Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KODE ETIK GURU INDONESIA

Kelompok 8
Di susun oleh :

1. NURHASANAH (15405241031)

2. ZULFATUSSUROYA (15405241040)

3. NORMA ANINGTYAS S (15405241007)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

i
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Para guru di Indonesia begitu menyadari bagaimana pentingnya pendidikan itu bagi
bangsanya. Terutama saat ini sedang gencar – gencar nya adanya pembaruan dalam ilmu
pengetahuan. Selain itu para guru mengerti arti pentingnya mengabdi bagi negeri agar menjadi
negera yang lebih baik, mendidik para generasi generasi baru menjadi generasi cendekia yang
dapat membanggakan, mensejahterakan, membangun Indonesia menjadi lebih baik, lebih
sejahtera.

Para guru juga menyadari harus adanya sebuah kode etik atau sekumpulan norma –
norma atau aturan yang mengikat, mengatur perilaku para guru agar tidak keluar dari norma
kebiasaan yang ada serta dapat dijadikan pedoman berperilaku para siswa atau murid –
muridnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan Kode Etik?

2. Apa maksud guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional

3. Apa contoh keprofesionalan dan kejujuran guru?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Kode Etik.

2. Mengetahui maksud dari Kejujuran Profesional guru.

3. Memaknai pengertian dan menerapkan kejujuran profesional guru.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kode etik
Kata “Etik” berasal dari bahasa Yunani ethos, sebagai bentuk kata tunggal berarti :
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat istiadat. Bentuk kata
jamaknya adalah ta etha yang berari adat kebiasaan. Dari arti kata yang terakhir ini kemudian
terbentuk istilah etika yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan(K. Bertens (1993) dalam Tim Penyusun Materi III, 1993: 74,75).

K. Bertens (1993) mengemukakan etika dalam tiga makna : (1) nilai – nilai dan norma –
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur
tingkah lakunya ( sebagai system nilai), (2) kumpulan azas atau nilai moral, (3) ilmu tentang
yang baik atau buruk (Tim Penyusun Materi III, 1993: 75)

Kata Kode bermakna (1) kumpulan atau intisari dari undang – undang, (2) kaidah –
kaidah moralitas dan perilaku sosial yang telah diterima oleh suatu masyarakat. ( G. Terry
Page, JB Thomas, AR Marshal, 1978). Selain itu ada beberapa pendapat lain seperti.

1. Menurut Dorothy Wesby-Gibson (1965), suatu kode etik adalah suatu pernyataan
formal mengenai norma - norma tingkah laku yang ditetapkan oleh suatu organisasi
profesi (Tim Penyusun Materi III, 1993: 76).

2. Vembrianto,St (1986) menegaskan bahwa kode etik adalah aturan atau ketentuan
moral yang mengikat sekelompok orang yang menyandang profesi tertentu (institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta, 1986: 57).

3. Menurut Sumaryono menjelaskan, bahwa kode etik adalah hasil usaha pengarahan
kesadaran moral para anggota profesi tentang persoalan- persoalan khusus yang
dihadapinya, kode etik ini mengkristalisasikan pandangan moral dan memberi
ketegasan perilaku yang sesuai dengan lapangan khusus. Kode etik adalah sistem
norma, nilai, dan aturan profesional yang tertulis yang secara tegas menyatakan apa
yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode
etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan apa yang harus dihindari. (Ibid., hlm : 48)

4. Abuddinata Ahmad amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan
tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan meraka dan menunjukkan
jalan untuk malakukan apa yang seharusnya diperbuat. (Abuddin Nata, Akhlak
Tasawuf,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003, hlm : 89-90)

Jadi dapat disimpulkan bahwa kode etik merupakan sekumpulan noma atau aturan yang
bersifat mengikat, mengatur para anggota atau yang tergabung dalam suatu profesi tertentu
yang mengatur perilaku dan dijadikan pedoman dalam berbagai hal dalam hal ini diukur dari
baik buruknya perilaku bukan salah benarnya perilaku.

B. Pengertian Kejujuran Profesional Guru


Dalam bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-shidqu” atau
“shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar. Lawan kata ini adalah dusta, atau
dalam bahasa Arab ”al-kadzibu”. Secara istilah, jujur atau ash-shidqu bermakna:
2
(1) kesesuaian antara ucapan dan perbuatan;
(2) kesesuaian antara informasi dan kenyataan;
(3) ketegasan dan kemantapan hati; dan
(4) sesuatu yang baik yang tidak dicampuri dengan kedustaan.

Menurut KBBI, kata "jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong (misal dengan
berkata apa adanya); 2 tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan yg
berlaku): mereka itulah orang-orang yg jujur dan disegani; 3 tulus; ikhlas;

Jadi jujur itu sendiri merupaka perilaku seseorang yang berlandaskan ke ikhlasan,
ketulusan dan biasanya kejujuran itu datangnya dari hati paling dalam yang menyuarakan
tentang berbagai kebeneran serta hal – hal yang baik. Kejujuran sendiri mahal harganya
karena seseorang harus berani mengutarakannya dan ketika sudah diutarakan berani
untuk mengambil resiko karena telah jujur seperti merelakan beberapa hal, meninggalkan
sesuatu hal yang disenangi atau tidak, kehilangan berbagai hal. Namun, kejujuran lebih
baik daripada kita terus menutup – nutupi dengan kebohongan.

Mengenai kata Profesional , Uzer Usman memberikan suatu kesimpulan bahwa


suatu pekerjaan yang bersifat professional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara
sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Kata
prifesional itu sendiri berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata
benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan
sebagainya. Dengan kata lain, pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang
hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan
lain. Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional adalah
orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga
ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang
maksimal (Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2006,
Cet. Ke- 20, h. 14-15.)

H.A.R. Tilaar menjelaskan pula bahwa seorang professional menjalankan


pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan
dan sikap sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan
kegiatannya berdasarkan profesionalisme, dan bukan secara amatiran. Profesionalisme
bertentangan dengan amatirisme. Seorang professional akan terus-menerus meningkatkan
mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. (8 H.A.R. Tilaar, Membenahi
Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-1, h. 86.)

Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah, suatu pandangan


bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian
itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus atau latihan khusus. Profesionalisme guru
merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang
menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang
keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. (Arifin, Kapita Selekta
Pendidikan, h. 105., Kunandar, Guru Profesional, h. 46-47.)

Kejujuran profesional guru adalah guru harus mampu mendesain program


pengajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhan setiap diri anak didik. Yang lebih
penting lagi guru harus menerapkan kurikulum secara benar, sesuai dengan kebutuhan

3
masing-masing anak didik. Kurikulum dan program pengajaran untuk tingkat SD harus
juga diterapkan di SD, kurikulum untuk tingkat perguruan tinggi harus harus juga
diterapkan untuk perguruan tinggi dan begitu seterusnya. Bukan asal gampangnya saja
untuk menerapkan kurikulum itu. Hal semacam ini berarti guru sudah melanggar
kejujuran profesional. (Ibid, hlm :153)

Dalam hal ini seorang guru dituntut untuk jujur dalam memberikan materi,
penjelasan, dan yang penting dalam membuat kurikulum yang sesuai dengan kondisi pasa
siswa – siswinya. Seorang guru juga dituntut memberikan pengajaran yang sesuai dengan
tingkatannya. Namun pada kenyataannya terkadang seorang guru tidak menunjukkan
kejujuran sehingga tidak pantas untuk ditiru, misalnya: suka ingkar janji, pilih kasih,
memanipulasi nilai, mencuri waktu mengajar, dan lain sebagainya. Serta yang banyak
terjadi di Indonesia ini adalah guru mengajar tidak sesuai dengan bidang keilmuannya
sehingga sering melakukan kesalahan secara keilmuan.

C. PENERAPAN KEJUJURAN PROFESIONAL GURU


Karena kami merupakan bakal calon guru masa depan maka ada baiknya mulai dari hal
terkecil kita menerapkan kejujuran, seperti jujur pada diri sendiri, Tuhan, orang lain. Hal
kecil seperti mencontek dan asal meng copy – paste dari internet tanpa adanya credit atau
kutipan mulai dikurangi atau bahkan dihilangkan karena itu tidak jujur. Lalu saat menjadi
guru maka mencoba mengurangi kebiasaan buruk yang ada dan menjadikannya kebiasaan
yang lebih baik agar dapat dijadikan panutan, pedoman serta dapat disegani para siswa.

BAB III
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Jujur berasal dari bahasa Arab, kata jujur sama maknanya dengan “ash-
shidqu” atau “shiddiq” yang berarti nyata, benar, atau berkata benar atau menurut KBBI
adalah kata "jujur" berarti lurus hati; tidak berbohong (misal dengan berkata apa adanya);
2 tidak curang (misal dalam permainan, dengan mengikuti aturan yg berlaku): mereka
itulah orang-orang yg jujur dan disegani; 3 tulus; ikhlas.Sementara itu profesionalisme
itu sendiri adalah, suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam
pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh melalui pendidikan khusus
atau latihan khusus.

Jadi Kejujuran Profesional guru merupakan suatu sikap atau pandangan seorang
yang ahli dalam bidangnya atau yang mempunyai pekerjaan atau profesi khusus yang
hanya bisa diperoleh melalui pendidikan khusus yang dilandasi dengan ketulusan , ikhlas
serta selalu melakukan hal yang baik agar dapat dijadikan pedoman atau panutan bagi
para muridnya.

B. Saran
1. Kejujuran adalah salah satu keteladanan yang harus dijaga guru selain perilaku lain
seperti mematuhi peraturan dan moral, berdisiplin, bersusila dan beragama. Maka dari
setiap diri guru tersebut menyadari dengan penuh bahwa ia bekerja juga termasuk
beribadah. Ketika semua hal berlandaskan ibadah maka akan menjadi pahala dan berkah.
Serta sebaiknya seorang guru menunjukan sikap yang baik, yang patut untuk dicontoh
dan di jadikan panutan bagi para muridnya.

2. Guru sebaiknya mengajar sesuai dengan bidang keilmuannya karena jika berbeda akan
menimbulkan kesalahan dan banyak presepsi berbeda diantara para guru tersebut selain
itu para guru yang tidak sesuai bidanya biasanya kurang berkompeten dalam mengampu
materi.

DAFTAR PUSTAKA
5
Heru Pramono,SU.Etika Profesi Keguruan.

http://niksonpesoba.blogspot.co.id/2012/11/kode-etik-guru-dan-organisasi-
profesi.html

http://repository.uin-suska.ac.id/2432/3/BAB%20II.pdf

https://asmunistkip.wordpress.com/profesi-kependidikan/kriteria-guru-
profesional/

http://digilib.uinsby.ac.id/8273/5/bab%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai