PENDAHULUAN
Jagung adalah salah satu komoditas jenis serealia yang strategis dan
kedudukannya nomor dua setelah padi. Jagung juga memiliki arti penting dalam
pangan maupun industri pakan ternak khususnya pakan ayam ( Simanjutak dkk,
2014). Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai
sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Jagung kaya akan karbohidrat.
Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam jagung dapat mencapai 80% dari
seluruh bahan kering biji jagung. Karbohidrat itulah yang dapat menambah atau
memberikan asupan kalori pada tubuh manusia, yang merupakan sumber tenaga
Menurut data BPS (2015), dengan luas lahan sebesar 3,8 juta hektar, pada
tahun 2014 produksi jagung dalam bentuk pipilan kering mencapai 19,03 juta ton
atau mengalami kenaikan sebesar 2,81% dibandingkan pada tahun 2013 (18,51
juta ton). Kenaikan produksi terjadi, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa
pada periode sekitar Mei hingga Agustus dan September hingga Desember 2014
karena adanya kenaikan produktivitas sekitar 2,87% per tahun. Jawa Timur
nasional. Sejak tahun 2000 hingga 2014, harga rata-rata jagung lokal
kebutuhan terigu menjadi lebih besar. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan
yang dikuatkan melalui Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2010 tentang
tepungan non beras dan non terigu. Karena semakin meningkatnya penggunaan
tepung terigu dengan tidak seimbangnya bahan baku yang kurang sehingga harus
penggunaannya untuk berbagai bahan pangan, dan salah satu jenis tepung yang
dalam jumlah cukup besar, walaupun sebenarnya tanaman pangan lain yang
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting, yang produksinya terus
meningkat beberapa tahun terakhir, dengan jumlah produksi dari tahun 2008
19.387.022 ton.
tambahnya secara optimal. Salah satu cara meningkatkan nilai tambah jagung
adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai produk olahan yang tahan lebih
jagung adalah tepung yang diperoleh dengan cara menggiling biji jagung (Zea
mays LINN.) yang bersih dan baik. Tepung jagung merupakan butiran-butiran
halus yang berasal dari jagung kering yang dihancurkan. Pengolahan jagung
menjadi bentuk tepung lebih dianjurkan dibanding produk setengah jadi lainnya,
karena tepung lebih tahan disimpan, mudah dicampur, dapat diperkaya dengan
zat gizi (fortifikasi), dan lebih praktis serta mudah digunakan untuk proses
pengolahan lanjutan. Jagung kuning maupun putih dapat diolah menjadi tepung
jagung, perbedaan produk hanya terletak pada warna tepung yang dihasilkan.
kandungan gizinya tidak sama persis dengan kandungan gizi pada makanan
pokok, bahan panangan substitusi ini masih memiliki kandungan gizi yang
sebagian besar mirip dengan bahan makanan pokok (Rustanti, 2015). Contoh dari
makanan pokok adalah beras namun saat ini makanan pokok (beras) tersebut
dapat digantikan dengan bahan makanan lain seperti jagung, gandum, serealia,
bahan berbagai produk pangan, antara lain kue basah, kue kering, mie kering, dan
roti. Tepung jagung komposit dapat mensubstitusi terigu hingga 30-40% pada kue
basah, 60- 70% pada kue kering, dan 10-15% pada roti, dan mie (Suarni, 2009).
Produk tepung jagung dengan nama “ Corn Flor” mampu memberikan terobosan
baru dipasaran sebagai bahan subtitusi pengganti tepung terigu dan berguna
1.2 Tujuan
PEMBAHASAN
Produk pengganti tepung terigu tidak hanya terbatas tepung jagung saja
melainkan terdapat tepung ubi jalar ungu yang memiliki kandungan gizi yang
hampir setara tepung terigu. Ubi jalar ungu merupakan salah satu jenis ubi jalar
yang banyak ditanam di Indonesia. Ubi jalar ungu memiliki kandungan gizi yang
kaya akan vitamin (B1, B2, C dan E), mineral (Ca, Mg, K dan Zn), serat makanan
dan karbohidrat. Selain itu ubi jalar ungu memiliki warna ungu yang cukup pekat
karena adanya pigmen ungu antosianin yang menyebar dari bagian kulit sampai
bagian daging ubinya. Pengolahan ubi jalar ungu menjadi tepung merupakan salah
satu cara untuk menyimpan dan mengawetkan ubi jalar ungu. Tepung ubi jalar
merupakan hancuran dari ubi jalar yang dihilangkan sebagian kadar airnya sekitar
7%. Tepung ubi jalar ungu memiliki bentuk seperti tepung biasa dan berwarna
ungu keputihan namun setelah terkena air warnanya menjadi ungu tua.
berbahan baku ubi jalar. Sebagai bahan pangan, ubi jalar dapat disiapkan dengan
cara sangat sederhana seperti kukus, rebus, goreng, bakar maupun panggang.
merupakan produsen jagung nomor satu. Hal ini merupakan peluang bagi
dihadapi Indonesia saat ini adalah produk jagung untuk ekspor umumnya masih
dalam bentuk barang primer atau bahan baku (resource based). Kondisi ini
menyebabkan ekspor jagung Indonesia rentan terhadap gejolak harga. Hal ini
sangat berbeda dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura,
Malaysia, dan Thailand yang sudah menghasilkan produk-produk hilir yang lebih
berdaya saing dibanding produk primer. Salah satu produk olahan jagung yaitu
tepung jagung. Tidak hanya tepung ubi jalar saja yang berkembang, tepung jagung
ini memiliki potensi pasar yang baik karena banyak masyarakat menggunakkanya
sebagai bahan olahan makanan. Salah satunya tepung jagung digunakan sebagai
yang dilakukan oleh Nur’aini (2014) pada produk kulit bakpia, subtitusi tepung
jagung yang paling disukai baik dari aspek warna, aroma, rasa, tekstur maupun
keseluruhan adalah 10%. Hal ini dapat menjadi peluang bagi para produsen
jagung bahwa tepung jagung mampu dijadikan pengembangan produk baru yang
memiliki celah pasar yang baik dari segi permintaan dan pemenuhan kebutuhan.
membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Menurut Tania dan
Diah (2014), segmentasi pasar adalah proses membagi keseluruhan pasar untuk
produk tertentu atau kategori produk tertentu kedalam segmen yang relatif
homogen atau kedalam kelompok. Ada empat pembagian pasar menurut Kotler
(2011), yaitu geografi, demografi, priskografis, dan perilaku. Hasil kajian preferensi
tepung jagung juga sangat luas, karena tepung jagung mampu memberikan atau
menciptakan suatu olahan pangan. Salah satunya adalah bahan untuk membuat
kue kering selain itu tepun jagung banyak dimanfaatkan para penjual kue untuk
membuat bolu kukus. Selain itu segmentasi pasar dapat ditujukan untuk pedagang
Tepung jagung “Corn Flor” dibuat dari jagung pipilan varietas yang mudah
dibuat tepung yaitu yang tergolong jagung semi mutiara, misalnya varietas Bisma.
Secara umum, terdapat dua metode pembuatan tepung jagung yaitu metode
basah dan metode kering. Pada metode basah, biji jagung yang telah disosoh
direndam dalam air selama 4 jam lalu dicuci, ditiriskan dan diproses menjadi
tepung merupakan suatu proses pemisahan kulit, endosperm, lembaga dan tip
cap. Endosperm merupakan bagian biji jagung yang digiling menjadi tepung dan
memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Kulit yang memiliki kandungan serat tinggi
harus dipisahkan karena dapat membuat tepung bertekstur kasar. Sementara itu,
lembaga yang merupakan bagian biji jagung dengan kandungan lemak tertinggi
juga harus dipisahkan agar tidak membuat tepung menjadi tengik. Selain itu, tip
cap juga harus dipisahkan sebelum penepungan agar tidak terdapat butir-butir
hitam pada tepung olahan. Pembuatan tepung jagung baik dilakukan dengan
Penggilingan ini menghasilkan grits, lembaga, kulit, dan tip cap. Pada prinsipnya,
cukup tinggi sehingga dapat membuat tepung bertekstur kasar. Pada pembuatan
akan mudah mengalami ketengikan. Tip cap juga harus dipisahkan karena dapat
membuat tepung menjadi kasar. Pada pembuatan tepung, endosperma
merupakan bagian yang digiling menjadi tepung. Terdapat kriteria mutu Tepung
yang dihasilkan dicuci dan direndam dalam air selama 3 jam. Tujuan perendaman
adalah membuat grits jagung tidak terlalu keras, sehingga memudahkan proses
penggilingan yang berupa tepung jagung ini masih harus melalui proses
pengayakan 100 mesh, sehingga diperoleh hasil tepung jagung yang optimal.
tepung jagung adalah cukup banyaknya kulit biji dalam tepung. Hal ini membuat
tepung yang bertekstur halus maka tepung harus bebas dari kulit biji jagung. Ada
dua metode pemisahan kulit jagung dari endosperma, yaitu dengan menggunakan
kulit biji dari endosperma, biji jagung direndam dalam larutan CaO 5 %
mesh. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi , untuk bahan yang
dibutuhkan adalah biji jagung dan larutan CaO 5 %. Sedangkan alat yang
dengan alat yang sama yaitu penggilingan dan alat penyaring ukuran 60-
80 mesh. Kadar protein jagung yang dipisahkan kulit bijinya mengalami
proses produksi sehingga mampu menghasilkan produk yang baik. Peralatan yang
dipakai harus berbahan kuat, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. Pembersihan
peralatan mutlak dilakukan sebagai salah satu bentuk perawatan. Kondisi ini
Mesin dan peralatan utama yang diperlukan dalam pembuatan tepung jagung
digunakan untuk
menghancurkan jagung
kapasitas 100-150
kg/jam mampu
menghasilkan tepung
kehalusan 80 mesh.
Alat Pengering Berfungsi sebagai alat
untuk mengeringkan
jagung. Proses
pengeringan dapat
dilakukan dengan
manual ataupun
mekanis. Jika
menggunakan cara
manual yaitu dijemur
dibawah sinar matahari
mampu mendapatkan
jagung dengan kadar air
10%.
Mesin Disk mill Berfungsi sebagai alat
untuk membuat bubuk
tepung halus dari
berbagai bahan baku
kering.
bahan baku diantaranya, jika persediaan bahan baku perusahaan yang terlalu
kecil maka perusahaan bisa mengalami kekurangan bahan baku dalam proses
produksi guna memenuhi permintaan konsumen yang cukup besar, hal demikian
akan mengeluarkan biaya pemesanan yang cukup besar jika perusahaan rutin
melakukan pemesanan bahan baku akibat dari kurangnya persediaan bahan baku
Bahan baku atau lebih dikenal dengan sebutan Raw Material merupakan
bahan mentah yang akan diolah menjadi barang jadi sebagai hasil utama dari
utama dalam pengolahan “ Corn Flor” berupa jagung. Pengadaan bahan baku
dengan memilih jenis bahan baku utama yaitu jagung lokal A dan jagung lokal B
dimana asal daerah pemasok bahan baku jagung berada dekat dengan
perusahaan ini. Pemakaian bahan baku jagung yang tersedia digudang digunakan
untuk proses produksi dan kuantitas pembelian bahan baku jagung yang optimal.
sistem FIFO bertujuan untuk menjaga kualitas bahan baku tidak agar turun dan
Selain itu, untuk jaminan keberlanjutan dari produk jagung jika memang bahan
baku benar-benar habis perusahaan memilih untuk mengimpor jagung dari luar.
Meskipun harga relatif lebih mahal akan tetapi perusahaan harus tetap bisa
Dalam suatu industri yang bergerak dalam industri pangan hal yang perlu
yang terjangkau namun perusahaan masih mampu mendapatkan laba yang tinggi.
keuangan adalah pengkajian keragaan biaya manfaat dari suatu kegiatan usaha
perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak
atau tidaknya bisnis yang dijalankan (Gray dkk, 2007). Menurut Husnan (2000)
secara ekonomi produk “Corn Flor” layak atau tidak selain itu juga mampu
menentukan biaya investasi dari suatu produk tersebut. Untuk itu dilakukan
a. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang besarnya tidak dipengaruhi oleh
produksi yang dibutuhkan. Mesin peralatan produksi yang dibutuhkan antara lain :
pengemas. Biaya investasi awal yang dibutuhkan dalam membuat produk “Corn
dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau
barang. Biaya-biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya. Berikut rincian biaya bahan baku
minimum (biaya tidak tetap) yang dibutuhkan per harinya dari “Corn Flor” :
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan biaya produksi dari pembuatan “Corn
c. Biaya Overhead
produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak
langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas
Perbulan Pertahun
kemasan sak 30kg sebanyak 100 sak/hari dengan asumsi jumlah tenaga kerja
d. Kapasitas Produksi
Planning merupakan salah satu proses yang penting dalam suatu sistem produksi.
jumlah unit maksimal yang dapat dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dengan
faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi diantaranya seperti jumlah tenaga kerja
yagn digunakan, kemampuan dan keahlian tenaga kerja, jumlah mesin dan peralatan
dalam proses produksi, pasokan bahan baku dan bahan-bahan pendukung dan
produktivitas kerja. Pada perusahaan pembuatan tepung jagung dengan brand “ Corn
sebanyak 100 sak/hari atau sekitar 3000 jagung kg/hari dengan waktu kerja
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu elemen penting dari
laporan laba-rugi suatu perusahaan dagang. Yang dimaksud dengan HPP adalah
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga
perolehan dari barang yang dijual. Apabila perusahaan akan menyusun laporan
yang terjadi dalam periode berjalan. Perhitungan HPP yang tepat dan akurat
ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, semakin tepat perhitungan HPP yang
dilakukan akan menghasilkan laporan laba rugi perusahaan yang semakin akurat.
Pada produk “ Corn Flor” telah dilakukan perhitungan biaya investasi, biaya
Kapasitas Produksi
= 3676,66 = Rp 3600
Jadi harga pokok produksi “Corn Flo” sebesar Rp 3600 per kg untuk kapasitas
3000 kg per hari. Harga jual kepada konsumen adalah Rp 4000 per kg nya atau
Aliran kas terdiri dari aliran kas masuk dan kas keluar. Komponen aliran
kas masuk terdiri dari pendapatan hasil penjualan produk, sedangkan kas keluar
investasi dilakukan perhitungan NPV, IRR, PBP dan rasio B/C. Analisis NPV
perubahan nilai mata uang. NPV merupakan perbedaan antara nilai sekarang dari
keuntungan dan biaya. IRR pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung
tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas
masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek. IRR digunakan untuk
Keuntungan
= Rp 24.970.000
Proses pengembalian modal dari estimasi perhitungan dapat kembali kurang dari
= Rp 36.000.000 : Rp 11.030.000
= 3263,83
= Rp 230.000 : 0,30
= Rp 766.666,67 = Rp 800.000
Artinya usaha tidak rugi dan tidak untung saat dihasilkan pendapatan sebesar
Rp. 800.000.
Daftar Pustaka
Kusuma, P.T dan Nur, K.I. 2014. Analisa Finansial Pengembangan Usaha
3(2);1-9
Retnowati, H.R dan Eddy, S.L.P. 2003. Peluang Bisnis Makanan Berbasis
Yogyakarta
Suarni. 2009. Potensi Tepung Jagung dan Sorgum sebagai Substitusi Terigu
dalam Produk Oalahan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Tanaman Pangan. Vol
4(2); 181-193
MAKALAH
PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI
PRODUK TEPUNG JAGUNG
Disusun Oleh:
IVANA THESSALONA
155100300111043
KELAS I
ABSEN 15