(KLINIS)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SURABAYA
JANUARI 2017
1
TEORI PSIKOANALISA SIGMUND FREUD
Freud adalah seorang pemikir besar pada abad ke-19 yang berpengaruh pada
proses perkembangan ilmiah yang berorientasi kepada bagaimana cara manusia
memandang dunia dan dirinya sendiri. Penemuannya tentang teori psikoanalisa membawa
namanya menjadi masyhur kala itu. Ia dikenal sebagai pendiri teori psikoanalisa karena
istilah itu pertama kali tercetus dari hasil pemikirannya meski sebenarnya Freud tidaklah
seorang diri dalam proses penggagasan teori psikoanalisa. Ia dibantu oleh seorang dokter
asal Wina, Joseph Breuer yang turut serta menyumbangkan ide - ide intelektualnya
dimana saat itu status Freud masih menjadi seorang mahasiswa yang tengah sibuk dengan
persiapan ujian (1880-1882).
Selama bekerjasama dengan Breuer, Freud menggunakan metode hipnosa
(katarsis). Setelah hasilnya tak cukup memuaskan, ia beralih menggunakan metode sugesti
yang ia pelajari dari dr. Bernheim. Pun begitu, Sigmund Freud tak juga memperoleh
kepuasan dari metode tersebut, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerapkan
metodenya sendiri, yakni : asosiasi bebas.Metode asosiasi bebas yang digunakan oleh
Freud merupakan tongkak dari dimulainya perjalanan teori psikoanalisa.
Sigmund Freud mengklasifikasi kehidupan alam mental menjadi tiga tingkatan,
sebagai berikut :
Alam tak sadar (unconsciuos), tempat terbentuknya atau timbulnya dorongan,
nafsu, ide yang tanpa disadari berimplikasi terhadap perkataan, perbuatan, dan
perasaan manusia.
Alam bawah sadar (preconscious), tempat berkumpulnya semua elemen yang
tak disadari namun dapat muncul sebagai kesadaran dengan cepat atau agak
sukar.
Alam sadar (conscious), didefenisikan sebagai elemen mental yang selalu
berada dalam kesadaran.
Berdasarkan studi ilmiah yang meliputi berbagai eksperimen yang telah dilakukan
dan teori-teori yang telah dikemukakannya, maka Freud memperkenalkan model struktural
dari teori kepribadian yang terdiri dari tiga bagian, diantaranya :
1. Id
Id merupakan satu-satunya komponen yang didapat seseorang sejak lahir yang
sepenuhnya merupakan aspek kepribadian tak sadar. Termasuk perilaku
naluriah dan primitif. Menurut Freud, id merupakan komponen utama
kepribadian karena merupakan sumber dari segala energi psikis.
2. Ego
Ego merupakan komponen kepribadian yang bertanggungjawab untuk
memenuhi keinginan id secara realitas objektif dan tepat secara sosial. Ketika
tekanan kecemasan berkembang menjadi ketegangan yang berlebihan, maka
ego dapat menempuh cara-cara yang ekstrem untuk mereduksi ketegangan.
Proses ini disebut sebagai mekanisme pertahanan ego, yang meliputi :
a. Represi, mekanisme ego untuk meredakan kecemasan dengan cara
mengubur perasaan yang menyakitkan dari kesadaran meskipun suatu saat
dapat muncul dalam bentuk simbolis.
b. Proyeksi, mengalihkan rasa kecemasan terhadap orang lain atau sesuatu
yang lain.
c. Pembentukan reaksi, perilaku defensif yang berupa pernyataan yang kontra
terhadap apa yang dirasakan.
d. Regresi, perilaku defensif dengan cara kembali kepada masa dimana ia
merasa terfiksasi sebelumnya dan bertingkah laku tidak sesuai dengan
tingkat ke perkembangannya.
3. Superego
Superego merupakan komponen kepribadian terakhir yang dikembangkan.
Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standarisasi
secara internal yang berupa moral value dan cita-cita yang diperoleh dari
orangtua dan masyarakat. Superego mengusung idealisme dan bukan
realistisme. Perhatian utamanya adalah sebuah sikap pengambilan keputusan
terhadap benar atau salahnya sesuatu.
d. Tahap Genital
Karakteristik dari tahap ini mengiktisarkan idealisme kepribadian yang berasal dari
seseorang yang mampu mengembangkan retasi seksualnya secara
bertanggungjawab. Untuk dapat mencapainya, maka tiap individu harus terlepas
dari ketidakpuasan serta hambatan di masa anak-anak demi tercapainya
produktivitas manusia dewasa.
2
TEORI PSIKOANALITIK KONTEMPORER
ERIK ERIKSON
2.1Struktur Kepribadian
Menurut Erikson struktur kepribadian manusia dibagi menjadi tiga, diantaranya
sebagai berikut :
1. Ego Kreatif
Ego kreatif merupakan ego yang dapat memecahkan masalah – masalah yang
muncul dalam babak kehidupan secara kreatif. Ketika ego menemui hambatan
dalam proses pemecahan masalahnya, ego tidak lantas menyerah begitu saja. Ego
bereaksi dengan usaha baru. Dengan adanya konflik dan hambatan yang muncul,
justru ego akan dapat lebih berkembang.
Erikson berpendapat bahwa sebagian dari ego yang dimiliki oleh individu
bersifat tak sadar, kemudian mengorganisir pengalaman yang terjadi di masa
lampau dan di masa yang akan datang. Dengan adanya hal ini, maka Erikson
menemukan tiga aspek yang saling berintegrasi, yakni :
3. Pengaruh Masyarakat
Pada struktur ini, bagian terbesar pada ego akan terbentuk, tentunya tak lepas dari
kapasitas yang dibawa sejak lahir.
3. Inisiatif vs Kesalahan
Selama usia pra-sekolah anak memulai untuk menegaskan kekuasaan dan
kontrol mereka atas dunia melalui bermain dan interaksi sosial lainnya.
Anak-anak yangsuksespada tahap inimerasa mampumemimpin orang lain.
Sedangkan mereka yang gagaluntuk memperolehketerampilan ini, hasilnya anak
akan akrab denganrasa bersalah, keraguan diri, dan kurangnyainisiatif.
4. Kerajinan vs Inferioritas
Tahap ini terjadi pada tahun – tahun awal memasuki usia
sekolah.Melaluiinteraksi sosial, anakmulai mengembangkanrasa bangga pada
kemampuan danprestasi yang mereka dapatkan.
Anak-anak yangdidorongdandipuji olehorang tua dan
gurumengembangkanperasaankompetensi dankepercayaandalam kemampuan
mereka. Mereka yangmenerimasedikit atau tidak adadorongan dariorang tua, guru,
atauteman sebayaakanmeragukankemampuan merekauntuk menjadi sukses.
Berhasilmenemukankeseimbanganpada tahapperkembangan
psikososialmengarah kekekuatandikenal
sebagaikompetensiataukeyakinankemampuankita sendiri untukmenangani tugas-
tugasdi depan kita.
8. Integritas vs Keputusasaan
Merupakan tahap terakhir dalam psikososial perkembangan. Terjadi selama
usia senja dan difokuskan pada mencerminkan kembali kehidupan (throwback).
Mereka yang tidak berhasil selama tahap ini akan merasa bahwa hidup mereka
telah terbuang dan terdapat banyak penyesalan. Individu ditinggali perasaan pahit
dan keputusasaan.
Mereka yang merasabangga dengan prestasimerekaakanmerasakan
rasaintegritas.Berhasil menyelesaikantahap iniberartimelihat ke
belakangdengansedikitpenyesalandanbanyak merasakankepuasan. Orang-orang
iniakanmencapai kebijaksanaan, bahkan ketikamenghadapikematian.
3
TEORI ANALITIK CARL JUNG
d. Arkhetipe – Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk gagasan yang berupa gambaran atau visi
yang dalam kehidupan normal berhubungan dengan aspek tertentu dari situari. Ide
ini bersifat universal.
e. Persona
Persona adalah individu yang berperan sebagai pemberi respon terhadap
tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat. Tujuannya adalah untuk menciptakan
atau menimbulkan penilaian dan kesan tertentu dari orang lain, meski sering kali
menyembunyikan hakikat keindividuannya.
f. Anima dan Animus
Secara fisiologis laki – laki mengekskresikan hormon laki – laki dan
perempuan, begitu pula pada perempuan. Secara psikologis, sisi maskulin dan
feminin juga terdapat pada kedua jenis. Jung menghubungkan sisi feminin pada
kepribadian pria dan sisi maskulin pada kepribadian wanita dengan arkhetipe –
arkhetipe. Arkhetipe feminin pada pria disebut anima, sedangkan arkhetipe
maskulin pada wanita disebut animus.
g. Bayang – Bayang
Bayang – bayang adalah cerminan manusia dari sisi hewan dimana sebagai
arkhetipe dapat melahirkan konsepsi dosa asal pada diri kita, yang jika
diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh.
h. Diri (Self)
Titik pusat kepribadian terletak pada diri. Karena pada titik ini, semua
sistem lain terkonstelasikan dengan mempersatukan sistem dan memberikan
kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
i. Fungsi
Terdapat fungsi psikologis fundamental, diantaranya :
Fungsi Rasio (akal, penilaian, abstraksi, dan generalisasi), meliputi :
1. Pikiran, proses intelektual yang menyebabkan timbulnya ide – ide.
2. Perasaan, berperan sebagai fungsi evaluasi yang merupakan value bagi
benda, subjek baik secara positif dan negatif. Selain itu juga berfungsi
untuk memberikan pengalaman subjektifnya kepada manusia.
2. Prinsip Entropi
Prinsip entropi menyatakan bahwa dalam proses distribusi energy pada
psikhe mencari keseimbangan. Aktualisasi diri merupakan tujuan dari
perkembangan psikis yang dimaksudkan agar kepribadian dapat bergerak menuju
ke arah keseimbangan daya yang sempurna.
3. Penggunaan Energi
Terdapat dua tujuan umum dalam pemanfaatan seluruh energi psikis yang
tersedia, diantaranya :
Untuk melakukan pekerjaan yang perlu untuk memelihara kehidupan.
Untuk pembiakan spesies
2. Sinkronisitas
Prinsip sinkronitas diterapkan pada peristiwa – peristiwa yang terjadi dalam
waktu yang sama, namun antara peristiwa yang satu dengan yang lain tidak
memiliki hubungan sebab-akibat.
3. Hereditas
Insting biologis yang menjalankan sebagai fungsi pemeliharaan dan
reproduksi suatu individu berkaitan dengan adanya hereditas, dimana akan timbul
suatu dorongan batiniah untuk melakukan sesuatu pada kondisi tertentu.
6. Proses Individuasi
Proses individuasi merupakan sebuah mekanisme untuk tercapainya
kepribadian yang sehat dan terintegrasi yang berkemampuan untuk
merealisasikan diri. Setiap sistemnya harus dibiarkan untuk mencapai tingkat
diferensiasi.
7. Fungsi Transenden
Tercapainya keberagaman melalui proses individuasi akan diintegrasikan
oleh fungsi transenden.
9. Perlambangan
Memiliki dua fungsi, yaitu :
Sebagai usaha untuk memuaskan impuls yang bersifat insting saat
terhambat
Sebagai perwujudan bahan – bahan arkhetipe.
4
TEORI PSIKOSOSIAL ALFRED ADLER
Teori kepribadian Adler memiliki sedikit konsep yang sudah mencakup atau
menopang secara keseluruhan dari struktur teoritisnya (ekonomis). Pandangan Adler
dibaga menjadi beberapa rubric, sebagai berikut :
1. Finalisme Fiktif
Adler mengemukakan gagasan bahwa manusia lebih didorong oleh cita – cita
yang ada pada masa depan daripada pengalaman – pengalaman yang telah terjadi i=di
masa lampau.tanpa disadari setiap orang memiliki rancangan – rancangan, keingingan
– keinginan dalam hidup yang mana hal itu merupakan sesuatu yang bersifat semu;
khayalan, tak mungkin teralisasikan. Cita – cita semu ini dikenal dengan istilah
Leitlenie.
4. Minat Kemasyarakatan
Adanya minat kemasyarakatan merupakan cerminan dari adanya potensi yang
dimiliki oleh setiap individu. Minat sosial merupakan bawaan; bahwa tiap individu
tidak dapat terlepas dari kepentingan – kepentingan.sosial dimana hal itu akan
terpenuhi dengan kegiatan bermasyarakat dan bukan karena kebiasaan yang terbentuk
namun memang secara lahiriah.
5. Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan prinsip atau landasan yang digunakan untuk memahami
tingkah laku seseorang. Tiap individu memiliki tujuan yang sama, yaitu pencapaian
superioritas. Dalam usaha mencapai tujuan tersebut manusia memiliki gaya hidup
yang berbeda – beda dan tak terhingga sebagai cara yang dipilih.
Menurut Adler gaya hidup merupakan bentuk kompensasi dari
ketidaksempurnaan individu karena gaya hidup ditentukan oleh inferioritas yang
khusus.
6. Diri Kreatif
Sebagai teoritikus kepribadian, konsep diri kreatif mencapai posisi puncak dari
semua teori yang ia kemukakan. Pasalnya diri kreatif merupakan penggerak utama,
pegangan filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku. Diri kreatif merupakan
jembatan penghubung antara perangsang yang dihadapi individu dengan respon yang
dilakukannya. Karena berbekal memiliki kekreatifan dalam diri, manusia tak hanya
dapat menetapkan tujuan namun juga dapat membuat alat untuk mencapai tujuan
tersebut.
5
TEORI PSIKOSOSIAL ERICH FROMM
Terdapat lima kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi – kondisi eksistensinya :
1. Kebutuhan akan keterhubungan, kebutuhan manusia untuk dapat mengatasi
perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dirinya sendiri.
2. Kebutuhan akan transendensi, kebutuhan untuk dapat mencapai peningkatan
diri, yang semula pasif dikuasai keadaan menjadi lebih aktif, bertujuan, dan bebas.
3. Kebutuhan akan keterberakaran, kebutuhan untuk dapat memiliki keterikatan –
keterikatan agar hidupnya merasa nyaman.
4. Kebutuhan akan identitas, kebutuhan untuk mengenali dan menyadari
bagaimana dirinya sendiri sebagai individu yang terpisah.
5. Kebutuhan akan kerangka orientasi, seseorang membutuhkan pedoman yang
menuntun dan mengarahkannya untuk menjalani perjalanan hidupnya. Untuk itu
kerangka orientasi diperlukan.
Fromm menemukan dan membagi struktur masyarakat menjadi 3 pokok karakter sosial,
yang meliputi :
1. Sistem A, masyarakat yang mencintai kehidupan. Tipe ini tidak menyukai
adanya konfrontasi dari pihak luar. Pada masyarakat seperti ini, jarang sekali
ditemui kekejaman dan kekerasan. Tidak ada hukuman yang bersifat fisik pada
tatanan masyarakat sistem A
2. Sistem B, masyarakat non – destruktif – agresif. Masyarakat tipe ini, memiliki
unsur dasar tidak destruktif. Meskipun begitu, pada lapisan ini masyarakat tidak
asing lagi dengan adanya keagresifan. Persaingan serta adanya pengkotak-
kotakkan, bukan merupakan hal yang lazim.
3. Sistem C, masyarakat yang destruktif. Memiliki karakter sosial yang destruktif,
kebrutalan, keagresifan, bahkan kekejaman. Persaingan terjadi berkembang begitu
pesat pada sistem ini.
6
TEORI PSIKOSOSIAL KAREN HORNEY
2. Transformasi Energi
Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan. Pekerja bisa berupa
kegiatan-kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan-kegiatan
mental, seperti persepsi, ingatan, berpikir. Kegiatan-kegiatan yang terbuka
ataupun yang sembunyi ini bertujuan untuk mengurangi tegangan. Kegiatan-
kegiatan ini pada umumnya ditentukan oleh masyarakat dimana orang dibesarkan.
DAFTAR PUSTAKA