Anda di halaman 1dari 13

ETIKA PENDIDIKAN ISLAM

DI SUSUN
OLEH

NAMA :NOVA YENNI


NIM : 170205016
Dosen Pembimbing:
IRHAMNI, S.Pd, MA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarmanusia dari alam
kegelapan kealam terang benderang.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas yang berjudul “ETIKA
PENDIDIKAN ISLAM”, untuk itu salam terima kasih saya ucapkan untuk dosen pembimbing
yang telang membimbing saya dalam dalam membuat makalah ini. Dan tak lupa terima kasih
buat teman-teman yang ikut memberi semangat .

Saya menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh
karena itu kepada para pembaca, penulis mengharapkan kritik dan saran konsruktif demi
kesempurnaan maklah ini.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami pendidikan kewarganegaraaan dan semoga
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin ya rabbal ‘alamin.

Banda Aceh, Rabu 18 April 2018

Penulis
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. 2


DARTAR ISI ................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
ETIKA PENDIDIKAN ISLAM ................................................................................................................... 5
A. Pengertian Etika dan Pendidikan Islam............................................................................................. 5
B. Tujuan Etika ...................................................................................................................................... 8
C. Etika Menurut Ajaran Islam .............................................................................................................. 8
D. Hubungan etika keilmuan dan pendidikan islam .............................................................................. 9
E. Etika Atau Adab Dalam Bergaul Peserta Didik .............................................................................. 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

kita semua mengetahui bahwasanya Islam merupakan agama yang hadir dimuka bumi ini
untuk menyampaikan ajaran-ajaran tentang kemanusiaan dan keadilan bagi seluruh umat
manusia. Kajian tentang etika dalam kurang berkembang tetapi justru yang berkembang adalah
kajian tentang moralitas. Etika Islam berbicara seputar etika individu yaitu bagaimana
memperbaiki diri dan kepribaadian dalam berkata, bersikap dan berbuat. Etika memiliki
pengertian bahwa manusia di harapkan mampu mengatasi sifat-sifat baik dalam dirinya. Etika
pendidikan Islam merupakan etika yang lebih mengarah atau mengacu kepada upaya
membimbing, memandu, mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatkan hidup yang sesuai
dengan norma atau nilai-nilai yang dipandang baik dalam limngkungan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian etika?


2. Apa pengertian pendidikan islam?
3. Apa tujuan etika?
4. Apa pengertian etika menurut ajaran islam?
5. Bagaimana etika atau adab dalam bergaul peserta didik?

C. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan serta
memahami tentang etika pendidikan Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

ETIKA PENDIDIKAN ISLAM

A. Pengertian Etika dan Pendidikan Islam

a. Pengertian etika menurut bahasa (etimologi)

Menurut bahasa (etimologi) istilah bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos
yang berarti kebiasaan, watak, perasaan, sikap, cara berpikir, tempat tinggal, dan padang rumput.
Bentuk jamak dari ethos adalah ta etha yang berarti kebiasaan. Dalam bahasa latin , ethos ini
disebut dengan meros (mufradnya: mos). Dari kata latin inilah berasal kata moral yang
pengertiannya berbeda dengan etika. Moral dalam bahasa Indonesia disebut dengan susila.
Secara istilah moral merupakan perbuatan yang sesuai dangan ide-ide yang umum diterima
manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Ide-ide tersebut bisa berasal dari norma agama
maupun norma adat1. Kini bagaimana dengan etika?
Etika merupakan suatu kata benda, pada bahasa Inggris kata etika disebut dengan
ethics yang berarti system of moral principles or value, mudahnya dapat kita artikan dengan tata
susila. Sementara itu, pada kamus besar bahassa Indonesia disebutkan bahwa etika adalah ilmu
mengenai apa yang baik dan apa yang buruk serta mengenai hak dan kewajiban moral atau
akhlak.
Etika termasuk ilmu pengetahuan tentang asas-asas tingkah laku yang berarti juga:
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, tentang hak-hak dan kewajiban;
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan tingkah laku manusia;
3. Nilai mengenai benar salah, halal-haram, sah-batal, baik-buruk, dan kebiasaan-kebiasaan
yang dianut suatu golongan. 2

1
Novan Ardy Wiyani. Etika Profesi Guru(Yogyakarta: Gavana Media, 2015) Hlm. 1
2
Jan Hendrik Rapar. Pengantar Filsafat(Yogyakarta: Kanisius, Pus wilayah, 1996),Hlm.62.
Ilmu etika ini juga telah di sebut-sebut sejak zaman Soekrates (470-399). Ia
berpendapat bahwa etika membahas baik-buruk, benar salah dalam tingkah laku, tindakan
manusia, dan menyoroti kewajiban-kewajiban manusia. Etika tidak mempersoalkan apa atau
siapa manusia itu, tetapi bagaimana manusia seharusnya berbuat dan bertindak. Pengertian etika
juga dapat diartikan dengan membedakan tiga arti penjelasan etika, yaitu :
1. Etika membahas ilmu yang mempersoalkan tentang perbuatan-perbuatan manusia mulai dari
yang terbaik sampai kepada yang terburuk dan pelanggaran-pelanggaran hak dan kewajiban;
2. Etika membahas masalah-masalah nilai tingkah laku manusia mulai dari tidur, kegiatan
siang hari, istirahat sampai tidur kembali; dimulai dari bayi hingga dewasa, tua renta dan
sampai wafat;
3. Etika membahas adat-istiadat suatu tempat, mengenai benar-salah kebiasan yang dianut
suatu golongan atau masyarakat baik masyarakat pirimitif, pedesaan, perkotaan hingga
masyarakat modern.3
Etika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang segala soal kebaikan
dalam hidup manusia semuanya, mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan perasaan sampai mengenai pendapat mengenai definisi etika yang sesungguhnya.

b. Pengertian etika menurut istilah (terminology)

Menurut istilah (terminology) para ahli berbeda-beda pendapat mengenai definisi etika
yang sesungguhnya . Masing-masing mempunyai pandangan sebagai berikut:
1. Ahmad Amin mengartikan etika sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk menunjukkan
apa yang seharusnya diperbuat.
2. Soegarda Poerbawatja mengartikan etika sebagai filsafat nilai, kesusilaan tentang baik
buruk, berusaha mempelajari nilai-nilai dan merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai itu
sendiri.
3. Ki Hajar Dewantara mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari soal kabaikan dan
keburukan dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran,
rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan rasa perasaan sampai menguasai tujuannya
yang dapat merupakan perbuatan.
4. Austin Fogothey mengartikan etika sebagai ilmu yang berhubungan dengan seluruh ilmu
pengetahuan tentang manusia dan ilmu masyarakat yang erat hubungannya dengan
antropologi, psikologi,sosiologi, ekonomi, ilmu politik, dan ilmu hukum.

3
K. Bertens. Etika (Jakarta: Gramedia Pusataka Utama, 2000), hlm. 231.
5. Asmaran AS mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia untuk
menentukan nilai-nilai perbuatan tersebut baik atau buruk, sedangkan ukuran untuk
menetapkan nilainya adalah akal pikiran manusia.
6. Ahmad Zubair mengartikan etika sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat etika atau pemikiran
filsafat tentang moralis, problem moral, dan pertimbangan moral.
7. Frans Magnis Suseno mengartikan etika sebagai usaha manusia untuk memakai akal budi
dan daya pikirannya untuk memecahkan masalah bagimana ia harus hidup apbila ia menjadi
baik.4

Jadi dari beberapa pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa, etika ialah suatu
suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai mana yang baik dan mana yang buruk dangan memperlihatkan amal perbuatan manusia
sejauh yang dapat dicerna akal pikiran.

c. Pengertian pendidikan islam

Pendidikan berasal dari kata didik, yang artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran –an,
yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik itu
sendiri. Oleh karena itu, pendidikan merupakan pembinaan, pelatihan, pengajaran, dan semua hal
yang merupakan bagian dari usaha manusia untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilannya.
Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan,
pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal
maupun non formaldengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki
keahlian dan keterampilan tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat.
Pendidikan islam hakikatnya adalah seluruh hal yang menyangkut 3 hal:
1. ta’lim
2. tarbiyah
3. ta’dib
Memberikan bekal pengetahuan, pembinaan dan pengarahan pembentukan kepribadian &
mental dan pembinaan sikap moral manusia agar menjadi lebih baik berdasarkan dasar alqur’an
hadits yang diterapkan dalam kehidupan.5

4
M. Yatimin Abdullah. Pengantar Studi Etika (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 8.
5
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006)
B. Tujuan Etika

Tujuan adalah sesuatu yang dikehendaki, baik individu atau kelompok. Tujuan etika
yang dimaksud merupakan tujuan akhir dari setiap aktifitas manusia dalam hidup dan
kehidupannya yaitu untuk mewujudkan kebahagiaan. Tujuan utama etika yaitu menemukan,
menentukan, membatasi, dan membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral dari individu dan
masyarakatnya, baik pada masyarakat umumnya, khususnya masyarakat profesi.
Ada beberapa tujuan menerapkan atau mempelajari etika dalam pendidikan, yaitu :
1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku
atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib teratur,
damai dan sejahtera.
3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional mengambil keputusan secara otonom.
4. Etika merupakan sarana yang member orientasi pada hidup manusia.
5. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggungjawab
terhadap hidupnya.
6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi menjadi baik.
7. Sebagai norma yang dianggap berlaku. Diselidikinya apakah dasar itu membenarkan
ketaatan yang dituntut oleh norma itu terhadap norma yang dapat berlaku.
8. Etika memberikan bekal kepada manusia untuknmengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma.
9. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bagi siapa saja yabg tidak mau diombang
ambingkan oleh norma-norma yang ada.6
Jadi kesimpulannya tujuan untuk mempelajari etika adalah untuk menciptakan nilai
moral yang baik. Etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh setiap manusia, sebagai
modal utama moralitas pada kehidupan di masyarakat. Etika mencerminkan perilaku yang baik,
sedangkan etika yang buruk, mencerminkan perilaku kita yang buruk dan akan menciptakan
suatu keluaran yaitu berupa penilaian di masyarakat.

C. Etika Menurut Ajaran Islam

Dalam ajaran Islam etika bersifat “teosentrik” yaitu berkisar sekitar Tuhan dalam etika
Islam yaitu perbuatan selalu di hubungkan dengan amal sholeh dan dosa, dengan pahala atau
siksa, dengan surga atau neraka. Karakter khusus etika Islam sebagian besar bergantung kepada

6
Supriadi. Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia(Jakarta: PT> Sinar Grafika. 2006),cet. 1.11
konsepnya mengenai manusia dalam dalam hubungannya dengan Tuhan, dengan dirinya sendiri,
dengan alam dan masyarakat.
Etika Islam merupakan ilmu yang mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah
laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku buruk sesuai dengan ajaran Islam yang
tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis. Etika Islam mengatur, mengarahkan fitrah
manusia dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar petunjuk Allah Swt.,
menuju keridhaan-Nya. Dengan melakukan etika Islam niscaya selamatlah diri manusia dari
pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru lagi menyesatkan. Etika Islam ini
mengandung berbagai manfaat, karena itu, mempelajari ilmu ini dapat membuahkan hikmah
yang sangat besar, di antaranya:
1. Kemajuan rohani. Orang yang berilmu, mempunyai keutamaan dengan derajat yang lebih
tinggi. Hal ini diterangkan dalam Alquran:
Katakanlah : Adakah sam orang-orang yang tidak mengetahui? “sesungguhnya orang yang
barakallah yang dapat menerima pelajaran (Qs. Al-Zumar [39] : 9).
Dan perumpamaan-perumpamaan ini kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang
memahami kecuali orang-orang yang berilmu (Qs. Al-Ankabut [29] :43)
2. Penutup kebaikan. Etika Islam bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan mana
yang buruk, melainkan juga memengaruhi dan mendorongkan umatnya supaya membentuk
hidup yang suci. Rasulullah Saw justru memiliki etika mulia dan mencontohkannya kepada
pengikutnya supaya beretika yang baik sesamanya. Ini disebutkan dalam alquran :
“dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung ( Qs. Al-
Qalam [68] : 40)
3. Kesempurnaan iman. Iman yang sempurna melahirkan kesempurnaan akal dan etika.
Keindahan etika merupakan manifestasi dari kesempurnaan akal, iman dan ikhsan. Ini
melahirkan akal budi yang tinggi dan keluhuran jiwa. Untuk penyempurnaan iman, haruslah
menyempurnakan etika dengan mempelajari ilmu agama sebagai obor penerang.7

D. Hubungan etika keilmuan dan pendidikan islam


Etika dalam kajian filsafat merupakan bagian dari aksiologi karena etika berbicara
tentang tujuan yang hendak dicapai dari segala sesuatu. Jika dalam ontologi dipertanyakan apa
hakikat sesuatu, dalam epistemologi dipetanyakan begaimana sesuaatu itu terjadi dan dari mana
sesuatu itu ada, maka dalam aksiologi dipertanyakan mengenai tujuan dari hakikat sesuatu.
Misalnya tentang pendidikan Islam maka timbul pertanyaan, apa itu pendidikan Islam?
Bagaimana dan dari mana sumber pendidikan Islam? Mengapa pendidikan islam diperlukan?
Untuk apa ada pendidikan Islam? Dua pertanyaan terakhir menggambarkan bahasan yang
dicakup oleh bagian aksiologi, sebagaimana etika juga termasuk di dalamnya.

7
M. Yatimin Abdullah. Pengantar Studi Etika (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 10-11.
Hubungan etika keilmuan dan pendidikan islam sepertihalnya hubungan etika dan ilmu,
diantaranya:
1. Ilmu bebas nilai (value free)
Paradigma ilmu bebas nilai (value free) mengatakan bahwa ilmu itu bersifat otonom yang tidak
memiliki keterkaitan sama sekali dengan nilai. Bebas nilai artinya setiap kegiatan ilmiah harus
didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan menolak campur tangan
faktor eksternal yang tidak secara hakiki menentukan ilmu pengetahuan itu sendiri. Penganut
paradigma ini menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik secara
ontologis maupun aksiologis. Dalam hal ini, ilmuwan hanyalah menemukan pengetahuan dan
terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya, apakah akan dipergunakan untuk tujuan
yang baik atau sebaliknya.
2. Ilmu tidak bebas nilai (value bound)
Paradigma ilmu yang tidak bebas nilai (value bound) memandang bahwa ilmu itu selalu
terkait dengan nilai dan harus dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek nilai.
Pengembangan ilmu jelas tidak mungkin bisa terlepas dari nilai-nilai, kepentingan-kepentingan
baik politis, ekonomis, sosial, religius, ekologis, dan sebagainya.
3. Ilmu bebas nilai sedangkan aplikasi ilmu dan ilmuwannya terikat nilai
Pendapat ini mengatakan bahwa ilmu bebas nilai hanya terbatas dari segi ontologinya,
sedangkan penggunaannya tidak bebas nilai karena harus berdasarkan asas-asas nilai. Mereka
berpendirian bahwa masalah nilai tidak terlepas sama sekali dengan fitrah manusia. Manusia
adalah makhluk yang selalu menilai untuk menemukan kebenaran dan mempertemukan
kebenaran. Sejarah manusia penuh dengan peristiwa-peristiwa yang dihiasi kerelaan
mengorbankan nyawa dalam mempertahankan apa yang mereka anggap benar. Tanpa dasar nilai
moral, ilmuwan mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual. 8
Dari paparan tiga paradigma tentang ilmu dan nilai diatas, dapat disimpulkan bahwa
netralitas ilmu hanya terletak pada epistemologinya saja, artinya tanpa berpihak pada siapapun
selain kebenaran yang nyata. Sedangkan secara ontologis dan aksiologis, ilmuwan harus mampu
menilai mana yang baik dan yang buruk, yang pada hakikatnya mengharuskan ilmuwan memiliki
landasan moral yang kuat.

8
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006) hlm. 56.
E. Etika Atau Adab Dalam Bergaul Peserta Didik

1. Etika peserta didik terhadap guru


Guru adalah orang yang telah memberikan ilmu atau pelajaran kepada
murid untuk memuliakan guru adalah sebagai berikut :
 Mengucapkan salam terlebih dahulu,bila berjumpa dengan guru
 Hendaklah murid menghormati guru, memuliakan serta mengagungkannya
karena Allah, dan berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan dengan
cara yang baik
 Bersikap sopan di hadapan guru, serta mencintai guru karena Allah
 Selektif dalam bertanya dan tidak berbicara kecuali mendapat izin dari guru
 Mengikuti anjuran guru
 Bila berbeda pendapat dengan guru, berdiskusilah atau berdebat lakukanlah
dengan cara yang baik
 Jika melakukan kesalahan segera mengakuinya dan meminta maaf kepada guru.
Artinya “tidak boleh menuntut ilmu kecuali dari guru yang amin dan tsiqah
(mempunyai kecerdasan kalbu dan akal) karena kuatnya agama dengan ilmu”.
2. Etika terhadap sesama murid
Disini akan dijelaskan bebarapa etika terhadap sesama murid diantaranya
sebagai berikut :
 Senantiasa menjaga antar sesama
 Memelihara diri dari ucapan tingkah laku, agar terhindar dari pikiran dan
perbuatan maksiat
 Bearsama-sama senantiasa berusaha membina pergaulan dengan norma-norma
agama Islam dalam kegiatan belajar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut bahasa (etimologi) istilah bahasa berasal dari bahasa yunani, yaitu ethos yang
berarti kebiasaan,watak, perasaan, cara perpikir, tempat tinggal, dan padang rumput. Sedangkan
menurut istilah (terminology) etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau
tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang buruk dengan
memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran.
Menurut ajaran Islam etika bersifat “teosentrik” yaitu berkisar sekitar Tuhan dalam
etika Islam yaitu perbuatan yang selalu dihubungkan dengan amal soleh dan dosa, dengan pahala
atau siksa, dengan surga atau neraka. Etika Islam merupakan ilmu yang mengajarkan dan
menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang
buruk sesuai dengan ajaran islam yang tidak bertentangan dengan Alquran dan hadist.
Tujuan mempelajari etika adalah untuk menciptakan nilai moral yang baik ,etika harus
benar-benar dimiliki dan di tetapkan oleh setiap manusia, sebagai modal utama moralitas pada
kehidupan di masyarakat. Etika mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk ,
mencerminkan perilaku yang buruk dan akan ,menciptakan sesuatu keluaran yaitu penilaian di
masyarakat.
Etika atau adab dalam bergaul anak didik: a) etika anak didik terhadap guru:
hendaklah murid menghormati guru ,memuliakan serta mengagungkannya karena Allah, dan
berdaya upaya pula menyenangkan hati guru dengan cara yang baik; b) etika terhadap sesama
murid: senantiasa antar sesama murid bisa saling menghargai, menjaga, menghormati agar
terjalin hubungan yang baik antar sesama.

B. Saran

Etika berusaha mengunggah kesadaran manusia untuk selalu bertindak dengan


moralitas dan dapat dipertanggungjawabkan maka dari itu harus selalu menjaga etika kita agar
selalu berguna dalam sifat kebaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin. Pengantar Studi Etika ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,


2006).

Wiyani, Novan Ardy. Etika Profesi kegururan (Yogyakarta: Gafa Media, 2015).

Rapar, Jan Hendrik. Pengantar Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, Pus wilayah, 1996).

Rd. Abdurrahman Assegaf. Filsafat pendidikan islam.

Bertens. K. Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000).

Mujib, Abdul, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006).

https://naynamah.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai