Generasi Muda Untuk Bangsa
Generasi Muda Untuk Bangsa
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.
Berikan aku 10 pemuda, niscayaa akan aku goncang dunia”. Kata dari bung Karno
bahwa pemuda adalah harapan bangsa, dan tulang punggung kemajuan bangsa ini.
Jika pemuda rusak, maka hancurlah negara. Jika pemuda hebat maka majulah
bangsa Indonsia. Peran kita sebagai pemuda sangat diperlukan untuk negeri kita
tercinta. “janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta, masa lampau
adalah berguna sekali untuk kaca bengala dari pada masa yang akan
datang”(pidato HUT Proklamasi, 1966, Soekarno). Untuk menjadi pemuda terbaik
yaitu pemuda yang berjuang untuk bangsa kita harus belajar dari sejarah
perjuangan pemuda Indonesia dalam memersatukan bangsa Indonesia dengan
semangat nasionalisme. Kita dapat mempelajarinya dari sejarah Sumpah pemuda.
Sumpah pemuda merupakan suatu pengakuan dari pemuda pemudi Indonesia
yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah pemuda
dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari rapat pemuda pemudi
atau Kongres pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati
sebgai hari sumpah pemuda. Kongres Pemuda II dilakukan tiga sesi di tempat
yang berbeda oleh Perhimpunan Pelajar pelajar Indonesia ( PPPI ) yang
beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia Kongres tersebut dihadiri
oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong
celebes, Jong Sumatra Bond, Jong Islamieten bond, Jong Ambon dan sebgainya.
Dari ikrar Sumpah Pemuda itu, apa saja yang dapat kita lakukan sebagai
pelajar saat ini, di era globalisasi ini, sebagai pemuda, warga negara Indonesia
yang luas, yang berkepulauan, dengan sangat beragam kebudayaan, bahasa daerah
dalam persaingan dengan luar negeri dengan kekayaan sumber daya alam yang
melimpah. Kita perlu mempelari sejarah, menjadikan sejarah sebagai nilai acuan
dan menjunjung serta menghargai para pahlawan yang berjuang untuk bangsa
Indonesia. Tidak melupkan jati diri untuk melindungi, mempersatukan,
mencerdaskan bangsa Indonesia yang saat ini mulai tergerus oleh dampak
negative globalisasi.
Pada pertemuan pertama menurut Muh. Yamin ada lima faktor yang bisa
memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan
dan kemauan. Sehingga kita perlu mengetahui, mempelajari sejarahyang dapat
menginspirasi kemajuan bangsa, mengembangkan pemikiran pemikiran pemuda
dulu dengan menyesuaikan keadaan sekarang dan bahkan dapat membuat sejarah
baru bagi bangsa Indonesia dalam hal positive. Dalam rapat kedua dilakukan
pembahasan tentang keseimbangan pendidikan disekolah dan dirumah tentang
kebangsaan dan demokratis. Pendidikan sangatlah penting bagi pemuda
Indonesia, diamana pendidikan selalu berkembang seiring perkembangan zaman
terutama diera globalisasi ini. Kita tidak boleh ketinggalan IPTEK sekarang
ataupun masa yang akan datang sehinga kita harus mengikuti arus globalisasi.
Namun kita harus tetap diiringi rasa nasionalisme sebagai warga negara dan
belajar tentang demokrasi. Pada Rapat penutup di gedung Indonesische
Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya gerakan
Nasionalisme dan Demokrasi. Berjiwa nasionalisme tidak harus berperang seperti
jaman penjajahan namun dengan menghrgai beragam kebudayaan, agama dll.
Mencintai produk dalam negeri. Tidak meremehkan kemampuan orang orang
indonesia yang bisa menjadi penghalang lahirnya kreativitas-kreativitas anak
bangsa. Menjaga aset Indonesia dari luar negeri. Dengan seperti itu kita sudah ikut
berperan dalam perjuangan bangsa sebagai pemuda generasi penerus bangsa.
Sumpah pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerkan
kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda saat itu berjuang
mempertaruhkan jiwa raganya demi menganggkat harkat dan martabat bangsa
Indonesia yang tertindas oleh penjajahan selama rtusan tahun. Sumpah Pemuda
seharusnya mengingatkan kita pada salah satu peristiwa sejarah yang penting bagi
bangsa Indoesia. Namun pada kenyataannnya, seiring dengan berjalannya waktu,
makna sumpah pemuda bagi generasi muda khususnya bagi pelajar masa kini
terasa mulai memudar bahkan menghilang dari dalam diri pelajar Indonesia. Salah
satu penyebabnya adalah perkembangan zaman yang tidak hanya memberikan
dampak posistif tetapi juga dampak negative. Seperti pengaruh globalisasi yang
menyebar luar di kalangan remaja. Pengaruh globalisasi itu dapat dilihat dari
perubahan pola pikir, teknologi, gaya berpakaian, dan pola perilau pelajar yang
cenderung mengikuti gaya hidup negara asing, khususnya negara-negara barat.
Jika hal itu berlangsung terus menerus cepat atau lambat kepribadian bangsa ini
akan terkontaminasi oleh kebudayaan asing yang akan mebuat generasi muda
bangsa Indonesia melupakan jati diri sebagai warga negara Indonsia. Perilaku
pemuda yang terlihat saat ini seperti tawuran antar pelajar, penyalahgunaan
narkoba, seks bebas, serta korupsi para pejabat negara, sudah jauh dari perilaku
yang mencerminkan nilai dari Sumpah pemuda.
Apabila di tinjau lebih lanjut hanya sebagian kecil dari para pelajar, para
pemuda sekaranag yang mengerti asal-usul Sumpah pemuda bahkan isis dari
sumpah pemuda pun tidak banyak yang mengetahuinya. Adapun isi ikrar Sumoah
Pemuda
Pertama : Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa I
ndonesia
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Pelajar saat ini menilai Sumpah pemuda tidak besesuaian lagi dengan
perkembangan zaman, bahkan hanya sebagai masa lalu para pejuang. Padahal
mereka yang akan menentukan masa depan bangsa Indonesia dimana sudah
dimulai lebih dahulu oleh para pemuda masa itu dan sekarang bisa dijadikan
sumber pembelajaran bagi pelajar dan pemuda saat ini demi persatuan kesatua dan
kemajuan bangsa Indonesia.
Ikrar kedua menyatakan berbangsa yang satu bangsa Indonesia. Kita harus
bangga sebagai bangsa Indonesia tidak malah merasa malu dengan karya karya
anak bangsa dan selalu memakai bahkan mencintai produk asing. Kita seharusnya
mampu menciptakan bangsa yang cerdas dari para pemuda yang cerdas tidak
malah merusak nama Indonesia dengan perbuatan yang buruk seperti
penyalahgunaan narkoba, tawuran baik pelajar atau suporter di suatu daerah, tidak
melakukan korupsi, kriminalitas yang merjalela. suap menyuap, kita harus
mampu menjaga nama Bangsa Indonesia yang satu.