ABSTRACT
961
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
962
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
2002 hanya 1,5 miliar dolar AS. APBN hanya sekitar Rp. 500 triliun.
Tahun 2004 nilainya meningkat Ini berarti terjadi financing gap
menjadi Rp. 19,8 triliun alias 2,2 (kesenjangan pembiayaan) yang
miliar dolar AS, namun bila cukup besar, antara Rp. 200-Rp. 800
dibandingkan dengan anggaran triliun. Untuk membangun infrastruktur
belanja 1994, jumlahnya hanya pekerjaan umum, lima tahun ke
seperempat lebih sedikit. Untuk depan diperlukan dana minimal Rp.
mengatasi ketertinggalan pemba- 225 triliun, dan pemerintah hanya
ngunan infrastruktur, untuk lima tahun mampu menyediakan dana tidak
ke depan (2004-2009), target lebih dari 127 triliun. Pembangunan
investasi di bidang infrastruktur jalan tol sepanjang 1.500 kilometer
dipatok sebesar 150 miliar dolar AS dalam kurun waktu yang sama
alias Rp. 1.350 triliun. Karena itu dibutuhkan dana Rp. 90 triliun, untuk
Pemerintah membutuhkan kerja- pengembangan jaringan teleko-
sama publik-privat untuk memenuhi munikasi tahun 2005 dibutuhkan
kebutuhan infrastruktur. Tujuh tahun dana tak kurang dari Rp. 3 triliun.
terakhir ini pemerintah hanya mampu Kesenjangan pembiayaan pemba-
mengalokasikan anggaran antara 2 ngunan infrastruktur inilah yang
hingga 3 persen dari produk menjadi masalah pemerintah.
domestik bruto (PBD), sedang Selama kesenjangan masih terjadi,
idealnya alokasi untuk infrastruktur ini mustahil dilaksanakan percepatan
dalam APBN adalah antara 4-8 pembangunan infrastruktur, yang
persen dari PDB. Lima tahun ke pada gilirannya akan menghambat
depan (2010) diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi nasional.
pemerintah hanya sanggup Karena itu, partisipasi dan kerja
menyediakan 17 persen dari total sama investor swasta sangatlah
kebutuhan dana infrastruktur. Bila penting, terutama untuk mengisi gap
diukur dalam besaran APBN, dalam pembiayaan pembangunan
investasi pemerintah itu (tidak infrastruktur. Tentu saja, partisipasi itu
termasuk bantuan luar negeri) di harus dilakukan secara adil,
sektor infrastruktur sekitar 10 persen transparan, kompetitif, dan
dari total APBN tiap tahunnya. Lima akuntabel. Kerja sama dengan
tahun mendatang untuk mencapai Public-Private Parthership (PPP)
pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,6 sangat dibutuhkan guna tercapainya
persen per tahun dibutuhkan dana pelayanan publik percepatan
investasi sekitar Rp. 700- Rp. 1.300 pembangunan infrastruktur yang
triliun hanya untuk membangun berkualitas.
infrastruktur. Dari total kebutuhan Kerjasama publik-privat dilaku-
dana investasi itu, yang dapat kan dengan cara : a) Meng-
disediakan seluruh perbankan, optimalkan potensi yang dimiliki oleh
lembaga keuangan nonbank, dan pengusaha nasional, b) Menarik dan
963
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
964
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
965
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
966
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
967
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
968
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
969
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
970
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
971
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
daripada yang bisa dilakukan oleh maju dan berkembang otoritas publik
pemerintah; 5) Mengoperasikan untuk jasa pembangkit listrik, air,
fasilitas secara lebih efisien transportasi, dan telekomunikasi. Ini
daripada yang bisa dilakukan oleh direformasi dengan komersialisasi
pemerintah, dengan tetap memenuhi dan korporatisasi. Maksud dari
standar regulasi; 6) Pembayaran perubahan ini adalah mencapai
pajak perusahaan privat memberikan efisiensi dan akuntabilitas dan
sumber pendapatan pajak yang baru; memiliki entitas yang bertindak
7) Menerima resiko ; 8) Mentransfer seperti badan bisnis bukan badan
teknologi dan melatih personel politik; c) Kontrak jasa:Jasa tertentu
pemerintah selama rangkaian yang berhubungan dengan infra-
proyek. struktur bisa dikontrakkan keluar ke
Peran vital pemerintah adalah perusahaan swasta. Contohnya
mengidentifikasi dan merencanakan adalah, tiketing,kebersihan, dan
untuk memenuhi kebutuhan- katering untuk rail road, pembacaan
kebutuhan fundamental untuk proyek meter, billing, dan tagihan air, dan
infrastruktur tertentu, mengeinves- pembersihan dan pembuangan salju
tigasi feasibilitas proyek, menjalan- dari jalan publik; d) Kontrak operasi
kan banyak sekali proyek-proyek dan pemeliharaan atau leasing
yang terlibat dalam kontrak, :Partner privat mengoperasikan dan
memberikan hak monopoli, mengatur memelihara fasilitas yang dimiliki
harga untuk kepentingan publik, publik di bawah kontrak manajemen
membuat dan memonitor standar dengan pemerintah yang men-
kinerja, dan memberikan kontribusi sponsori, yang memiliki fasilitas itu.
pada pembiayaan. Susunan ini sama dengan kontrak
Partnership publik – privat untuk jasa, tetapi dalam kasus ini partner
infrastruktur ada dalam terminonolgi, privat memiliki tanggung jawab
berbentuk kontrak, franchise, dan keseluruhan untuk mengoperasikan
divestmen, dan dalam bentuk lain dan memelihara sistem itu dan
berupa: membuat keputusan operasi harian,
a) Departemen pemerintah: Metode perusahaan ini tidak menanggung
tradisional untuk menyediakan resiko modal. Tujuannya adalah
layanan berbasis infrastruktur secara efisiensi dan efektivitas layanan yang
langsung melalui departemen lebih baik; e) Koperasi : Assosiasi
pemerintah. Pemerintah, yang koperasi yang non profit, sukarela,
memiliki fasilitas, bertanggung jawab beratanggung jawab atas jasa itu.
untuk mendesain, membiayai, Koperasi desa di negara-negara
membangun, dan mengoperasikan- yang beragam seperti AS, Kanada,
nya. Sebuah contoh umumnya adalah dan Finlandia secara sukses
departemen air kota (municipal); memperluas sistem telepon; f)
b)Otoritas publik :Dalam negara Menyewakan (Lease) - Membangun-
972
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
973
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
974
975
Pemerintah
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
976
“Dialogue” JIAKP, Vol. 2, No. 3, September 2005 : 961-978
977
Pelayanan Publik : Public-Private Pathnership (Sri Suwitri, Eny R., Cahyo Sasmito)
978