II. Peralatan
1. Piranti laser dan catu daya
2. Piranti pemilih otomatis kisi difraksi (50 slit/1 mm)
3. Piranti scanner beserta detector dioda
4. Camcorder
5. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
……(1)
Dengan m = 1, 2, 3, 4, ….
Gambar 1.1 pada celah kecil difraksi Gambar 1.2 pada celah lebar difraksi
gelombang tapak jelas gelombang idak terbentuk jelas, hanya ujung
muka gelombang yang melengkung
Pola distribusi cahaya oleh kisi yang terjadi ketika suatu kisi transmisi disinari dari
belakang, tiap celah bertindak sebagai suatu sumber cahaya koheren. Pola cahaya yang diamati
pada layar dihasilkan dari kombinasi efek interferensi dan difraksi. Tiap celah menghasilkan
difraksi, dan berkas difraksi ini berinterferensi dengan yang lain untuk menghasilkan pola akhir.
Kita telah melihat pola dari efek kombinasi ini untuk kasus 2 celah:
IV. Prosedur Percobaan
1. Memasang kisi dengan sempurna
2. Menghidupkan power supply
3. Menghidupkan scanning intensitas untuk mendapatkan pola difraksi
4. Mencatat data yang didapat
4
Intensitas
Intensitas
2
0
46.2
308
338.8
154
231
15.4
30.8
61.6
92.4
0
107.8
123.2
138.6
169.4
184.8
200.2
215.6
246.4
261.8
277.2
292.6
323.4
354.2
77
Posisi
Letak Terang
6
3 2 1 0 1 2 3
5
4
Intensitas
Intensitas
2
0
107.8
154
231
308
15.4
30.8
46.2
61.6
92.4
0
123.2
138.6
169.4
184.8
200.2
215.6
246.4
261.8
277.2
292.6
323.4
338.8
354.2
77
Posisi
Mengukur jarak antara terang pusat dan intensitas maksimum setiap orde
Untuk menentukan sudut difraksi θ tiap-tiap orde, jarak antara kisi difraksi dengan detektor
sebesar L = (130 ± 1 ) cm. Maka untuk menentukan jaraknya dapat dicari sebagai berikut:
1. Jarak terang pusat dengan terang orde 1:
Jarak 1 = ׀posisi terang pusat–posisi terang orde 1׀
= ׀173,36 – 135,08 = ׀38,28 mm
Jarak 2 = ׀posisi terang pusat–posisi terang orde 1׀
= ׀173,36 – 218,24 = ׀44,88 mm
Jarak (Y) = (38,28+44,88)/2 = 41,58 mm
⁄
⁄
⁄
4. Membuat grafik sin θ sebagai fungsi orde difraksi (sin θ vs m) dan menghitung panjang
gelombang (λ) sinar laser berdasarkan gradien garis yang diperoleh.
Dari data di atas jika direpresentasikan dalam bentuk grafik sin θ adalah sebagai berikut:
sin θ
0.1
0.095
0.09
0.08
0.07
0.064
0.06
0.05
sin θ
0.04
0.03 0.032
0.02
0.01
0
1 2 3
Grafik 3. Sin θ vs
m
Untuk menghitung panjang gelombang (λ) sinar laser berdasarkan gradien garis yang
diperoleh sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
1 0,032 1 0.001024 0.032
2 0,064 4 0.006889 0.166
3 0.095 9 0.009216 0.288
6 0.211 14 0.162074 0.486
y = mx+c, m (gradien) = 0.032, d (jarak antar celah) = 0.00002 m
sehingga,
λ=mxd
= 0.032 x 0.00002
= 640 nm
5. Jika sin θ didekati oleh tan θ, hitunglah λ dengan cara yang sama seperti pada evaluasi no. 4.
Berapa penyimpangan relatif λ hasil pendekatan ini terhadap perhitungan λ yang diperoleh
pada evaluasi no.4. Dengan cara yang sama no 4 maka didapatkan grafik sebagai berikut
tan θ
0.1
0.095
0.09
0.08
0.07
0.064
0.06
0.05
tan θ
0.04
0.03 0.032
0.02
0.01
0
1 2 3
Grafik 4. Tan θ vs
Untuk menghitung panjang gelombang m (λ) sinar laser berdasarkan gradien garis yang
diperoleh adalah dengan cara:
X Y X2 Y2 XY
1 0,032 1 0.001024 0.032
2 0,064 4 0.006889 0.166
3 0.095 9 0.009216 0.288
6 0.211 14 0.162074 0.486
y = mx+c, m (gradien) = 0.032, d (jarak antar celah) = 0.00002 m
sehingga,
λ=mxd
= 0.032 x 0.00002
= 640 nm
VI. Analisis
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum dengan metode R-lab (remote
laboratory) dengan melakukan percobaan pengukuran panjang gelombang laser dengan kisi
difraksi. Percobaan kali ini bertujuan untuk mengukur panjang gelombang, menentukan letak
terang pusat dan orde difraksi. Hal yang pertama dilakukan adalah webcam (video) diaktifkan.
Hal ini bertujuan agar dapat melihat proses kerja alat saat berlangsungnya percobaan. Namun
sangat disayangkan, video tersebut tidak dapat ditampilkan. Praktikan tidak dapat
mengidentifikasi penyebab video tidak bisa ditampilkan. Selanjutnya dilakukan pemasangan
kisi hingga sempurna, menyalakan power supply dan melakukan scanning untuk mendapatkan
pola difraksi. Dalam hal ini, yang akan dimonitor adalah intensitas berdasarkan posisinya.
Data prektikum yang dihasilkan adalah sebanyak 817 data dengan nilai posisi dan
intensitas yang beragam. Percobaan ini dilakukan dengan cara menembakkan sinar laser ke
sebuah kisi difraksi yang terpasang pada sebuah celah yang terletak sejauh 1300 mm atau 1.3
meter dari sumber cahaya laser. Kisi difraksi itu sendiri adalah sebuah benda yang terdiri dari
banyak kisi yang dapat melenturkan gelombang cahaya sehingga membentuk gelombang
setengah lingkaran yang melebar dan membentuk pola gelap terang. Berdasarkan teori diatas,
jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang
gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-
gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut, atau dapat disebut
peristiwa difraksi. Difraksi merupakan pembelokan cahaya di sekitar suatu penghalang atau
suatu celah. Dengan difraksi tersebut, dihasilkan suatu garis yang sangat terang dan lainya
gelap dengan ukuran yang hampir sama (perbedaan sangat kecil). Hal tersebut sesuai dengan
praktikum kali ini. Praktikan telah membuktikan teori diatas, dapat dilahat pada grafik 1.
Grafik tersebut menunjukkan hubungan antara posisi dan intensitasnya. Terlihat pada grafik 1
seperti gelombang yang mempunyai puncak. Pola ini disebut dengan pola difraksi.
Praktikan dapat menentukan letak terang dan gelap dengan cara perhitungan manual dan
juga dapat dilihat dari tabel yang praktikan peroleh. Sehingga dapat direpresentasikan dalam
bentuk grafik 2. Dari grafik 2 dapat dilihat letak suatu puncak yang sangat tinggi yang
diidentifikasi sebagai terang pusat. Sedangkan, dengan puncak kecil kiri dan kanannya yang
semakin menjauhi terang pusat (terlihat semakin landai) adalah pola terang pada difraksi
tersebut, dan titik terendahnya adalah pola gelap difraksi. Sehingga, praktikan dapat
menentukan posisi terang dari setiap orde. Sehingga antara grafik dan perhitungan secara
manual memiliki kesamaan letaknya pada masing-masing orde.
Jarak pada tiap orde tersebut dapat dicari dengan menggunakan sudut difraksi. Jarak
tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan sin θ = Y / L untuk mendapatkan besar sudut θ.
Menurut prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah gelombang. Dengan
demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian
lainnya, dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah ϴ. Sehingga dapat dilihat
semakin besar ordo maka semakin besar jarak antara dua minimum ordo Setelah itu praktikan
dapat dengan mudah menetukan masing-masing sudut pada orde tersebut. Karena merupakan
celah yang sangat kecil, maka untuk sudut yang kecil kita dapat melakukan pendekatan sin ϴ
~ tan ϴ. Hal itu membuat tidak terdapatnya presentasi kesalahan relatif yang terjadi dalam
percobaan.
Grafik 3 dan 4 memperlihatkan hubungan antara besar sin θ dan tan θ dengan besar orde
ke-n (keduanya sama). Dari grafik 3 dan 4 tersebut, praktikan dapat menentukan lebar celah
yang dihasilkan. Besarnya sudut θ mempengaruhi lebar celah yang dihasilkan. Semakin
sempit celah, maka sudut difraksi yang dihasilkan akan semakin besar begitu pula sebaliknya,
jika celah semakin lebar maka sudut difraksi yang dihasilkan akan mengecil atau bahkan tidak
terjadi difraksi. Selain itu juga, kedua grafik 3 dan 4 memiliki kesamaan bentuk. Hal ini bisa
terjadi karena sudut yang dibentuk adalah sangat kecil sehingga penggunaan tan θ dan sin θ
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasilnya. Dari hasil pengamatan terdapat fakta
yang diperoleh yaitu nilai tan θ dan sin θ sudut yang terbentuk sebanding dengan ordenya
Kemudian untuk mencari panjang gelombang, praktikan menerapkan teori dengan
menggunakan rumus λ = (sin θ / m) d, dimana sin θ / m adalah gradien yang terbentuk dari
grafik sin θ vs m. Kisi umumnya mempunyai goresan mencapai 5000 goresan per centimeter.
Jarak antara dua celah sangat kecil yaitu sekitar d=1/5000= 0.00002 m. Sehingga λ akan
didapat dengan mengalikan nilai m dengan d. Panjang gelombang ini berlaku untuk sin θ dan
tan θ karena persamaan garis keduanya sama serta grafik 3 dan 4 mempunyai bentuk yang
sama juga. Maka nilai panjang gelombang dua grafik tersebut adalah sama.
VII. Kesimpulan
Pada celah sempit, difraksi yang dihasilkan adalah pembelokan cahaya di sekitar
suatu penghalang /suatu celah, sehingga dihasilkan pola gelap dan terang.
Semakin besar orde ke-n, maka jarak antar dua minimum orde (y) akan semakin
besar sehingga berpengaruh terhadap sin θ dan tan θ yang semakin besar pula.
Panjang gelombang bergantung pada pertambahan orde serta sudut difraksinya.
Besar sudut θ berbanding lurus dengan nilai orde
Nilai sin θ sama dengan tan θ untuk θ kecil