Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tanah memiliki berbagai macam sifat yang terkadang tidak dapat dihindari
dalam suatu pembangunan. Dewasa ini, semakin maju pembangunan maka semakin
sedikitnya pilihan lahan yang tersedia. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya
bangunan yang ditempatkan diberbagai macam kondisi tanah seperti bekas
timbunan, rawa-rawa, teluk, semak belukar serta area kurang baik lainnya untuk
lahan konstruksi.
Tanah gambut dan tanah lempung tersebar di empat pulau besar seperti
sumatera, kalimantan, sulawesi dan papua. Jenis tanah memiliki ciri-ciri plastisitas
yang tinggi dan merupakan tanah yang bayak ditemukan pada lahan pembangunan.
Dalam meningkatkan pertumbuhan sosial ekonomi juga diperlukan sarana
transportasi yang baik, namun kondisi tanah tersebut dapat menyebabkan berbagai
masalah tertutama kapasitas daya dukung.
Kekuatan tanah harus diperkirakan untuk mengetahui besarnya beban yang
dapat ditahan oleh tanah agar tidak terjadinya keruntuhan bangunan. Kondisi tanah
yang bersifat sangat lepas, mudah tertekan, permeabilitas yang terlalu tinggi, kuat
geser rendah, kadar air tinggi serta sifat yang tidak diinginkan perlu diperhatikan.
Tanah yang kurang baik tersebut apabila digunakan untuk kebutuhan
konstruksi tanpa adanya perlakuan khusus akan dapat mengakibatkan kerusakan
bangunan seperti turunnya pondasi, naiknya permukaan tanah dan kerusakan
lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan khusus berupa stabilisasi.
Telah banyak penelitian yang mengkaji masalah stabilitasi kimiawi dengan
metode pencampuran tanah dengan semen, fly ash, renolith, kapur, serta berbagai
material lainnya seperti. Pencampuran tersebut diharapkan akan menghasilkan
tanah dengan nilai CBR yang tinggi, menurunkan indek plastisitas, menaikkan berat
jenis dan menurunkan batas cair dan batas plastis tanah.
1
1.2. Pengertian Stabilisasi
1. Stabilisasi Mekanis
Stabilisasi mekanis dapat berupa pemadatan untuk mempertinggi
kerapatan tanah dengan menggunakan energi mekanis seperti mesin
gilas/roller, peledakan dengan alat ledak/eksplosif, mengatur gradasi
tanah atau mengganti tanah eksisting.
a. Perbaikan gradasi butiran
Dilakukan dengan cara pengambilan sampel tanah, bila ditemukan
butiran yang kurang baik maka akan dilakukan penambahan butiran.
b. Pemadatan
Untuk mengantisipasi tanah dengan sifat ekspansif atau kembang
susut. Dilakukan dengan menggunakan alat berat sesuai kebutuhan
pemadatan
c. Penggantian tanah asli
Dilakukan bila tanah eksisting dilapangan tidak memungkinkan
dilakukan stabilitas dengan perbaikan gradasi, pemadatan atau
kimiawi maka tanah dapat diganti dengan mengambil tanah dari
lokasi yang berbeda sehingga daya dukung dapat mencapai
spesifikasi.
2
2. Stabilisasi Kimia
Metode ini umumnya dilakukan apabila stabilisasi secara mekanis
belum menghasilkan daya dukung yang mampu menerima beban sesuai
rencana. Dilakukan dengan mencampur tanah dan bahan-bahan kimia
sehingga memungkinkan adanya reaksi kimia serta menghasilkan suatu
tanah yang lebih stabil. Pencampuran dapat dilakukan dengan gamping,
abu batubara, semen dan lainnya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Jenis semen yang umumnya digunakan adalah semen portland tipe I.
Penambahan semen akan meningkatkan daya dukung tanah dan memperbaiki daya
tahan tanah terhadap air sehingga durabilitas atau ketahanannya meningkat. Namun
kanungan semen yang terlalu tinggi juga tidak akan berdampak baik karena
berpengaruh terhadap kekakuan campuran.
Penelitian mengenai stabilitas dengan pencampuran tanah dan semen sudah
pernah dilakukan. Salah satunya adalah pencampuran dengan presentase semen 5%,
7,5%, dan 10% dari berat kering tanah. Pengujian yang dilakukan meliputi
pemadatan standar proctor, uji tekan bebas dan uji CBR.
Penambahan semen tersebut akan mengisi pori-pori tanah dan air akan
keluar. Dengan terisinya pori-pori oleh semen maka menyebabkan berat jenis
campuran meningkat dan kadar air menurun seiring bertambahnya jumlah bahan
semen. Penambahan semen juga menunjukan penuruan batas cair yang disebabkan
oleh mikropi pada tanah ditutupi semen sehingga pori tidak dapat menyerap air
serta penurunan batas plastis. Akibat penurunan batas plastis ini maka akan
menyebabkan kenaikan indeks plastisitas sehingga lekatan antara tanah semakin
meningkat.
5
3. Cement Improved Silt-Clay Mix
Penambahan kadar semen dilakukan secara bertahap dalam jumlah yang
lebih besar dibandingkan tipe 2 untuk mengurangi sifat kembang susut
tanah dan meningkatkan daya dukung tanah sesuai dengan kadar air
yang ada dilapangan.
4. Plastik Soil-Cement
Tipe stabilisasi ini digunakan untuk tanah dengan kadar air yang lebih
tinggi misalnya untuk alian irigasi, parit dan bangunan pengairan
lainnya.
6
BAB III
KESIMPULAN