Penyakit Perio PDF
Penyakit Perio PDF
TINJAUAN PUSTAKA
(a) (b)
(c) (d)
2.2 Etiologi
Faktor penyebab penyakit periodontal dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu faktor lokal (ekstrinsik) dan faktor sistemik (intrinsik). Faktor lokal
merupakan penyebab yang berada pada lingkungan di sekitar gigi, sedangkan
faktor sistemik dihubungkan dengan metabolisme dan kesehatan umum.19
Kerusakan tulang dalam penyakit periodontal terutama disebabkan oleh
faktor lokal yaitu inflamasi gingiva dan trauma dari oklusi atau gabungan
keduanya. Kerusakan yang disebabkan oleh inflamasi gingiva mengakibatkan
pengurangan ketinggian tulang alveolar, sedangkan trauma dari oklusi
menyebabkan hilangnya tulang alveolar pada sisi permukaan akar.19
Faktor lokal : 19
a. Plak bakteri
b. Kalkulus
c. Impaksi makanan
d. Pernafasan mulut
e. Sifat fisik makanan
f. Iatrogenik dentistry
g. Trauma dari oklusi
Faktor Sistemik
Respon jaringan terhadap bakteri, ransangan kimia serta fisik dapat
diperberat oleh keadaan sistemik. Untuk metabolisme jaringan dibutuhkan
material – material seperti hormon, vitamin, nutrisi dan oksigen. Bila
keseimbangan material ini terganggu dapat mengakibatkan gangguan lokal yang
berat. Gangguan keseimbangan tersebut dapat berupa kurangnya materi yang
dibutuhkan oleh sel – sel penyembuhan, sehingga iritasi lokal yang seharusnya
dapat ditahan atau hanya menyebabkan inflamasi ringan saja, dengan adanya
gangguan keseimbangan tersebut maka dapat memperberat atau menyebabkan
kerusakan jaringan periodontal.19
Menurut Garant dan Cho (1979), faktor lokal yang menyebabkan resorpsi
tulang terdapat pada bagian proksimal permukaan tulang. Menurut Page dan
Schroeder (1982), bakteri plak dapat menyebabkan kehilangan tulang sekitar 1,5–
2,5 mm, dan apabila diatas 2,5 mm tidak memberikan efek. Defek angular
interproksimal dapat timbul hanya pada ruangan yang lebarnya lebih dari 2,5 mm
karena ruangan yang sempit akan rusak total. Defek besar yang mm dari jauh
melebihi 2,5 permukaan gigi (pada tipe periodontitis agresif) dapat disebabkan
oleh adanya bakteri di dalam jaringan.25
Gingiva yang sehat akan mendukung gigi. Apabila terjadi gingivitis dan
tidak dirawat, maka gingival menjadi lemah dan terbentuk poket di sekeliling
gigi. Terdapat banyak plak dan kalkulus di dalam poket, gingiva mengalami
resesi, dan terjadi periodontitis.26
2.4 Mekanisme Kerusakan Tulang
Faktor yang terlibat dalam kerusakan tulang pada penyakit periodontal
adalah bakteri dan host. Produk bakteri plak menyebabkan differensiasi sel
progenitor tulang menjadi osteoklas dan menstimulasi sel gingiva untuk
mengeluarkan mediator yang mempunyai efek yang sama. Pada penyakit dengan
perkembangan yang cepat seperti localized juvenile periodontitics, terdapat
mikrokoloni bakteri atau satu sel bakteri yang berada di antara serat kolagen dan
diatas permukaan tulang yang dapat memberikan efek langsung.25
Beberapa faktor host yang dikeluarkan oleh sel inflamasi dapat
menyebabkan resorpsi tulang secara in vitro dan berperan dalam penyakit
periodontal, termasuk prostaglandin dan prekursornya, interleukin 1-α dan –β ,
dan Tumor Necrosis Factor (TNF) –α yang dihasilkan oleh host.25
Ketika diinjeksikan secara intradermal, prostaglandin E 2 menyebabkan
perubahan vaskular yang terlihat pada inflamasi, apabila diinjeksikan diatas
permukaan tulang akan menyebabkan resorpsi tulang tanpa adanya sel inflamasi
dan dengan sedikit multinucleated osteoklas. Obat anti-inflamasi non steroid
(AINS) seperti flurbiprofen atau ibuprofen dapat menghambat produk
prostaglandin E 2 , memperlambat kehilangan tulang pada penyakit periodontal.
Efek ini terjadi tanpa perubahan pada inflamasi gingiva dan kambuh kembali 6
bulan setelah penghentian obat.25
Resorpsi tulang alveolar dapat menyebabkan perlekatan periodontal,
walaupun mekanisme biologis yang menyebabkan kerusakan tulang alveolar
masih belum diketahui secara pasti.23 Ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa
prostaglandin E 2 dihasilkan oleh sel host yang bereaksi terhadap bakteri dan
produknya yang menyebabkan kerusakan jaringan pada penyakit periodontal.26
Dilaporkan bahwa 10 – 15 kali lipat peningkatan prostaglandin E 2 pada
biopsi gingiva kasus periodontitis dibandingkan dengan pasien yang sehat.
Pemberian obat anti-inflamasi non steroid juga efektif dalam mengontrol
perkembangan penyakit periodontal.26
Produk plak dan mediator inflamasi juga dapat bertindak secara langsung
pada osteoblas atau progenitornya yang dapat menghambat aksi dan menurunkan
jumlahnya.23 Lipopolisakarida dan toksin bakteri lainnya berperan pada sel imun
dan osteoblas yang terdapat di dalam jaringan gingiva yang akan mengeluarkan
II-1α, IL-1β, IL-6, prostaglandin E 2 dan Tumor Necrosis Factor (TNF)-α.
Faktor – faktor ini yang mengatur pembentukan dan aktivitas osteoklas.26
Lipopolisakarida bekerja di dalam makrofag untuk menghasilkan
prostaglandin E 2 dalam jumlah yang banyak. Cytokinin dihasilkan oleh sel
inflarnasi yang bereaksi terhadap endotoksin yang berperan dalam sel mesenkim
dan mengeluarkan prostaglandin E 2 .26
Limfosit dan makrofag pada periodontitis mengeluarkan IL-1 dengan
kadar yang tinggi. Limfosit dan makrofag juga mengeluarkan sebagian besar IL-
6, IL-β menyebabkan produksi IL-6 dari fibroblas gingival.26
PENAMBAHAN KRITERIA
KRITERIA DAN PENILAIAN
SKOR X-RAY DIIKUTI DALAM
DALAM STUDI LAPANGAN
UJI KLINIS
Negatif : tidak ada inflamasi pada Penampilan radiografis normal
jaringan yg dilihat ataupun
0
kehilangan fungsi akibat
kerusakan jaringan pendukung
Mild gingivitis : ada area inflamasi
1 pada gingival bebas, tetapi area
tersebut tidak membatasi gigi
Gingivitis : inflamasi telah
membatasi gigi sepenuhnya, tetapi
2
tidak tampak kerusakan perlekatan
pada epitel
Digunakan bila terdapat alat Ada seperti cekukan awal
4
radiografi resorpsi tulang alveolar
Gingivitis with pocket formation : Kehilangan tulang horizontal
ada kerusakan pada perlekatan meliputi seluruh tulang alveolar
epitel dan terdapat saku. Tidak ada sampai setengah dari panjang
gangguan fungsi pengunyahan. akar gigi
6 Gigi masih melekat erat dan tidak
melayang. Adanya kehilangan
tulang horizontal meliputi seluruh
tulang alveolar sampai setengah
dari panjang akar gigi.
Kerusakan lanjutan dengan Ada kehilangan tulang lanjutan,
hilangnya fungsi penguyahan. meliputi lebih dari satu setengah
8 Gigi mungkin tanggal / melayang. panjang akar gigi. Terjadi
Gigi tampak pudar saat diperkusi, perluasan ligamen periodontal
dan mungkin tertekan dalam soket. bukan resorpsi
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat debris
1 Terdapat debris kurang dari sepertiga permukaan gigi atau tidak
ada debris yang dijumpai namun terdapat bercak stain pada gigi
2 Terdapat debris lebih dari sepertiga namun kurang dari dua
pertiga permukaan gigi
3 Terdapat debris lebih dari dua pertiga permukaan gigi.
Tabel 4. Skor klasifikasi kalkulus
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat kalkulus
1 Terdapat kalkulus supragingival kurang dari sepertiga
permukaan gigi.
2 Terdapat kalkulus supragingival lebih dari sepertiga namun
kurang dari dua pertiga permukaan gigi atau terdapat garis putus
putus kalkulus subgingival yang melingkari servikal gigi
3 Terdapat kalkulus supragingival lebih dari dua pertiga
permukaan gigi atau terdapat garis utuh kalkulus subgingival
yang melingkari servikal gigi
Skor Penilaian
0 Sangat baik
0,1-0,6 baik
0,7-1,8 Sedang
1,9-3,0 buruk
Tabel 6. OHI-S
Skor Penilaian
0 Sangat baik
0,1-1,2 baik
1,3-3,0 Sedang
3,1-6,0 buruk
2.7 Peran Radiografi dalam Pemeriksaan Penyakit Periodontal
Baik data klinis maupun radiografi sangatlah penting dalam mendiagnosis
penyakit periodontal.29
Persiapan alat :
a. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah
dimasukkan ke dalam tempatnya
b. Collimation harus diatur sesuai dengan ukuran yang diinginkan
c. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12mA
d. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau
turunkan tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien dapat
diposisikan
e. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah
dilakukan.
Persiapan pasien :
a. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting,
aksesoris rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.
b. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan
pasien dan jika perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak
c. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher
tidak ada yang menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.
d. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan
untuk memegang handel agak tetap seimbang
e. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka
bersentuhan pada tempat dagu
f. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala
g. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah
ke palatum dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar
h. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu
dalam saat penyinaran
Persiapan operator :
a. Operator memakai pakaian pelindung
b. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari
sumber x-ray ketika waktu penyinaran
c. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk
memastikan tidak ada pergerakan
d. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi
kepala pada tempatnya
e. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses
Pengamatan Status
Klinis Periodontal
Indeks Debris
OHI-S
Indeks Kalkulus
Penyakit Kehilangan
Periodontal Tulang Alveolar
Umur
Jenis Kelamin
Kebiasaan
Merokok