Laporan Makalah Eksplorasi Dan Eksploitasi - Johan Edwart
Laporan Makalah Eksplorasi Dan Eksploitasi - Johan Edwart
JOHAN EDWART L. H.
FAUZAN AHMAD SIDIK
SMK DHARMA BAHKTI 1 MAKALAH EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
KOTA JAMBI BU ERNIE
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 1
BAB I ................................................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 2
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................................................2
1.2 PENGERTIAN EKSPLORASI & EKSPLOITASI ..........................................................................................2
BAB II .................................................................................................................................................. 3
EKSPLORASI ......................................................................................................................................... 3
1.1 PENGERTIAN EKSPLORASI ...................................................................................................................4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN EKSPLORASI ...................................................................................................5
1.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN CARA EKSPLORASI .................................................5
1.3.1 TAHAPAN EKSPLORASI .................................................................................................................6
1.3.2 JENIS BAHAN GALIAN ...................................................................................................................7
1.3.3 PENGELOMPOKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN ............................................................................7
1.3.4 SEBARAN BAHAN BERHARGA.......................................................................................................7
1.4 METODE EKSPLORASI ..........................................................................................................................8
1.4.1 METODE LANGSUNG ....................................................................................................................8
1.4.2 METODE TIDAK LANGSUNG ...................................................................................................... 11
1.5 KEGIATAN EKSPLORASI .................................................................................................................... 14
1.6 PENYUSUNAN LAPORAN .................................................................................................................. 14
BAB II ................................................................................................................................................ 15
EKSPLOITASI ...................................................................................................................................... 15
2.1 PENGERTIAN EKSPLOITASI ............................................................................................................... 15
2.2 FAKTOR PENDORONG EKSPLOITASI ................................................................................................. 15
2.3 PERTAMBANGAN & KARAKTERISTIK DESA PERTAMBANGAN ......................................................... 16
2.4 KETERKAITAN EKSPLOITASI DENGAN PENYIMPANGAN SOSIAL ...................................................... 17
2.5 ISTILAH TAMBANG DALAM EKSPLOITASI ......................................................................................... 17
BAB III ............................................................................................................................................... 21
PENUTUP ........................................................................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN .................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Makalah ini mempunyai latar belakang masalah tentang EKSPLORASI dan EKSPLOITASI sumber daya
mineral dan strategi pengolahan sumber daya mineral.
EKSPLORASI dan EKSPLOITASI adalah kata yang sudah tidak asing ditelinga kita, kedua istilah tersebuat
sebenarnya memiliki istilah yang sangat erat sekali jika dikaitkan dengan sebuah kepentingan atau
tujuan kegiatan. Eksplorasi pengertian suatu bentuk kegiatan penggalian informasi atau kumpulan data
- data yang dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan beberapa data maupun informasi - informasi
yang nantinya akan diteliti atau di informasikan kepada pihak - pihak lain yang membutuhkanya.
Sedangkan pengertian dari EKPLOITASI sendiri adalah upaya atau bentuk kegiatan yang sifatnya
cenderung pada penggalian potensi - potensi yang terdapat pada suatu obyek sebagai tingkat lanjut dari
kegiatan eksplorasi.
Kedua bentuk kegiatan ini memiliki kaitan yang sangat erat sekali jika kita memandangnya dari segi
kepentingan tertentu atau yang biasa kita kenal dengan ungkapan mencari uang. Tetapi tanpa kita
sadari sudah banyak dari kita juga melakukan kedua hal tersebut demi kepentingan pribadi, yang
memiliki dampak negatif bagi kehidupan kita atau bagi orang lain.
BAB II
EKSPLORASI
Eksplorasi adalah Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang
keadaan, terutama sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu; penyelidikan; penjajakan.
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan
sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi
(explorasi minyak bumi), gas alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.
Dari ke-tiga pengertian tentang eksplorasi diatas, dapat disimpulkan bahwa Eksplorasi adalah suatu
kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk,
posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta “studi kalayakan” dari endapan bahan galian atau
mineral berharga yang telah diketemukan.
Sedangkan Studi Kelayakan adalah pengkajian mengenai aspek teknik dan prospek ekonomis dari suatu
proyek penambangan dan merupakan dasar keputusan investasi. Kajian ini merupakan dokumen yang
memenuhi syarat dan dapat diterima untuk keperluan analisa bank/lembaga keungan lainnya dalam
kaitannya dengan pelaksanaan investasi atau pembiayaan proyek. Studi ini meliputi Pemeriksaanseluruh
informasi geologi berdasarkan lkaporan eksplorasi dan factor-faktor ekonomi, penambangan,
pengolahan, pemasaran hokum/perundang-undangan, lingkungan, social serta factor yang terkait.
Kegiatan eksplorasi sangat penting dilakukan sebelum pengusahaan bahan tambang dilaksanakan
mengingat keberadaan bahan galian yang penyebarannya tidak merata dan sifatnya sementara yang
suatu saat akan habis tergali. Sehingga untuk menentukan lokasi sebaran, kualitas dan jumlah cadangan
serta cara pengambilannya diperlukan penyelidikan yang teliti agar tidak membuang tenaga dan modal,
disamping untuk mengurangi resiko kegagalan, kerugian materi, kecelakaan kerja dan kerusakan
lingkungan.
Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau melakukan
penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah tak dikenal, termasuk antariksa
(penjelajahan angkasa), minyak bumi (eksplorasi minyak bumi), gas alam, batubara, mineral, gua, air,
ataupun informasi.
Suatu kegiatan eksplorasi harus direncanakan sebaik - baiknya dengan memperhitungkan untung -
ruginya, efisiensi, ekonomis serta kelestarian lingkungan daerah eksplorasi tersebut.
Studi pendahuluan.
Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi tindakan pencarian akan
pengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisika-spiritual; misalnya tentang
kesadaran (consciousness), cyberspace atau noosphere. Istilah ini dapat digunakan pula untuk
mengambarkan masuknya budaya suatu masyarakat untuk pertama kalinya ke dalam lingkungan
geografis atau budaya dari masyarakat lainnya. Meskipun eksplorasi telah terjadi sejak awal keberadaan
manusia, kegiatan eksplorasi dianggap mencapai puncaknya pada saat terjadinya Abad Penjelajahan,
yaitu ketika para pelaut Eropa menjelajah ke seluruh penjuru dunia untuk menemukan berbagai daerah
dan budaya baru.
Kegiatan eksplorasi terdiri atas berbagai penyelidikan yang mendukungnya. Penyelidikan tersebut
adalah :
a) PENYELIDIKAN GEOLOGI
b) PENYELIDIKAN GEOKIMIA
Penyelidikan ini dilaksanakan untuk mengetahui perkiraan kadar logam, senyawa kimia dan
unsur-unsur penyerta dimana logam tersebut berada.
c) PENYELIDIKAN GEOFISIKA
Metode Geolistrik
Metode Seismik
Metode Magnet
d) PEMBIRAN EKSPLORASI
Kegiatan untuk mengetahui keberadaan endapan bahan galian dengan menggunakan metode
tertentu.
Tahap eksplorasi.
1. PENYELIDIKAN UMUM
a) STUDY PUSTAKA
Keadaan geologi regional
Keadaan tektonik
Keadaan paleogeography setting
Batasan luas daerah kerja
b) PENGECEKAN DILAPANGAN
Mencari singkapan batuan dan batubara
Mengambil contoh batuan dan batubara
2. PENYELIDIKAN PENDAHULUAN
a) MEMETAKAN DAERAH KEGIATAN
Pemetaan Topografi
Pemetaan Foto Udara
b) INTERPRETASI KEADAAN GEOLOGI
Stratigrafi Kedudukan Batubara
Struktur Geologi
c) PEMBORAN
Korelasi
Hasil Perhitungan Cadangan
Bentuk Geometri Cadangan
Perkiraan Kualitas
3. PENYELIDIKAN DETAIL
a) PEMBORAN
Bentuk geometri endapan batubara lebih teliti dan perhitungan cadangan
Anomaly geologi (sesar)
Kualitas batubara (Analisa laboratorium dan sifat batubara)
b) GEOFISIKA
Stratigrafi kedudukan batubara lebih teliti
Struktur geologi
Bentuk endapan batubara
c) PENENTUAN METODE PENAMBANGAN
Bahan galian industri: bahan galian yang dalam proses penambangan dan pengolahan dalam
bentuk mineral atau batuan. Bentuk tubuh bahan galian biasanya teratur.
Bahan galian energi: bahan galian yang digunakan sebagai sumber energi. Bentuk tubuh bahan
galiannya biasanya teratur.
Isometrik : ukuran panjang, lebar, dan ketebalannya relatif sama atau berbentuk seperti bola.
Lapisan : ukuran panjang dan lebarnya relatif sama, ketebalan relatif kecil.
Tabung : ukuran lebar dan ketebalannya relatif sama dan lebih pendek dari ukuran panjangnya.
Koefisien variasi dapat dihitung dengan rumus pada (Lampiran 3), sedangkan pengelompokan endapan
bahan galian berdasarkan variasi kadar, ketebalan, dan cadangan linier tertera pada (Lampiran 4).
a) Metoda tidak langsung cara geokimia yang mencakup antara lain mengenai bed rock, soil, air,
vegetasi dan stream deposit.
b) Metoda tidak langsung cara geofisika yang mencakup beberapa cara yaitu cara magnetik (sudah
jarang digunakan), gravitasi (sudah jarang digunakan), cara seismik yang terdiri dari cara reflaksi
dan refleksi, cara listrik (resistifity), dua cara yang terakhir yaitu cara radiokatif yang masih jarang
digunakan, hal ini disebabkan karena cara ini relatif lebih mahal dan lebih rumit dari cara - cara
sebelumnya.
1) Lembah-lembah sungai, hal ini dapat terjadi karena pada lembah sungai terjadi pengikisan oleh
air sungai sehingga lapisan yang menutupi tubuh batuan tertransportasi yang menyebabkan
tubuh batuan nampak sebagai singkapan segar
2) Bentuk-bentuk menonjol pada permukaan bumi, hal ini terjadi secara alami yang umumnya
disebabkan oleh pengaruh gaya yang berasal dari dalam bumi yang disebut gaya endogen
misalnya adanya letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke permukaan bumi dan
dapat juga dilihat dari adanya gempa bumi akibat adanya gesekan antara kerak bumi yang dapat
mengakibatkan terjadinya patahan atau timbulnya singkapan ke permukaan bumi yang dapat
dijadikan petunjuk letak tubuh batuan.
Float adalah fragmen-fragmen atau potongan-potongan biji yang berasal dari penghancuran
singkapan yang umumnya disebabkan oleh erosi, kemudian tertransportasi yang biasanya dilakukan
oleh air, dan dalam melakukan tracing kita harus berjalan berlawanan arah dengan arah aliran sungai
sampai float dari bijih yang kita cari tidak ditemukan lagi, kemudian kita mulai melakukan
pengecekan pada daerah antara float yang terakhir dengan float yang sebelumnya dengan cara
membuat parit yang arahnya tegak lurus dengan arah aliran sungai, tetapi jika pada pembuatan parit
ini dirasa kurang dapat memberikan data yang diinginkan maka kita dapat membuat sumur uji
sepanjang parit untuk mendata tubuh batuan yang terletak jauh dibawah over burden.
Caranya sama seperti tracing float, tetapi bedanya terdapat pada ukuran butiran mineral yang dicara
biasanya cara ini digunakan untuk mencari jejak mineral yang ukurannya halus dan memiliki masa
jenis yang relatif besar. Persamaan dari cara tracing yaitu pada kegiatan lanjutan yaitu trencing atau
test pitting.
Cara-cara tracing, baik tracing float maupun tracing dengan panning akan dilanjutkan dengan cara
trenching atau test pitting.
Pembuatan parit memiliki keterbatasan yaitu hanya bisa dilakukan pada overburden yang tipis,
karena pada pembuatan parit kedalaman yang efektif dan ekonomis yang dapat dibuat hanya
sedalam 2 - 2,5 meter, selebih dari itu pembuatan parit dinilai tidak efektif dan ekonomis.
Pembuatan parit ini dilakukan dengan arah tegak lurus ore body dan jika pembuatan parit ini
dilakukan di tepi sungai maka pembuatan parit harus tegak lurus dengan arah arus sungai.
Paritan dibangun dengan tujuan untuk mengetahui tebal lapisan permukaan, kemiringan
perlapisan, struktur tanah dan lain-lain.
Jika dengan trenching tidak dapat memberikan data yang akurat maka sebaiknya dilakukan test
pitting untuk menyelidiki tubuh batuan yang letaknya relatif dalam. Kita harus ingat bahwa pada
test pitting kita harus memilih daerah yang terbebas dari bongkahan-bongkahan maka hal ini
akan menyulitkan kita pada waktu pembuatan sumur uji dan juga daerah yang hendak kita buat
sumur uji harus bebas dari air, karena dengan adanya air dapat menyulitkan kita pada waktu
melakukan penyelidikan struktur batuan yang terdapat pada sumur uji yang kita buat. Pada
pembuatan sumur uji ini kita juga harus mempertimbangkan faktor keamanan, kita harus dapat
membuat sumur dengan penyangga sesedikit mungkin tetapi tidak mudah runtuh. Hal ini juga
akan mempengaruhi kenyamanan pada waktu melakukan penelitian. Kedalaman sumur uji yang
kita buat bisa mencapai kedalaman sampai 30 meter.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari penggalian sumur adalah gejala longsoran, keluarnya gas
beracun, bahaya akan banjir dan lain-lain.
Dalam eksplorasi bawah permukaan ada hal-hal yang harus diperhatikan misalnya, pekerjaan harus
berlangsung tetap didalam badan bijih, hal ini untuk memudahkan diadakan pengamatan dan proses
sampling pekerjaan juga diusahakan dimulai dari daerah-daerah yang memiliki singkapan yang baik,
karena dengan singkapan yang baik dapat memudahkan kita untuk menentukan strike atau dipnya, yang
tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan adalah masalah biaya, dimana dalam pekerjaan
eksplorasi ini biaya tidak boleh terlalu besar, hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dana yang
terbuang percuma jika nantinya eksplorasi yang dilakukan hasilnya mengecewakan.
Eksplorasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan membuat Tunel, Shaft, Drift, Winse dan lain-lain.
Tunnel = Suatu lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua kaki bukit.
Shaft = Suatu lubang bukaan yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan
bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan karyawan serta alat-alat kebutuhan
tambang, ventilasi dan penirisan.
Drift = Suatu bukaan mendatar yang dibuat dekat atau pada endapan bijih yang arahnya sejajar
dengan jurus atau dimensi terpanjang dari endapan bijihnya (dalam pengeboran).
Winze = Lubang bukaan vertikal atau arah miring yang dari “level” ke arah “level” yang dibawahnya.
Eksplorasi bawah tanah juga dapat dilakukan dengan pengeboran inti. Pengeboran sumur minyak yang
pertama dilakukan oleh Kol. Drake pada tahun 1959 dengan menggunakan bor (RIG) permanen (tidak
dapat dipindah-pindah) dan pada pengeborannya menggunakan sistem perkusif (tumbuk), pada
pengeboran ini kedalaman maximum yang dapat dicapai adalah 60 ft (+ 20 m) dengan bor lurus (vertical
drilling).
Saat ini pengeboran dilakukan dengan teknik bor putar (rotary drilling) dengan menara bor yang dapat
dipindah-pindah (portablering) dan dilakukan dengan beberapa cara pengeboran yaitu dengan cara
perkusif, rotasi atau dengan perkusif-rotasi. Pemboran dapat dilakukan di darat maupun di laut (on
shore atau off shore). Pemboran tidak terbatas pada pemboran decara vertikal saja tetapi dapat
dilakukan secara miring (kemiringan dapat mencapai 90o), apabila saat pengeboran kita menemukan
batuan yang keras dan susah ditembus oleh mata bor, maka dengan teknologi sekarang, pipa yang
berada jauh di dalam tanah dapat dirubah arahnya (dibelokkan) untuk menghidari batuan yang keras
tersebut.
Pengeboran yang dilakukan pada eksplorasi bertujuan untuk mengambil contoh (sampling) untuk
diamati, pengeboran juga bisa bertujuan untuk produksi atau konstruksi (misalnya air tanah, minyak
bumi) dan pemboran dapat juga untuk memudahkan proses peledakan (pada kegiatan penambangan
material keras). Dari data pengeboran dan sampling kita dapat membuat peta stratigrafi daerah
pengeboran. Dari peta ini kita dapat mengetahui susunan batuan dan ketebalan cadangan dan akhirnya
kita dapat memperkirakan besar cadangan secara keseluruhan.
a) METODA GRAVITASI
Metoda ini berdasarkan hukum gaya tarik antara dua benda di alam. Bumi sebagai salah satu benda
di alam juga menarik benda-benda lain di sekitarnya. Kalau sebuah bandul digantung dengan sebuah
pegas, maka pegas tersebut akan merengganng akibat bandulnya mengalami gravitasi, di tempat
yang gravitasinya rendah maka regangan tadi kecil dan di tempat yang gravitasinya besar maka
regangan tadi juga lebih besar. Dengan demikian dapat diperkirakan bentuk struktur bawah tanah
dari melihat besarnya nilai gravitasi dari bermacam-macam lokasi dari suatu daerah penyelidikan.
Di lapangan besarnya gravitasi ini diukur dengan alat yang disebut gravimeter, yaitu suatu alat yang
sangat sensitif dan presisi. Gravimeter bekerja atas dasar “torsion balance”, maupun bantuk atau
pendulum, dan dapat mengukur perbedaan yang kecil dalam gravitasi bumi di berbagai lokasi pada
suatu daerah penyelidikan. Gaya gravitasi bumi dipengaruhi oleh besarnya ukuran batuan, distribusi
atau penyebaran batuan, dan kerapatan (density) dari batuan. Jadi kalau ada anomali gravitasi pada
suatu tempat, mungkin di situ terdapat struktur tertentu, seperti lipatan, tubuh intrusi dangkal, dan
sebagainya. Juga jalur suatu patahan besar, meskipun tertutup oleh endapan aluvial, sering dapat
diketahui karena adanya anomali gravitasi.
b) METODA MAGNETIK
Bumi adalah suatu planet yang bersifat magnetik, dimana seolah-olah ada suatu barang magnet
raksasa yang membujur sejajar dengan poros bumi. Teori modern saat ini mengatakan bahwa medan
magnet tadi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir pada inti bumi. Setiap batang magnet yang
digantung secara bebas di muka bumi. Di setiap titik permukaan bumi medan magnet ini memiliki
dua sifat utama yang penting di dalam eksplorasi, yaitu arah dan intensitas.
Arah dari medan magnet dinyatakan dalam cara-cara yang sudah lazim, sedang intensitas dinyatakan
dalam apa yang disebut gamma. Medan magnet bumi secara normal memiliki intensitas 35.000
sampai 70.000 gamma jika diukur pada permukaan bumi. Bijih yang mengandung mineral magnetik
akan menimbulkan efek langsung pada peralatan, sehingga dengan segera dapat diketahui.
Metoda eksplorasi dengan magneti sangat berguna dalam pencarian sasaran eksplorasi sebagai
berikut :
Untuk dapat mengetahui ketebalan lapisan penutup pada suatu batuan beku yang
mengandung mineral magnetik.
c) METODA SEISMIK
Metoda ini jarang dipergunakan dalam penyelidikan pertambangan bijih tetapi banyak dipergunakan
dalam penyelidikan minyak bumi. Suatu gempa atau getaran buatan dibuat dengan cara meledakan
dinamit pada kedalaman sekitar 3 meter dari permukaan bumi dan kecepatan merambatnya getaran
yang terjadi diukur. Untuk mengetahui kecepatan rambatan getaran tersebut pada perlapisan-
perlapisan batuan, disekitar titik ledakan dipasang alat penerima getaran yang disebut geofon
(seismometer). Geofon-geofon yang dipasang secara teratur di sekitar lobang ledakan tadi akan
terbias atau refraksi. Dengan mengetahui waktu ledakan dan waktu kedatangan gelombang-
gelombang tadi, maka dapat diketahui kecepatan rambatan waktu getaran melalui perlapisan-
perlapisan batuan. Dengan demikian konfigurasi struktur bahwa permukaan dapat diketahui.
Gelombang akan merambat dengan kecepatan yang berbeda pada batuan yang berbeda-beda.
Geophone merupakan alat penerima gelombang yang dipantulkan kepermukaan, hidrophone untuk
gelombang di dasar laut.
Jenis batuan
Derajat pelapukan
Derajat pergerakan
Tekanan
d) METODE GEOLISTRIK
Dalam metoda ini yang diukur adalah tahanan jenis (resistivity) dari batuan. Yang dimaksud dengan
tahanan jenis batuan adalah tahanan yang diberikan oleh masa batuan sepanjang satu meter dengan
luas penampang satu meter persegi kalau dialiri listrik dari ujung ke ujung, satuannya adalah Ohm-
m2/m atau disingkat Ohm-meter.
Dalam cara pengukuran tahanan jenis batuan di dalam bumi biasanya dipakai sistem empat
elektrode yang dikontakan dengan baik pada bumi. dua elektrode dipakai untuk memasukan arus
listrik ke dalam bumi, disebut elektrode arus (current electrode) disingkat C, dan dua elektrode
lainnya dipakai untuk mengukur voltage yang timbul karena arus tadi, elektrode ini disebut elektrode
potensial atau “potential electode” disingkat P. ada beberapa cara dalam penyusun ke empat
elektode tersebut, dua diantaranya banyak yang dipakai adalah cara Wenner dan cara Shlumberger.
Tujuannya untuk mencari anomali geokimia berupa konsentrasi unsur-unsur yang kontras terhadap
lingkungannya atau background geokimia.
Anomali dihasilkan dari mobilitas dan dispresi unsur-unsur yang terkonsentrasi pada zona mineralisasi.
Anomali merupakan perbedaan-perbedaan yang mencolok antara satu titik atau batuan dengan titik
lainnya.
Pada dasarnya eksplorasi jenis ini lebih cenderung untuk menentukan perbedaan mendasar (anomali)
unsur-unsur yang terdapat pada tanah atau sampel yang kita cari. Proses untuk membedakan unsur ini
dilakukan dengan beberapa reaksi kimia.
Setelah mengetahui metodanya kita memasuki pemilihan alat dan pemilihan anggota serta apa-apa
yang mesti dipersiapkan, misalkan sbb :
Geologist.
Geophysist.
Exploration Geologist.
Geochemist.
b) Rencana Biaya
Peta Dasar.
Alat kerja (Palu, Alat Geofisika, Kompas, Alat Sampling, Meteran, Altimeter, Kantong sampel, Alat bor)
Alat Tulis.
Alat Komunikasi.
e) Sesampai di Lapangan :
Melakukan quick survey di daerah penelitian untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut.
Pengamatan dan pencatatan data di lapangan : singkapan, bongkah, parit dan sumur uji, hasil
pemboran.
Pengolahan data :
Pengolahan data,
Hasil penyelidikan,
Daftar pustaka,
BAB II
EKSPLOITASI
2.1 PENGERTIAN EKSPLOITASI
Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan galian dan
memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan galiannya yaitu, galian padat
dan bahan galian cair serta gas.
EKSPLOITASI berasal dari bahasa Inggris, eksploitasi adalah politik pemanfaatan, eksploitasi adalah
untuk kepentingan ekonomi atau kesejahteraan. Ekspolitasi sumberdaya alam berarti mengambil dan
menggunakan sumber daya alam itu untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Eksploitasi sumberdaya alam yang mengabaikan lingkungan akan mengancam keberlajutan dan
ketersedian sumber daya alam itu. pasal 33 ayat (3) Undang - undang Dasar 1945 menggariskan bahwa
“Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Salah satu asas penting dalam pemanfaatan kekayaan alam dalam pembangunan Indonesia adalah
pengutamaan pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Oleh karena itu, agar
pemanfaatannya dapat berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam harus disertai
dengan tindakan perlindungan.
Pemeliharaan dan pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara
lain sebagai berikut:
a) Memanfaatkan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui denganhati-hati dan efisien, misalnya: air,
tanah, dan udara.
d) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup secara damai dengan alam.
Selain identik dengan pertanian kita juga bisa melihat desa dari segi masyarakat yang tinggal di daerah
pedesaan dan dikategorikan sebagai masyarakat yang masih hidup dalam suasana dan arah pemikiran
pedesaan. Biasanya mereka pekerja, berbicara, berpikir dan melakukan kegiatan apapun selalu
mendasarkan diri pada apa-apa yang biasanya berlaku di daerah pedesaan (Siswopangripto dan
Sastrosupono, 1984:20).
Pada umumnya desa-desa di Indonesia dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Berdasarkan pengertian
administratif, kita dapat menjumpai berbagai jenis desa, misalnya bila dilihat dari jenis tofografi ada
desa pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi dan pantai. Berdasarkan usahanya, ada desa petani
sawah menetap, kampung peladang berpindah-pindah, desa perkebunan rakyat dan desa nelayan.
Namun ada juga desa yang mengadakan usaha spesifik misalnya desa penghasil buah-buahan, desa
industri kapur, genting, desa kerajinan tangan dan sebagainya. Tetapi satu ciri yang mereka memiliki
banyak biasanya masih ada (Tjondronegoro, 1999:19).
Desa-desa yang memiliki usaha spesifik sebagaimana disebutkan diatas jumlahnya sangat sedikit, karena
pada umumnya desa-desa di Indonesia berada dalam sektor pertanian. Salah satu desa yang tergolong
dalam desa pemilik usaha spesifik adalah desa pertambangan. Jumlah desa yang bergerak dalam bidang
pertambangan di Indonesia memang sangat sedikit, hal ini karena potensi sumber daya alam berupa
bahan galian tambang hanya tersebar pada daerah-daerah tertentu saja. Sehingga tidak semua daerah
sumber daya alamnya dapat dijadikan sebagai bahan galian tambang.
Pertambangan pada hakikatnya merupakan upaya pengembangan sumber daya alam mineral dan
energi yang potensisal untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi kepentingan dan
kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, pengusahaan, dan pemanfaatan hasil
tambang. Upaya tersebut bertumpu pada pendayagunaan berbagai sumber daya, tertutama sumber
daya alam mineral dan energi, didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen (Ruchiyat, 1980: 162).
Pengolahan dalam bidang pertambangan berbeda halnya dengan pertanian yang ditentukan oleh
musim. Selama sumber bahan galian masih tersedia di alam maka eksploitasi terhadap sumber daya
alam tersebut terus dilakukan. Oleh karena itu etika lingkungan sangat diperlukan sebagai pengendali
dalam pelaksanaan kegiatan pertambangan. Etika lingkungan merupakan petunjuk atau perilaku praktis
manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Melalui etika lingkungan, kita tidak saja
mengimbngi hak dengan kewajiban terhadap lingkungan tetapi etika lingkungan juga membatasi
tingkah laku dan upaya untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam bata
kepentingan hidup kita (Soerjani, 1987 : 15).
Akhirnya dari kerusakan alam ini akan berdampak kembali kepada masyarakat itu sendiri. Dan tanpa
disadari masyarakat penambang tersebut telah melakukan penyimpangan sosial karena merugikan
masyarakat banyak akibat dari rusaknya lingkungan, padahal pemerintah daerah telah mengatur
sebagaimana dalam perda no 10 tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batu
Bara Poin a: ”Bahwa mineral dan batu bara merupakan potensi sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui, sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara beryada guna, bertanggung jawab,
berwawasan lingkungan, berkelanjutan, berdaya saing, efesien, guna menjamin pembangunan daerah
yang berkelanjutan, serta pemanfaatanya ditunjukan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.”
Namun dalam implemantasinya, penambangan yang dilakukan di daerah padalarang tidak
mempertimbangkan kelestarian lingkungan. Para penambang lebih mengutamakan hasil tambang yang
optimal dan terkesan berlebih karena tidak ada regulasi pembatasan penambangan batu kapur yang
jelas.
Tahap kegiatan untuk menyiapkan prasarana dan sarana yang akan diperlukan pada tahap kegiatan
penambangan.
Eksploitasi ( Exploitation )
Penggatian endapan bahan galian dari kulit bumi secara ekonomis dengan menggunakan sistem
penambangan tertentu.
(1) Batuan yang mengelilingi massa intrusi batuan beku atau urat bijih; (2) batuan yang tidak
mengandung mineral berharga (berkadar rendah) yang mengelilingi tubuh bijih.
Mineral pembentuk batuan hasil kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah relatif sedikit (kurang
dari 5%), ada tidaknya mineral tersebut dalam batuan tidak berpengaruh dalam penentuan nama
batuan, msl. apatit, zirkon, magnetit, rutil, dan sebagainya.
Limbah ( Waste )
Zat padat, cair, atau gas yang dibuang, diemisi, atau diendapkan pada lingkungan hidup dalam
jumlah tertentu yang dapat menyebabkan perubahan kualitas lingkungan hidup.
Bagian dari urat bijih yang memiliki konsentrasi bijih lebih kaya dari sekelilingnya.
Endapan bijih yang letaknya relatif datar dan sejajar dengan perlapisan batuan induknya.
Bagian dari satuan batuan atau bahan galian berharga yang tersingkap di permukaan bumi.
Apungan ( Float )
Potongan-potongan lepas dari batuan atau bijih yang terdapat pada atau dekat permukaan tanah,
atau dasar sungai; dapat digunakan sebagai petunjuk adanya mineralisasi; sin. Serpihan.
Lapisan tanah atau batuan yang berada di atas dan langsung menutupi lapisan bahan galian
berharga sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu sebelum dapat menggali bahan galian
berharga itu.
Batuan yang berada langsung di bawah lapisan batuan yang ekonomis untuk ditambang; sin.
batuan landas.
Batuan yang terletak di atas endapan bijih atau urat bijih yang miring.
Batuan yang terletak di bawah endapan bijih atau urat bijih yang miring.
(1) sudut yang dibentuk antara bidang perlapisan batuan dengan bidang horizontal; (2) besarnya
kenaikan atau penurunan jalan/lereng untuk setiap jarak horizontal 100 m (ft), dinyatakan dalam
%; (3) sudut yang dibuat antara bidang horizontal dengan bidang aliran material pada suatu alat
pengolahan bahan galian, dinyatakan dalam derajat.
Jurus ( Strike )
Garis perpotongan antara bidang perlapisan dan bidang horizontal yang dinyatakan dalam arah
azimut dan tegak lurus terhadap arah kemiringan (dip).
Terowongan ( Tunnel )
(1) lubang bukaan mendatar atau hampir mendatar yang menembus kedua lereng bukit; (2) lubang
bukaan yang berada di bawah tanah atau air, kedua ujungnya berhubungan langsung dengan udara
luar.
Jalan masuk utama ke tambang bawah tanah, berupa terowongan buntu yang dibuat mendatar dan
menghubungkan tempat bawah tanah dengan udara luar atau permukaan bumi; sin. terowongan
buntu.
Terowongan atau jalan dalam tambang bawah tanah yang menyilang jurus cebakan atau urat.
Lubang bukaan yang relatif mendatar pada tambang bawah tanah yang dipergunakan untuk
pengangkutan bijih berai.
Jalan utama pada tambang bawah tanah yang berfungsi untuk pengangkutan bijih berai.
Lubang bukaan miring atau tegak di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) bawah
menuju ke paras diatasnya (lihat juga lorong turun).
Lubang bukaan tegak atau miring di tambang bawah tanah yang digali dari paras (level) atas
menuju ke paras dibawahnya.
Sumuran pada tambang bawah tanah yang tidak berhubungan langsung dengan udara luar lihat
juga sumuran tegak; sin. sumuran buta.
Lombong ( Stope )
Lopak ( Sump )
Sumuran dangkal tempat penampungan air atau lumpur yang bersifat sementara di dalam tambang
sebelum dipompa ke luar; sin. pelimbahan; ceruk.
Cara pelombongan pada cebakan bijih dan batuan samping yang kuat sehingga tidak memerlukan
penyangga buatan; hanya bila diperlukan dapat ditinggalkan sebagian kecil bijih sebagai pilar-pilar.
Kribing ( Cribbing )
Penyangga kayu yang terdiri atas susunan balok kayu persegi panjang yang yang dipasang secara
beraturan menutupi dinding sumuran.
Permukaan batuan atau bahan galian yang sedang digali (ditambang); sin. medan kerja.
Lenis sumuran yang merupakan kombinasi sumuran tegak dan sumuran miring, berfungsi sebagai
jalan keluar masuk utama ke tambang bawah tanah.
Batuan kurang telap berstruktur cembung yang menutupi batuan waduk atau akuifer
Pasca tambang adalah masa setelah berhentinya kegiatan tambang pada seluruh atau sebagian
wilayah usaha pertambangan eksploitasi/operasi produksi, baik karena berakhirnya izin usaha
pertambangan dan atau karena dikembalikannya seluruh atau sebagian wilayah usaha
pertambangan eksploitasi/operasi produksi.
Tiang ( Posts )
Bagian dari sistem penyanggaan yang dipasang tegak atau agak miring pada tambang bawah tanah.
Sebutan untuk sebatang balok kayu yang digunakan untuk penyanggaan tambang bawah tanah
ditempat yang rawan ambruk; sin. Prop.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sumber daya alam merupakan anugrah terindah dari yang maha kuasa yang harus kita jaga, lestarikan
dan dimanfaatkan. Akan tetapi dimanfaatkan di sini bukan berarti menguras habis sumberdaya alam
yang tersedia namun kita juga harus bias memberdayakanya untuk anak cucu kita kelak dimasa yang
akan datang. Eksploitasi yang berlebihan dapat menimbulkan bencana alam yang sangat dasyat,
contohnya seperti tanah longsor, gempa bumi (local) dan bencana - bencana lainya yang tentunya bisa
membahayakan kehidupan manusia dimuka bumi ini.
Penulis menyarankan kepada para pembaca khususnya mereka yang menggeluti bidang
pengekploitasian sumber daya alam dalam melakukan karirnya agar lebih berhati - hati dan tidak
mengeksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan. Tentu kita tau akibatnya apa bila melakukan
eksploitasi berlebihan, telah kita bahas di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kabarsaham.com/2011/pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-gelembung.html
Sukandarrumidi. (1999). Bahan Galian Industri. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press