Anda di halaman 1dari 13

MUSIK TRADISIONAL

PULAU SUMATERA
SENI BUDAYA
KELOMPOK 1
• BAGUS LAARDI
• FADIYAH AZ ZAHRA
• INA WULANSARI
• SALSABILA AP
• PRILIA NUR ANISSA
• YOHANA PETRONELA
• ZIKRI ALHAMDI
ACEH
“PiasanRapa’i Tak Tuk”
Piasan Rapa’i mempunyai makna suatu pesta atau hiburan rakyat
dengan menggunakan Rapai (rebana ukuran Besar). Rapai merupakan
suatu cabang seni yang hidup ditengah-tengah masyarakat dan
membudaya di semua lapisan masyarakat Aceh. Sedangkan Tak tuk
mempunyai arti suara (instrument yang ditimbulkan oleh alat bunyi-
bunyian)
Piasan Rapa’i Tak Tuk merupakan perpaduan seperangkat alat-alat
musik tradisional Aceh seperti Rebana, bambu, seurunee kalee,
genderang, kipah situek ( kipas yang dibuat dari pelepah pinang) botol
bekas, dll.
Keseluruhan alat musik ini merupakan perpaduan yang utuh dan padu
yang telah ditata menjadi satu dan melahirkan karya nyata yang kreatif
atas dasar kebersamaan.
BANGKA BELITUNG
Cung cung Penyuruk

Seorang anak merasakan gundah gulana hingga tenggelam dalam


pikirannya yang menerawang jauh, canda tawa tak lagi tercipta karena
teman sebayanya sibuk dengan permainan mereka.

Hingga suatu hari, ia menemukan cara untuk membaur dan bermain


bersama dengan riang gembira, menikmati indahnya pesona budaya
melayu.
BENGKULU
“Bedonai Dol”

Bedonai Dol merupakan salah satu seni pertunjukan masyarakat Bengkulu


untuk menjaga hasil bumi agar mendapatkan hasil panen yang baik.
Biasanya dilakukan sambil menjaga padi di sawah dengan bermain musik
dan menari.
Bedondai dalam garapan ini sudah dikreasikan dengan penambahan
beberapa alat musik baru agar tercapainya komposisi yang baik.

Bedonai Dol bertujuan agar seni musik tradisi dikalangan anak-anak agar
tidak punah
JAMBI
RENTAK BEBUNYI

Karya komposisi musik ini diangkat dari permainan anak turun menurun yang
hampir punah dari tradisi seberang, yang bernaman "Adu Taji". Adu Taji
adalah nama biji durian yang dilubangi dan diangkat dengan seutas
benang, kemudian diayun-ayunkan dan diadu dengan "taji" pihak musuh.
Adu Taji jarang ditemui dan sudah jarang dimainkan anak-anak, karena
imbas dari permainan modern, menurut pengakuan masyarakat setempat
permainan ini terakhir dimainkan 25 tahun yang lalu.
KEPULAUAN RIAU
Kesenian Borea
Musik Borea adalah sebuah garapan musik tradisi yang telah dipengaruhi
oleh budaya Portugis, Borea merupakan gabungan musik gerak lakonan
lagu dan tari.
Kesenian borea telah berkembang di Kepulauan Riau berkisar pada tahun
1954 di Pulau Penyengat, Kesenian Borea menceritakan tentang kehidupan
sehari-hari yang lebih di kedepankan adalah musik dan tari.
Borea lebih mengutamakan sebuah sajian lelucon yang selalu menghibur
setiap penonton dengan musik gerak tari serta lakonan kecil Borea dikemas
menjadi sebuah garapan baru yang dinamis.
LAMPUNG

Rakik Ginjing

Rakik Ginjing adalah sebuah permainan anak-anak di pesisir pantai yang


sedang bermain setelah menolong orang tuanya setelah pulang dari
melaut. Mereka bermain dengan ceria di pinggir pantai dengan
menggunakan perahu mainan yang terbuat dari bambu, dan permainan ini
sering disebut oleh anak-anak dengan sebutan Rakik Ginjing.
SUMATERA BARAT
Bumi Cahaya
Karya Musik ini menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga yang serba
kekurangan, Bumi Cahaya (nama anak lelaki) terlahir dikeluarga yang sangat miskin
dan telah diitnggalkan pergi ayahnya sejak bayi, sehingga bumi dibesarkan oleh
ibunya tercinta yang bekerja sebagai tukang pencari kayu bakar.
Bumi terlahir sebagai anak yang cerdas dan mempunyai banyak talenta, dia suka
menolong, rajin membantu ibunya dan selalu disayang oleh semua orang,
disekolah Bumi selalu menorehkan prestasi yang membanggakan.
Didalam kelas sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, Bumi memimpin do’a di
kelasnya sebagai seorang ketua kelas, Bumi pun selalu rajin untuk berdoa demi
kesehatan ibunya dan orang tua teman-temannya.
Hingga pada suatu hari,Bumi Cahaya pun berhasil mendapatkan peringkat
pertama dari siswa siswi berprestasi.
SUMATERA SELATAN
“BOSEK DI JONGET”

Kebiasaan anak-anak di daerah pedesaan khususnya di desa Talang Balai


Provinsi Sumatera Selatan.
Terkala bulan purnama datang mereka bermain (Bosek) di hamparan
pinggir sungai yang biasa orang setempat sebut dengan Jonget.
Satu demi satu anak-anak datang berkumpul di jonget sambil
bermain,bernyanyi,sambil memainkan dan membunyikan tetabuhan alat-
alat musik apa saja yang bisa mengeluarkan bunyi yang merdu.
Berbagai macam jenis permainan yang mereka mainkan sambil menikmati
bulan purnama.
SUMATERA UTARA
PARAMAHAN

Kehidupan masvarakat Batak Toba Parmahan {Gembala) umumnya dilakukan oleh


anak lelaki ( usia 6 - 18 tahun). Biasanya sebelum pergi atau sesudah pulang dari
sekolah, Anak lelaki pergi membawa ternak ke padang rumput (diparmahanan).

Para parmahan membawa instrumen alat musik sebagai teman untuk mengisi rasa
kesepiannya, terkadang mereka saling mengajarkan bagaimana cara memainkan
alat musik yang mereka bawa kepada sesama parmahan.

Instrumen musik yang mereka bawa seperti Sulim (aerophone), Hasapi


(chordophone), garantung (Idiophone), Surdam (end blown Aerophone), atau
berupa taganing (membranophone), taratoa dan lain -lain.
RIAU
"Riang Budak Daratan"

Karya ini bersumber dari Nandung yang merupakan salah satu karya sastra
Riau yang dikemas kedalam sebuah komposisi musik yang dinamis.

Tradisi Musik Riau Daratan yang cenderung perkusif tetap dipertahankan


dengan tujuan utama adalah untuk mengenalkan Tradisi kepada anak-
anak yang sudah mulai lupa akan identitas Tradisi mereka sendiri.

Karya Musik yang diberi judul Riang Budak Daratan dibuat sesuai dengan
kebiasaan anak-anak yang selalu ingin bermain. Riang Budak Daratan :
belajar bermusik dalam bermain.

Anda mungkin juga menyukai