Makalah Ppi
Makalah Ppi
“Realco Powder”
Disusun Oleh:
Ayu Trianingrum
155100300111057
Absen
Kelas I
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
cokelat yang telah banyak ditemukan dipasaran. Produk ini berupa serbuk
dengan ukuran 80 mesh yang diolah dari bubuk cokelat dicampurkan dengan
kandungan energi yang didapatkan dari konsumsi cokelat bubuk adalah 2,98
kkal/gram.
alumunium foil dengan berat bersih 25 gram per sachet. Kemasan sekunder
berupa kardus folding box yang berisikan 5 produk kemasan primer. Karton
kemasan sekunder.
keunggulan dalam segi varian rasa yang ditawarkan. Kompetitor yang ada
dipasaran masih terbatas menawarkan produk minuman cokelat dengan rasa
1.2. Tujuan
berikut:
KONSEP PRODUK
BAB III
ASPEK PASAR
yang cukup tinggi. Data Badan Pusat Statistika yang diolah Kementrian
ton per tahun. Dengan tingkat produktifitas tersebut, Indonesia mampu menjadi
menjadikan harga jual biji kakao dari Indonesia terbilang cukup rendah di pasar
kebijakan dalam rangka hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah kakao
Indonesia. Sejak pemerintah mengeluarkan kebijakan bea keluar atas ekspor biji
2010, semakin menurunnya volume ekspor biji kakao sementara ekspor kakao
antiradikal bebas dalam darah setelah dua jam (Erniati dkk, 2012).
Bubuk cokelat menjadi salah satu olahan kakao yang memiliki potensi besar
investasi awal rendah. Bubuk cokelat yang dihasilkan dapat dijadikan bahan
baku utama minuman serbuk instan ataupun bahan baku makanan lain.
kakao juga menambah nilai ekonomisnya. Selain itu, konsumen yang mulai
penelitian dan bukti riset akan manfaat antioksidan kakao turut mendorong
hadir sebagai salah satu minuman serbuk instan yang menawarkan manfaat
Indonesia.
Segmentasi, targeting dan positioning adalah tahap awal yang paling penting
a) Segementasi Pasar
negeri dan pasar ekspor. Produk untuk pasar ekspor memiliki kandungan
dipasarkan di dalam negeri. Selain itu, produk untuk pasar ekpor lebih
dalam negeri.
adalah pasar dalam negeri. Hal ini berkaitan dnegan misi perusahaan
dilakukan dari segi rasa dan nilai gizi yang ditawarkan. Realco Powder
memiliki berbagai varian rasa buah juga nilai gizi tambahan dari buah-
buahan tersebut.
meliputi product, price, place dan promotion. Berikut merupakan penjabaran dari
4P tersebut:
a) Produk
pasar yang sama, dari segi varian rasa dan kualitas bubuk kakao yang
digunakan.
b) Harga
kisaran harga 2500-5000 untuk satu folding box berisi 5 kemasan sachet.
Meskipun dijual dengan harga yang relatif murah, Realco Powder tidak
c) Tempat
memadai.
d) Promosi
ditawarkan.
BAB IV
merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia dengan produksi biji kakao
sebanyak 456.000 ton per tahun. Luas lahan tanaman kakao di Indonesia yang
per hektar. Ketersediaan bahan baku yang melimpah menjadi salah satu
produksi dari Realco Powder sendiri adalah 87,5 ton per tahun atau 700.000
folding box (isi 5 sachet) per tahun. Proses produksi Realco Powder dalam
1400 kemasan folding box. Total hari kerja dalam setahun adalah 250 hari
dengan setiap shiftnya selama 7 jam kerja dan 1 jam istirahat. Tingkat produksi
ini juga disesuaikan dengan jumlah target pasarnya yaitu semua kalangan
masyarakat.
Bubuk kakao yang menjadi bahan utama Realco Powder diperoleh langsung
dari petani kakao di beberapa kota di Jawa timur untuk menjaga kualitas bahan.
Dalam rangka mendapatkan kualitas bahan baku yang baik, perusahaan melalui
pengolahan awal pasca panen. Sedangkan untuk serbuk buah sebagai varian
pihak lain, perusahaan telah melakukan kesepakatan lebih dulu untuk menjaga
kualitas. Bahan baku tambahan lain seperti krimer dan gula diperoleh dari suplier
Tingkat produksi buah kakao Indonesia yang termasuk ke dalam tiga besar dunia
Serbuk buah yang menjadi bahan tambahan juga termasuk bahan yang
Gula dan Krimer yang menjadi pelengkap juga didapatkan dari pihak suplier.
Proses produksi Realco Powder dimulai dari buah kakao segar sampai
menjadi bubuk kakao dan dilanjutkan dengan proses dry mixing untuk
mendapatkan minuman instan. Proses yang dimulai dari kakao segar ini
Pencampuran dalam bentuk serbuk ini dinilai lebih efektif dan efisien. Selain itu,
dari segi ekonomi proses pencampuran ini juga lebih murah dan mudah dalam
penanganannya.
Kakao segar yang baru datang langsung disortasi untuk memisahkan buah
sesuai gradenya. Setelah itu buah akan dipecah untuk mendapatkan biji kakao
basah. Proses pemecahan biji dilakukan secara manual dan mesin. Proses
pemecahan manual dilakukan untuk buah kakao yang sudah mengalami cacat
pemecahan mesin dilakukan untuk buah kakao yang masih utuh dan tidak ada
cacat fisik.
Penambahan gula, krimer dan perisa serbuk buah dilakukan setelah bubuk
cokelat selesai dibuat. Proses penambahan ini dilakukan sesuai komposisi yang
telah disepakati oleh bagian produksi dan RnD. Khusus untuk produk yang
diekspor, bubuk cokelatnya lebih banyak dan gulanya lebih sedikit. Hal ini
lebih menyukai minuman tidak terlalu manis dan rasa khas cokelat yang lebih
kuat.
Bahan Bakar:
Solar
Dimensi:
Kapasitas Kerja:
1200 Kg/jam
Bahan Bakar:
Bensin
Dimensi:
Kapasitas Kerja:
1000 Kg/jam
Mesin Pemisah Lendir Model:
Bahan Bakar:
Bensin
Dimensi:
Kapasitas Kerja:
1000 Kg/jam
Bahan Bakar:
Listrik
Bahan Bakar:
Listrik
Dimensi:
cm, Tinggi 84 cm
Kapasitas Kerja:
100 Kg/jam
Mesin Mixing Model:
MIPO-500
Kapasitas Kerja:
100 Kg/jam
Phase, 380 V
Bahan Bakar:
Kapasitas Kerja:
120 Kg/jam
Bahan Bakar:
Listrik
Kapasitas Kerja:
20-25 Kg/jam
Oven Model:
Bahan Bakar:
Bensin
Dimensi:
Kapasitas Kerja:
75 Kg/jam
Motor listrik 1 HP
Bahan Bakar:
Solar
Dimensi:
cm, Tinggi 70 cm
Kapasitas Kerja:
120 Kg/jam
380 V
Bahan Bakar:
Dimensi:
Kapasitas Kerja:
25 Kg/jam
1000 sachet/jam
Tata letak yang dimiliki pabrik Realco Powder termasuk ke dalam jenis
product layout dimana fasilitas diletakkan berdasarkan aliran produk. Tipe layout
produksi lebih sederhana dengan variasi produk rendah dan aliran bahan yang
sudah jelas. Pola aliran bahan dalam proses produksi Realco Powder cenderung
mengikuti pola zig zag dengan tujuan mengurangi luas area pabrik. Layout dan
pola aliran bahan pabrk Realco Powder dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan
Gambar 4.2
dengan pasar, jumlah tenaga kerja yang tersedia, sarana transportasi dan
Realco Powder sehingga pendirian pabrik harus pada lokasi yang memiliki
diperole kesimpulan bahwa daerah yang terpilih sebagai lokasi pabrik adalah
Yogyakarta. Hasil metode factor rating secara detailapat dilihat pada Tabel 4.1
ASPEK LINGKUNGAN
BAB VII
Kapsitas produksi dari Realco Powder adalah 87,5 ton per tahun atau
700.000 folding box (isi 5 sachet) per tahun. Proses produksi Realco Powder
menghasilkan 1400 kemasan folding box. Total hari kerja dalam setahun adalah
250 hari dengan setiap shiftnya selama 7 jam kerja dan 1 jam istirahat.
Biaya produksi merupakan salah satu faktor penting dalam pedirian sebuah
apakah produk tersebut layak secara ekonomi atau tidak. Berikut merupakan
Berdasarkan rincian biaya bahan baku maka dapat diketahui bahwa biaya
Ekonomis % Rp
(Tahun)
Mesin 15.000.000 5 10
1.500.000 2.700.000
Pengayak
Mesin Mixing 8.000.000 5 10 800.000 1.440.000
Mesin 35.000.000 5 10
3.500.000 6.300.000
Winnowing
Mesin 13.000.000 5 10
1.300.000 2.340.000
Penepungan
Distribusi 250.000.000 5 10
bermotor
Biaya
Komponen Jumlah
Per bulan Per tahun
produk. Harga pokok produk Realco Powder secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 5.
tahun (folding
box – kemasan
sekunder)
setahun) tahun)
000 +1.560.000.000)
Hasil 2.512.650.000 700.000 3589,5
Harga pokok produksi untuk satu kemasan folding box berisikan 5 sachet produk
Realco Powder adalah Rp 3589,5. Setiap satu kemasan folding box dijual
toko retail. Dengan kisaran harga tersebut diharapkan konsumen dari kelas
selama ini terpuruk karena harga biji kakao yang rendah. Biji kakao asal
Indonesia selalu dihargai dibawah harga pasar dunia karena biji yang tidak
melalui fermentasi terlebih dahulu. Oleh karena itu Realco Powder menjadi salah
Jumlah Produksi
700.000 700.700 700.700 701.400 701.400
a (Kemasan)
Harga jual
6000 6000 6000 6000 6000
b (Rp/Kemasan)
1.271.130.000,0
1.267.350.000,00 1.271.130.000,00 1.274.910.000,00 1.274.910.000,00
h Pendapatan bersih 0
k PPh:
NPV 359.839.061,20
IRR
Net Cash Flow Faktor Diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow Faktor Diskonto (P/F; 20%,n) Discount Cash Flow)
IRR 15,83%
4.7 Analisis Sensitivitas
Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Discount Cash Flow faktor diskonto (P/F; 20%,n) Discount Cash Flow
IRR 11,84%
Jika Hraga Bahan Baku Turun 10%
Discount Cash
Tahun Net Cash Flow Faktor diskonto (P/F; 11%) Flow faktor diskonto (P/F; 20%,n) Discount Cash Flow
IRR 19,36%
BAB VIII
PENDIRIAN USAHA
BAB IX
PENUTUP
Daftar Pustaka
Erniati, Frasiskan RZ dan Bambang PP. 2012. Efek Konsumsi Minuman Bubuk
82-85
Halim, FY, Yustinus M dan Maria MS. 201. Identifikasi Potensi Antioksidan