Anda di halaman 1dari 8

Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.

php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM


PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI
RUSUNAWA DAN LPPU UNIVERSITAS DIPONEGORO

Finasia Sakina Harsari*), Ika Bagus Priyambada**),


Priyambada Budi Prasetyo Samadikun
Samadikun**)
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
email : finasiasakinah@gmail.com

Abstrak
Buangan sampah terus mengalami peningkatan volume, namun hingga saat ini belum sejalan dengan
peningkatan pengelolaan sampah yang baik dari aspek teknis maupun non-teknis. teknis. Pengelolaan sampah
dilakukan tidak hanya di skala domestik, namun termasuk juga institusi yang ada. Limbah dari lembaga
seperti institusi pendidikan memiliki volume yang cukup besar dari sampah organik dari dapur dan
kebun, limbah daur ulang seperti plastik, kertas, kaleng, non non-daur
daur ulang dan limbah berbahaya.
Universitas Diponegoro memiliki luas dan jumlah mahasiswa yang cukup banyak tentu menghasilkan
timbulan sampah yang tidak sedikit. Namun realita yang ada menunjukkan bbahwa ahwa pengelolaan sampah
masih belum efektif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji timbulan, komposisi, dan
karakteristik sampah serta merencanakan sistem pengelolaan persampahan di Rusunawa dan LPPU
Undip. Dari hasil penelitian didapat timbulan sampah Rusunawa adalah 76,114 kg/hari atau 613,710
L/hari sedangkan timbulan sampah LPPU adalah 42,467 kg/hari atau 602,366 L/hari. Sampah dominan
dari kedua tempat tersebut adalah sampah sisa makanan yang masing masing-masing
masing komposisinya sebanyak
51,4% untuk Rusunawa
usunawa dan 30,3% untuk LPPU. Karakteristik sampah yang diuji dalam penelitian ini
adalah densitas, kadar air, kadar abu, dan kadar kalor. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan pengelolaan sampah meliputi pemilahan, pewadahan, pengumpulan,
pengumpulan, dan pengangkutan di
Rusunawa dan LPPU selama periode perencanaan hingga tahun 2035.

Kata kunci: Timbulan sampah, komposisi,


omposisi, karakteristik sampah, aspek biaya, pengelolaan
gelolaan sampah
s

Abstract

[Study of Generation , Composition and Characteristics in Technical Operations Design of


Waste Management at Rusunawa and LPPU Diponegoro University].
University Solid waste continues to
increase in volume, but it is not balance with waste management (the technical and non non-tec
technical). Waste
management is not only on the domestic scale, but also including institutions. Waste from institutions such
as educational institutions have a fairly large volume of organic waste from kitchens and gardens, waste
recycling such as plastic, paper,
aper, can, non
non-recyclable
recyclable and hazardous waste. Diponegoro University has
number of students that quite a lot to produce solid waste. However, the reality shows that waste
management is still not effective. The aim of this study was to assess the generation
generation,, composition and
characteristics of solid waste management system planning in Rusunawa Undip and LPPU. From the
result of waste sampling is known that waste generation are 76.114 kg / day or 613.710 L / day for
Rusunawa and 42.467 kg / day or 602.366 L / day for LPPU. Solid waste of the Rusunawa and LPPU are
dominated by food waste that each of it have composition 51.4% for Rusunawa and 30.3% for LPPU.
Characteristics of solid waste which were tested in this study are the density, moisture content, ash ccontent
and calorific content. The results of this study can be used as a reference for waste management include
storing, moving, collecting, and transporting in Rusunawa and LPPU during the planning period up to
2035.

Keywords: Waste generation, composition, characteristics of waste, cost, waste management

1 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

PENDAHULUAN Rusunawa dan LPPU memerlukan


Sampah terdiri dari semua limbah perencanaan
encanaan pengelolaan sampah. Dalam
berbentuk padat yang dihasilkan dari aktivitas pengelolaan limbah padat membutuhkan data
manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak megenai komposisi dan proses pembentukan
bermanfaat atau tidak diinginkan lagi limbah (Acurio, 1997). Data mengenai
kehadirannya (Tchobanoglous et al, 1993). persampahan di Rusunawa dan LPPU meliputi
Buangan sampah terus mengalami timbulan, komposisi, dan karakteristik juga
peningkatan volume, namun hingga saat ini diperlukan dalam m perencanaan Tempat
belum sejalan dengan peningkatan Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Undip.
pengelolaan sampah yang baik dari aspek Pembangunan TPST merupakan salah satu
teknis maupun non-teknis.
teknis. Padahal upaya yang dilakukan oleh Universitas
pengelolaan, penyimpanan, pengumpulan dan Diponegoro dalam pengelolaan sampah. Di
pembuangan limbah padat yang tidak benar TPST ini diharapkan sampah dari kawasan
dapat menimbulkan resiko pada kesehatan Universitas Diponegoro dapat terkelola
lingkungan dan masyarakat (World Resources dengan baik.
Institute, 1996). Dalam penelitian ini, peneliti
Pengelolaan sampah dilakukan tidak mengambil Rusunawa dan LPPU Undip
hanya di skala domestik, namun termasuk juga sebagai lokasi penelitian dan perencanaan.
institusi yang ada. Limbah dari lembaga Penelitian mengenai studi timbulan,
seperti institusi pendidikan memiliki volume komposisi, dan karakteristik untuk dapat
yang cukup besar dari sampah organik dari mengetahui pengelolaan sampah yang tepat di
dapur dan kebun, limbah daur ulang seperti kedua tempat tersebut. Kemudian dapat
plastik, kertas, kaleng, non-daur
daur ulang dan direncanakan pengelolaan sampah yang sesuai
limbah h berbahaya (Armijo et al., 2008). Di dengan lokasi perencanaan. Baik hasil data
beberapa negara maju, pengelolaan limbah persampahan dan perencanaan pengelolaan
dalam universitas dianggap sebagai bagian sampah di lokasi penelitian nantinya dapat
dari kegiatan perkotaan dan ada program yang mendukung sistem pengelolaan sampah di
komprehensif untuk manajemen limbah dalam Universitas Diponegoroo yang saling
universitas (Viebahn, 2002; Savely et al., terintegrasi.
2007). Rumusan
umusan masalah pada penelitian ini
Universitas Diponegoro adalah salah adalah:
satu universitas terbesar di Jawa Tengah. 1. Bagaimana timbulan, komposisi, dan
Rusunawa dan LPPU Undip merupakan karakteristik sampah di Rusunawa dan
fasilitas yang berada di Universitas LPPU Undip?
Diponegoro. Timbulan sampah yang 2. Bagaimana rencana sistem pengelolaan
dihasilkan di Rusunawa dan LPPU cukup persampahan meliputi aspek teknis:
banyak. Namun hal tersebut belum diimbangi pewadahan, pemindahan,
pemindahan dan
dengan pengelolaan sampah yang baik. Saat pengumpulan, serta aspek biaya di
ini pengelolaan sampah di Rusunawa dan Rusunawa dan LPPU Undip?
LPPU Undip kurang memadai. Pengelolaan
sampah di Rusunawa dan LPPU Undip masih METODE PENELITIAN
belum dilakukan dengan cara yang Penelitian dilaksanakan dilaksanakan
berwawasan lingkungan sehingga dapat Universitas Diponegoro. Pengambilan data
menimbulkan dampak
ak kesehatan bagi dilaksanakan di Rusunawa dan LPPU Undip
masyarakat dan lingkungan. Padahal menurut pada bulan Juni – Juli 2014.
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Pengumpulan data primer, berupa
Sampah, diwajibkannya bagi pengelola jumlah timbulan sampah dalam satuan berat
sampah untuk mengurangi dan menangani dan volume, nilai karakteristik sampah,
sampah dengan cara yang berwawasan komposisi sampah, sumber sampah, dan teknis
lingkungan. operasional pengelolaan sampah. metode

2 *) Penulis
**) Dosen Pembimbing
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

pengambilan dan pengukuran timbulan dan kg/hari dan 613,71 L/hari. Dengan rincian
komposisi sampah didasarkan pada pa metode sampah gedung sebanyak 71,485 kg/hari dan
SNI 19-3964-1994. Pengujianian sampel sampah 549,198 L/hari serta sampah taman sebanyak
dilakukan di lapangan dan di laboratorium. 4,629 kg/hari dan 64,513 L/hari. Dari
Pengujian sampel sampah di lapangan adalah perhitungan, didapat at timbulan sampah
analisis timbulan sampah secara berat dan Rusunawa adalah 0,11066 kg/orang/hari dan
volume, komposisi,, dan densitas sampah. Di 0,85015 L/orang/hari.
laboratorium untuk pengujian karakteristik
kara Timbulan sampah di LPPU adalah
sampah yaitu kadar air, kadar abu, dan kadar 42,467 kg/hari dan 602,366 L/hari.
kalor. Timbulan sampah tersebut terdiri dari
Tahap analisis data meliputi analisis sampah gedung sebanyak 33,277 kg/hari
wilayah penelitian, analisis jumlah penghuni dan 382,246 L/hari serta sampah taman
wilayah penelitian, analisis jumlah timbulan
sebanyak 9,19 kg.hari dan 220,120 L/hari.
dan komposisi sampah, analisis karakteristik
sampah, serta analisisis perencanaan sistem Timbulan sampah per orang dicari dengan
pengelolaan persampahan di wilayah membagi jumlah timbulan sampah gedung
penelitian. dengan jumlah penghuni. Dari perhitungan
didapat timbulan sampah
ampah yang dihasilkan
adalah 0,37 kg/orang/hari dan 4,24
L/orang/hari.
2. Komposisi Sampah
Kaca B3 Lain-
Lain lain
Logam
1% 4% 0%
1% Daun
6%

Plastik
Karet/Kuli 25%
Sisa
t
Makanan
0%
51%
Kain
1%
Kertas
Kayu 11%
0%

Gambar 2. Komposisi Sampah Satuan


Berat Rusunawa Undip
Sampah
ampah yang dihasilkan di Rusunawa
Undip didominasi oleh sampah organik sisa
makanan sebesar 51%. Kemudian sampah
kedua terbanyak adalah sampah plastik sebesar
Gambar 1. Diagram Alir Metodologi 25%
Penelitian Logam
Kaca Lain- lain
0% 0%
3%
Plastik B3
HASIL DAN PEMBAHASAN 12% 8% Daun
22%
Karet/Kulit
Analisis Timbulan, Komposisi, dan 0%
Kertas/ Sisa
Karakteristik Sampah
Kain Karton Makanan
0% Kayu 25% 30%
1. Timbulan Sampah
0%
Berdasarkan hasil pengambilan dan
pengukuran,, timbulan sampah yang dihasilkan
Rusunawa Undip rata-ratarata adalah 76,114

3
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

Gambar 3. Komposisi Sampah Satuan dilakukan sesegera mungkin untuk


Berat LPPU menghindari timbulnya bau.
Sampah yang paling banyak dihasilkan 5. Kadar Abu
di LPPU adalah sampah sisa makanan sebesar Berdasarkan analisis kadar abu
30%. Lalu komposisi terbanyak lainnya adalah diperoleh kadar abu sampah di Rusunawa
sampah kertas atau karton sebesar 25% dan sebesar 2,79% dan LPPU sebesar 2,69%.
sampah daun sebesar 22%. Ini berarti keseluruhan sampah yang
3. Densitas Sampah dibakar tersisa 2,79% untuk Rusunawa dan
Berdasarkan hasil perhitungan,
perhitungan densitas 2,69 untuk LPPU berupa abu. Berdasarkan
rata-rata sampah Rusunawa Undip sebesar Tchobanoglous (1993), kadar abu untuk
125,6 kg/m3, sedangkan sampah LPPU sebesar sampah domestik sebesar 10-30%. 10
77,581 kg/m3. Densitas sampah tersebut tidak Perbedaan antara literatur dan hasil uji
terlalu besar dikarenakan belum adanya kadar abu disebabkan komposisi sampel
pemadatan sampah di sumber sampah.
sampah
sampah yang didominani oleh sampah sisa
4. Kelembaban (Kadar Air) makanan. Bahan-bahanbahan yang mudah
terbakar akan memiliki kadar abu yang
Kadar Air lebih kecil
100 Kadar Abu
50
4
0
2
Uji Ke-1 (%) Uji Ke-2 (%) Uji Ke-3 (%) Rata-Rata
(%) 0
Uji Ke-1 (%) Uji Ke-2 (%) Uji Ke-3
3 (%) Rata-Rata
RUSUNAWA LPPU (%)
RUSUNAWA LPPU
Gambar 4. Diagram Kadar Air

Kedua sampel sampah Rusunawa Gambar 5. Diagram Kadar Abu


dan LPPU memiliki kadar air yang tidak
jauh berbeda. Kadar air sampah Rusunawa 6. Kadar Kalor
rata-rata
rata adalah 70,94%, sedangkan kadar
air sampah LPPU adalah 72,39%. Sampah Kadar Kalor
domestik memiliki tipikal kelembaban 6,000
sebesar 15-40%.
40%. Sesuai dengan 4,000
2,000
Tchobanoglous (1993), tipikal kadar air 0
sisa makanan sebesar 70%. Kadar air Uji Ke-1 Uji Ke-2 Uji Ke--3 Rata-Rata
sampah Rusunawa dan LPPU yang tinggi (%) (%) (%) (%)
dikarenakan sampah lebih banyak berupa
RUSUNAWA LPPU
sampah organik sisa makanan.
Tingginya kadar air menyebabkan
kelembaban sampah yang tinggi pula. Gambar 6. Diagram Kadar Kalor
Kelembaban sampah berpengaruh pada
proses penanganan sampah. Sampah yang Berdasarkan pemeriksaan di
lebih lembab akan mempercepat proses laboratorium, nilai kalori sampah di
mikroba sehingga sampah cepat busuk. Rusunawa dan LPPU tidak jauh berbeda,
Untuk menghindari hal tersebut, yaitu sebesar 3.842,46 kkal/kg dan
diperlukan penanganan sampah yaitu 3.986,46 kkal/kg. Hal ini dikarenakan
pemindahan dan pengumpulan
ngumpulan yang kedua tempat tersebut memiliki komposisi

4
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

sampah yang didominasi oleh sampah sisa sampah residu. Ukuran volume untuk
makanan. Nilai kalor sampah kota menurut sampah gedung adalah 36 L dan 40 L
Tchobanoglous (1993) berkisar antara disesuaikan dengan jenis dan timbulan
4000-6000
6000 Btu/lb atau setara dengan sampah. Untuk sampah di kantor
2.222.2-3.333.3
3.333.3 kkal/kg, sedangkan tipikal digunakan ukuran yang lebih kecil yaitu
nilai kalor sampah makanan yaitu 2.000 10 L, sedangkan untuk sampah taman
ta dan
Btu/lb atau 1.111,1 kkal/kg. Hasil uji nilai jalan digunakan wadah berukuran 40 L.
kalor sampel sampah
mpah baik di Rusunawa Jumlah wadah sampah setiap jenis
maupun LPPU cenderung lebih tinggi. Hal ditentukan dari jumlah timbulan sampah
ini dapat disebabkan oleh pengeringan setiap jenisnya. Timbulan sampah yang
dengan menjemur sampel di bawah sinar digunakan adalah dalam satuan volume.
matahari sebelum dimasukkan ke Dalam perencanaan, jumlah wadah akan
laboratorium. Pengeringan tersebut disesuaikan dengan kondisi
kondi eksisting
menyebabkan kadar air dalam sampah Rusunawa dan LPPU. Peletakan wadah
berkurang. mempertimbangkan efisiensi, efektivitas,
Perencanaan Pengelolaan Sampah serta kemudahan dalam membuang
Perencanaan pengelolaan sampah sampah.
meliputi aspek operasional, yaitu
pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
dan pengangkutan. Tahap awal adalah
pewadahan yang dibagi lagi menjadi
pewadahan sampah gedung serta taman
dan jalan. Lalu dilakukan pengumpulan Gambar 8. Rencana Pemilahan Wadah
sampah di masing-masing
masing sumber sampah. Sampah Gedung
Kemudian sampah dibawa ke tempat
penampungan sampah sementara untuk 2. Pengumpulan
selanjutnya diangkut menuju TPS Terpadu Sistem pengumpulan yang
Undip. dilakukan terdiri dari dua jenis, yaitu
pengumpulan langsung dan tidak
langsung. Pola pengumpulan langsung
ditujukan untuk pengambilan sampah
taman dan jalan. Alat angkut yang
digunakan di Rusunawa Undip adalah
motor roda tiga,, sedangkan di LPPU
digunakan gerobak sampah. Setiap
Gambar 7. Rencana Penerapan Teknik maksimal dua hari, sampah dari tiap
Operasional Persampahan gedung akan dikumpulkan menggunakan
alat angkut.
A. Aspek Teknis Operasional Pengumpulan sampah gedung baik
1. Pewadahan dan Pemilahan di Rusunawa dan LPPU akan dilakukan
Pewadahan sampah di Rusunawa pukul 08.00-11.00.
11.00. Selama tiga jam
dan LPPU terbagi menjadi dua jenis, yaitu: pengumpulan sampah, petugas dari
1) sampah gedung serta 2) sampah taman masing-masing
masing gedung akan
dan jalan. Untuk sampah gedung akan mengumpulkan sampah h dari tiaptiap-tiap
disediakan lima jenis wadah yaitu: 1) gedung. Pengumpulan sampah ini dapat
sampah daur ulang, 2) sampah B3, B3 3) menggunakan plastik sampah yang
sampah organik, 4) sampah kertas, dan 5) berwarna sesuai komposisi sampah yang
dihasilkan. Sampah tersebut lalu
5
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

dikumpulkan dengan menggunakan alat dihasilkan. Ritasi yang diperlukan untuk


angkut menuju Tempat Penyimpanan mengangkut sampah Rusunawa adalah
Sampah. sebanyak 2 kali, sedangkan untuk LPPU
sebanyak 1 kali.
3. Pemindahan B. Pembiayaan
Pemindahan
ndahan sampah yang 1. Biaya Investasi
dilaksanakan di Rusunawa dan LPPU Biaya investasi adalah biaya yang
direncanakan berupa tempat penyimpanan diperlukan untuk pengadaan alat, baik
sampah. Tempat penyimpanan sampah ini penambahan atau penggantian. Bi Biaya
berfungsi untuk menampung sementara investasi dibagi menjadi dua, yaitu biaya
sampah sebelum diangkut menuju Tempat investasi alat pokok dan biaya investasi
Pengolahan Sampah Terpadu Undip. alat penunjang. Di awal perencanaan
Perencanaan tempat penyimpanan sampah sistem pengelolaan sampah terpadu,
sementara ini hanya berupa transfer depo dibutuhkan investasi pengadaan awal
yang memiliki ruang untuk lima jenis peralatan dan perlengkapan.
pemilahan sampah. Volume ruang 2. Biaya Operasional dan
penyimpanan akan disesuaikan dengan Pemeliharaan
timbulan masing-masing
masing jenis sampah. Sistem pengelolaan sampah
Tempat penyimpanan sampah ini dibuat memerlukan biaya operasional dan
dengan penutup untuk uk menghindari pemeliharaan (OP) di setiap unit. Biaya ini
masalah estetika maupun pencemaran bau. meliputi pemeliharaan alat, upah tenaga
kerja, penyediaan bahan dan alat
3. Biaya Reinvestasi
Biaya reinvestasi diperlukan karena
peralatan yang digunakan dalam sistem
pengelolaan sampah terpadu berbasis
masyarakat memiliki umur pakai dan harus
diperbaharui dalam jangka waktu tertentu.
Biaya reinvestasi dipengaruhi oleh
pertumbuhan inflasi.

: Transfer depo 4. Biaya Penyusutan


Biaya penyusutan merupakan biaya
yang
ng diperoleh akibat penyusutan harga
Gambar 9. Peletakan Transer Depo
dari peralatan yang dibeli. Perhitungan
Rusunawa dab LPPU
biaya penyusutan mengacu pada SNI
3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di
4. Pengangkutan
Permukiman.
Pengangkutan sampah dari
Tabel 1. Total Biaya Perencanaan
transfer depo ke TPST Undip dilakukan
Pengelolaan Sampah
dengan menggunakan motor roda tiga.
Operasi pengangkutan sampah menuju Biaya Rusunawa LPPU
Rp Rp
TPST dalam sehari berlangsung selama 2 Investasi 76.262.000 42.043.000
kali. Rencana pengangkutan dilakukan Rp Rp
pada pagi hingga siang hari, yaitu pukul Reinvestasi 381.245.124 218.329.729
Operasional
08.00 – 15.00 WIB. Ritasi yang dan
Rp Rp
3.414.817.939 4.959.108.849
direncanakan disesuaikan dengan Pemeliharaan
banyaknya timbulan sampah yang Rp Rp
Total Biaya 3.872.325.064 5.219.481.579

6
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

KESIMPULAN DAN SARAN Pengangkutan sampah direncakan


setiap dua hari sekali.
Kesimpulan b. Aspek biaya dalam pengelolaan
Dari hasil penelitian dan sampah di Rusunawa dan LPPU
pembahasan dapat ditarik kesimpulan mempertimbangkan
bangkan biaya
sebagai berikut: investasi, biaya operasional dan
1. Timbulan sampah Rusunawa Undip pemeliharaan, reinvestasi, serta
adalah 0,11 kg/orang/hari dan 0,85 biaya penyusutan. Biaya investasi
L/orang/hari dengan komposisi paling awal yang diperlukan Rusunawa
banyak yaitu sampah organik sisa dan LPPU masing-masing
masing adalah
makanan. Sedangkan timbulan Rp 76.262.000 dan Rp 42.043.000.
sampah LPPU adalah 0,37 Biaya operasional dan
kg/orang/hari dan 4,24 L/orang/hari pemeliharaan selama periode
dengan komposisi paling banyak perencanaan untuk Rusunawa dan
adalah sampah sisa makanan dan LPPU masing-masing
masing Rp
kertas karton. Kadar air sampah 3.414.817.939 dan Rp
Rusunawa rata-rata rata adalah 70,94%, 4.959.108.849. Total biaya
sedangkan kadar air sampah LPPU reinvestasi selama periode
adalah 72,39%.
2,39%. Kadar abu sampah di perencanaan untuk Rusunawa dan
Rusunawa sebesar 2,79% dan LPPU LPPU masing-masing
masing adalah Rp
sebesar 2,69%. Nilai kalori sampah di 381.245.124 dan Rp 218.329.729.
Rusunawa dan LPPU sebesar 4046
kal/kg dan 3862,445 kal/kg. Saran
2. Pengelolaan sampah yang 1. Pengambilanlan sampling dilakukan
direncanakan adalah dari aspek teknis dalam jangka waktu dua musim agar
operasional dan aspek biaya dapat terlihat perbedaan kondisi
a. Aspek teknis operasional yang timbulan sampah saat musim hujan
direncanakan meliputi pewadahan, dan musim kemarau. Perbedaan
pengumpulan, pemindahan, dan kondisi musim dapat berpengaruh
pengangkutan. Pewadahan sampah pada rencana proses pengelolaan
disertai dengan pemilahan lima sampah di Undip.
jenis sampah yaitu sampah daur 2. Uji karakteristik sampelmpel sampah
ulang, sampah B3, sampah organik, dilengkapi dengan uji yang lain,
sampah kertas, dan sampah residu. seperti uji rasio C/N. Hasil dari uji
Sistem
tem pengumpulan yang karakteristik yang lengkap akan
dilakukan terdiri dari pengumpulan memudahkan dalam perencanaan
langsung dan tidak langsung. pengolahan sampah yang tepat.
Pengumpulan sampah akan 3. Pemeliharan terhadap fasilitas
dilakukan maksimal setiap dua hari pengelolaan sampah umur pakainya
sekali. Alat pengumpulan sampah dapat bertahan lama.
direncanakan adalah motor tiga
roda untuk Rusunawa dan gerobak
untuk LPPU. Pemindahan dahan sampah DAFTAR PUSTAKA
yang dilaksanakan di Rusunawa Acurio, G. Rossin, A. Teixeira, P.F. Zepeda,
dan LPPU direncanakan berupa F. 1997. Situation of the municipal solid
tempat penyimpanan sampah waste management in Latin America and
sebelum diangkut ke TPST Undip. the Caribbean. BID No.ENV.97-107.
No.ENV.97

7
Tersedia online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan
Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

Panamerican Organization, Washington, Prasarana dan Sarana Persampahan


DC, USA. dalam Penanganan Sampah Rumah
Azwar, Azrul. 1990. Pengantar Penganta Ilmu Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Kesehatan Lingkungan.. Jakarta : Yayasan Tangga. Menteri Pekerjaan Umum
Mutiara. Republik Indonesia. Jakarta.
Badan Standar Nasional. 1994. SK SNI 19- 19 Sekretariat Republik Indonesia. 2008.
3694-1994 Tentang Metode Pengambilan Undang-Undang
Undang No. 18 Tahun 2008
Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan tentang Pengelolaan Sampah. Sekretariat
Komposisi Sampah Perkotaan.
Perkotaan Jakarta : Negara. Jakarta.
Balitbang DPU Sekretariat Republik Indonesia. 2012.
Badan Standar Nasional. 1995. SK SNI 19- Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012
3983-1995 Tentang Spesifikasi Timbulan tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Besar Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
di Indonesia.. Jakarta : Balitbang DPU. Tangga. Sekretariat Negara. Jakarta.
Badan Standar Nasional. 2002. SK SNI 19- 19 Ruslinda, Indah S. 2012. Satuan Timbulan,
2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Komposisi, dan Karakteristik Sampah
Operasional Pengolahan Sampah Non Domestik Kota Bukittinggi
Bukittinggi. Padang:
Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU. Universitas Andalas.
Badan Standar Nasional. 2008. SK SNI 3242- 3242 Savely, S M., Carson, A I., Delclos, G L.
2008 Tentang Pengelolaan Sampah di 2007. An environmental management
Pemukiman. Jakarta : Balitbang DPU. system implementation model for U.S.
Baud, I., et al. 2001. Quality of Life and colleges and universities.
versities. Clean Produc.
Alliances in Solid Waste Management: 15: 660-670.
Contributions to Urban Sustainable Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
Development. Cities. 18(1):
8(1): p. 3-12.
3 Kualitatif dan R&D. Bandung : Penerbit
Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Alfabeta.
Informasi (BAPSI). 2014. Profil Tchobanoglous, George. Theisen, Hilary.
Universitas Diponegoro. Semarang. Vigil, Samuel. 1993. Integrated Solid
Damanhuri, E. & Padmi, Tri. 2010. Diktat Waste Management.. New York:
Kuliah TL-3104:
3104: Pengelolaan Sampah. McGraw-Hill.
Bandung: ITB. USAID. 2006. Modul Pelatihan Pengelolaan
Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan Sampah Berbasis Masyarakat
Masyarakat. Jakarta :
Sistem
tem Pengelolaannya. Jakarta : Environmental Services Program.
Prog
Ekamitra Engineering. Vega, Armijo de. S, Ojeda Benítez. ME,
Dirjen Cipta Karya. 2008. Pedoman 3R Ramírez Barreto. 2008. Solid waste
Berbasis Masyarakat di Kawasan characterization and recycling potential
Pemukiman.. Jakarta : Departemen for a university campus. Waste
Pekerjaan Umum. Management, 2008. 28, Supplement 1(0) 1(0).
Direktorat Pengembangan PLP. 2012. Materi Mexico.
Bidang Sampah I Diseminasi Dan Viebahn, P. 2002. An environmental
Sosialisasi Keteknikan Bidang PLP, management model for universities:
iversities: from
Direktorat Pengembangan PLP, environmental guidelines to staff
Direktorat Jenderal Cipta Karya. Jakarta: involvement.. Clean Produc. 10: 3-12.
3
Kementerian Pekerjaan Umum. World Resource Institute. 1996. The Urban
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Environment.. Washington DC,USA.
03/PRT/M/2013. Penyelenggaraan
8

Anda mungkin juga menyukai