Makalah PKN
Makalah PKN
Disusun oleh :
Widiana Rosalina
Umi Mukaromah
Nanda Ahmadilah
Achmad Irfangi
Kelas X1 IPS 2
MAN MAJENANG
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kata Pengantar
Syukur alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Allah yang maha esa yang selalu melimpahkan
karunianya kepada kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sejalan
dengan dinamika bangsa ini yang masih terus mencari bentuk yang lebih baik untuk
menghasilkan generasi cerdas yang berbudi,maka kita membuat makalah ini sesuai dengan
pendekatan materi yang diberikan dengan tujuan agar para siswa mampu mengembangkan
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu bersikap positif kepada
sesama manusia, dan ikut serta melestarikan lingkungan alam sebagai ungkapan rasa syukur
atas segala anugrah Allah yang maha pemurah. Kita telah berusaha menyusun makalah ini
sebaik mungkin. Akan tetapi, kita menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna.
Oleh sebab itu, kritik da saran dari berbagai pihak untuk perbaikan isi makalah ini masih
sangat kita perlukan agar bisa terwujud menjadi suatu makalah yaangg baik dan berguna bagi
siapapaun yang membutuhkannya.
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
Hasil wawancara
PEMILIHAN UMUM
Pendahuluan
Pemilihan umum atau yang biasa kita sebut dengan pemilu merupakan hal yang
sudah tidak asing lagi kita dengar, sebagai negara yang memiliki paham Demokrasi, pemilu
merupakan suatu hal yang biasa terjadi umtuk menentukan atau memilih orang- orang yang
pantas untuk menjadikan suatu negara menjadi lebih maju lagi daan menjadi bagian tak
terpisahkan dalam pemerintahan yang menganut sistem demokrasi. Setiap negara-negara
yang menganut sistem demokrasi senantiasa akan menyelenggarakan Pemilu (demokrasi
berasal dari bahasa Yunani demos artinya rakyat, dan kratei yang artinya kekuasaan). Pemilu
dalam hal ini merupakan salah satu bagian dari sistem pemerintahan demokrasi. Adapun
pegertian dari pemilihan umum itu sendiri adalah adalah proses pemilihan orang-orang
untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam,
mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala
desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-
jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata 'pemilihan' lebih sering
digunakan.
Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak
memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, public relations, komunikasi massa, lobby
dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat
dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda
banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.
Hal – hal yang bersangkutan dengan pemilu
1) Jenis-jenis Pemilu
Sebagaimana ketentuan UUD 1945 hasil amendemen, ada dua jenis Pemilu. Dua jenis yang
dimaksud meliputi :
Pemilu Legislatif, yakni untuk memilih para wakil rakyat (DPR, DPD, dan DPRD
provinsi dan kabupaten/kota).
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, untuk memilih presiden dan wakil presiden.
a. Penyelenggaraan Pemilu
Sesuai dengan UUD 1945 hasil amandemen pasal 22 E, penyelenggara Pemilu adalah sebuah
organisasi mandiri yang bernama KPU (Komisi Pemilihan Umum).
Susunan keorganisasian KPU tersebut adalah sebagai berikut :
KPU Pusat, beranggota 11 orang.
KPU Provinsi, beranggota 5 orang.
KPU Kabupaten/Kota, beranggota 5 orang.
Dalam melaksanakan tugasnya, KPU Kabupaten/Kota membentuk:
PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan)
PPS (Panitia Pemungutan Suara)
KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)
Tugas, Wewenang, dan Kewajiban KPU
Kewajiban KPU
o Memperlakukan Pemilu secara adil dan serta guna menyukseskan Pemilu
o Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan
o Memelihara arsip dan dokumen Pemilu serta mengelola barang inventaris KPU
berdasarkan peraturan perundang-undangan
o Menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat
o Melaporkan penyelenggaraan, Pemilu kepada Presiden selambat- lambatnya 7
(tujuh) hari sesudah pengucapan sumpah/janji anggota DPR dan DPR
o Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari APBN
o Melaksanakan kewajiban lain yang diatur undang-undang.
b. Peserta Pemilu
Peserta pemilu ada dua macam, yakni partai politik dan perseorangan. Peserta partai
politik dalam Pemilu adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD provinsi maupun
kabupaten/kota. Sementara itu peserta perseorangan dalam Pemilu adalah untuk
memilih DPD (Dewan Perwakilan Daerah)
1. Partai Politik
Untuk dapat menjadi peserta Pemilu partai politik harus memenuhi syarat :
o diakui keberadaannya sesuai Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2002 tentang Partai
Politik,
o memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari seluruh
jumlah provinsi,
o memiliki pengurus lengkap sekurang-kurangnya di 2/3 (dua pertiga) dari jumlah
kabupaten/kota di provinsi sebagaimana dimaksud dalam huruf b,
o memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 (seribu) orang atau sekurang-kurangnya
1/2000 (seperduaribu) dari jumlah penduduk pada setiap kepengurusan partai
politik sebagaimana dimaksud dalam huruf c yang dibuktikan dengan kartu tanda
anggota partai politik,
o pengurus sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c harus mempunyai
kantor tetap,
o mengajukan nama dan tanda gambar partai politik kepada KPU.
1. sistem terbuka, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama dan foto peserta partai
politik
2. sistem tertutup, yaitu pemilih mencoblos/mencontreng nama partai politik tertentu.
Kedua sistem memiliki persamaan yaitu pemilih memilih nama tokoh yang sama di
mana tokoh-tokoh tersbut bisa bermasalah di depan publik.
6) Berdasarkan perhitungan
Sistem pemilihan umum terbagi 3 jenis yaitu
1. sistem distrik (plurality system), yaitu perhitungan sederhana yaitu calon peserta
politik mengumpulkan dalam jumlah suara terbanyak. Jenis sistemnya:
1. Mayoritas multak (First Past The Post/FPTP)
2. Suara alternatif (Alternative Vote/AV)
3. Suara blok (Block Vote/BV)
4. Sistem putaran dua (Two Round System/TRS)
2. sistem semi proporsional (semi proportional system), yaitu perhitungan sistem distrik
yang menjembatani proporsional. Jenis sistemnya:
1. Suara non dipindahtangankan tunggal (Single Non Transferable Vote/SNTV)
2. Sistem paralel (Parallel system)
3. Suara terbatas (Limited vote)
4. Suara kumulatif (Cumulative vote)
3. sistem proporsional (proportional system), yaitu perhitungan rumit yaitu calon
peserta politik mengumpulkan dengan menggunakan bilangan pembagi pemilih.
Jenis sistemnya:
1. Suara dipindahtangankan tunggal (Single Transferable Vote/STV)
2. Perwakilan proporsional (Proportional Representative/PR)
3. Daftar partai (Party-list)
1. Daftar terbuka (Open-list)
2. Daftar tertutup (Close-list)
3. Daftar lokal (Local-list)
4. Anggota proporsional campuran (Mixed Member Proportional/MMP)
Selain bersifat luber, dikatakan bahwa asas pelaksanaan Pemilu adalah jujur dan adil. Oleh
karena itu ketika di suatu daerah misalnya, terjadi sesuatu peristiwa yang mengganggu
kelancaran Pemilu, maka penghitungan dan pemungutan suara ulang bisa dilakukan. Bahkan
bisa juga dilakukan Pemilu lanjutan dan Pemilu susulan, hal ini dilakukan agar asas pemilu
dapat trrwujud dengan sempurna. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, pemilu harus bersifat kompetitif, artinya peserta pemilu baik partai politik
maupun calon perseorangan harus bebas dan otonom. Baik partai politik yang
sedang berkuasa, maupun partai-partai oposisi memperoleh hak –hak politik yang
sama dan dijamin oleh undang – undang (UU), seperti kebebasan berbicara,
mengeluarkan pendapat, berkumpul dan berserikat.
Ketiga, pemilu haruslah inklusif. Artinya semua kelompok masyarakat baik kelompok
ras, suku, jenis kelamin, penyandang cacat, lokalisasi, aliran ideologis, pengungsi dan
sebagainya harus memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Tidak ada satu kelompok pun yang didiskriminasi oleh proses maupun hasil pemilu.
Hal ini diharapkan akan tercermin dalam hasil pemilu yang menggambarkan
keanekaragaman dan perbedaan – perbedaan di masyarakat.
Hasil wawancara
Pemilihan umum memanglah bukan sesuatu yang baru yang ada di indonesia, namun
bagi sebagian masyarakat khususnya masyarakat pedesaan pemilu masih merupakan
sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Terutama untuk penentukan orang – orang yang m
pantas untuk memimpin dan memperbaiki indonesia dimasa depan. Pengetahuan
masyarakat yang masih minim atau kurang tentang politik inilah yang memicu masyarakat
menemukan kesulitan dalam menentukan pilihannya, ditambah lagi dengan tidak kenalnya
masyarakat desa dengan begitu banyaknya calon legislatif ( caleg) yang ada.
Memang ada satu atau dua orang caleng yang mengunjungi desa- desa guna melakukan
kampanye. Dengan semakin majunya tehnologi, dengan seiring berjalannya tahun demi
tahun, para calengpun tidak hanya melakukan kampanye di desa – desa dan mengucapakan
janji – janji manisnya, tetapi para caleng juga telah memberikan jasa- jasanya seperti
memberikan uang tunai untuk memperbaik keadaan desa ataupun memberikan peralatan
yang memang dibutuhkan oleh masyarakat desa sebelum pemilihan umum dilakukan.
Sehingga dengan adanya hal seperti itu menyebabkan masyarakat desa memiliki rasa
simpati atau yang biasa masyarakat desa katakan dengan kata “ hutang” kepada caleg
tersebut, akan tetapi dengan adanya berbagai fasilitas yang sudah masuk ke desa
menyebabkan masyarakat juga memiliki pertimbangan untuk memilih, walaupun jika
melalui media televisi masyarakat paling hanya tahu tentang partainya saja, kaerna jarang
sekali jika para caleng masuk televisi.
Masyarakat dapat menilai calon legislatif berdasarkan partai dimana ia ditempatkan,
sehingga masyarakat dapat mementukan pilihanya, walaupun memang ada sebagian orang
yang mulai menganggap pemilu bukan hak yang penting. Karena semakin banyaknya
anggota dewan yang tertangkap komisi pemberantasan korupsi atau KPK karena melakukan
tindak pidana korupsi, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap anggaota dewan
semakin berkurang. Akan tetapi tidak sedikit juga masyarakat yang masih memiliki
kepercayaan dan harapan akan pemilihan tahun 2014 ini. Berikut ini harapan yang
disampaikan oleh masyarakat tentang pemilihan umum untuk tahun 2014 ini:
Terbentuknya pemerintahan yang demokratis, kuat dan mamapu mewujudkan
kesejah teraan bagi masyarakat seluruh indonesia.
Tidak mengumbar janji, tapi memberi bukti.
Menghilangkan kebiasan untuk korupsi
Mensejahterakan rakyat
Itulah sebagian aspirasi rakyat untuk pemerintahan indonesia yang akan datang.
Selain hasil wawancara kelomok kami dengan warga masyarakat, kami juga melakukan
wawancara dengan seorang panitia Tempat Pemilihan Suara (TPS), yang bernama bapak
Untung. Berikut ini wawancara yang kami lakukan: