kegiatan
pengawasan dan pemantauan. Masing-masing kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Panitia
Pengawasan Pemilu dan Badan Pemantau Pemilu.

a. Panitia Pengawas Pemilu


Panitia pengawas ini dibentuk oleh KPU. Tugasnya menerima dan meneruskan berbagai
aduan tentang pelanggaran pelaksanaan Pemilu. Jumlah panitia pengawas Pemilu adalah :

Panitia pengawas pusat : 9 orang


Panitia pengawas provinsi : 7 orang
Panitia pengawas kabupaten/kota : 7 orang
Panita pengawas Pemilu kecamatan : 5 orang

b. Pemantau Pelaksanaan Pemilu


Dalam pelaksanaan Pemilu ada kegiatan pemantauan yang dilaksanakan oleh “Pemantau
Pelaksanaan Pemilu”. Keanggotaan Pemantau ini berasal dari masyarakat, atau bahkan dari
perwakilan pemerintahan dari luar negeri

8) untuk mewujudkan pemilihan umum yang memililki asas luberjurdil maka


dalam pelaksanaanya harus memenuhi syarat- syarat pemilihan umum
yang demokratis yang antara lain:

 Pertama, pemilu harus bersifat kompetitif, artinya peserta pemilu baik partai politik
maupun calon perseorangan harus bebas dan otonom. Baik partai politik yang
sedang berkuasa, maupun partai-partai oposisi memperoleh hak –hak politik yang
sama dan dijamin oleh undang – undang (UU), seperti kebebasan berbicara,
mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat.

 Kedua, pemilu harus diselenggarakan secara berkala. Artinya pemilihan harus


diselenggarakan secara teratur dengan jarak waktu yang jelas. Pemilihan berkala
merupakan mekanisme sirkulasi elit, dimana pejabat yang terpilih bertanggung
jawab pada pemilihnya dan memperbaharui mandat yang diterimanya pada pemilu
sebelumnya. Pemilih dapat kembali memilih pejabat yang bersangkutan jika merasa
puas dengan kerja selama masa jabatannya. Tetapi dapat pula menggantinya dengan
kandidat lain yang dianggap lebih mampu, lebih bertanggung jawab, lebih mewakili
kepemimpinan, suara atau aspirasi dari pemilih bersangkutan.

 Ketiga, pemilu haruslah inklusif. Artinya semua kelompok masyarakat baik kelompok
ras, suku, jenis kelamin, penyandang cacat, lokalisasi, aliran ideologis, pengungsi dan
sebagainya harus memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Tidak ada satu kelompok pun yang didiskriminasi oleh proses maupun hasil pemilu.
Hal ini diharapkan akan tercermin dalam hasil pemilu yang menggambarkan
keanekaragaman dan perbedaan – perbedaan di masyarakat.

 Keempat, pemilih harus diberi keleluasaan untuk mempertimbangkan dan


mendiskusikan alternatif pilihannya dalam suasana yang bebas, tidak dibawah
tekanan, dan akses memperoleh informasi yang luas. Keterbatasan memperoleh
informasi membuat pemilih tidak memiliki dasar pertimbangan yang cukup dalam
menetukan pilihannya. Suara pemilih adalah kontrak yang (minimal) berusia sekali
dalam periode pemilu (bisa empat, lima, atau tujuh tahun).

 Kelima, penyelenggara pemilu yang tidak memihak dan independen.


Penyelenggaraan pemilu sebagian besar adalah kerja teknis. Seperti penentuan
peserta pemilu, Pembuatan kertas suara, kotak suara, pengiriman hasilpemungutan
suara pada panitia nasional, penghitungan suara, pembagian cursi dan sebagainya.
Kerja teknis tersebut dikoordinasi oleh sebuah panitia penyelenggara pemilu. Maka
keberadaan panitia penyelenggara pemilu yang tidak memihak, independen, dan
profesional Sangat menentukan jalannya proses pemilu yang demokratis. Jika
penyelenggara merupakan bagian dari partai politik yang berkuasa, atau berasal dari
partai politik peserta pemilu, maka azas ketidakberpihakan tidak terpenuhi.
Otomatis nilai pemilu yang demokratis juga tidak terpenuhi.

Hasil wawancara

Pemilihan umum memanglah bukan sesuatu yang baru yang ada di indonesia, namun
bagi sebagian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan pemilu masih merupakan
sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Terutama untuk penentukan orang – orang yang m
pantas untuk memimpin dan memperbaiki indonesia dimasa depan. Pengetahuan
masyarakat yang masih minim atau kurang tentang politik inilah yang memicu masyarakat
menemukan kesulitan dalam menentukan pilihannya, ditambah lagi dengan tidak kenalnya
masyarakat desa dengan begitu banyaknya calon legislatif ( caleg) yang ada.
Memang ada satu atau dua orang caleng yang mengunjungi desa- desa guna melakukan
kampanye. Dengan semakin majunya tehnologi, dengan seiring berjalannya tahun demi
tahun, para calengpun tidak hanya melakukan kampanye di desa – desa dan mengucapakan
janji – janji manisnya, tetapi para caleng juga telah memberikan jasa- jasanya seperti
memberikan uang tunai untuk memperbaik keadaan desa ataupun memberikan peralatan
yang memang dibutuhkan oleh masyarakat desa sebelum pemilihan umum dilakukan.
Sehingga dengan adanya hal seperti itu menyebabkan masyarakat desa memiliki rasa
simpati atau yang biasa masyarakat desa katakan dengan kata “ hutang” kepada caleg
tersebut, akan tetapi dengan adanya berbagai fasilitas yang sudah masuk ke desa
menyebabkan masyarakat juga memiliki pertimbangan untuk memilih, walaupun jika
melalui media televisi masyarakat paling hanya tahu tentang partainya saja, kaerna jarang
sekali jika para caleng masuk televisi.
Masyarakat dapat menilai calon legislatif berdasarkan partai dimana ia ditempatkan,
sehingga masyarakat dapat mementukan pilihanya, walaupun memang ada sebagian orang
yang mulai menganggap pemilu bukan hak yang penting. Karena semakin banyaknya
anggota dewan yang tertangkap komisi pemberantasan korupsi atau KPK karena melakukan
tindak pidana korupsi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap anggaota dewan
semakin berkurang. Akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang masih memiliki
kepercayaan dan harapan akan pemilihan tahun 2014 ini. Berikut ini harapan yang
disampaikan oleh masyarakat tentang pemilihan umum untuk tahun 2014 ini:
 Terbentuknya pemerintahan yang demokratis, kuat dan mamapu mewujudkan
kesejah teraan bagi masyarakat seluruh indonesia.
 Tidak mengumbar janji, tapi memberi bukti.
 Menghilangkan kebiasan untuk korupsi
 Mensejahterakan rakyat
Itulah sebagian aspirasi rakyat untuk pemerintahan indonesia yang akan datang.
Selain hasil wawancara kelomok kami dengan warga masyarakat, kami juga melakukan
wawancara dengan seorang panitia Tempat Pemilihan Suara (TPS), yang bernama bapak
Untung. Berikut ini wawancara yang kami lakukan:

Kelompok 3 : Assalamua’laikum, apa benar ini dengan bapak untung?


Bapak untung : Wa’alaikumsalam, benar, ada yang dapat saya bantu dek?
Kelomok 3 : iya pak, kami dengar bapak akan mencalonkan diri sebagai calon legislatif
Untuk pemilihan umum tahun 2014, apa benar itu pak?
Bapak untung : iya betul
Kelomok 3 : Begini pak, kami dari siswa MAN Majenang, ingin melakukan wawancara
dengan calon anggota legislatif, guna keperluan pembuatan makalah tentang
pemilihan umum untuk mata pelajaran PKN. Jika bapak bersedia kami ingn
mewawancarai bapak, apa bapak bersedia?
Bapak untung : iya, bapak bersedia. Apa yang ingin ade-ade tanyakan ?
Kelomok 3 : Apa yang bapak ketahui tentang pesta demokrasi itu ?
Bapak untung : Pesta demokrasi adalah suatu proses yang dilakukan oleh masyarakat
khususnya indonesia untuk melakukan suatu tindakan yang mempertaruhkan
masa depan negara indonesia dengan memilih wakil rakyat atau yang kita
kenal dengan istialah pemilu dimana pada saat pemilu tiba rakyat indonesia
akan memilih wakil rakyatnya.
Kelompok 3 : jia dalam pemilihan umum atau pemilu tersebut ada berapa model surat
suaranya,pak?
Pak untung : dalam pemilihan nanti, ada 2 model surat suara, yaitu model C5 dan C6. Jika
model C5 yaitu surat pindah ke desa lain, maksudnya yaitu surat keterangan
untuk melakukan pemilihan di desa lain, bukan didesa tempat ia tinggal.
Sedangkan model C6 yaitu surat pemberitahuan pemungutan suara.
Kelompok 3 : jika dalam lembaganya sendiri, ada berapa lembaga yang berkepentingan
dalam pemillihan umum untuk didesa?
Pak untung : untuk yang saya ketahui itu ada dua, yaitu KPPS dan PPK.
Kelomok 3 : KPPS dan PPK itu singkatan dari apa pak?
Pak untung : KPPS itu singkatan dari Kelomok Penyelenggara Pemungutan Suara,
sedangkan PPK yaitu singkatan dari Panitia Pemilihan Kecamatan
Kelompok 3 : Tugas KKPS dan PPK itu sendiri apa pak?
Pak untung :KKPS bertugas untuk menyelenggarakan pemiluhan umum di desa,
sedangkan PPK bertugas untuk memberikan informasi mengenai pemenag
sementara atau hitung cepat dari hasil pemilihan umum.
Kelompok 3 : cara untuk memilih pada saat pemilihan umum nati bagaimana pak?
Pak untung : Dalam pemilihan nanti yaitu tepatnya tanggal 9 april 2014, pemilih akan
diberikan 4 lembar kertas suara yaitu:
1. surat suara untuk caleg DPR RI
2.surat suara untuk caleg DPRD Provinsi
3.Surat suara untuk caleg DPRD Kabupaten
4. surat suara untuk DPD
Untuk cara memilih calon legislatif DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten. Bisa dengan mencoblos pada nama caleg, partainya, nomor urut
caleg ataupun logo partai. Sedangkan untuk memilih caleg DPD yaitu dengan
mencoblos pada nama caleg ataupun gambar atau foto calegnya.
Kelompok 3 :jika daerah pilihan (dapil) itu dibagi berapa pak?
Pak untung : ada dua yaitu Dapil 6 dan Dapil 8. Jik a Dapil 6 itu meliputi daerah cimanggu,
Majenang, Wanareja,dan Dayehluhur, sedangkan Dapil 8 itu meliputi
Cilacap,Banyumas,Purwokerto,dan Rawalo.
Kelomok 3 : Apa harapan bapak untuk Caleg yang nantinya terpilih untuk periode 2014 -
2019?
Pak untung :harapan bapak semoga para Caleg tidak lupa untuk melaksanakan
Amanahnya sebagai wakil rakyat dan tentunya mementingkan rakyat
Daripada kepentinganya sendiri.
Kelomok 3 : Amin, terimakasih pak sudah mau meluangkan waktunya untuk kami
Wawancara
Pak untung : iya sama – sama de.

Anda mungkin juga menyukai