Anda di halaman 1dari 18

PELAYANAN PUBLIK : PUBLIC-PRIVATE PARTNERSHIP

PERCEPATAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA 2005-2009

Oleh: Sri Suwitri, Eny Rachyuningsih, Cahyo Sasmito

ABSTRACT

Infrastructure development in Indonesia is among the most crucial public


basic needs which should be met by the government, especially related to the
characteristics of infrastructure investment which is categorized into non-recovery
investment or investment in which the investors should not expect for the return.
In 2005-2009 with 6.6% per year of economic growth, the government has to
invest 700-1.300 billion rupiahs for infrastructure development, while the State
Budget and the banks in the country could only provide 500 billion rupiahs.
Therefore, financial gap then exist. To overcome this problem, the government
should organize public private partnership with private sector aside from finding
loan from other countries or donors as an effort of financing public service in
infrastructure development.

Keywords: infrastructure investment, public service, partnership.

A. PENDAHULUAN supply dan demand dan bukan


Bagaimana kita membangun politik, dioperasikan secara efisien,
infrastruktur kita? Di masa lalu, jalan, dan dijaga dalam kondisi yang baik,
sistem air, dan infrastruktur yang lain perijinan dimudahkan dan berbagai
dibiayai, dimiliki, dan dioperasikan di upaya menarik investor lainnya
kebanyakan negara oleh badan- dengan lebih memperhatikan
badan pemerintah kecuali sistem kepemilikan privat bukan kepe-
telepon dan sebagian besar sarana milikan pemerintah.
prasarana listrik di Amerika serikat. Lima tahun ke depan, fokus
Jusfitikasi implisit untuk praktek ini pembangunan infrastruktur dititik-
adalah bahwa infrastruktur sangat beratkan pada penyempurnaan
penting, memberikan keuntungan struktur industri infrastruktur. Ini
untuk banyak orang, tetapi juga memungkinkan kerja sama antara
membutuhkan banyak modal pemerintah, masyarakat, dan dunia
sehingga untuk memenuhi kebutuhan usaha dalam mempercepat
infrastruktur pemerintah membutuh- peningkatan efisiensi penyediaan
kan kerjasama dengan sektor privat. infrastruktur.
Fasilitas-fasilitas infrastruktur yang Menyadari pentingnya infra-
sangat vital harus didorong untuk struktur dalam mendorong pertum-
menarik investasi terhadap proyek- buhan ekonomi, para pakar
proyek, diberi harga sesuai dengan infrastruktur sepakat bahwa dalam

961
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

mendorong pembangunan infra- pembuangan limbah padat dan


struktur, pemerintah sebagai pemain bahan berbahaya, diperluas,
utama dalam sektor infrastruktur direhabilitasi, dioperasikan, dan
selayaknya menjaga kesinambungan dipelihara diseluruh dunia melalui
investasi pembangunan infrastruktur kerja sama publik privat untuk
dan memprioritaskan infrastruktur memenuhi kebutuhan rakyat.
dalam rencana pembangunan Melalui kerja sama publik-privat,
nasional, sehingga infrastruktur dapat diharapkan dunia usaha dapat
dibenahi baik secara kuantitas membantu membangun infrastruktur
maupun kualitas. Pembangunan yang bersifat cost-recovery (biaya
infrastruktur juga sepatutnya investasi dapat diperoleh kembali),
melibatkan pihak swasta dan dimana permintaan masyarakat
masyarakat demi tercapainya sangat tinggi dan sangat menunjang
pembangunan berkesinambungan, pembangunan ekonomi, seperti di
sehingga pemerintah lebih mem- bidang energi, telekomunikasi,
fokuskan diri kepada penyediaan transportasi, jalan tol, dan jaringan air
infrastruktur guna memenuhi minum di perkotaan.
kebutuhan dasar masyarakat dan Infrastruktur yang bersifat
dunia usaha lebih dapat menye- noncost recovery (biaya investasi-
diakan infrastruktur yang dibutuhkan nya tidak dapat diperoleh kembali)
untuk menopang jalannya kegiatan pembangunan dan pemeliharaannya
ekonomi. Kerja sama pemerintah, menjadi tanggung jawab pemerintah,
dunia usaha, dan masyarakat sangat seperti pembangunan prasarana
penting, mengingat dalam lima tahun jalan, fasilitas keselamatan
mendatang upaya percepatan transportasi, sumber daya air dan
penyediaan infrastruktur di Indonesia irigasi, fasilitas kebersihan dan
memerlukan berbagai inovasi. sanitasi lingkungan. Akan tetapi nilai
Di negara-negara berkembang investasi untuk jenis-jenis infra-
yang tidak memiliki banyak modal, struktur yang bersifat noncost
guna memenuhi kebutuhan recovery ini di Indonesia dalam lima
infrastruktur telah banyak dibantu tahun mendatang membutuhkan
kelompok swasta dalam membiayai, investasi sangat besar. Apalagi
mendesain, membangun, meng- dengan pengalaman pahit keman-
operasikan, dan bahkan memiliki degan pembangunan infrastruktur
infrastruktur. Fasilitas transportasi yang terjadi pada masa krisis.
(jalan, jembatan, terowongan, sistem Contoh krisis infrastruktur bisa dilihat
kereta api, pelabuhan dan bandara), dari belanja pemerintah yang terus
sistem suplai air dan pabrik menurun sejak tahun 1997. Tahun
pengolahan air limbah, sistem 1994 pemerintah untuk pemba-
telekomunikasi, pembangkitan listrik ngunan infrastruktur masih mencapai
dan sistem distribusi, fasilitas 8 miliar dolar AS, tetapi, pada tahun

962
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

2002 hanya 1,5 miliar dolar AS. APBN hanya sekitar Rp. 500 triliun.
Tahun 2004 nilainya meningkat Ini berarti terjadi financing gap
menjadi Rp. 19,8 triliun alias 2,2 (kesenjangan pembiayaan) yang
miliar dolar AS, namun bila cukup besar, antara Rp. 200-Rp. 800
dibandingkan dengan anggaran triliun. Untuk membangun infrastruktur
belanja 1994, jumlahnya hanya pekerjaan umum, lima tahun ke
seperempat lebih sedikit. Untuk depan diperlukan dana minimal Rp.
mengatasi ketertinggalan pemba- 225 triliun, dan pemerintah hanya
ngunan infrastruktur, untuk lima tahun mampu menyediakan dana tidak
ke depan (2004-2009), target lebih dari 127 triliun. Pembangunan
investasi di bidang infrastruktur jalan tol sepanjang 1.500 kilometer
dipatok sebesar 150 miliar dolar AS dalam kurun waktu yang sama
alias Rp. 1.350 triliun. Karena itu dibutuhkan dana Rp. 90 triliun, untuk
Pemerintah membutuhkan kerja- pengembangan jaringan teleko-
sama publik-privat untuk memenuhi munikasi tahun 2005 dibutuhkan
kebutuhan infrastruktur. Tujuh tahun dana tak kurang dari Rp. 3 triliun.
terakhir ini pemerintah hanya mampu Kesenjangan pembiayaan pemba-
mengalokasikan anggaran antara 2 ngunan infrastruktur inilah yang
hingga 3 persen dari produk menjadi masalah pemerintah.
domestik bruto (PBD), sedang Selama kesenjangan masih terjadi,
idealnya alokasi untuk infrastruktur ini mustahil dilaksanakan percepatan
dalam APBN adalah antara 4-8 pembangunan infrastruktur, yang
persen dari PDB. Lima tahun ke pada gilirannya akan menghambat
depan (2010) diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
pemerintah hanya sanggup Karena itu, partisipasi dan kerja
menyediakan 17 persen dari total sama investor swasta sangatlah
kebutuhan dana infrastruktur. Bila penting, terutama untuk mengisi gap
diukur dalam besaran APBN, dalam pembiayaan pembangunan
investasi pemerintah itu (tidak infrastruktur. Tentu saja, partisipasi itu
termasuk bantuan luar negeri) di harus dilakukan secara adil,
sektor infrastruktur sekitar 10 persen transparan, kompetitif, dan
dari total APBN tiap tahunnya. Lima akuntabel. Kerja sama dengan
tahun mendatang untuk mencapai Public-Private Parthership (PPP)
pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6 sangat dibutuhkan guna tercapainya
persen per tahun dibutuhkan dana pelayanan publik percepatan
investasi sekitar Rp. 700- Rp. 1.300 pembangunan infrastruktur yang
triliun hanya untuk membangun berkualitas.
infrastruktur. Dari total kebutuhan Kerjasama publik-privat dilaku-
dana investasi itu, yang dapat kan dengan cara : a) Meng-
disediakan seluruh perbankan, optimalkan potensi yang dimiliki oleh
lembaga keuangan nonbank, dan pengusaha nasional, b) Menarik dan

963
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

melibatkan investor asing, c) langkah awal yang penting dalam


Pengembangan potensi dalam proses pembangunan infrastruktur
negeri dengan membentuk suatu untuk mengembangkan bentuk-
1
institusi nonpemerintah dengan bentuk pendanaan komersial dari
2
fungsi utama menutup kesenjangan dalam negeri, d) Pasar modal agar
3
pembiayaan, seperti financial bisa lebih aktif turut serta membiayai 4
engineering (rekayasa keuangan) proyek-proyek infrastruktur. Indonesia 5
yang antara lain berupa pengem- memiliki sangat banyak sumber daya 6
bangan instrumen assets back alam dan tenaga kerja yang produktif, 7
securities yang memungkinkan kemampuan Indonesia dalam 8
pelaksana/pemilik proyek menjamin- mengelola proyek-proyek infra- 9
kan pendapatan yang akan diterima struktur juga sudah mengalami 1
dari proyeknya di masa mendatang, banyak kemajuan. Hal ini cukup 1
sebagai jaminan atas kredit kondusif untuk menarik investor dari 1
pembangunan infrastruktur yang pasar modal.
diterima saat ini. Financial Melihat kondisi infrastruktur
engineering di Indonesia selama ini Indonesia tahun 2005 akibat
kurang berkembang yang menye- kemandegan di masa krisis (lihat
babkan industri dalam negeri juga tabel 1), dan kebutuhan Infrastruktur
kurang berkembang. Padahal, tahun 2005-2009 (lihat tabel 2), maka
financial engineering merupakan percepatan pembangunan infra-
struktur tidak dapat ditunda lagi.

Tabel 1. Kondisi Infrastruktur 2005


No. Jenis Infrastruktur Kuantitas
1 Jenis sawah/ladang 6,8 juta ha
2 Irigasi rawa 1,8 juta ha
3 Jalan nasional 34.600 km
4 Jalan propinsi 46.500 km
5 Jalan kabupaten 241.000 km
6 Jalan kota 25.500 km
7 Jalan tol 606 km
8 Air bersih 51 juta orang
9 Perbaikan sarana lingkungan 21.000 ha
Sumber : BAPPENAS 2005

964
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

Tabel 2. Kebutuhan Infrastruktur 2005-2009


Jenis Infrastruktur Kuantitas
1 Irigasi sawah/ladang baru 700 ribu ha
2 Rehabilitasi jaringan irigasi 2,6 juta ha
3 Pengelolaan jaringan irigasi 5,1 juta ha
4 Jalan arteri primer 12.000 km
5 Jalan propinsi 2.400 km
6 Jalur kabupaten 81.700 km
7 Jembatan 266 km
8 Jalan tol 1.500 km
9 Jalur baru kereta api 645 km
10 Sambungan telepon tetap 16 juta SST
11 Listrik Jawa-Madura-Bali 7.905 MW
12 Listrik luar Jawa-Madura-Bali 4.362 MW
Sumber : BAPPENAS, 2005

Guna mengatasi keterbatasan Permasalahan yang dihadapi


dana dan pembiayaan percepatan adalah “Bagaimana pelaksanaan
infrastruktur 2005-2009, maka pelayanan publik untuk percepatan
pemerintah menyelenggarakan pembangunan infrastruktur di
Pertemuan Puncak Infrastruktur Indonesia tahun 2005-2009 dengan
(Infrastructure Summit) di Jakarta, bantuan Model Public-Private
Januari 2005. Pemerintah menawar- Partnerships (PPP) ?”
kan 91 proyek infrastruktur senilai
22,5 miliar dolar AS atau setara B. PEMBAHASAN
dengan Rp. 202,5 triliun pada tahap 1. Pelayanan Publik Dan Public-
pertama dengan dukungan Bank private Partnerships
Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan Terdapat beberapa jenis
lain-lain. Tender terbuka dilakukan barang atau jasa, yaitu: a)murni
mulai pertengahan 2005. Badan- barang publik (pure public goods).
badan dunia seperti Bank Dunia Barang atau jasa yang hanya boleh
(World Bank) memberikan bantuan disediakan oleh pemerintah (pure
dengan mensyaratkan agar public goods); b) murni barang privat
Pemerintah Indonesia menawarkan (private goods). jenis barang ini
perlakuan sama pada pengusaha penyediaannya sepenuhnya dikelola
nasional maupun pengusaha asing, masyarakat (private goods); c)
tidak boleh lagi ada pemberian barang tool (tool goods) dan barang
proteksi pemerintah seperti yang kolektif (Collective goods). Jenis
selama ini terjadi. ketiga ini penyediaannya bersifat

965
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

campuran antara pemerintah dan swasta sebagai penyedia (pro-


masyarakat. Sebagai konsekwensi dusen) pelayanan, sedangkan
dari pembagian jenis barang dan masyarakat berperan sebagai
jasa tersebut, Savas (1994) konsumen yang harus membayar
mengemukakan 10 model hubungan pelayanan publik yang di
pemerintah dan masyarakat dalam konsumsinya. Contoh: pelayanan
pelayanan, yaitu: taksi;
a. Government Services, dalam f. Grant, Yaitu pemerintah dan
model ini pemerintah sepenuhnya masyarakat yang menetapkan
menentapkan kebijakan, penda- kebijakan dan sekaligus yang
naan serta penyedia pelayanan. membiayai pelayanan ini.
Contoh:pelayanan pertanahan; Sedangkan swasta yang menjadi
b. Government Vending, dalam penyedia pelayanan. Biaya yang
model ini Pemerintah sebagai dikeluarkan pemerintah di-
penyedia pelayanan, sedangkan anggap sebagai subsidi;
kebijakan dan konsumen g. Voucher, dalam model ini
sepenuhnya berasal dari kebijakan atau aturan main
konsumen, yaitu masyarakat atau ditetapkan oleh masyarakat
organisasi masyarakat. Contoh sebagai konsumen, sedangkan
layanan seperti ini adalah pemerintah memberikan subsidi
kegiatan masyarakat (seperti dan swasta yang menyediakan
festival band) yang memerlukan pelayanan;
pengamanan dari pemerintah h. Market, dalam model ini,
(dalam hal ini: polisi); konsumen menetap aturan main
c. Intergovernment agreement. dan membiayai semua layanan
Yaitu kerjasama antara yang disediakan,sedangkan
pemerintah daerah satu dengan swasta memberikan layanan.
pemerintah daerah lainnya. Pemerintah sama sekali tidak
Contoh: pengelolaan sampah berperan;
bersama antara beberapa i. Voluntary, dalam model ini
pemda; pemerintah dan swasta tidak
d. Contrac, adalah pemerintah berperan apapun, semua penye-
menetapkan kebijakan dan diaan pelayanan disenggarakan
biaya, pelaksana pihak lain, oleh lembaga-lembaga masya-
sedangkan masyarakat menjadi rakat (seperti LSM atau
konsumen. Contoh pelayanan ini, organisasi masyarakat);
seperti pembangunan jalan yang j. Self Services, dalam model ini
dikontrakkan ke kontraktor baik pemerintah, swasta, atau
swasta; lembaga masyarakat tidak
e. Franchise, adalah pemerintah berperan apa-apa, semua
menetapkan kebijakan publik, penyediaan pelayanan dan

966
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

pembiayaan dilakukan langsung Scheuing, 1993). Kualitas


oleh masyarakat. dimasukkan dalam pelayanan
Pembagian sepuluh (10) model bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
penyediaan pelayanan diatas, Savas para pelanggan, mencapai harapan
membagi pelaku-pelaku yang dapat atau persepsi kualitas pelayanan
saling berhubungan yaitu: pemerintah yang diukur dari kepuasan konsumen
daerah, pemerintah daerah lain, atau yang dikenal sebagai ServQuel
swasta, organisasi masyarakat dan (Parasuraman,dkk,1985).
masyarakat. Fungsi pelaku-pelaku Masuknya kualitas dalam
tersebut adalah: menetapkan pelayanan merupakan akibat dari
kebijakan atau aturan main, pem- pertemuan dua kebutuhan, yaitu
biayaan, penyedia atau produsen kebutuhan publik untuk mendapatkan
pelayanan. pelayanan dan kebutuhan mana-
Pelayanan merupakan proses jemen untuk menyediakan pelayanan
pemenuhan kebutuhan melalui yang sesuai dengan kebutuhan
aktivitas orang lain secara langsung. publik. Hubungan dari kedua hal
Tahun 1980, konsep kualitas mulai tersebut memunculkan beberapa
dimasukkan dalam pembahasan prinsip dalam manajemen pelayanan
tentang pelayanan. (Gronroos dalam publik, yaitu:

No Prinsip-prinsip Titik Perhatian


1. Persamaan Pelanggan Keputusan
keuntungan dan merasakan kualitas terhadap efisiensi
logika usaha pelayanan sehingga ke dalam maupun
memberikan keluar harus
keuntungan terintegrasi secara
hati-hati.
2. Kewenangan Pengambilan Beberapa
dalam keputusan harus keputusan penting
pengambilan didesentralisasikan yang strategis
keputusan sedapat mungkin harus dibuat
antara organisasi dan terpusat
pelanggan
3. Fokus Organisasi harus Hal ini sering
pengorganisasi terstruktur dan menuntut
an berfungsi sehingga kesederhanaan
tujuan utama untuk organisasi dengan
menggerakkan tanpa penempatan
sumber-sumber bagian-bagian yang
dapat mendukung tidak terlalu
garis depan dibutuhkan.
operasional

967
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

No Prinsip-prinsip Titik Perhatian


4. Kontrol Pemimpin dan Prosedur
pengawasan pengawas harus pengawasan yang
memperhatikan pada jeli namun tidak
dorongan semangat berbelit-belit/rumit.
dan dukungan
kepada pegawai.
5. Sistem ganjaran Wujud kualitas yang Semua bidang
(rewards) dirasakan pelanggan yang relevan
merupakan fokus dari seharusnya
sistem ganjaran. dipertimbangkan,
6. Fokus Kepuasan pelanggan Untuk memonitor
pengukuran dengan kualitas produktivitas dan
pelayanan harus efisiensi internal,
menjadi fokus dari kriteria pengukuran
pengukuran yang ke dalam
ingin dicapai perusahaan dapat
digunakan sebaik
mungkin, dengan
mendominasikanny
a untuk pencapaian
kepuasan
pelanggan.
Sumber : Scheuing, 1993

Pelayanan sebagai produk penawaran layanan plus, 4)


harus berorientasi pada pelanggan. Membangun kesan dan hubungan;
Interaksi antara pelanggan dengan dengan memperhatikan 3 kelompok
petugas pemberi layanan serta hasil pelayanan: 1) Layanan pokok (core
terbaik yang diterima pelanggan service), 2) Layanan penunjang
(kualitas produk dan kualitas hasil) (facilitating services and goals); dan
harus juga diperhitungkan. 3) Layanan tambahan (supporting
Perencanaan dan pemasaran services and goals).
kepada pelanggan bukan hanya Pelayanan pokok (core
sekedar sebuah kemasan layanan, services) adalah hal dasar yang
melainkan keseluruhan produk mutlak harus ada untuk pasar. Agar
penawaran layanan yang bisa digunakan, membutuhkan peran
memperhatikan 4 tahap : 1) layanan penunjang (facilitating
Membangun konsep pelayanan, 2) service), layanan yang tidak
Membangun bentuk dasar berhubungan langsung dengan
pelayanan, 3) Membangun sebuah peranan layanan pokok. Contoh,

968
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

sebuah loket yang menyediakan tiket PPP adalah bentuk spesifik


kereta api bagi calon penumpang, dari pengaturan sosial politik
juga membutuhkan arena dan terhadap bentuk kerjasama oleh
petugas parkir, calon penumpang aktor dalam sektor publik dan sektor
yang mengantri tiket merasa tenang swasta. Perhatian yang semakin
meninggalkan kendaaraan/mobil besar dalam kerjasama antara aktor
mereka. Supporting service ber- publik dan privat merupakan re-
fungsi mirip dengan layanan apresiasi peran-peran yang
penunjang, tetapi untuk misi yang dimainkan oleh sektor publik
berbeda. Supporting service tidak (khususnya administrasi publik)
untuk melengkapi pelayanan inti, dengan sektor privat (khususnya
melainkan digunakan untuk komunitas bisnis) di bawah pengaruh
peningkatan nilai atau untuk perubahan ekonomi, sosial, politik,
membedakan antara pelayanan dan kultural.
yang saling bersaing. Contoh, Fenomena PPP dicirikan
brosure berperan menginformasikan dalam arti organisasi sebagaimana
berbagai fasilitas dan kemudahan dalam arti pengorganisasian, dengan
bagi calon penumpang kereta api perhatian diberikan pada aspek-
sehingga mereka membeli tiket aspek proses struktural dan
melalui loket dan tidak melalui calo. dinamika PPP, jaringan publik-privat
Pembangunan ketiga produk dan teori governance. Dalam arti
layanan dalam majemen pelayanan sempit, PPP secara legal meru-
perlu memperimbangkan tiga pakan bentuk-bentuk formal dari
komponen yaitu: a) Keterjangkauan kooperasi antara pihak publik dan
pelayanan, b) Interaksi dengan privat (joint-venture), dan secara luas
organisasi pelayanan, dan c) mencakup platform konsultatif yang
Partisipasi konsumen/pelanggan. tidak terlalu formal.
Ketiga komponen tersebut dikom-
binasikan dengan ketiga bentuk Motif PPP (Public Privat Patnership)
dasar pelayanan akan menjadi Analisis skor aplikasi aktual
sebuah nilai tambah pelayanan PPP, seperti sejak tahun delapan
(pelayanan plus). puluhan, telah mengidentifikasi dua
Dimasukkannya partisipasi motif utama PPP. Pertama, adalah
pelanggan sebagai bagian dari motif finansial ekonomi untuk aplikasi
manajemen pelayanan, maka PPP. Ini berkenaan dengan kapasitas
pelanggan tidak saja mengkonsumsi keuangan pemerintah yang terbatas
kepuasan pelayanan tetapi mereka untuk berinvestasi. Ketika peme-
juga bagian dari produsen kepuasan rintah menghadapi deficit anggaran,
yang akan dikonsumsinya. Model sektor privat menunjukkan surplus
inilah yang disebut Public-Private anggaran, khususnya dalam kasus
Partnership (PPP). investor institusional. Moti yang kedua

969
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

adalah interdependensi antara kuat, dimana hubungan diuraikan


sektor publik dengan privat. Privat secara kontraktual, atau bahkan
mendapatkan benefit dari kebutu-han badan korporat bersama dibuat.
pemerintah akan partisipasi dalam Dengan memperhatikan aspek-
investasi yang memberikan banyak aspek hukum, kedua belah pihak
keuntungan. Pada level makro, dapat memilih beberapa bentuk
terdapat pengakuan diantara kooperasi dari hukum publik sampai
pemerintah dan sektor swasta hukum privat.
mengenai kebutuhan untuk menyalur- Interdependensi dan konver-
kan dan bahkan mengeksploitasi gensi tujuan-tujuan publik-privat
interdependensi. bukan hanya membutuhkan payung
Sektor publik dan sektor privat hukum dalam bekerjasama tetapi
meskipun berinterdependensi, juga membutuhkan adanya jaringan
kadang memiliki karakteristik, dan adanya broker. Sebuah jaringan
kualitas dan kepentingan yang dimana berbagai pihak bertemu satu
berbeda. Pemerintah akan memberi- sama lain secara informal men-
kan perhatian khusus pada perim- ciptakan kesempatan untuk
bangan sosial, sedangkan privat mengembangkan saluran komu-
berpihak pada pasar komersial. nikasi yang terbuka dan situasi
Pemerintah memiliki komitmen pada konsultasi. Kadang kebutuhan
aturan-aturan spesifik, seperti prinsip jaringan masih belum cukup dan
umum administrasi, dimana pihak membutuhkan broker yaitu sebagai
pasar akan mengikuti aturan pasar, pihak yang independen, bertindak
sedangkan sektor privat lebih sebagai perantara atau fasilitator
mengutamakan hasil. Pemerintah antara publik-privat.
memiliki organisasi yang tidak terlalu PPP sangatlah dinamis dan
fleksibel, organisasi yang lebih harus menciptakan kondisi adminis-
hirakis, mekanisme kontrol yang lebih trasi yang baik, ketika berhubungan
besar daripada pihak privat atau dengan partisipan, struktur kekua-
pasar. saan dan aturan main yang ditujukan
Kontrakdiksi ini semakin untuk memberikan keadilan,
mendesak kemunculan PPP sebagai tanggung jawab dan kontinuitas
posisi sentral antara pemerintah dan organisasi publik-privat.
privat dengan memperhatikan pada PPP dikatakan sukses dari
aspek-aspek organisasi, keuangan, perspektif pemerintah, apabila tidak
dan politik-administrasi. hanya merujuk pada aplikasi hukum
Manifestasi dari PPP berupa dalam arti formal, tetapi juga
hubungan pemerintah dan privat dari menempatkan Pemerintah sebagai
yang sangat longgar, sebagaimana pelindung kepentingan umum,
dalam kasus konsultasi non sehingga pemerintah tidak
komersial, sampai hubngan yang kehilangan perhatian pada

970
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

kepentingan yang ingin dilayani dan direhabilitasi, dioperasikan, dan


kepentingan seluruh orang dan dipelihara diseluruh dunia, dengan
organisasi yang secara langsung lebih mengandalkan sektor privat
atau tidak langsung dipengaruhi oleh daripada negara untuk memenuhi
PPP. Di sisi lain, perspektif swasta kebutuhan rakyat.
menuntut pemerintah harus memper- Keuntungan privatisasi infra-
hatikan kondisi-kondisi untuk struktur mengacupada beberapa
orientasi komersial. PPP berperan alasan yaitu : kurangnya keahlian,
mengkoordinasikan organisasi penghematan capital, dan penghe-
pemerintah yang terkait dengan matan biaya operasional, imple-
memperhatikan berbagai kepen- mentasi menjadi lebih cepat,
tingan. pemberian layanan yang lain yang
tidak tersedia, menyelesaikan
2. Pelayanan Publik : Public- masalah-masalah politik dan buruh,
private Partnerships Dalam dan sharing resiko. Sektor privat juga
Pembangunan Infrastruktur membantu pemerintah memenuhi
Kebutuhan akan PPP dalam kebutuhan infrastruktur dengan: 1)
pembangunan infrastruktur semakin Membantu mengidentifikasi dan
meningkat, bukan hanya di negara- mengembangkan fasilitas yang
negara bekas komunis, negara- didesain secara inovatif, dibiayai
negara berkembang yang tidak user, dan fasilitas yang memberikan
memiliki banyak modal, tetapi juga di keuntungan, serta fasilitas yang
negara-negara bagian dan pemerin- membutuhkan rehabilitas, renovasi,
tahan lokal di AS, dikarenakan atau ekspansi, mencari dan
kebutuhan dana pembangunan menjalankan proyek-proyek baru
infrastruktur telah melampaui suplai yang akan memenuhi kebutuhan
dana publik konvensional. Implikasi- publik pada harga yang mampu
nya, kita semakin banyak melihat dibayar oleh publik dan proyek yang
banyak grup privat membiayai, jika tidak didanai privat harus
mendesain, membangun, meng- menunggu sampai dana pemerintah
operasikan, dan bahkan memiliki siap; 2) Melibatkan sponsor privat
infrastruktur melalui partnership dan pemberi pinjaman komersial
publik-privat. Fasilitas transportasi yang berpengalaman, sehingga
(jalan, jembatan, terowongan, sistem menjamin review yang mendalam
kereta api, pelabuhan, dan airport), mengenai feasibilitas teknis dan
sistem suplai air dan pabrik finansial untuk proyek itu; 3)
pengolahan air limbah, sistem Mengakses pasar capital privat
telekomunikasi, pembangkitan listrik untuk menambah atau membantu
dan sistem distribusi, fasilitas sumber pemerintahan yang sulit
pembuangan limbah padat dan untuk didapatkan; 4) Membangun
bahan berbahaya, diperluas, dengan lebih cepat dan hemat biaya

971
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

daripada yang bisa dilakukan oleh maju dan berkembang otoritas publik
pemerintah; 5) Mengoperasikan untuk jasa pembangkit listrik, air,
fasilitas secara lebih efisien transportasi, dan telekomunikasi. Ini
daripada yang bisa dilakukan oleh direformasi dengan komersialisasi
pemerintah, dengan tetap memenuhi dan korporatisasi. Maksud dari
standar regulasi; 6) Pembayaran perubahan ini adalah mencapai
pajak perusahaan privat memberikan efisiensi dan akuntabilitas dan
sumber pendapatan pajak yang baru; memiliki entitas yang bertindak
7) Menerima resiko ; 8) Mentransfer seperti badan bisnis bukan badan
teknologi dan melatih personel politik; c) Kontrak jasa:Jasa tertentu
pemerintah selama rangkaian yang berhubungan dengan infra-
proyek. struktur bisa dikontrakkan keluar ke
Peran vital pemerintah adalah perusahaan swasta. Contohnya
mengidentifikasi dan merencanakan adalah, tiketing,kebersihan, dan
untuk memenuhi kebutuhan- katering untuk rail road, pembacaan
kebutuhan fundamental untuk proyek meter, billing, dan tagihan air, dan
infrastruktur tertentu, mengeinves- pembersihan dan pembuangan salju
tigasi feasibilitas proyek, menjalan- dari jalan publik; d) Kontrak operasi
kan banyak sekali proyek-proyek dan pemeliharaan atau leasing
yang terlibat dalam kontrak, :Partner privat mengoperasikan dan
memberikan hak monopoli, mengatur memelihara fasilitas yang dimiliki
harga untuk kepentingan publik, publik di bawah kontrak manajemen
membuat dan memonitor standar dengan pemerintah yang men-
kinerja, dan memberikan kontribusi sponsori, yang memiliki fasilitas itu.
pada pembiayaan. Susunan ini sama dengan kontrak
Partnership publik – privat untuk jasa, tetapi dalam kasus ini partner
infrastruktur ada dalam terminonolgi, privat memiliki tanggung jawab
berbentuk kontrak, franchise, dan keseluruhan untuk mengoperasikan
divestmen, dan dalam bentuk lain dan memelihara sistem itu dan
berupa: membuat keputusan operasi harian,
a) Departemen pemerintah: Metode perusahaan ini tidak menanggung
tradisional untuk menyediakan resiko modal. Tujuannya adalah
layanan berbasis infrastruktur secara efisiensi dan efektivitas layanan yang
langsung melalui departemen lebih baik; e) Koperasi : Assosiasi
pemerintah. Pemerintah, yang koperasi yang non profit, sukarela,
memiliki fasilitas, bertanggung jawab beratanggung jawab atas jasa itu.
untuk mendesain, membiayai, Koperasi desa di negara-negara
membangun, dan mengoperasikan- yang beragam seperti AS, Kanada,
nya. Sebuah contoh umumnya adalah dan Finlandia secara sukses
departemen air kota (municipal); memperluas sistem telepon; f)
b)Otoritas publik :Dalam negara Menyewakan (Lease) - Membangun-

972
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

Mengoperasikan : Sebuah merenovasi atau memperluasnya


perusahaan privat diberi lease dan mengoperasikannya selama-
jangka panjang untuk mengembang- lamanya di bawah sebuah franchise;
kan dan mengoperasikan sebuah k) Membangun – memiliki –
fasilitas. Perusahaan ini mendapat- mengoperasikan (BOO) : Developer
kan keuntungan dari investasinya privat membiayai, membangun,
ditambah return yang besar pada memiliki, dan mengoperasikan
masa lease dan membayar biaya fasilitas di bawah franchise, yang
sewa; g) Membangun-mentransfer- menjadi subyek batasan regulasi
mengoperasikan (BTO) : Developer untuk harga dan operasi.
privat membiayai dan membangun Publik-privat partnerships
sebuah fasilitas dan, pada saat (PPP) akan menghadapi sejumlah
penyelesaian, mentransfer kepemili- isu – isu strategik: peran dari pihak
kan legal ke agensi pemerintah yang – pihak yang berbeda, kompetisi,
mensponsori. Agensi ini kemudian regulasi, resiko, perolehan, dan
menyewakan fasilitas ini kembali ke pembiayaan. Tanggung jawab untuk
developer di bawah lease jangka peran dan fungsi penting harus
panjang dimana developer ini dialokasikan: memiliki aset,
mengoperasikan fasilitas dan memberikan pembiayaan capital,
memiliki kesempatan untuk pemberian modal kerja, membuat
mendapatkan keuntungan dari investasi tambahan, mengoperasi-
investasinya; h) Membangun- kan dan memelihara fasilitas,
mengoperasikan-mentransfer (BOT) menjalankan otoritas manajemen
: Developer privat dihargai atas harian, dan menanggung resiko
sebuah franchise untuk membiayai, komersial. Dalam kompetisi, benefit
membangun, memiliki, dan dari kompetisi adalah: biaya yang
mengoperasikan sebuah fasilitas, lebih rendah, harga yang lebih
dan mengumpulkan fee user untuk rendah, inovasi yang lebih besar,
periode tertentu, setelah kepemilikan investasi yang lebih besar, dan
fasilitas ditransfer ke sektor publik; i) layanan yang lebih baik.
Wraparound addition : Developer Layanan berbasis infra-
privat membiayai dan membangun struktur sering dikecam sebagai
tambahan pada fasilitas prublik yang monopoli alami dan hanya franchise
ada, dan kemudian mengoperasikan eksklusif yang akan sukses, karena
fasilitas gabungan untuk periode stabilitas dan profit yang lebih tinggi
tertentu atau sampai dia merecover adalah prasyarat investasi. Untuk
biaya plus return yang cukup besar menghindari kondisi tersebut, dalam
dari modal yang diinvestasikan; j) segala event, konsesi infrastruktur
Membeli-membangun-mengoperasi- yang diprivatisasi harus didukung
kan (BBO) : Fasilitas publik yang ada regulasi pemerintah yang efektif, yang
dijual ke partner privat yang harus didasarkan pada sistem yang

973
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

stabil dan terpercaya yang bisa privat, yaitu : a) Procurement yang


dilaksanakan dalam hubungannya diiklankan. Sponsor publik menerbit-
dengan hak property, kontrak, kan dan mengiklankan sebuah
perselisihan, dan liabilitas. undangan untuk memberikan
Privatisasi infrastruktur tawaran, mengevaluasi tawaran, dan
mempresentasikan resiko yang mengeliminasi tawaran yang gagal
signifikan yang disharing diantara memenuhi persyaratan yang
partner publik dan privat. Bersama dikatakan, dan memberi kontrak
dengan resiko ada reward dan pada penawar yang memenuhi
tanggung jawab yang dialokasikan kualifikasi; b) Negosiasi kompetitif.
sesuai dengan itu. Biaya proyek Sponsor menerbitkan sebuah
keseluruhan diminmalkan jika setiap request untuk proposal (RFP),
resiko dibebankan pada partner menerima dan mengevaluasi
yang bisa menanganinya dengan proposal, bernegosiasi dengan
baik. Resiko yang dihadapi penawar dan memberikan kontrak
adalah:a) resiko cost overrun adalah pada yang memiliki proposal terbaik,
resiko dimana delay konstruksi, meski tidak harus dengan biaya yang
perubahan desain, penemuan paling rendah; c) Procurement tiga
masalah site yang terlambat, langkah. Sponsor publik pertama
kegagalan untuk mendapatkan ijin menerbitkan permintaan kualifikasi
dan seterusnya akan menyebabkan (RFQ) dan menyelidiki kondisi
biaya yang lebih tinggi dari perkiraan; keuangan untuk perusahaan privat
b) Resiko finansial :Resiko cakupan untuk memastikan kemampuan
layanan hutang adalah resiko bahwa pihak privat dalam menyelesaikan
operasi aliran kas tidak cukup untuk proyek. Langkah kedua adalah
mengkover pembayaran principal meminta pada mereka yang
dan bunga yang dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi, proposal
hutang yang digunakan untuk teknis dan ekonomi- dalam amplop
membiayai proyek itu;c) Resiko yang terpisah. Proposal teknis yang
politik : Resiko regulasi rate adalah memilikis kor di bawah cut off
resiko bahwa regulator pemerintah dieliminasi dan amplop dengan
tidak akan memberikan peningkatan proposal ekonomi di buka, kontrak di
rate yang cukup atau yang tepat berikan pada penawar dengan
waktu untuk bisa memberikan return proposal terbaik, yang seimbang
on investmen yang besar, atau antara kebaikan harga dan teknis.
bahkan memerintahkan untuk
mengurangi rate. Secara skematis PPP dan
Tiga prosedur bidding dapat pelayanan publik percepatan
digunakan dalam memilih partner infrastruktur adalah :

974
975

“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978


X
X1 Z1
Z3
Financial Z3
Model PPP untuk percepatan
Enginering Z2 infrastruktur di Indonesia
Interdependensi (2005-2009) :
X2 Alternatif Strategi - Departemen Pemerintah
PPP : - Otoritas Publik
Potensi - Goverment Services - Kontrak Jasa
Pengusaha Konvergensi tujuan - Goverment Vending - Kontrak Operasi dan
Nasional - Inter Goverment pemeliharaan atau leasing
Agreement - Koperasi
- Market - Menyewakan (lease)-
Jaringan - Contract membangun
X3
- Franchise mengoperasikan (LBO)
- Grant - Membangun-mentransfer-
Investor mengopereasikan (BTO)
Asing - Voucher
Broker - Voluntary - Membangun-
- Self Service mengoperasikan-
mentransfer (BOT)
X4 - Wraparound addition
- Membeli-membangun-
Pasar modal mengoperasikan (BBO)
- Membangun-memiliki-
mengoperasikan (BOO)
X5

Pemerintah
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

3. Pelayanan Publik : Public- kroni Presiden Soeharto. Persoalan-


private Partnerships Dalam nya, apakah pengusaha nasional
Percepatan Pembangunan juga berharap perlakuan serupa terus
Infrastruktur Di Indonesia dipertahankan setelah Pertemuan
2005-2009 Puncak Infrastruktur (Infrastructure
Summit) di Jakarta, Januari 2005?
Kemandegan pembangunan Pemerintah sendiri agaknya akan
infrastruktur di masa krisis di menolak memberi proteksi berdasar
Indonesia membutuhkan aksi tekanan badan-badan dunia seperti
percepatan pembangunan infra- Bank Dunia. Pemerintah menawar-
struktur di tahun 2005-2009. kan perlakuan sama pada pengusaha
Kerjasama publik-privat (PPP) nasional maupun pengusaha asing.
dibutuhkan untuk mengatasi Siapkah pengusaha nasional
pendanaan. Pemerintah menawar- mengambil tawaran pemerintah
kan 91 proyek infrastruktur senilai dengan mengalahkan penawaran
22,5 miliar dolar AS atau setara perusahaan asing?
dengan Rp. 202,5 triliun, untuk tahap Tugas PPP adalah berlaku adil
pertama, dengan dukungan Bank terhadap berbagai kepentingan.
Dunia, Bank Pembangunan Asia, dan Upaya yang perlu dilakukan PPP
lain-lain. Tender terbuka dilakukan adalah Pemerintah tidak memberi-
mulai pertengahan 2005. kan proteksi pada pengusaha
Bantuan luar negeri telah ada, nasional namun tetap memberikan
namun dalam PPP bantuan luar dukungan berupa : Pertama,
negeri timbul masalah baru yaitu pemerintah mempermudah
siapkah pengusaha nasional perizinan. Kedua, memberikan
bersaing dengan pengusaha asing? dorongan bagi pengusaha nasional
Ada Pameo Kuno tentang seperti pemerintah proaktif
pengusaha Indonesia : jago kandang. membantu pengusaha nasional guna
Mereka lebih memilih besar di dalam mendapatkan kemudahan akses ke
negeri ketimbang mencoba bank pemerintah untuk permodalan,
peruntungan dengan bersaing di dimana permodalan merupakan
negeri orang. Akibatnya mereka kendala terbesar dalam kompetisi
selalu tertinggal dibanding merebut proyek dari pengusaha
pengusaha asing. Terlebih, sudah asing; pemerintah mencegah
sejak lama pengusaha nasional proyek-proyek yang ditawarkan
seperti anak manja : selalu meminta pemerintah jatuh ke tangan
proteksi pemerintah. Era proteksi ini pengusaha kroni. Baik kroni politik
sudah dimulai sejak program maupun kroni birokrat pembuat
Benteng pada masa Presiden tender. Sudah menjadi rahasia umum
Soekarno, hingga pemberian kredit bila pengusaha nasional yang
murah untuk pengusaha-pengusaha mendapatkan proyek, lebih

976
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978

disebabkan faktor kedekatan pada mengatasi ketertinggalan pengusaha


pejabat terkait, bukan karena faktor nasional dalam persaingan global.
kemampuan teknis.
Pengusaha nasional tidaklah C. PENUTUP
kalah bersaing dengan pengusaha Upaya-upaya yang dilakukan
asing dalam kemampuan teknis. pemerintah untuk meningkatkan
Paling tidak, bidang-bidang infra- pelayanan publik Percepatan
struktur yang masih bisa dilakukan Infrastruktur diwujudkan dalam bentuk
adalah di sektor proyek pemba- Publik Privat Patnership dimana
ngunan jalan, pembangunan adanya koordinasi atau kerja sama
pelabuhan, dan pembangunan antara Pemerintah, Investor Asing,
gedung-gedung tinggi. Transparansi Pasar Modal, Financial. Sektor privat
perlu ditumbuhkan dalam PPP. merupakan salah satu sektor yang
Faktor transparansi merupakan sangat berperan membantu
penyebab kegagalan pengusaha pemerintah dalam mengatasi
nasional bersaing dengan pengu- kebutuhan infrastruktur. Kerjasama
saha asing. Peraturan tender sebaik sektor publik dan sektor privat dalam
apa pun yang dibuat pemerintah tak pelayanan publik infrastruktur sangat
akan berarti apa-apa tanpa tepat menggunakan model Public
transparansi. Tanpa trans-paransi, Private Parnerships. Ketika hutang
seluruh proyek infrastruktur dapat luar negeri menjadi pemecahan
dipastikan akan jatuh ke pengusaha- masalah financial gap, muncullah
pengusaha kroni. masalah baru yaitu ketidakmampuan
Dukungan PPP diupayakan pengusaha nasional untuk bersaing
dengan cara pemerintah mewujud- dengan pengusaha asing. Pelayanan
kan kepastian peraturan yang publik yang mengutamakan
mendorong perusahaan kontraktor kepentingan publik termasuk
untuk menjadi pengusaha spesialis, didalamnya kepentingan pengusaha
bukan pengusaha generalis. Sebab, nasional dapat teratasi dengan
menjadi pengusaha spesialis model Pelayanan Publik, Public
sebenarnya lebih menguntungkan Private Partnerships.
ketimbang menjadi pengusaha
generalis. Dengan menjadi
pengusaha spesialis, setiap DAFTAR PUSTAKA
pengusaha bisa lebih fokus untuk
membangun efisiensi dalam tubuh
perusahaan. Bila efisiensi sudah Otonomi, Media. 2005. Percepatan
tercipta, maka perusahaan itu akan Infrastruktur, Nafsu Besar Tenaga
jauh lebih kompetitif. Kurang, No. 8, Tahun I. Jakarta :
Peran PPP dalam menciptakan PT.Visi Gagas Komunika.
berbagai peraturan itulah dapat

977
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)

Parasuraman, A, V.A.Zeithaml. & L.L. Scheuing, E. Eberhard. &


Berry. 1985. Conceptual Model of Christopher F.W. 1993. Service
Service Quality an Its Implication for Quality Handbook. New York :
future researh, Journal of Marketing. Amacom.

Savas,ES. 1994. Privatization: The


-----. 2000. Privatization and Public-
Key to Better Government. New York
Private Partnerships. New Jersey :
: Seven Bridges Press, LCC.
Chatam House Publisher.

978

Anda mungkin juga menyukai