BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
B. Atraksi Interpersonal
Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi.
Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar
kecenderungan kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi
interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada
seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan
bagi kita.
C. Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan adanay hubungan interpersonal
yang baik. Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat (2011),
komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur tetapi
hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Setiap melakukan
komunikasi, kita bukan hanya sekadar menyampaikan isi pesan (content),
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal (relationship).
Berikut ini adalah contoh beberapa kalimat yang menunjukkan kadar
hubungan interpersonal yang berbeda, yaitu:
1. Rumahmu dimana?
2. Dimanakah rumah anda?
3. Bolehkah saya tahu dimana rumah anda?
9
Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya, makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
2. Sikap suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi. Orang yang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak
jujur, dan tidak empatis. Komunikasi defensif dapat terjadi karena
faktor-faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah,
pengalaman defensif, dsb) dan faktor situasional (perilaku komunikasi
orang lain). Jack R. Gibb dalam Jalaluddin Rakhmat (2011)
menyebutkan ada enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif.
Secara singkat perilaku yang menimbulkan iklim defensive dan suportif
terdapat pada daftar berikut:
19
3. Sikap terbuka
Sikap terbuka sangat berpengaruh dalam menumbuhkan nkomunikasi
interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah
dogmatisme. Menurut Brooks dan Emmert dalam Jalaluddin Rakhmat
(2011), terdapat beberapa karakteristik sikap terbuka dan dogmatis,
yaitu:
Tabel 2 Karakteristik sikap terbuka dan dogmatis
No Sikap Terbuka Sikap Tertutup
(dogmatis)
1. Menilai pesan secara objektif Menilai pesan berdasarkan
dengan menggunakan data dan motif-motif pribadi
keajegan logika
2. Membedakan dengan mudah, Berpikir simplisitis,
melihat nuansa, dsb artinya berpikir kitam-
putih (tanpa nuansa)
3. Berorientasi pada isi Bersandar lebih banyak
pada sumber pesan
daripada isi pesan
4. Mencari informasi dari berbagai Mencari informasi tentang
sumber kepercayaan orang lain
21
b. Factor sosiopsikologis
Dapat dikalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
1. Komponen Afektif merupakan aspek emosional dari faktor
sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan
pembicaraan sebelumnya.
2. Komponen Kognitif aspek intelektual yang berkaitan dengan
apa yang diketahui manusia.
3. Komponen Konatif aspek volisional, yang berhubungan
dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
c. Motif sosiogenesis
Motif sosiogenesis disebut juga dengan motif sekunder sebagai
lawan motif primer (motif biologis). Berbagai klasifikasi motif
sosiogenesis, menurut para ahli, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. W.I Thomas dan Florian Znanieckci :
1. Keinginan memperoleh pengalaman baru
2. Keinginan untuk mendapatkan respons
3. Keinginan akan pengakuan
4. Keinginan akan rasa aman
2. David McClelland :
1. Kebutuhann berprestasi (need for achievement)
2. Kebutuhan akan kasih sayang (need for affiliation)
3. Kebutuhan berkuasa (neef for power)
3.Abraham Maslow :
1. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs)
2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and
love needs)
3. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
4. Kebutuhan untuk pemenuhan diri (self-actualization)
4.Melvin H.Marx :
1. Motif ingin tahu (curiosity)
2. Motif kompetensi (competence)
3. Motif prestasi (achievement)
24
e. Faktor teknologi
Dewasa ini Seringkali orang-orang membicarakan tentang pengaruh
teknologi terhadap perilaku manusia. Aflin tovler melukiskan tiga
golongan peradaban manusia yang terjadi oleh sebab akibat perubahan
teknologi. Lingkungan teknologis yang meliputi system energi,
system produksi, dan system distribusi, membentuk serangkaian
prilaku sosial yang sesuai dengannya , bersamaan dengan itu
tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang mempengaruhi
suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat.
f. Faktor social
Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi manusia
1.Struktur organisasi
Seorang guru, meski sudah lanjut usia, betapapun bersikap hormat
kepada kepala KanWil Depdikbud, meski yang kepala itu usianya
jauh lebih muda
2.System peranan
Seorang aktifis angkatan 66 yang banyak jasanya dalam
menghancurkan pemberontakan G30S PKI ketika sedang mengurus
surat keterangan bebas G 30 S, terpaksa harus bersikap hormat
terhadap polisi yang mewawancarainya sehubungan dengan peristiwa
G 30 S padahal sang polisi yang masih belia tidak pernah mengalami
peristiwa itu.
3. Struktur kelompok
Seorang anak betapapun tinggih kedudukan sosialnya tetap harus
hormat terhadap ayah kandungnya yang masih petani kecil karena
dalam struktur kelompok sosial yang berlaku ayah memiliki
kedudukan yang lebih tinggi.
26
4. Karakteristik populasi
Usia kecerdasan jenis kelamin mempengaruhi tingkah laku
seseorang. Perilaku anak muda di tengah-tengah orang tua pasti
berbeda di bandingkan jika ia berada di tengah-tengah temannya
yang seusia.
4. Petunjuk Wajah
Petunjuk wajah dapat menimbulkan persepsi yang bisa diandalkan.
Anna merasa ketakutan pada saat berkomunikasi dengan Dwan
Wake, karena pada saat itu, mimik wajah Dwan Wake tampak
mencerminkan kemarahan yang lama terpendam.
5. Petunjuk Paralinguistik
Yang dimaksud dengan Paralinguistik ialah, cara bagaimana orang
mengucapkan lambang-lambang Verbal. Hal ini meliputi, tinggi
rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi
(perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan )
Pertama, ia peka tehadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan dengan kritik
yang di terimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang
ini,koreksi sering kali di presepsi sebangai usaha untuk menjatuhkan harga
dirinya. Dalam komunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif
cendrung menghindari dialog yang terbuaka, dan bersikeras
mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi atau logika yang
keliru
29
Kedua, orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap
pujian. Walupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak
dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu meneripa pujian. Buat
orang yang seperti ini, segala macam embel-embel yang menunjang harga
dirinya menjadi pusat perhatiannya
Ketiga, orang yang memiliki konsep diri negatif, senang terhadap pujian,
bersifat hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, memcela, atau
meremehkan apapn dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup
mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
Yang selanjutnya konsep diri yang bersifat positif yaitu memiliki beberapa
ciri :
a. Ia selalu yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
b. Ia merasa setara dengan orang lain
c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu
d. Ia menyadari bahwa setiap orang mempuyai berbagai perasaan
keinginan dan perilaku yang tidak disetujui oleh masyarakat
e. Ia mampu memperbaiki dirinya
30
11. Ia peka kepada kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang
telah di terima, dan terutama sekali pada gagasan bahwa ia tidak bisa
bersenang-ssenang dengan pengorbanan orang lain (Sarlito W.
Sarwono.2009).
32
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi.
Semakin tertarik kita kepada seseorang, maka semakin besar kecenderungan
kita berkomunikasi dengan dia. Oleh karena itu, atraksi interpersonal adalah
kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya
daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya
membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita. Adapun dua
faktor-faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal yaitu, faktor personal
dan situasional. Selain faktor diatas juga ada faktor yang mempengaruhi
atraksi interpersonal dalam komunikasi interpersonal yaitu, penafsiran pesan
dan penilaian, serta efektivitas komunikasi.
3.2 Saran
Sebaiknya, konsep diri serta hal-hal yang mempengaruhinya disebutkan
kelemahan dan kelebihan dari masing-masing tersebut. Sebaiknya dalam
atraksi interpersonal, dikenalkan pula teori-teori yang dapat menghindari diri
kita dan orang lain yang kita sukai dari hal-hal yang dapat memberikan
penilaian negatif terhadap diri kita dan orang lain apabila suatu saat terdapat
konflik atau masalah antarkeduanya.
34
DAFTAR PUSTAKA