PENGKAJIAN PRIMER
1. AIRWAY/JALAN NAPAS
2) Listen : mendengar aliran udara pernapasan, suara pernapasan, ada bunyi napas
tambahan seperti snoring, gurgling, atau stidor.
d. Buka mulut bayi/anak dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk memegang lidah dan rahang
bawah dan tengadah dengan perlahan.
2. BREATHING/PERNAPASAN
1) Look : nadi karotis ada/ tidak, frekuensi pernapasan tidak ada dan tidak terlihat adanya
pergerakan dinding dada, kesadaran menurun, sianosis, identifikasi pola pernapasan abnormal,
periksa penggunaan otot bantu dll.
2) Listen : mendengar hembusan napas.
c. Beri bantuan napas dengan menggunakan masker/bag valve mask (BMV)/endo tracheal
tube (ETT) jika perlu.
3. CIRCULATION/SIRKULASI
Pemeriksaan/pengkajian :
1) Periksa denyut nadi karotis dan brakhialis pada (bayi),kualitas dan karakternya
2) Periksa perubahan warna kulit seperti sianosis tindakan yang harus di lakukan perawat :
3.) tempatkan telinga di dekat hidung dan mulut bayi dan dengarkan aliran udara.
4.) Jentikan kaki bayi apabila ada perubahan warna kulit atau bila bayi tidak bernapas jangan
menguncang-guncangkan bayi.
5.) Mulailah RPJ jika bayi tetap tidak bernapas setelah kakinya tidak di jentikan.
7.) Posisikan kepala dengan tepat dan bebaskan jalan napas dengan menepatkan tangan anda
pada dahi dan ari-jari tangan anda dari tangan yang lain di bawah tulang rahang.berhati-hatilah
mendorong jaringan lunak di bawah dagu angkat dan sedikit tengadahkan kepala kearah
belakang dan hidung mengarah keatas.
8.) Tarik garis yang menghubungkan antara kedua puting susu bayi.
9.) Dengan telunjuk dan jari tengah anda,tekan lurus ke bawah pada tulang dada 1,25 cm
sampai 2,5 cm.ulangi hal ini sebanyak 30 kali dan 2 kali napas buatan.
PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN SUBJEKTIF
P: Provokativ/Palliative
Q : Quallity/kualitas.
R : Segion/radiasi.
S : Skala severity
Skala kegawatan dapat di gunakan GCS untuk gangguan kesadaran skala nyeri atau ukuran lain
yang berkaitan dengan ukuran.
T : Time/waktu
Kapan keuhan tersebut mulai di rasakan/di temukan atau seberapa sering keluhan tersebut di
rasakan.
Pada unit gawat darurat riwayat kesehatan lengkap dan pengkajian subjektif secara detail jarang
di lakukan atau di butuhkan.pengkajian di unit gawat darurat lebih di fokuskan pada keluhan
utama yamg di rasakan pasien.
2. PENGKAJIAN OBJEKTIF
Pengkajian objektif adalah sekumpulan data yang dapat dilihat da di ukur meliputi TTV, BB dan
TB pasien, pemeriksaan fisik, hasil perekaman EKG, serta tes diagnostik.
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi adalah pemeriksaan di mulai dari status keseluruha pasien. Apakah pasien sadar
atau tidak, penampilan secara umum pasien (general apperance)
Rapi atau berantakan, melihat apakah pasien bernapas dengan tersengal-sengal,bagaimana warna
kulit dan mukosa, apakah ada memar, perdarahan, atau bengkak.Perhatiakan postur dan
pergerakan tuuh apakah ada nyeri, gangguan neurologis,orthopedi, dan status mental.
d. Perkusi adalah dapat di lakukan untuk mengevaluasi organ atau kepadatan tulang dan dapat
di gunakan untuk membedakan struktur padat, berongga, atau adanya cairan.
4. PENGKAJIAN NEUROLOGIS
Indikator utama dalam pengkajian neurologis adalah tingkat kesadaran pasien.untuk mengetahui
status neurologis dan mencatat perubahan setiap saat maka dapat di gunakan Glasgow Coma
Scale (GCS) untuk dewasa dan pediatrik glasgow coma scale pada anak-anak yang belum bisa
bicara.
5. PENGKAJIAN KARDIOVASKULER
Gunakan EKG 12 lead untk mengetahui atau menilai adanya abnormalitas irama.
a. Suara jantung.
b. Murmur.
c. Efusi perikat/tamponade.
d. Perfusi.
6. PERNAPASAN
7. GASTROINTESTINAL
Pada pengkajian subjektif perlu di kaji/pemeriksaan sistem gastrointestinal. Apakah ada riwayat
gastritis, sirosis hepatis, appendisitis, dan pankreatitis, dll. apakah ada gaya hidup yang
mempengaruhi masalah gastrointestinal.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan pola napas b/d inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak adekuat.
1) Status Pernafasan
a. Frekuensi pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran normal
b. Irama pernafasan tidak ada deviasi dari kisaran normal
1. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,sebagaimana mestinya
2. Lakukan fisioterapi dada,sebagaimana mestinya
3. Auskultasi suara nafas,catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya
suara tambahan
4. Pantau adanya pucat dan sianosis.
5. Posisikan untu meringankan sesak napas
6. Monitor status pernafasan dan oksigenasi,sebagaimana mestinya
1. Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis, status pernapasan, dan status
mental.
2. Pantau tanda kelebihan cairan,misalnya : edema pada bagian tubuh yang tergantug/bawah.
1. Perfusi jaringan:pulmonary
- Gangguan pertukaran gas tidak ada
2. Status pernapasan
- Sianosis tidak ada
- Saturasi oksigen tidak ada deviasi dari kisaran normal
Emergency nurse assosiation. 2005.sheehy’s of emergency care. Edisi ke6. Philadelphia : mosby
Elsevier.