PENDAHULUAN
Mioma uteri merupakan tumor jinak dari otot rahim. Jumlah penderita
mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak
menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga
merupakan penyakit multifaktorial.
Mioma dapat bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya, mulai dari beberapa
gram sampai mencapai lebih 45 kg serta jumlahnya bisa tunggal atau lebih dari
satu. Mioma merupakan penyebab gangguan kesuburan sebesar 27% dan sebagai
salah satu penyebab diangkatnya rahim seorang wanita. Di USA, perdarahan
rahim berlebih akibat mioma merupakan salah satu indikasi dilakukannya
tindakan pengangkatan rahim dan diperkirakan 600.000 kasus pengangkatan
rahim dilakukan setiap tahun.
Jumlah penderitanya belum diketahui secara pasti karena banyak yang
tidak merasakan keluhan sehingga tidak periksa ke dokter, namun diperkirakan
insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita. Di Indonesia, kasus
mioma uteri di temukan sebesar 2,39%-11,7% pada semua pasien kebidanan yang
dirawat. Mioma 3-9 kali lipat lebih sering pada wanita kulit hitam dibandingkan
wanita kulit putih.
Mioma paling sering ditemukan pada usia 35-45 tahun, jarang ditemukan
pada usia 20 tahun juga setelah menopause. Kejadian mioma uteri sebesar 20-40%
di temukan pada wanita yang berusia lebih dari 35 tahun. Mioma cenderung
membesar ketika hamil dan mengecil ketika menopause. Apabila pertumbuhan
mioma semakin membesar setelah menopause maka kecugiaan ke arah keganasan
harus dipikirkan.
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori
menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen.
Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan
otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali
tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan
1
biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada
pascamenopause). Sering kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan
tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut sebagai Myoma Geburt
(Geburt berasal dari bahasa Jerman yang berarti lahir). Tumor yang ada dalam
rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal,
berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut.
Mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu
atau lebih massa yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa
massa seperti ini adalah bagian dari uterus. Sedangkan pemeriksaan untuk
mengetahui adanya mioma dapat dilakukan ultrasonografi, histeroskopi dan MRI
(Magnetic Resonance Imaging) yang akurat dalam menggambarkan jumlah,
ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi
dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-kasus
yang tidak dapat disimpulkan.
Menoragia yang disebabkan mioma uteri menimbulkan masalah medis dan
sosial pada wanita. Mioma uteri terdapat pada wanita di usia reproduktif,
merupakan indikasi yang paling sering untuk dilakukan histerektomi di USA (1/3
medisinalis yang bertujuan untuk mengurangi gejala perdarahan yang terjadi dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
padat kenyal, batas jelas, mempunyai pseudo kapsul, tidak nyeri, bisa soliter
atau multipel. Tumor ini juga dikenal dengan istilah fibromioma uteri,
leiomioma uteri, atau uterine fibroid. Mioma uteri bukanlah suatu keganasan
uterus yang ukurannya lebih besar daripada ukuran uterus yang normal yaitu
antara 9-12 cm, dan dalam uterus itu sudah ada mioma uteri yang masih
kecil.1,2
ukuran kavum uterus, sering multipel dan biasanya kurang dari 15 cm tetapi
dalam beberapa kasus yang jarang dapat mencapai proporsi yang sangat
3
B. ANATOMI UTERUS
Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit
gepeng kea rah muka belakang, ukurannya sebesar telur ayam dan
uterus adalah 7 – 7,5 cm, lebar di atas 5, 25 cm, tebal 2,5 cm dan tebel
dinding uterus adalah 1,25 cm. Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-
beda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan anak atau belumnya.
Terletak di rongga pelvis antara kandung kemih dan rectum. Letak uterus
1. Fundus uteri, adalah bagain uterus proksimal di ats muara tuba uterina
yang mirip dengan kubah , di bagian ini tuba Falloppii masuk ke uterus.
kehamilan
2. Korpus uteri, adalah bagian uterus yang utama dan terbesar. Korpus
4
Pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di
atas vagina
bagian atas kanal servikal dilapisi selaput lendir dan sepertiga bawah
5
Endometrium merupakan bagian dalam dari korpus uteri yang
lapisan otot oblik, berbentuk anyaman, lapisan ini paling kuat dan
merupakan bagian yang paling tebal. Terdiri dari otot polos yang
persalinan.
pembuluh lympa dan urat saraf. Otot uterus terdiri dari 3 bagain:
sebagai sfingter dan terletak pada ostium internum tubae dan orificium
uteri internum
darah. Jadi, dinding uterus terutama dibentuk oleh lapisan tengah ini.
6
3. Perimetrium , yakni lapisan serosa / terdiri atas peritoneum viserale
kandung kemih.
lipatan ganda dengan tuba uterina pada batas atas yang bebas. Lipatan
ganda ini adalah ligamentum latum yang melekatkan uterus pada sisi
pelvis.
7
Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah:
atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah
yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks
bagian belakang, kiri dan kanan, kea rah os sacrum kiri dan kanan.
menhaan uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri
dan kanan, ke daerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-
kadang terasa sakit di daerah inguinal pada waktu berdiri cepat karena
meliputi tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak banyak mengandung
viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai
8
e) Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba
Uterus diberi darah oleh arteri uterine kiri dan kanan yang terdiri
atas ramus asenden dan ramus desenden. Pembuluh darah ini berasal dari
arteri iliaka interna ( disebut juga dengan arteri hipogastrika ) yang melalui
dan kanan. Arteri ini berjalan dari dinding lateral pelvis, melalui dinding
dengan ramus asenden arteri uterine disebelah lateral, kanan dan kiri
C. EPIDEMIOLOGI
9
menunjukkan 60% mioma uteri berkembang pada wanita yang tak pernah
hamil atau hanya hamil 1 kali. Prevalensi meningkat apabila ditemukan
riwayat keluarga, ras, kegemukan dan nullipara. 2,3,6
Mioma terjadi pada kira-kira 5 persen wanita selama masa reproduksi.
Tumor ini tumbuh dengan lambat dan mungkin baru dideteksi secara klinis
pada kehidupan dekade keempat. Pada dekade keempat ini insidennya
mencapai kira-kira 20%. Mioma lebih sering pada wanita nulipara atau
wanita yang mempunya 1 anak.
Mioma pada kehamilan menurut perkiraan frekuensi dalam kehamilan
dan persalinan berkisar sekitar 1 persen dan banyak mioma kecil tidak
dikenal. Dalam banyak kasus kombinasi mioma dengan kehamilan tidak
mempunyai arti apa-apa. Di pihak lain, kombinasi itu dapat menyebabkan
komplikasi obstetrik yang besar artinya. Hal itu tergantung besarnya dan
lokalisasinya. Secara umum, angka kejadian mioma uteri diprediksi
mencapai 20%-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.2,3
normal dan interaksi kompleks dari hormone steroid seks dan growth
factor local. Mutasi somatic ini merupakan awal dari proses pertumbuhan
tumor.3
10
Tidak didapat bukti bahwa hormone estrogen berperan sebagai
ekstraseluler. 13
teoriyang berpendapat:
1. Teori Stimulasi
bahwa:
a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
uteri
11
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang
terdapatpada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh
estrogen. 4
1. Faktor Resiko
a. Usia penderita
40-an; tetapi,masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi
Faktor lain yang bisa mengganggu insidensi sebenar kasus mioma uteri
resiko dan menarke lewat (usia setelah 16 tahun) menurunkan resiko untuk
12
c. Riwayat Keluarga
mioma uteri.13
c. Etnik
risiko menderita mioma uteri setinggi 2,9 kali berbanding wanita etnik
caucasia, dan risiko ini tidak mempunyai kaitan dengan faktor risiko yang
lain.
uteri dalam usia yang lebih muda dan mempunyai mioma yang banyak dan
lebih besar serta menunjukkan gejala klinis. Namun ianya masih belum
diketahui jelas apakah perbedaan ini adalah kerana masalah genetik atau
13
d. Berat Badan
menderita mioma uteri adalah setinggi 21% untuk setiap kenaikan 10kg
berat badan dan dengan peningkatan indeks massa tubuh. Temuan yang
pertumbuhannya.14
e. Diet
uteri dengan pemakanan seperti daging sapi atau daging merah atau ham
menurunkannya.
Studi ini sangat sukar untuk diintepretasikan kerana studi ini tidak
sahaja dan juga tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin, serat atau
14
f. Kehamilan dan paritas
darah dan saiz asal melalui proses apoptosis dan diferensiasi. Proses
mioma uteri.
kembali kepada keadaan atau saiz asal pada postpartum dan ini
pembesaran mioma.13
g. Kebiasaan merokok
E. PATOFISIOLOGI
perkembangan dari sel otot uterus atau arteri pada uterus, dari transformasi
15
metaplastik sel jaringan ikat, dan dari sel-sel embrionik sisa yang persisten.
mengalami mutasi pada jaringan ikat tapi tidak pada sel miometrial normal.
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell Nest atau teori genioblast.
pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa ini dapat dicegah
16
Histopatogenesis
terdiri dari otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde diliputi
F. KLASIFIKASI
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan
17
Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya,
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
4. Mioma intraligamenter
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%),
1. Mioma submukosa
Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering
dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan
submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga
rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang
beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses
di atas.
18
2. Mioma intramural
dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan
3. Mioma subserosa 15
Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu
terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga
4. Mioma intraligamenter 4
macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada servik dapat menonjol
19
kedalam satu saluran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk
bulan sabit.
Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari bekas
otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like
pattern) dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang
miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang mati.
kalanya diganti oleh jaringan ikat. Pada mioma uteri dapat terjadi perubahan
sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena
Berkapsul
Berbatas tegas
20
Gambar 4. Representasi gambar uterus normal dan struktur vaskulernya16
G. GEJALA KLINIS
a. Gejala Subjektif
21
penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah,
b) Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas
b. Gejala Objektif
22
yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan
H. DIAGNOSA
23
Nyeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau
ketika terjadi penekanan pada panggul. Nyeri terjadi karena terpuntirnya
mioma yang bertangkai, pelebaran leher rahim akibat desakan mioma atau
degenerasi (kematian sel) dari mioma. Gejala lainnya adalah:
- Gejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan
saluran kemih menyebabkan gejala frekuensi (sering berkemih) dan
hidronefrosis (pembesaran ginjal)
- Penekanan rektosigmoid (bagian terbawah usus besar) yang
mengakibatkan konstipasi (sulit BAB) atau sumbatan usus
- Prolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri
hebat, luka, dan infeksi
Bendungan pembuluh darah vena daerah tungkai serta kemungkinan
tromboflebitis sekunder karena penekanan pelvis (rongga panggul)
4. Pemeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan
tumor dapat terbatas atau bebas.
5. Pemeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat
terbatas atau bebas.
6. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan laboratorium.
Anemia merupakan akibat paling sering dari mioma. Hal ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya cadangan zat
besi. Kadang-kadang mioma menghasilkan eritropoetin yang pada
beberapa kasus menyebabkan polisitemia. Adanya hubungan antara
polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma
terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter
dan kemudian menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
- USG, CT scan, MRI
Menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan
keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi
24
dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih
mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG.
- Foto BNO/IVP
Pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.
- Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa
disertai dengan infertilitas.
- Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.
I. PENATALAKSANAAN
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah. Penanganan
mioma uteri tergantung pada umur, status fertilitas, paritas, lokasi dan
ukuran tumor, sehingga biasanya mioma yang ditangani yaitu yang membesar
secara cepat dan bergejala serta mioma yang diduga menyebabkan fertilitas.2,1
Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi atas penanganan
konservatif dan operatif
1. Konservatif
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun
medikamentosa terutama bila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan. Penanganan konservatif, bila mioma yang kecil pada
pra dan post menopause tanpa gejala. Cara penanganan konservatif sebagai
berikut :
- Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
- Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
- Pemberian zat besi.
- Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3
menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan
pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi
gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang
ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam
mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu.
25
Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan,
karena memberikan beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah
selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan akan transfusi
darah.
- Progestin dan antiprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.
Kehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian
progestin dan levonorgestrol intrauterin.20
2. Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa yang dapat memperkecil volume atau
menghentikan pertumbuhan mioma uteri secara menetap belum tersedia pada
saat ini. Terapi medikamentosa masih merupakan terapi tambahan atau terapi
pengganti sementara dari terapi operatif.10
Adapun preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa
adalah analog GnRH, progesteron, danazol, gestrinon, tamoksifen, goserelin,
anti prostaglandin, agen-agen lain (gossipol, amantadine)
Analog GnRH .
Penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien dengan mioma
uteri yang diberikan analog GnRH leuprorelin asetat selama 6 bulan,
ditemukan pengurangan volume uterus rata-rata 67 %, pada 90 wanita
didapatkan pengecilan volume uterus sebesar 20 %, dan pada 35 wanita
ditemukan pengurangan volume mioma sebanyak 80 %.
Efek maksimal dari analog GnRH baru terlihat setelah 3 bulan dimana
cara kerjanya menekan produksi estrogen dengan sangat kuat, sehingga
kadarnya dalam darah menyerupai kadar estrogen wanita usia menopause.
Setiap mioma uteri memberikan hasil yang berbeda-beda terhadap pemberian
analog GnRH.
Mioma submukosa dan mioma intramural merupakan mioma uteri yang
paling responsif terhadap pemberian analog GnRH. Sedangkan mioma
subserosa tidak responsif dengan pemberian analog GnRH ini.
Keuntungan pemberian pengobatan medikamentosa dengan analog
GnRH adalah.
26
1. Mengurangi volume uterus dan volume mioma uteri
2. Mengurangi anemia akibat pendarahan
3. Mengurangi pendarahan pada saat operasi
4. Tidak diperlukan insisi yang luas pada uterus saat pengangkatan
mioma
5. Mempermudah tindakan histerektomi vaginal
6. Mempermudah pengangkatan mioma submukosa dengan histeroskopi
Progesteron
Peneliti Lipschutz tahun 1939, melaporkan perkembangan mioma uteri
dapat dihambat atau dihilangkan dengan pemberian progesteron. Dimana
progesteron yang diproduksi oleh tubuh dapat berinteraksi secara sinergis
dengan estrogen, tetapi mempunyai aksi antagonis.
Tahun 1946 Goodman melaporkan terapi injeksi progesteron 10 mg
dalam 3 kali seminggu atau 10 mg sehari selama 2 – 6 minggu, terjadi regresi
dari mioma uteri, setelah pemberian terapi. Segaloff tahun 1949,
mengevaluasi 6 pasien dengan perawatan 30 sampai 189 hari, dimana 3
pasian diberi 20 mg progesterone intramuskuler tiap hari, dan 3 pasian lagi
diberi 200 mg tablet. Pengobatan ini tidak mempengaruhi ukuran mioma
uteri.
Goldhiezer, melaporkan adanya perubahan degeneratif mioma uteri pada
pemberian progesteron dosis besar. Dengan pemberian medrogestone 25 mg
pr hari selama 21 hari. Pada pemberian 2 mg norethindrone tiap hari selama
30 hari tidak mempengaruhi perubahan ukuran volume mioma uteri.
Perkiraan ukuran mioma uteri sebelum dan sesudah terapi tidak dilakukan
dan efektifitasnya dimulai berdasarkan temuan histologis. Terapi progesteron
mungkin ada berhasil dalam pengobatan mioma uteri, hal ini belum terbukti
saat ini.
Danazol
Danazol merupakan progestogen sintetik yang berasal dari testoteron,
dan pertama kali digunakan untuk pengobatan endometrosis. Prof. Maheux
27
tahun 1983 pada pertemuan tahunan perkumpulan fertilitas Amerika,
mempresentasikan hasil studinya di Universitas Yale, 8 pasien mioma uteri
diterapi 800 mg danazol setiap hari, selama 6 bulan. Dosis substansial
didapatkan hanya menyebabkan pengurangan volume uterus sebesar 20 – 25
%, dimana diperoleh fakta bahwa damazol memiliki substansi androgenik.
Tamaya, dan rekan-rekan tahun 1979, melaporkan reseptor androgen
pada mioma terjadi peningkatan aktivitas 5 ∝ - reduktase dibandingkan
dengan miometrium dan endometrium normal. Yamamoto tahun 1984,
dimana mioma uteri, memiliki suatu aktifitas aromatase yang tinggi dan dapat
membentuk estrogen dari androgen.11
Tamoksifen
Tamoksifen merupakan turunan trifeniletilen mempunyai khasiat
estrogenik maupun antiestrogenik. Dan dikenal sebagai “selective estrogen
receptor modulator” (SERM) dan banyak digunakan untuk pengobatan
kanker payudara stadium lanjut. Karena khasiat sebagai estrogenik maupun
antiestrogenik. Beberapa peneliti melaporkan, pemberian tamoksifen 20 mg
tablet perhari untuk 6 wanita premenopause dengan mioma uteri selama 3
bulan dimana, volumae mioma tidak berubah.
Kerja tamoksifen pada mioma uteri, dimana konsentrasi reseptor
estradiol total secara signifikan lebih rendah. Hal ini terjadi karena
peningkatan kadar progesteron bila diberikan secara berkelanjutan.19
Goserelin
Goserelin merupakan GnRH agonis, dimana ikatan reseptornya terhadap
jaringan sangat kuat, sehingga kadarnya dalam darah berada cukup lama. Dan
pada pemberian goserelin dapat mengurangi setengah ukuran mioma uteri dan
dapat menghilangkan gejala menorargia dan nyeri pelvis. Pada wanita
premenopause dengan mioma uteri, pengobatan jangka panjang dapat
menjadi alternatif tindakan histerektomi terutama pada saat menjelang
menopause. Pemberian goserelin 400 mikrogram 3 kali sehari semprot hidung
28
sama efektifnya dengan pemberian 500 mikrogram sehari sekali dengan cara
injeksi subkutan.
Untuk pengobatan mioma uteri, dimana kadar estradiol kurang signifikan
disupresi selama pemberian goserelin dan pasien sedikit mengeluh efek
samping berupa keringat dingin. Pembereian dosis yang sesuai, agar dapat
menstimulasi estrogen tanpa tumbuh mioma kembali atau berulangnya
peredaran abnormal sulit diterima. Peneliti mengevaluasi efek pengobatan
dengan formulasi depot bulanan goserelin dikombinasi dengan HRT
(estrogen konjugasi 0.3 mg ) dan medroksiprogesteron asetat 5 mg pada
pasien mioma uteri, parameter yang diteliti adalah volume mioma uteri,
keluhan pasien, corak perdarahan, kandungan mineral tulang dan fraksi
kolesterol.
Dapat disimpulkan dari hasil penelitian, dimana pemberian goserelin
dikombinasi dengan HRT dilaporkan mioma uteri berkurang, dengan keluhan
berupa keringat dingin dan pola perdarahan spotting, bila pengobatan
dihentikan. Dimana kandungan mineral tulang berkurang bila pemberian
pengobatan selama 6 bulan pertama. Tiga bulan setelah pengobatan perlu
dilakukan observasi, dan konsentrasi HDL kolesterol meningkat selama
pengobatan, sedangkan plasma trigliserida konsentrasi menetap selama
pemberian terapi.19
Antiprostaglandin
29
3. Operatif
Penanganan operatif, bila:20
- Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
- Pertumbuhan tumor cepat.
- Mioma subserosa bertangkai dan torsi.
- Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.
- Hipermenorea pada mioma submukosa.
- Penekanan pada organ sekitarnya.
30
akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa
dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan
mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya
dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis
uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat
kesukaran teknis dalam mengangkat uterus.
Histerektomi dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada
penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah
bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat
teraba dari luar dan dikeluhkan oleh pasien.
Perdarahan uterus berlebihan :
Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang
selama lebih dari 8 hari.
Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :
Nyeri hebat dan akut.
Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang
kronis.
Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan
tidak disebabkan infeksi saluran kemih.
31
c. Penanganan Radioterapi
- Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
- Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
- Bukan jenis submukosa.
- Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
- Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan
menopause.
- Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
Mioma
Tanpa keluhan
Dengan keluhan
Konservatif
Operatif
J. KOMPLIKASI
bersifat degenerasi. Hal ini oleh karena berkurangnya pemberian darah pada
32
Atrofi
kecil.
Degenerasi hialin
Degenerasi kistik
Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma
ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan
mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto
rontgen.
33
tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus,
sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada
Degenerasi lemak
o Degenerasi ganas.
yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri
menopause.
sindrom abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan, gangguan akut tidak
terjadi.
34
K. PROGNOSIS
35
BAB III
KESIMPULAN
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri
dan jaringan ikat yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai
pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor predisposisi yang bersifat
Biasanya teraba massa menonjol keluar dari jalan lahir yang dirasakan
kontur uterus oleh satu atau lebih massa yang licin, tetapi sering sulit
untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari uterus.
36
- Pemeriksaan penunjang pada mioma uteri terdiri dari serangkaian
lebih besar dari kehamilan 10-12 munggu, tumor yang berkembang cepat,
mioma uteri secara menetap belum tersedia pada saat ini. Terapi
37
BAB IV
LAPORAN KASUS
II. Identitas
Nama : Ny.E
Usia : 46 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Aceh
MRS : 18-07-2016
III. Anamnesis
Pasien datang berobat ke IGD RSUD CND dengan keluhan benjolan pada
perut yang semakin lama semakin membesar. Benjolan ini disadari sejak
bulan oktober tahun 2015. Benjolan ini bermula hanya sebesar telur ayam
yang lama kelamaan semakin membesar dan sampai ke ukuran saat ini.
spesialis obgyn dan diagnosa sebagai mioma uteri, namun os lupa akan
ukuran benjolan pada perutnya. Pasien juga mengeluhkan nyeri setiap kali
haid dan jumlah darah yang keluar banyak. Dalam sehari pasien dapat
38
mengganti pembalutnya ± 5-10kali/hari. Pasien juga mengeluhkan adanya
rasa penuh di perut serta nyeri dan berat pada perut bagian bawah, sakit
pinggang (+). Riwayat keputihan (-), nyeri saat koitus (-), BAB dbn, BAK
dbn.
Tidak ada didalam keluarga yang mengalami keluhan serupa seperti yang
dirasakan pasien saat ini. Riwayat hipertensi (-), Diabetes mellitus (-), asma
Riwayat Alergi
Riwayat Menstruasi
hari.
Riwayat Perkawinan
Menikah 1x
39
IV. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
c. Tanda vital
- Suhu : 36,5oC
e. Thorax
- Auskultasi:
Status Gynecologi
1. Abdomen :
40
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Palpasi : defans muskular (-), undulasi tes (-), shifting dullnes (-).
albus(-)
V. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 19/07/2016
Laboratorium 20/07/2016
Hb : 6,9 g/dL
HCT : 20,8 %
Laboratorium 21/07/2016
Hb : 12,9 g/dL
HCT : 37,7 %
41
WBC : 13,92 x 103/uL
USG 19/07/2016
Hasil USG
Mioma Uteri
Operasi Laparotomy
19/07/2016
O/ TD :110/80mmhg
Pulse :80x/menit
RR :24x/menit
Temp:36,5ºC
A/Mioma Uteri
20/07/2016
O/TD :120/70mmhg
Pulse :79x/menit
RR :22 x/menit
42
Temp :36,5ºC
A/Mioma Uteri
P/IVFD RL 20 tts/menit
DC terpasang
21/07/2016
Peristaltik(+)
O/TD :110/80mmhg
Pulse:60x/menit
RR :18x/menit
P/ IVFD RL 20 tts/menit
43
22/07/2016
Perut Kembung(+)
Peristaltik(+)
O/ TD :110/80mmhg
Pulse:80x/menit
RR :18x/menit
P/ IVFD RL 20 tts/menit
23/07/2016
O/ TD :110/80mmhg
Pulse:88x/menit
RR :20x/menit
44
P/ IVFD RL 20 tts/menit
24/07/2016
O/ TD :110/80mmhg
Pulse:80x/menit
RR :20x/menit
P/ IVFD RL 20 tts/menit
ganti perban
IX. Prognosis
Dubia Ad Bonam
45
DAFTAR PUSTAKA
Available from
:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-sep2005-
%20(9).pdf
2000;95;764-769.
and Gynecologic Diagnosa and Treatment, 6th ed, Aplleten & Lange,
Gynecol, 2001.
46
9. Suwiyoga K, 2003. Mioma Uterus dalam Buku Pedoman Diagnosis-Terapi
Denpasar. 201-206
10. Sutoto J. S. M., 2005. Tumor Jinak pada Alat-alat Genital dalam Buku
Jakarta.338-345
11. Thomas EJ. The aetiology and phatogenesis of fibroids. In : Shaw RW.
47
17. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Benign disorder of
the uterine corpus. In: Current diagnosis and treatments in obstetrics and
Companies; 2008.
19. Santon, R., Duenhoelter, J.H., Massa pelvis, Gynecology, EGC, Jakarta, p
: 146-7.
Pustaka.Jakarta:1994;338-345
48