Anda di halaman 1dari 4

A.

Sistem Pemerintahan Indonesia

Setiap negara pasti memiliki sistem untuk menjalankan kehidupan


permerintahannya. Sistem tersebut adalah sistem pemerintahan. Di dunia ini ada
beberapa macam sistem pemerintahan yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan, karakteristik, serta perbedaan sendiri-sendiri. Sesuai dengan kondisi negara
masing-masing, sistem ini dibedakan menjadi :
1. Presidensial
2. Parlementer
3. Semipresidensial
4. Liberal
5. Demokrasi liberal
6. Komunis

Sistem pemerintahan adalah cara pemerintah dalam mengatur semua yang berkaitan
dengan pemerintahan. Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai suatu tatanan utuh
yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan
memengaruhi dalam mencapaian tujuan dan fungsi pemerintahan. Sistem ini berfungsi
untuk menjaga kestabilan pemerintahan, politik, pertahanan, ekonomi, dll. Sistem
pemerintahan yang dijalankan secara benar dan menyeluruh, maka semua negara
tersebut akan berada dalam keadaan stabil.

Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini

Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen
keempat tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945
dengan beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan
yang baru. Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah
dilakukannya Pemilu 2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR.
DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan parlementer
dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam
sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
adalah sebagai berikut;

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang
dan hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia.


Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama.Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme
check and balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk
melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

B. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

Sistem Pemerintahan Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. Dalam


Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia, Presiden memiliki posisi yang relatif kuat
dan tidak dapat dijatuhkan begitu saja seperti misalkan rendahnya dukungan politik tidak
akan membuat presiden dapat dilengserkan karena alasan tersebut.Hal tersebut bisa
menjadi suatu Kelebihan ataupun Kekurangan dalam Sistem Pemerintahan Indonesia.

Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial :

 Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas


 Pengawasan rakyat lemah
 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat
menimbulkan kekuasaan mutlak
 Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu
yang lama.
 Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian
 Kekuasaan eksekutif (presiden) diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga
sangat memungkinkan dapat menciptakan kekuasaan yang mutlak pada eksekutif..
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas antara badan eksekutif legislatif kurang
jelas, mungkin jelas secara tertulis, namun banyak masyarakat Indonesia sendiri pun
masih bingung akan sistem pertanggungjawaban dalam sistem pemerintahan
Indonesia.
 Pembuatan kebijakan publik seringkali adalah hasil tawar-menawar atau negoisasi
antara eksekutif dan legislatif sehingga keputusannya seringkali terlihat tidak tegas,
hanya mencari solusi diantara kekerasan kepala legislatif dan eksekutif.
 Pembuatan kebijakan memakan waktu yang lama karena prosesnya bertele-tele.

C. Solusi/Perbaikan-Perbaikan

 Kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan pembatasan kekuasan dan pembagian


kewenangan antara esekutif , legislatif dan yudikatif dengan cara itu ketiga lembaga
tersebut dapat saling mengawasi dan adanya jaminan HAM sesuai dengan konstitusi
 Fungsikan peran MPR dan Lembaga Pengawasan secara jujur dan optimal sebagai
kontrol dari segala aspek kebijakan maupun produk-produk hukum, maupun
pertanggung jawabannya yang dikeluarkan oleh eksekutif
 Optimalkan peran-peran lembaga-lembaga pengawasan pemerintah agar lebih
mengutamakan kepentingan rakyat/masyarakat, dengan melibatkan elemen-elemen
masyarakat tersebut demi menciptakan kontrol yang bersih dan transparan
 Membuat pengawasan internal yang transparan agar tidak menggiring pemerintahan
menjadi kepada sebuah kediktatoran
 Memperkuat pengawasan eksternal yang sifatnya non-government (LSM) untuk
mengawasi produk-produk hukum bentukan legislatif.

Kesimpulan/Saran

Pemerintahan Indonesia menganut sistem Presidensil, dimana kepala


Pemerintahan dan kepala negara dipegang oleh satu orang. Kepala pemerintah
dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen
(legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden
berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga


negara, hubungan antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga negara yang
bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita
negara yang terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV.

Dalam ketatanegaraan Indonesia, terdapat 3 pembagian kekuasaan yaitu kekuasaan


legislatif, eksekutif dan yudikatif.

 Kekuasaan Legislatif dipegang oleh MPR, DPR, dan DPD


 Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden dan Wakil Presiden
 Kekuasaan Yudikatif dipegang oleh MA, MK, dan KY

Sistem pemerintahan Indonesia telah menerapkan sistem pemerintahan yang


sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945,salah satunya dengan menerapkan
demokrasi.Namun, birokrasi dalam sistem ini masih kurang baik,karena para birokrat
yang belum menyadari dan menghayati Pancasila.

Sebaiknya, para pelaksana harus lebih menyadari dan menghayati Pancasila serta
Undang-undang Dasar 1945 sehingga sistem pemerintahan ini dapat berjalan lebih baik
serta dengan sistem ini dapat tercapai semua tujuan Negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai