Anda di halaman 1dari 2

1.

Spermatozoa terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala (head), bagian tengah (midpiece),
dan bagian ekor (tail). Menurut Arifiantini et al. (2006a) kepala spermatozoa dibagi
lagi menjadi dua daerah yaitu akrosom anterior yang dibungkus oleh tudung akrosom
dan post akrosomal posterior. Tudung akrosom mengandung akrosin, hyaluronidase,
dan enzim-enzim hidrolitik lainnya yang terlibat pada proses fertilisasi.
2. Motilitas spermatozoa adalah salah satu kriteria penentu kualitas spermatozoa yang
dilihat dari banyaknya spermatozoa yang bergerak progresif, dengan maksud agar
sampai di dalam alat reproduksi wanita un-tuk fertilisasi
3. Viabilitas spermatozoa adalah daya hidup spermatozoa, spermatozoa hidup dan mati
dapat diamati dengan menggunakan pewarna eosinnegrosin
4. Motilitas spermatozoa juga berkaitan erat degan Viabilitas spermatozoa artinya nilai
persentase motilitas spermatozoa yang rendah akan menghasilkan nilai persentase
viabilitas yang rendah. Begitu juga sebalik-nya nilai persentase motilitas yang tinggi
akan menghasilkan nilai persentase yang tinggi.
5. Hasil pengamatan
mortalitas
a. Ikan : berhasil
b. Katak : berhasil
c. Kadal : gagal
d. Dara : berhasil
e. Mencit : gagal

Viabilitas
1. Ikan : berhasil
2. Katak : berhasil
3. Kadal : berhasil
4. Dara : berhasil
5. Mencit : gagal
Adnan, 2006. Reproduksi dan Embriologi. Makasar : Jurusan Biologi FMIPA UNM
Campbell, N. A.2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid III. Jakarta : Erlangga
Alfathollah, M., Tjandrakirana, & Nur Ducha. (2014). Viabilitas Spermatozoa Sapi Brahman
dalam Pengencer CEP-D dengan Perbedaan Kuning Telur selama Penyimpanan di
Refrigerator. LenteraBio , 272–275.

Arifiantini RI, Wresdiyanti T, Retnani EF. 2006a. Kaji banding morfometri spermatozoa Sapi
Bali (Bos sondaicus) menggunakan pewarnaan williams, eosin, eosin nigrosin dan
formol saline. J Sains FKH UGM 24 (1):65-70.
Bambang. 2007. Srtruktur dan Perkembangan Hewan. Sahyakirti: Jakarta. VI+ 234 hlm.
Ismaya. 2009. Konservasi spermatozoa: perkembangan, hasil, dan potensi di masa datang.
Pidato pengukuhan jabatan guru besar: rapat terbuka majelis guru besar. Yogyakarta 30
Maret.
Sukra, Yuhara. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio. Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi DEPDIKNAS: Jakarta. 392 hlm.
Toelihere MR . 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak.Cetakan 3. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Toelihere. 1981. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Bandung: Angkasa Wongso, Anton
Wongso.2007. Membaca Analisis Sperma. http:// klinik andrologi blogspot.com.diakses
tanggal 17 mei 2009
Yatim, wildan. (1994). Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Yatim, wildan. 1996.
Histologi. Bandung: Tarsito
Yumte, K., Benny Wantouw, & Edwin de Queljoe. (2015). PERBEDAAN MOTILITAS
SPERMATOZOA SAPI JANTA (frisian holstein) SETELAH PEMBERIAN
CAIRAN KRISTALOID-RINGER LAKTAT. 184-189.

http://laboratorium-embriologi-fkh-unsyiah.blogspot.co.id/2013/05/laporan-praktikum-v-
pengamatan.html diakses pada tanggal 3 April 23.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai