Anda di halaman 1dari 16

Rangkuman Audit Pertemuan 13: Audit Report on

Audit of Historical Financial Statements

Dosen Pengampu :
Aria Kanaka, S.E., M.Ak. dan Yanto Kamarudin, S.E.

Disusun oleh :
Aghna Mahardhika (1506726422)
Gifari Akbar Nugraha (1506749722)
Rafi Aulia Adipradana (1506750485)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

2018
13.1 Memberikan Opini pada Laporan Keuangan

Pada dasarnya, tujuan audit adalah agar auditor eksternal membentuk opini audit
independen untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara true and fair pada
hal-hal yang material.

Pemberian opini laporan keuangan secara umum diatur oleh ISA 700

Isi dari Laporan Audit ISA

• Judul
• Penerima (Addressee)
• Paragraf pembuka: berisi informasi bahwa laporan keuangan telah diaudit, serta
pernyataan tanggung jawab manajemen dan auditor.
• Paragraf ruang lingkup: rujukan terhadap ISA maupun peraturan yang relevan.
• Paragraf opini: pernyataan opini unqualified, qualified, adverse, atau disclaimer.
o Unqualified jika laporan keuangan disajikan secara fair terhadap hal-hal
materialnya
o Perihal yang tidak mempengaruhi opini audit: walaupun tidak mempengaruhi
opini audit, suatu kondisi tertentu tetap mungkin dilaporkan kepada emphasis
of matter yang diatur dalam ISA 706.
o Perihal yang mempengaruhi opini audit:
§ Qualified: jika efek kejadian dari ketidaksetujuan antara auditor dan
manajemen membuat auditor tidak bisa memberikan opini unqualified
namun efeknya belum terlalu material dan belum terlalu menyeluruh
terhadap laporan keuangan.
§ Adverse: jika efek kejadian material dan menyeluruh.
§ Disclaimer: Jika auditor menyimpulkan tidak bisa membentuk opini
audit terhadap laporan keuangan.
o Sedangkan regulasi mengenai modifikasi terhadap opini audit diatur dalam ISA
705.
• Tanggal laporan
• Alamat auditor
• Tanda tangan auditor

1
13.2 Correspending figures and comparative figures

1. Standar Audit (”SA”) ini mengatur tanggung jawab auditor yang berkaitan dengan informasi
komparatif dalam audit atas laporan keuangan. Ketika laporan keuangan periodelalu telah
diaudit oleh auditor pendahulu atau tidak diaudit,

2. Sifat informasi komparatif yang disajikan dalam laporan keuangan suatu entitas bergantung
pada ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Terdapat dua pendekatan yang
berbeda terhadap tanggung jawab auditor atas pelaporan sehubungan dengan informasi
komparatif: pendekatan angka koresponding (corresponding figures approach) dan pendekatan
laporan keuangan komparatif (comparative financial statements approach).

3. Perbedaan pelaporan audit yang esensial antara kedua pendekatan tersebut di atas adalah
sebagai berikut:

(a) Untuk pendekatan angka koresponding, opini auditor atas laporan keuangan hanya
mengacu pada periode kini; sedangkan

(b) Untuk pendekatan laporan keuangan komparatif, opini auditor atas laporan
keuangan mengacu pada setiap periode yang tercantum dalam laporan keuangan.

SA ini mengatur ketentuan pelaporan auditor yang berlaku bagi masing-masing pendekatan
tersebut di atas.

Tanggal Efektif

4. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada
atau setelah: (i) tanggal 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) tanggal 1 Januari 2014 (untuk
entitas selain Emiten; penerapan dini dianjurkan).

2
Tujuan

5. Tujuan auditor adalah:

(a) Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang apakah informasi
komparatif yang tercantum dalam laporan keuangan telah disajikan, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan ketentuan untuk informasi komparatif dalam kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku; dan

(b) Untuk melaporkan sesuai dengan tanggung jawab pelaporan auditor.

Definisi

6. Untuk tujuan SA ini, istilah berikut memiliki makna:

a. Informasi komparatif: Angka-angka dan pengungkapan yang tercantum dalam

laporan keuangan yang berkaitan dengan satu atau lebih periode lalu sesuai

dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

b. Angka koresponding: Informasi komparatif yang angka-angka dan

pengungkapan lainnya untuk periode lalu dicantumkan sebagai suatu bagian

Pelaporan Audit

Pendekatan Angka Koresponding

Ketika angka koresponding disajikan (informasi komparatif disajikan dengan menggunakan


pendekatan angka koresponding), opini auditor tidak boleh mengacu ke angka-angka
koresponding kecuali dalam kondisi yang dijelaskan dalam paragraf 11, 12, dan 14 (Ref: Para.
A2). Untuk tujuan SA ini, opini auditor yang diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini
yang di dalamnya terdapat informasi komparatif yang disajikan dengan menggunakan
pendekatan angka koresponding disebut pendekatan opini audit koresponding (corresponding
audit opinion approach).

3
Jika laporan auditor atas periode lalu, sebagaimana yang diterbitkan sebelumnya, berisi opini
wajar dengan pengecualian, opini tidak menyatakan pendapat, atau opini tidak wajar serta hal
yang menyebabkan modifikasi tersebut tidak dapat diselesaikan, auditor harus memodifikasi
opini auditor atas laporan keuangan periode kini. Dalam paragraf Basis untuk Modifikasi dalam
laporan auditor, auditor harus melakukan hal- hal sebagai berikut:

(a) Mengacu baik ke angka-angka periode kini dan angka koresponding dalam penjelasan
tentang hal yang menimbulkan modifikasi ketika dampak atau kemungkinan dampak hal
tersebut terhadap angka-angka periode kini adalah material; atau

(b) Dalam kasus lain, menjelaskan bahwa opini auditor telah dimodifikasi karena dampak atau
kemungkinan dampak atas hal yang tidak dapat diselesaikan tersebut terhadap daya banding
angka-angka periode kini dan angka koresponding. (Ref: Para. A3-A5)

Jika auditor memperoleh bukti audit bahwa terdapat kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan periode lalu yang terhadap laporan keuangan tersebut telah diterbitkan suatu
opini tanpa modifikasian, dan angka koresponding belum dinyatakan kembali dengan
semestinya atau pengungkapan yang tepat belum dilakukan, auditor harus menyatakan suatu
opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar dalam laporan auditor atas
laporan keuangan periode kini, yang dimodifikasi berkaitan dengan angka koresponding yang
terdapat di dalamnya (Ref: Para. A6)

Laporan Keuangan Periode Lalu Diaudit oleh Auditor Pendahulu.

Jika laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu dan auditor tidak
dilarang oleh peraturan perundang-undangan untuk mengacu ke laporan auditor pendahulu atas
angka koresponding dan memutuskan untuk melakukan hal demikian, auditor harus
menyatakan dalam suatu Paragraf Hal Lain dalam laporan auditor:

(a) Laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor pendahulu;

(b) Jenis opini yang dinyatakan oleh auditor pendahulu dan, jika opini tersebut dimodifikasi,
alasan modifikasi tersebut; dan

(c) Tanggal laporan tersebut. (Ref: Para. A7)

4
Laporan Keuangan Periode Lalu Tidak Diaudit

Jika laporan keuangan periode sebelumnya tidak diaudit, auditor harus menyatakan dalam
suatu paragraf Hal Lain dalam laporan auditor bahwa angka koresponding tidak diaudit.
Namun pernyataan tersebut tidak membebaskan auditor dari ketentuan untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat bahwa saldo awal tidak mengandung kesalahan penyajian
yang berdampak material terhadap laporan keuangan periode kini.

Pendekatan Laporan Keuangan Komparatif

Ketika laporan keuangan komparatif disajikan (informasi komparatif disajikan dengan


menggunakan pendekatan laporan keuangan komparatif), opini auditor harus mengacu ke
setiap periode laporan keuangan yang disajikan dan atas laporan- laporan keuangan tersebut
opini auditor dinyatakan. (Ref: Para. A8-A9). Untuk tujuan SA ini, opini auditor yang
diterbitkan untuk laporan keuangan periode kini dan informasi komparatif yang disajikan
dengan menggunakan pendekatan laporan keuangan komparatif disebut pendekatan opini audit
komparatif (comparative audit opinion approach). Ketika melaporkan laporan keuangan
periode lalu dalam hubungannya dengan audit periode kini, jika opini auditor atas laporan
keuangan periode lalu berbeda dengan opini auditor yang sebelumnya dinyatakan, auditor
harus mengungkapkan alasan substantif untuk opini yang berbeda tersebut

5
13.3 Special Considerations: Audits of Group Financial Statements
(ISA 600)

Berdasarkan ISA 600, terdapat 2 objektif dari auditor dalam melakukan audit atas laporan
keuangan grup, yaitu adalah sebagai berikut;
- Auditor Grup perlu menetapkan bahwa ia dapat bertindak sebagai Auditor Grup.
- Auditor Grup perlu memastikan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat dapat diperoleh
untuk mendukung opini audit yang masuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian.

ISA 600 juga menjelaskan arti dari beberapa istilah yang sesuai dalam audit laporan keuangan
grup, yaitu sebagai berikut;
- Principal Auditor à yaitu auditor dengan tanggung jawab melakukan pelaporan atas
laporan keuangan entitas yang mencakup informasi keuangan komponen entitas yang
diaudit oleh auditor lain.
- Other Auditor à yaitu auditor selain Principal Auditor dengan tanggung jawab melakukan
pelaporan atas informasi keuangan komponen entitas yang tercakup dalam laporan
keuangan yang diaudit oleh principal auditor. Other Auditor bisa terdiri atas auditor dari
kantor akuntan publik yang terafiliasi, atau auditor lain yang tidak terkait.
- Component à adalah divisi, cabang, anak perusahaan, ventura bersama, entitas asosiasi,
atau entitas lainnya yang informasi keuangannya termuat dalam laporan keuangan yang
diaudit oleh Principal Auditor.

Consolidation Process

Dalam ISA 600, Auditor Grup dituntut untuk memiliki pemahaman atas proses konsolidasi
yang dilakukan grup, termasuk instruksi yang diberikan oleh manajemen grup kepada entitas
komponen. Proses reviu atas laporan keuangan grup diilustrasikan dalam tahapan berikut:

1. Entitas komponen diaudit dengan tujuan membentuk opini audit atas masing-masing
laporan keuangan entitas komponen. Audit tersebut dapat dilakukan oleh Auditor Grup
maupun Auditor Komponen. Jika proses audit melibatkan Auditor Komponen, Auditor
Grup perlu mempertimbangkan berapa banyak pekerjaan tambahan yang harus dilakukan
pada komponen untuk tujuan membentuk opini atas laporan keuangan grup.
2. Manajemen grup melakukan konsolidasi laporan keuangan dengan entitas-entitas
komponen. Auditor Grup perlu memperoleh pemahaman atas proses konsolidasi guna
memastikan proses tersebut dilakukan sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku.

6
Auditor Grup juga perlu berkomunikasi dengan Auditor Komponen mengenai cakupan dan
pemilihan waktu audit terhadap informasi keuangan entitas komponen dan temuan-
temuannya.
3. Auditor Grup harus mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat berkenaan dengan
informasi keuangan entitas komponen dan proses konsolidasi dengan tujuan untuk
membentuk dan menyatakan opini tentang kesesuaian laporan keuangan grup secara
material terhadap standar pelaporan yang berlaku.

Acceptance as Group Engagement Partner

ISA 315 mensyaratkan auditor untuk mendapatkan pemahaman atas entitas dan lingkungan
usahanya. Audit atas grup pun juga demikian, bahkan perlu mendapatkan pemahaman yang
lebih mendalam karena adanya komponen-komponen dalam grup. ISA 220 sangat relevan dan
perlu diterapkan oleh partner tim perikatan grup dalam menentukan apakah bukti audit yang
cukup dan tepat dapat diekspektasikan untuk didapat terkait dengan proses konsolidasi dan
informasi keuangan komponen sebagai dasar penyusunan opini. Dengan demikian, tim
perikatan grup harus mendapatkan pemahaman grup, komponen, dan lingkungan usahanya,
termasuk struktur grup dan masing-masing komponen.

Jika partner tim perikatan grup menyimpulkan bahwa bukti audit yang cukup dan tepat tidak
dapat didapatkan karena adanya keterbatasan akibat manajemen grup, sehingga
memungkinkan terjadinya pemberian opini Tidak Memberikan Opini, maka partner harus
menolak perikatan tersebut. Jika perikatan merupakan perikatan yang berlanjut dari periode
sebelumnya, auditor perlu mengundurkan diri dari perikatan. Namun, apabila regulasi lokal
melarang adanya pengunduran diri auditor dari perikatan yang berlanjut, auditor harus
menyatakan opini Tidak Memberikan Opini dalam laporan keuangan grup.

Obtaining an Understanding

Tim perikatan grup harus mendapatkan pemahaman atas grup, komponen grup, dan lingkungan
usaha di mana grup tersebut beraktivitas, supaya mereka dapat mengidentifikasi area-area yang
rawan terjadi salah saji material, dan untuk melakukan proses penilaian risiko. Proses
mendapatkan pemahaman tersebut juga mencakup pemahaman atas sistem pengendalian
internal grup, yang didapatkan pada saat tahap awal perikatan, atau saat melakukan reviu atas
kertas kerja audit tahun sebelumnya.

Selain pemahaman atas hal-hal di atas, tim perikatan grup juga diharuskan memiliki
pemahaman atas proses konsolidasi dan instruksi yang diberikan oleh manajemen grup kepada

7
manajemen komponen. Pemahaman atas proses konsolidasi merupakan aspek mendasar dalam
laporan keuangan grup. Auditor akan melakukan uji pengendalian grup untuk memastikan
efektifitas operasional jika auditor telah menyimpulkan proses pengendalian internal telah
berjalan efektif, atau jika auditor telah menyimpulkan bahwa prosedur substantif saja tidak
akan menyediakan bukti audit yang cukup dan tepat pada tingkat asersi. Tim perikatan grup
juga akan menghadapi dan melakukan audit atas grup dengan professional skepticism, terutama
pada saat tim perikatan grup mempertimbangkan penyesuaian dan rekonsiliasi saat melakukan
konsolidasi, yang dapat menghasilkan salah saji material akibat fraud maupun error dalam
laporan keuangan grup. Dalam mendapatkan pemahaman, auditor perlu mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material. Pemahaman tersebut perlu lebih mendalam dibandingkan
saat melakukan audit atas klien yang berdiri sendiri, sebab auditor perlu mempertimbangkan
pengendalian yang ditetapkan pada keseluruhan grup. Tim perikatan grup akan menetapkan
strategi audit atas grup dan rencana audit atas grup sesuai dengan ISA 300. Tim juga akan
melakukan reviu atas strategi dan rencana tersebut. Dalam banyak kasus, Principal Auditor
akan menggunakan hasil pekerjaan auditor lain. Dalam hal ini terjadi, Principal Auditor akan
mempertimbangkan kompetensi profesional auditor lain dalam konteks penugasan spesifik.

Saat Principal Auditor menggunakan jasa Auditor Komponen, Principal Auditor akan
melakukan prosedur untuk menentukan apakah pekerjaan auditor lain cukup untuk mencapai
tujuan Principal Auditor. Faktor-faktor yang biasanya perlu ditangani terkait dengan
penggunaan pekerjaan auditor lain yaitu:
- Isu idependensi. konsiderasi lebih (risiko utama,
- Apakah auditor lain akan mematuhi lingkungan pengendalian).
pedoman etika. - Rentang waktu pelaksanaan dan
- Bagaimana pemakaian hasil pekerjaan penyelesaian audit.
auditor lain. - Apakah auditor lain memiliki sumber
- Persyaratan akuntansi dan audit dari daya yang cukup untuk melakukan
entitas komponen, secara khusus yakni audit yang efektif.
area-area yang membutuhkan

Auditor Komponen memiliki tanggung jawab terhadap opini audit atas entitas komponen yang
diauditnya. Mereka seharusnya tidak bergantung pada Principal Auditor untuk memberitahu
mereka mengenai isu-isu yang mungkin berdampak pada laporan keuangan entitas komponen.
Mereka dapat mencari representasi langsung dari manajemen, atau TCWG dari entitas yang
diaudit oleh Principal Auditor.

8
Principal Auditor dalam hal ini tidak memiliki obligasi untuk menyediakan informasi kepada
auditor lainnya. Jika dalam proses audit, mereka menemukan isu-isu yang relevan dengan
pekerjaan auditor lain, Principal Auditor akan berdiskusi dengan TCWG atas tindakan yang
sewajarnya dilakukan. Dalam kondisi di mana informasi tidak dapat diteruskan kepada auditor
lain, misalnya karena pertimbangan komersial yang sensitif, Principal Auditor akan tidak
mengambil langkah lebih lanjut, sebab untuk meneruskan informasi tersebut akan melanggar
kerahasiaan klien. Dalam situasi di mana Auditor Komponen dianggap tidak independen, atau
saat di mana terdapat keraguan atas kompetensi dan pemahaman Auditor Komponen, tim
perikatan grup akan mencari bukti audit yang cukup dan tepat terkait informasi keuangan
komponen, tanpa meminta Auditor Komponen untuk melakukan pekerjaan atas informasi
keuangan entitas komponen. Pada setiap tahapan penugasan audit, Auditor Komponen harus
bekerja sama dengan Principal Auditor, dan memberikan saran kepada Principal Auditor
sedini mungkin untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat melakukan audit. Jika
Auditor Komponen menghadapi permasalahan yang mengharuskan mereka untuk melaporkan
kepada regulator atau badan hukum, Auditor Komponen akan mengkomunikasikan
permasalahan tersebut kepada Principal Auditor sedini mungkin.

Materiality

Audit atas grup memerlukan tingkat materialitas untuk ditentukan untuk laporan keuangan grup
secara keseluruhan pada saat perancangan strategi audit. Materialitas komponen juga perlu
ditentukan oleh Auditor Komponen sesuai dengan penilaian risiko yang sudah dilakukan.
Supaya salah saji yang tidak dideteksi dan dikoreksi dalam laporan keuangan grup tidak
melebihi tingkat materialitasnya, materialitas komponen perlu ditetapkan pada tingkat yang
lebih rendah dari tingkat materialitas grup. Pada audit di mana komponen dianggap tidak
signifikan terhadap grup, partner tim perikatan akan melakukan prosedur analitis pada tingkat
grup. Pada kondisi di mana tim perikatan menyimpulkan bukti audit yang cukup dan tepat tidak
dapat diperoleh dari proses audit yang dilakukan pada laporan keuangan dan sistem
pengenalian komponen yang dipandang tidak signifikan, auditor akan:

- Melakukan, atau meminta Auditor Komponen untuk melakukan, audit atas informasi
keuangan komponen dengan menggunakan tingkat materialitas komponen.
- Melakukan audit atas satu atau lebih saldo akun, jenis transaksi, atau pengungkapan.
- Melakukan reviu informasi keuangan komponen dengan tingkat materialitas komponen.
- Menyusun prosedur spesifik yang akan menghasilkan bukti audit yang cukup dan tepat.

9
Untuk seluruh entitas dalam grup, Auditor Grup perlu merevieu laporan hasil pekerjaan
Auditor Komponen tanpa melihat materialitasnya. Kemudian, Auditor Grup menentukan
tingkat pekerjaan tambahan yang perlu dilakukan, guna memastikan laporan keuangan bebas
dari salah saji. Faktor-faktor yang biasanya dipertimbangkan oleh Auditor Grup:

- Reviu atas kertas kerja Auditor Komponen.


- Melakukan penilaian risiko pada tingkat komponen.
- Ikut serta dalam rapat penutupan antara Auditor Komponen dengan manajemen.
- Revieu atas bagian-bagian relevan dalam kertas kerja auditor.

Jika Auditor Grup menentukan bahwa dibutuhkan pekerjaan tambahan, maka ditentukan juga
sifat pekerjaan tambahan yang akan dilakukan dan siapa yang akan melakukan.

Subsequent Events

Tim perikatan grup perlu mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi antara tanggal
pelaporan dengan tanggal persetujuan laporan keuangan dan penandatanganan laporan auditor.
Implikasinya, auditor perlu merancang dan mengimplementasikan prosedur audit untuk
mengidentifikasi peristiwa-peristiwa tersebut. Jika Principal Auditor menggunakan jasa
Auditor Komponen, Principal Auditor perlu meminta Auditor Komponen untuk
memberitahukan tim perikatan grup jika mereka menemukan adanya peristiwa kemudian yang
mungkin dapat menyebabkan adanya penyesuaian dalam laporan keuangan.

Consolidating Subsidiaries Reporting Under Alternative GAAP

Melakukan konsolidasi anak perusahaan dari negara berkembang dapat menimbulkan masalah
berupa perbedaan dasar penyusunan laporan keuangan yang dapat menyebabkan perbedaan
material terhadap grup, sehingga Principal Auditor tidak dapat membentuk kesimpulan bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar. Masalah ini dapat dihindari dengan meminta
manajemen dan TCWG untuk melakukan penyajian ulang saldo-saldo akun sesuai dengan
dasar akuntansi yang digunakan grup. Principal Auditor juga dapat meminta proses penyajian
ulang untuk diaudit, guna memastikan akurasi proses tersebut. Namun, dengan meluasnya
standar akuntansi global, masalah ini lama-kelamaan semakin mudah untuk diselesaikan.

Communication

Idealnya, terjalin komunikasi yang teratur mengenai persyaratan tim perikatan terhadap
Auditor Komponen. Komunikasi diperlukan untuk menjelaskan pekerjaan yang akan

10
dilakukan, tujuan pekerjaan dilakukan dan bentuk serta konten komunikasi Auditor Komponen
kepada tim perikatan grup. Komunikasi tersebut mencakup:

- Permintaan bahwa Auditor Komponen akan berkomunikasi dengan tim perikatan.


- Persyaratan etis dan independen yang relevan dengan tim perikatan.
- Risiko signifikan atas salah saji material yang telah diidentifikasi dalam laporan keuangan
grup akibat fraud atau error, yang relevan terhadap pekerjaan Auditor Komponen.
Persyaratan lain yaitu tim perikatann akan meminta Auditor Komponen untuk
memberitahukan risiko salah saji signifikan akibat fraud atau error yang diidentifikasi
olehnya kepada tim perikatan.
- Hasil audit atau reviu informasi keuangan komponen, materialitas komponen, dan
materialitas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang relevan, yang berada pada
tingkat yang lebih tinggi dari batas yang ditentukan tidak boleh dipandang remeh.
- Daftar pihak-pihak berelasi yang telah disusun oleh manajemen grup, ditambah pihak
berelasi yang diidentifikasi oleh tim perikatan. Tim perikatan juga akan meminta Auditor
Komponen untuk memberitahukan pihak-pihak berelasi yang belum teridentifikasi.

Procedures for Planning and Undertaking Group Audits

Berikut adalah beberapa prosedur yang disarankan oleh ISA 600 mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan dalam merancang dan mengambil sebuah audit atas laporan keuangan grup, yaitu
sebagai berikut;
- Menentukan apakah laporan keuangan konsolidasi dibutuhkan.
- Mendapatkan dan merangkum pemahaman atas grup, komponen, dan kegiatannya.
- Memastikan adanya dokumentasi yang cukup atas proses konsolidasi.
- Menyetujui persyaratan perikatan audit atas grup dan menerbitkan surat perikatan.
- Memastikan surat perikatan grup menyatakan batasan-batasan mengenai:
o Akses yang dimiliki Auditor Grup atas informasi komponen, manajemen atau auditor
lainnya; atau
o Pekerjaan yang akan dilakukan setelah penerimaan perikatan Auditor Grup memiliki
batasan cakupan yang dapat mempengaruhi opini Auditor Grup.
- Mengirimkan surat instruksi grup kepada setiap Auditor Komponen yang membantu
pekerjaan Auditor Grup.
- Memastikan surat instruksi di atas memuat jadwal kerja untuk menyelesaikan audit, serta
rincian dan tanggal pertemuan dengan Auditor Grup dan manajemen.
- Meminta konfirmasi dari Auditor Komponen bahwa mereka akan:

11
o Bekerja sama dengan tim perikatan grup.
o Memastikan kepatuhan mereka terhadap persyaratan etika dan independensi.
o Memberitahu Auditor Grup mengenai permasalahan etika atau independensi.
o Memberikan saran mengenai tingkat materialitas.
o Memberikan saran tentang risiko fraud atau error, dampaknya, serta rincian penjelasan
fraud atau error yang ditemukan.
o Menyediakan rincian pihak berelasi yang sebelumnya tidak teridentifikasi.
o Mengkonfirmasi mereka akan memenuhi persyaratan dari tim perikatan grup.
o Menyediakan informasi atas kejadian-kejadian pelanggaran persyaratan etika dan
independensi.
o Menyediakan daftar salah saji dan error yang tidak dikoreksi.
o Menyediakan indikator kemungkinan adanya bias manajemen.
o Menyediakan indikator problem asumsi kelangsungan usaha (going concern).
o Menyediakan penjelasan kelemahan material yang teridentifikasi dalam sistem
pengendalian internal.
- Memastikan tingkat materialitas yang tepat sudah ditetapkan atas grup secara keseluruhan
dan atas masing-masing komponen grup.
- Memastikan adanya dokumentasi yang cukup atas risiko dan pengendalian internal di
dalam grup.
- Memastikan setidaknya prosedur analitis telah dilakukan untuk komponen yang tidak
signifikan, kemudian menentukan apakah pekerjaan lebih lanjut perlu dilakukan.
- Menentukan prosedur audit selanjutnya yang diperlukan untuk komponen signifikan.
- Menilai apakah bukti audit yang dikumpulkan dalam komponen sudah cukup, dan mencatat
bagaimana proses penilaian tersebut.
- Jika bukti audit tidak cukup, mendokumentasikan dan melakukan prosedur tambahan yang
sesuai untuk mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat.
- Menyetujui angka-angka pada laporan keuangan dengan hasil konsolidasi.
- Memeriksa akurasi aritmatika pada proses dan hasil konsolidasi.
- Mempertimbangkan apakah dasar konsolidasi tahun lalu masih tepat digunakan.
- Melakukan verifikasi rekonsiliasi dalam:
o Akun Reserve,
o Non-Controlling Interests,
o Investasi,
o Pajak Tangguhan.

12
- Memastikan semua saldo di dalam grup dan transasksi yang terjadi di dalam grup telah
dieliminasi dalam proses konsolidasi.
- Memastikan unrealized profit dalam persediaan dan aset tidak lancar telah dieliminasi.
- Memastikan investasi dalam anak perusahaan telah dieliminasi.
- Memastikan adanya penerapan kebijakan akuntansi dengan konsisten dalam grup.
- Memastikan elemen sebelum diakusisi telah ditangani dengan tepat jika terdapat arus
dividen di antara entitas di dalam grup.

Procedures for Completion of Group Audits

Berikut adalah beberapa prosedur yang dapat dilakukan oleh auditor dalam menyelesaikan
prosedur audit atas laporan keuangan grup, yaitu sebagai berikut;
- Memastikan proses konsolidasi dilakukan dengan tepat. Caranya yakni melakukan reviu
atas instruksi yang diberikan manajemen grup kepada komponen.
- Mengkomunikasikan kelemahan yang diidentifikasi dalam pengendalian internal kepada
manajemen grup.
- Memastikan adanya komunikasi dengan TCWG grup.
- Mengevaluasi kecukupan audit yang dilakukan oleh Auditor Komponen.
- Menetapkan dampak dari isu-isu yang dapat muncul dalam laporan audit grup dan laporan
keuangan grup.
- Mempertimbangkan dampak dari setiap memo dan laporan auditor komponen terhadap
audit atas grup.
- Memastikan surat yang dikirimkan oleh auditor komponen telah diterima dan dibalas.
- Memastikan kecukupan pekerjaan atas peristiwa kemudian untuk grup dan masing-masing
komponen.
- Memastikan pekerjaan atas asumsi kelangsungan usaha (going concern) telah dilakukan
untuk grup dan juga masing-masing komponen.

13
13.4 Communicating Key Audit Matters in the Independent Auditor’s
Report (ISA 701)

ISA ini mengatur mengenai tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan Hal Audit
Kunci dalam laporan auditor. Mengkomunikasikan Hal Audit Kunci menyediakan informasi
tambahan terhadap pengguna laporan keuangan untuk mendampingi mereka dalam memahami
hal-hal yang signifikan dalam audit laporan keuangan. Mengkomunikasikan ini juga dapat
mendampingi pengguna laporan keuangan dalam memahami entitas serta area dimana
penilaian manajemene signifikan dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, objektif dari
auditor adalah untuk menentukan hal-hal audit kunci dan, setelah membentuk opini atas
laporan keuangan, mengkomunikasikan hal-hal tersebut dengan mendeskripsikannya dalam
laporan auditor. Berdasarkan ISA 701 ini, definisi dari Hal Audit Kunci adalah hal-hal yang
berdasarkan penilaian profesional auditor, merupakan signifikan dalam audit laporan keuangan
dalam periode kini. Hal Audit Kunci diseleksi dari hal-hal yang dikomunikasikan dengan
TCWG.

Determining And Communicating Key Audit Matters

Auditor perlu menentukan hal-hal apa yang merupakan Hal Audit Kunci dari hal-hal yang
dikomunikasikan kepada TCWG. Dalam melakukan penilaian mengenai hal ini auditor perlu
mempertimbangkan area-area yang diperhatikan secara signifikan oleh auditor selama
melakukan audit, termasuk di antaranya adalah;

- Area yang diidentifikasi sebagai risiko signifikan terkait dengan ISA 315, atau melibatkan
penilaian auditor yang signifikan.
- Area dimana auditor menemukan kesulitan yang signifikan dalam melakukan audit,
termasuk terkait kegiatan memperoleh bukti audit yang cukup dan layak.
- Situasi dimana memerlukan modifikasi yang signifikan dalam pendekatan yang telah
direncanakan oleh auditor dalam melakukan audit, termasuk hasil dari identifikasi atas
kekurangan signifikan dalam pengendalian internal entitas terkait.

Setelah menentukan apa saja yang menjadi Hal Audit Kunci, maka auditor harus
mengkomunikasikan hal ini dalam bagian terpisah dalam laporan auditor, dimana dalam bagian
tersebut auditor harus menyatakan bahwa; hal audit kunci adalah masalah-masalah yang
signifikan dalam audit laporan keuangan, bahwa hal audit kunci dipilih dari hal yang
dikomunikasikan dengan TCWG, bahwa prosedur auditor terkait hal-hal ini dirancang terkait

14
audit laporan keuangan keseluruhan, serta bahwa opini auditor dalam laporan keuangan tidak
termodifikasi terkait hal kunci audit, dan auditor tidak mengekspresikan opini atas hal-hal
individual tersebut. Auditor juga perlu untuk mendeskripsikan masing-masing hal kunci audit
menggunakan subjudul yang layak, dimana deskripsi tersebut sebaiknya memasukkan;
penjelasan mengenai kenapa auditor mempertimbangkan hal tersebut sebagai hal yang
signifikan, dan rujukan terhadap pengungkapan terkait di laporan keuangan.

Circumstances in Which the Auditor Has Determined There are No Key Audit Matters

Apabila auditor menentukan bahwa tidak ada hal kunci audit untuk dikomunikasikan dalam
laporan auditor, maka auditor dapat melakukan hal-hal berikut;

- Mendiskusikan kesimpulan ini dengan orang yang akan mereviu pengendalian kualitas,
untuk perikatan-perikatan dimana seseorang telah ditunjuk untuk melakukan hal tersebut;
- Mengkomunikasikan kesimpulan ini kepada TCWG; dan
- Menjelaskan dalam laporan auditor bahwa bagian ini dalam laporan auditor ditujukan untuk
mendeskripsikan hal-hal yang dikomunikasikan dengan TCWG, dan bahwa berdasarkan
penilaian profesional auditor, merupakan hal-hal yang signifikan dalam audit laporan
keuangan, serta bahwa auditor telah menentukan bahwa tidak ada hal yang dapat
dilaporkan.

Documentation

Auditor perlu mendokumentasikan seluruh hal-hal yang akan dikomunikasikan sebagai hal
kunci audit, dan bahwa penilaian profesional signifikan telah dibuat dalam mencapai penentuan
ini, sesuai dengan ISA 230. Hal ini juga memasukkan rasionalisasi dari penentuan auditor
bahwa tidak ada hal kunci audit yang dapat dikomunikasikan dalam laporna auditor ini, apabila
memang tidak ada yang ditemukan.

15

Anda mungkin juga menyukai