Disusun Oleh :
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat limpahan Rahmat
dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun proposal ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam proposal ini kami membahas mengenai terapi lingkungan yang diterapkan
pada pasien/klien di ruangan kenanga RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
Proposal ini dibuat dengan dengan literatur dari jurnal, buku dan internet. Kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada proposal ini. Oleh karena itu,
kami berharap pembaca dapat memberikan saran serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan proposal selanjutnya.
Akhir kata, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Co-Ners UNSRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologi, dan sosial yang
terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif,
konsep diri yang positif, dan kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan
perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan
masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lain seperti
keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan tersebut selain menunjang upaya kesehatan
jiwa juga merupakan stressor yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada
tingkat tertentu dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa
(Videbeck, 2008).
Manusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus
mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan
manusia. Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman perawatan
yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan
adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Ada kecenderungan
lingkungan rumah sakit menjadi stresor bagi pasien.
Menurut ICN, pada tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran
penyakit. Perubahan sosial ekonomi yang sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia
yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan,
dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan mental
dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%.
Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah
kondisi lingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner. Lingkungan dan situasi RS yang asing serta pengalaman perawatan yang
tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi
pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Lingkungan tersebut juga akan
berpengaruh pula pada proses keperawatan di RS, dan inilah yang akan menentukan
keberhasilan perawatan dan pengobatan.
Pasien gangguan jiwa seringkali mendapat isolasi sosial, diasingkan lingkungannya,
terbuang dari keluarganya, dan mendapat perlakuan fisik yang kurang manusiawi,
sehingga perlu adanya upaya-upaya dalam memodifikasi lingkungan. Menurut hasil
penelitian Bloom menyatakan bahwa lingkungan memberikan kontribusi sebesar 60 %
dalam menentukan status kesehatan seseorang. Menurut teori keperawatan lingkungan
yang dikemukan oleh Florence Nightingale meyakini bahwa udara yang bersih, sinar
matahari yang cukup, serta lingkungan yang bersih merupakan aspek penting untuk
pemulihan kesembuhan seseorang.
Perawatan klien pada rumah sakit jiwa dalam jangka waktu yang lama
mengakibatkan klien mengalami penurunan kemampuan berfikir dan bertindak secara
mandiri dan kehilangan hubungan dengan dunia luar, oleh karena itu diperlukan
pengembangan layanan keperawatan psikiatrik salah satunya dengan penerapan terapi
lingkungan di rumah sakit.
Menurut Suliswati (2005) terapi lingkungan merupakan keadaan lingkungan yang
ditata untuk menunjang proses terapi, baik fisik, mental maupun sosial agar dapat
membantu pemulihan dan pemulihan klien, sedangkan menurut Kusumawati dan Hartono
(2011) Terapi lingkungan adalah bentuk terapi yaitu menata lingkungan agar terjadi
perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif,
Bentuknya adalah memberi kesempatan klien untuk tumbuh dan berubah perilaku dengan
memfokuskan pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi, dimana komponen
komponen yang harus diperhatikan dalam terapi lingkungan adalah fisik, intelektual,
social, emosional, dan spiritual.
Setiap manusia memiliki dimensi spiritual dan semua pasien memiliki kebutuhan
spiritual dan kebutuhan ini menonjol pada saat keadaan stres emosional, sakit, atau
bahkan menjelang kematian. Oleh karena itu perawat harus sensitif akan kebutuhan
spiritual pasien dan berespon dengan tepat. Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dapat
meningkatkan perilaku koping dan memperluas sumber-sumber kekuatan pada pasien
(Kozier et al, 2004).
Peran perawat dalam hal memenuhi kebutuhan spiritual klien adalah sebagai
spiritual care dimana disini perawat berperan untuk melakukan pengkajian, merumuskan
diagnosa keperawatan, menyusun rencana dan implementasi keperawatan serta
melakukan evaluasi kebutuhan spiritual pasien. Pengkajian kebutuhan spiritual bagi
pasien diantaranya yaitu terkait dengan perilaku pasien itu sendiri diantaranya yaitu
apakah pasien mampu membaca doa sebelum makan dikarenakan hal hal seperti itu di
anggap kecil namun masih dapat dilakukan untuk pasien dengan gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil obervasi di Ruang Kenanga RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
Selatan pasien belum terbiasa untuk melakukan doa bersama sebelum makan, saat
diwawancara ada beberapa pasien yang mengatakan bahwa lupa bacaan doa sebelum
makan sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan terapi lingkungan terkait dengan
spiritual yakni berdoa bersama sebelum makan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian terapi lingkungan?
2. Apa tujuan dari terapi lingkungan?
3. Apa karakteristik dari terapi lingkungan?
4. Apa jenis jenis terapi lingkungan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan menerapkan terapi lingkungan pada pasien di Ruang Kenanga
RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan serta dapat membekali pasien
kemampuan untuk kembali ke masyarakat dan dapat menjalankan kehidupan fisik,
social secara optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tentang pengertian terapi lingkungan
b. Untuk mengetahui tentang tujuan dari terapi lingkungan
c. Untuk mengetahui tentang karakterisitik terapi lingkungan
d. Untuk mengetahui tentang jenis jenis kegiatan terapi lingkungan
e. Untuk menjelaskan tentang jenis terapi lingkungan yang di ambil
f. Untuk memperagakan terapi lingkungan pada pasien di Ruang Kenanga RS
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
g. Untuk memberdayakan pasien untuk mengikuti terapi lingkungan yang dilakukan
D. Manfaat
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan terapi lingkungan pada pasien di
Ruang Kenanga RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan serta dapat membekali
pasien kemampuan untuk kembali ke masyarakat dan dapat menjalankan kehidupan
fisik, social secara optimal.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian terapi lingkungan
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan dari terapi lingkungan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang karakterisitik terapi lingkungan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang jenis jenis kegiatan terapi lingkungan
f. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang jenis terapi lingkungan yang di ambil
g. Mahasiswa mampu memperagakan terapi lingkungan pada pasien di Ruang Kenanga
RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
h. Mahasiswa mampu memberdayakan pasien untuk mengikuti terapi lingkungan yang
dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Terapi Lingkungan
1. Pengertian
Terapi lingkungan (Milieu Therapy) berasal dari bahasa Perancis yang berarti
perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik atau
mendukung kesembuhan. Terapi lingkungan adalah tindakan penyembuhan pasien
melalui manipulasi dan modifikasi unsur-unsur yang ada pada lingkungan dan
berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses
penyembuhan.
Terapi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, yang
diciptakan untuk pengobatan termasuk fisik dan sosial. Suatu manipulasi ilmiah pada
lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan
untuk mngembangkan keterampilan emosional dan sosial. (Stuart Sundeen, 1991).
Dalam pelaksanaannya harus melibatkan team work yang terdiri dari berbagai
ahli di bidangnya masing-masing dengan tujuan mengoptimalkan proses
penyembuhan pasien. Tim tersebut terdiri dari dokter ahli jiwa, psikolog, perawat
jiwa, ahli sanitasi lingkungan, sosial worker, dan petugas kesehatan lainnya. Dimana
dalam pelaksanaannya berupa planning duduk bersama berdasarkan disiplin ilmunya
masing-masing untuk mencapai tujuan dari terapi lingkungan.
Berikut ini adalah lafadz bacaan doa sebelum dan sesudah makan beserta latin dan
terjemahnya.
Doa Sebelum/Hendak Makan
Bacaan doa diatas dibaca ketika kita hendak makan sebagai rasa syukur kita kepada
Allah Swt yang telah memberikan rezeki sehingga kita bisa makan dan juga supaya
setan tidak mengganggu kita saat sedang makan.
Artinya:
"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta
menjadikan kami sebagai orang-orang islam"
BAB IV
EVALUASI
A. KESIMPULAN
Komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit,
meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat pemulihan penyakit
yang dipadukan dengan terapi kedokteran. Agama bersifat protektif daripada problem
producing. Komitmen agama mempunyai hubungan signifikan dan positif dengan clinical
benefit. Kesimpulan umum adalah seperti yang telah dikemukakan oleh Larson (1990), “in
the navigating the complexities of human helath and relation ship, religiuos commitment is
force to consider”. Masyarakat dan bangsa kita adalah bangsa yang religius. Maka
sepatutnyalah pendekatan keagamaan dalam praktik kedokteran dan keperawatan dapat
diamalkan dalam dunia kesehtan dengan catatan bukan untuk tujuan mengubah keimanan
seseorang terhadap agama yang sudah diyakininya, melainkan untuk membangkitkan
kekuatan spiritualnya dalam menghadapi penyakit. Selain itu, pemberian penguatan
terhadap perilaku positif yang telah dilakukan pasien dalam hal spiritual akan memotivasi
klien melakukan lebih baik sebagai dampak dari peningkatan harga diri pasien.
B. SARAN
1. Bagi keluarga pasien
Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk melakukan membaca doa sebelum
dan sesudah makan
2. Bagi perawat atau tim medis
a. Terapkan baca doa sebelum dan setelah makan setiap harinya di jadwal kegiatan
b. Berikan informasi mengenai tujuan dan tindakan yang akan dilakukan pada keluarga
dan pasien. Mengenai doa makan sebelum dan setelah makan.
c. Berikan penyuluhan mengenai kapan saja kita membaca doa mkan.
DOKUMENTASI
TERAPI LINGKUNGAN (MEMBACA DOA SEBELUM MAKAN)
DAFTAR PUSTAKA
Purwaningsih, Wahyu, dkk, Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta : Nuha Medika press,
2009.
Stuart, G. W, and Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC, 1998.
Yosep, Iyus, Keperawatan Jiwa (edisi revisi). Bandung : PT Refika Aditama, 2007.