Anda di halaman 1dari 23

PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN

CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA


SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis spektorofotometri merupakan analisis yang dilakukan
dengan memanfaatkan radiasi elektromagnetik berupa cahaya yang
diserap. Metode spektrofotometri merupakan suatu metode analisa
yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh
suatu laju larutan.
Penetapan kadar parasetamol dalam suatu sediaan dibutuhkan
metode yang teliti dan akurat. Oleh karena itu terlebih dahulu perlu
dilakukan validasi dimana prosedur ini digunakan untuk membuktikan
bahwa metode analisis memberikan hasil seperti yang diharapkan
dengan kecermatan dan ketelitian yang memadai.
Paracetamol adalah jenis obat yang termasuk kelompok
analgesik atau pereda rasa sakit. Obat ini dipakai untuk meredakan
rasa sakit ringan hingga menengah. Obat ini juga bisa dipakai untuk
menurunkan demam.
Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode analisis
yang dilakukan dengan pangjang gelombang 100-400 nm atau 595–
299 kJ/mol. Pada spektrofotometer UV biasanya menggunakan lampu
deuterium atau disebut juga heavi hidrogen sebagai sumber cahaya.
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah
zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut tidak tampak berwarna. Jika
zat tersebut berwarna maka perlu direaksikan dengan reagen tertentu
sehingga dihasilkan suatu larutan tidak berwarna. Namun biasanya
zat yang berwarna lebih banyak dianalisis menggunakan
spektrofotometri sinar tampak.
Adapun yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan
penentuan kadar paracetamol dan kafein salah satunya adalah untuk
mengetahui berapa jumlah kadar yang terdapat pada suatu obat

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
tersebut dan apakah sudah sesuai dengan jumlah kadar yang tertera
pada etiket obat.
1.2 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
penetapan kadar secara multikomponen campuran parasetamol dan
kafein secara spektrofotometer ultraviolet.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
kadar multikomponen campuran paracetamol dan kafein secara
spektrofotometri ultraviolet.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada
cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan,
diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan
dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan
intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya.
Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah
foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan
dapat terjadi jika foton/ radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi
yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan
terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami
penurunan dengan adanya penghamburan dan pemantulan cahaya,
akan tetapi penurunan karena hal ini sangat kecil dibandingkan
dengan proses penyerapan (Rohman, 2007, h. 190).
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa intensitas yang
diteruskan oleh larutan oleh larutan zat penyerap berbanding lurus
dengan tebal dan konsentrasi larutan. Dalam larutan-Beer tersebut
ada beberapa pembatasan, yaitu: sinar yang digunakan dianggap
monokromatis, penyerapan terjadi dalam suatu volume yang
mempunyai penampang luas yang sama, senyawa yang menyerap
dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam
larutan tersebut. Tidak terjadi peristiwa fluoresensi atau fosforisensi,
dan indeks bias tidak tergantung pada konsentrasi larutan. Analisis
kuantiatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis dapat digolongkan
atas tiga macam pelaksanaan pekerjaan, yaitu : (1) analisis zat
tunggal atau analisis satu komponen; (2) analisis kuantitatif campuran
dua macam zat atau analisis dua komponen; dan (3) analisis
kuantitatif campuran tiga macam zat atau lebih (analisis multi
komponen) (Rohman, 2007, h. 200).

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri
UV-Vis antara lain pembentukan molekul yang dapat meyerap sinar
UV-Vis, waktu operasional untuk mengetahui waktu pengukuran yang
stabil, pemilihan panjang gelombang, pembuatan kurva baku, serta
pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan. Panjang gelombang
yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Beberapa alasan
menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu panjang
gelombang maksimal maka kepekaannya juga maksimal, sehingga
perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang
paling besar; disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva
absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer juga
terpenuhi; jika dilakukan pengukuran ulang, maka kesalahan yang
disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil
sekali ketika menggunakan panjang gelombang maksimal (Rohman,
2007, h. 219).
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-
aminophenol memiliki khasiat sebagai analgesik, antipiretik, dan
aktivitas antiradang yang lemah. Parasetamol merupakan metabolit
henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus
aminobenzena dengan efek analgetik parasetamol menghilangkan
atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasi
sangat lemah. Parasetamol diamsorgbsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam
waktu ½ jam dan masa penuh plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma
25% paracetamol terikat oleh plasa, dimetabolisme oleh enzim
mikrosom dihati (Sulistia, 2007, h. 98).
SpektrofotometriUV-Vis adalah teknik analisis spektroskopik
menggunakan sumber REM ultraviolet dekat (190 –380 nm) dan
sinartampak, visible (380–780nm) dengan memakai instrument
spektrofotometer. Spetrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
penggunaannya lebih banyak untuk analisis kuantitatif
(Suwandri, 2006, h. 109).
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau
blanko dansuatu alat untuk perbedaan absorbsi antara sampel dan
blankoataupun pembanding. Spektrofotometer digunakan untuk
mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang
(Khopkar, 2003, h. 190).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu
perpanjangan daripenilikan visual dimana studi yang lebihterinci
mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia
memungkinkan kecermatanyang lebih besar dalampencirian dan
pengukuran kuantitatif (Underwood, 2001, h. 56).
Kafein adalah suatu jenis diuretik (zat yang menstimulasi
kencing) dan menyebabkan peningkatan sekresi vitamin B dan C.
Kafein dapat merangsang hormon stress dan denyut jantung serta
eningkatkan tekanan darah (Syamsun, 2005, h. 98).
Campuran parasetamol dan kafein banyak ditemukan dalam
produk antiinfluenza dengan berbagai merek dagang. Parasetamol
merupakan metabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sampai
sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus amino
benzen, sedangkan kafein adalah basa lemah yang merupakan
turunan xantin, memiliki gugus metil dan berefek stimulasi
susunan saraf pusat serta dapat memperkuat efek analgetik
parasetamol (Damayanti, 2003, h. 78).
Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan
energi cahaya olehsuatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari
panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan
yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu, Keuntungan

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
utama pemilihan metode spektrofotometri bahwa metode ini
memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan kuantitas
zat yang sangat kecil (Underwood, 2001, h. 276).
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran
dua komponenadalah komponen-komponen dalam larutan tidak boleh
saling bereaksi, penyerapankomponen-komponen tersebut tiak sama,
komponen harus menyerap pada panjanggelombang tertentu. Cara
kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut.
Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian
pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm)
agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel
dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer dengan menggunakan
tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan fotosel dan lewatkan
berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat
denganmemutar tombol sensitivitas (Rohman, 2007, h. 186).
Panjang gelombang didefinisikan jarak dari satu puncak
gelombang ke puncak berikutnya (dari palung ke palung), dan
biasanya dinyatakan dalam nanometer (nm, 10-9 m) agar diperoleh
bilangan terukur yang masuk akal. Simbol untuk panjang gelombang
adalaha, yang berasal dari huruf Yunani "lambda". Energi yang
terkandung dalam masing-masing kuantum energi dari seberkas
radiasi pada panjang lombang tertentu berbanding terbalik dengan
panjang gelombang. Ini berarti gelombang radio dengan panjang
gelombang beberapa ratus meter memiliki energi yang rendah,
sementara sinar gamma dan sinar-X adalah bentuk radiasi dengan
panjang gelombang pendek dan berenergi tinggi (Cairns, 2008, h. 54).
Panjang gelombang dengan serapan (A) terbesar disebut
𝜆maks (dibaca"lambda maks"), dan merupakan karakteristik 𝜆maks
kromofor. 𝜆maks suatu senyawa terkadang digunakan dalam British
Pharmacopoeia untuk mengindentifikasi obat obatan dan senyawa-

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
senyawa yang belum dikenal. Panjang gelombang pada saat terjadi
akan berupa suatu tetapan untuk tiap senyawa, tapi seperti
kebanyakan"tetapan" di dalam ilmu sains, 𝜆maks dapat mengalami
perubahan. Hal ini tidak sepenuhnya berita buruk, karena banyak
informasi yang berguna mengenai suatu senyawa dapat diperoleh
hanya dengan mengamati geseran yang terjadi pada 𝜆maks, contohnya,
ketika suatu senyawa mengalami ionisasi (Cairns, 2008, h. 68).
Geseran 𝜆maks menuju panjang gelombang yang lebih
panjang dikenal sebagai geseran batokromik atau geseran merah
karena merah adalah warna bagian ujung pada panjang gelombang
yang panjang, spektrum tampak. Geseran batokromik biasanya terjadi
karena kerja auksokrom. Auksokrom adalah gugus fungsi yang
menempel pada kromofor yang tidak menyerap energi cahayanya
sendiri, tetapi memengaruhi panjang gelombang cahaya yang diserap
kromofor (Cairns, 2008, h. 98).
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM Edisi III, 1979, h. 285)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
BM / RM :18,02 / H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. Kafein (Ditjen POM, 1979, h. 346)
Nama resmi : KOFEINA, 1,3,7 - trimetilxantin, 1,2,3,6
Nama lain : Coffeinum
Pemerian : Serbuk bentuk jarum mengkilat,rasa pahit
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dan dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai bahan hasil isolasi

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
3. NaOH (Ditjen POM, 1979, h. 348)
Nama resmi : NITRII HIDROXIDUM
Nama lain : Natrium hidroksida
Rumus molekul : NaOH
Berat molekul : 40,00
Pemerian : Bentuk batang butiran, massa hablur, kering
keras, kerapuh dan menunjukkan susunan
hablur putih, mudah meleleh, basah, sangat
analis dan korosif.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
4. Paracetamol (Dirjen POM Edisi III, 1979)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Suhu lebur : 1690
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih ; tidak berbau
dan rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian
etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton
P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam
9 bagian propilengglikol; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Kegunaan : Sebagai sampel

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2017)
1. Pembuatan Larutan Standar
Ditimbang seksama bahan obat parasetamol lebih kurang
100 mg dan kafeina 50 mg yang telah dikeringkan pada suhu 105oC
selama 1 jam. Dilarutkan dengan larutan NaOH 0,1 N dalam labu
takar dan diencerkan dengan aquades sampai 500 ml. di peroleh
larutan stok dengan konsentrasi parasetamol 200 ppm dan kafeina
100 ppm.
2. Penentuan Spektrum Absorpsi (Panjang gelombang maksimum, λ
maks)
Dipipet 5 ml larutan stock dan diencerkan dengan aqiuades
sampai 100 ml dalam labu takar diperoleh larutan standar 10 ppm.
Dimasukkan larutan standar ke dalam kuvet (sel sampel) dan kuvet
yang lain berisi pelarut tanpa bahan obat (sel blakngko).
Selanjutnya diukur absorbansi masing-masing sampel (parasetamol
dan kafeina) menggunakan spektrofotometer di daerah radiasi
ultraviolet dengan mencatat pembacaan setiap interval 10 nm,
dimulai dari 220 nm sampai 350 nm. Pada sekitar absorbansi
optimal lakukan pengukuran pada interval 5 nm, dan pada daerah
puncak maksimum atau minimum dilakukan pengukuran pada
interval 2 ppm.
Dibuat garis spectrum pada kertas grafik dengan memplot
harga absorbansi (sebagai ordinat) terhadap panjang gelombang
(sebagai absis), dan ditentukan panjang gelombang maksimum (λ
maks) tiap komponen sampel ( parasetamol dan kafeina).
3. Penentuan absorptivitas jenis (a) dari larutan standar
Pipet masing-masingvsejumlah volume larutan stok ke dalam
labu takar yang volume sesuaii untuk membuat deret konsentrasi
standar 4,6,8, dan 10 ppm dari parasetamol dan kafeina kemudian
tentukan absorbansi pada panjang gelombang maksimal

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
4. Penetuan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Tablet
Ditimbang seksama sebanyak 5 buah tablet yang
mengandung parasetamol dan kafeina, hitung rerata tiap tablet,
kemudian di serbuk selanjutnya di timbang seksama 150 mg contoh
serbuk sediaan tabletyang telah di keringkan selama 1 jam.
Larutkan dalam larutan NaOH 0,1 Ndan diencerkan dengan
aquades sampai 500 ml dalam labu ukur.
Dipipet 5 ml larutan tersebut dan encerkan dengan larutan
NaOH 0,1 N sampai 100 ml dalam labu ukur. Selanjutnya ukur
absorbansi dengan spektrofotometri.
Tentukan persen kadar masing-masing komponen dalam
sediaan tablet ( parasetamol dan kafeina ) dengan menggunakan
persamaan penetapan kadar obat secara multikomponen.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum


Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah, botol
semprot, gelas kimia, kuvet, labu ukur 5 mL, labu ukur 50 mL, pipet
tetes, spektrofotometer
3.2 Alat Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu aquadest, kaffein,
Larutan NaOH 0,1 N, Parasetamol dan obat oskadon.
3.3 Cara Kerja
a. Penentuan absorptivitas jenis (a) dari larutan standar
 Disiapkan alat dan bahan
 Dibuat konsentrasi 8 ppm dari larutan stock kafein
 Dipipet sebanyak 0,4 mL dengan menggunakan mikropipet.
 Dimasukkan kedalam labu ukur 5 mL dan dicukupkan
volumenya dengan menggunakan NaOH 0,1 N
 Diukur absorbansi pada 𝜆 maks1 dan 𝜆 maks2 .
b. Penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet
 Ditimbang 0,01971 gram sampel obat oskadon
 Dihitung berat rerata tiap tablet
 Digerus dan ditimbang 15 mg serbuk tablet yang telah
dikeringkan pada suhu 1050C selama 1 jam
 Dimasukkan kedalam labu ukur, dicukupkan volumenya dengan
NaOH 0,1 N hingga 50 mL
 Dipipet 1,25 mL lalu dimasukkan kedalam labu ukur dan
dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga 25 mL
 Diukur absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer
pada 𝜆 maks1 dan 𝜆 maks2
 Ditentukan kadar penetapan kadar kaffein dan parasetamol
pada sampel obat oskadon.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
BAB 4 HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan


1. Tabel absorbansi parasetamol dan kafein

Parasetamol (x) Kafein (y)


Konsentrasi (C)
Standar (ppm) A1 (260 nm) A2 (270 nm) A1 (260 nm) A2 (270 nm)

4 0,455 0,395 0,11 0,105

6 0,680 0,566 0,155 0,138

8 0,847 0,733 0,188 0,174

10 1,062 0,908 0,226 0,205

2. Tabel penentuan absortivitas parasetamol dan kafein

Parasetamol (x) Kafein (y)


Konsentrasi (C)
Standar (ppm) axλ1 axλ2 ayλ1 ayλ2

0,114 0,027
4 0,099 0,026
6 0,113 0,094 0,026 0,023
8 0,092 0,022
0,106 0,023
10 0,090 0,020
0,106 0,023

Rata-rata A/C = a 0,110 0,094 0,025 0,023

3. Tabel penentuan absorbansi parasetamol dann kafein


Sampel A λmaks1 A λmaks2

Panadol 0,977 0,877

Oskadon 0,868 0,743

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Bodrex 1,021 0,880

4. Penetapan kadar parsetamol dan kafein


Sampel Cx Cy

Panadol 5,193 16,912

Oskadon 7,781 0,504

Bodrex 8,624 3,016

4.2 Perhitungan
a) Panadol (Paracetamol 500 mg, Kafein 65 mg)
A λmaks1 = ax1bCx + ay1bCy
A λmaks2 = ax2bCx + ay2bCy
0,977 = 0,110.1.Cx + 0,024.1.Cy x 0,023
0,877 = 0,094.1.Cx + 0,023.1.Cy x 0,024
0,022471 = 0,00253 Cx + 0,000552 Cy
0,021048 = 0,002256 Cx + 0,000552 Cy -
0,001423 = 0,000274 Cx
0,001423
Cx = 0,000274

= 5,193
0,977 = 0,110.1.(5,193) + 0,024.1.Cy
0,877 = 0,094.1.(5,193) + 0,023.1.Cy
0,977 = 0,57123 + 0,024.1.Cy
0,877 = 0,488142 + 0,023.1.Cy -
0,1 = 0,083088 + 0,001 Cy
0,016912
Cy = 0,001

= 16,912

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
berat setara x Berat rata−rata
Byd = berat etiket
15 mg x 688 mg
= 565 mg

= 18,265 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Pct byd = berat etiket
berat sampel x 688 mg
18,265 = 500 mg

= 13,274 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Kafein byd = berat etiket
berat sampel x 688 mg
18,265 = 65 mg

= 1,726 mg
Cx x Volume awal
% pct = x fp x 100%
berat sampel
5,193 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
13,274 mg

= 39,121%
Cy x Volume awal
% kafein = x fp x 100%
berat sampel
16,912 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
1,726 mg

= 979,838%
b) Oskadon (Paracetamol 500 mg, Kafein 35 mg)
A λmaks1 = ax1bCx + ay1bCy
A λmaks2 = ax2bCx + ay2bCy
0,868 = 0,110.1.Cx + 0,024.1.Cy x 0,023
0,743 = 0,094.1.Cx + 0,023.1.Cy x 0,024
0,019964 = 0,00253 Cx + 0,000552 Cy
0,017832 = 0,002256 Cx + 0,000552 Cy -
0,002132 = 0,000274 Cx
0,002132
Cx = 0,000274

= 7,781

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
0,868 = 0,110.1.(7,781) + 0,024.1.Cy
0,743 = 0,094.1.(7,781) + 0,023.1.Cy
0,868 = 0,85591 + 0,024.1.Cy
0,743 = 0,731414 + 0,023.1.Cy -
0,125 = 0,124496 + 0,001 Cy
0,000504
Cy = 0,001

= 0,504
berat setara x Berat rata−rata
Byd = berat etiket
15 mg x 702 mg
= 535 mg

= 19,682 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Pct byd = berat etiket
berat sampel x 702 mg
19,682 = 500 mg

= 14,018 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Kafein byd =
berat etiket
berat sampel x 702 mg
19,682 = 35 mg

= 0,981 mg
Cx x Volume awal
% pct = x fp x 100%
berat sampel
7,781 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
14,018 mg

= 55,507%
Cy x Volume awal
% kafein = x fp x 100%
berat sampel
0,504 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
0,981 mg

= 51,376%

c) Bodrex (Paracetamol 600 mg, Kafein 50 mg)


A λmaks1 = ax1bCx + ay1bCy
A λmaks2 = ax2bCx + ay2bCy

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
1,021 = 0,110.1.Cx + 0,024.1.Cy x 0,023
0,880 = 0,094.1.Cx + 0,023.1.Cy x 0,024
0,023483 = 0,00253 Cx + 0,000552 Cy
0,02112 = 0,002256 Cx + 0,000552 Cy -
0,002363 = 0,000274 Cx
0,002363
Cx = 0,000274

= 8,624
1,021 = 0,110.1.(8,624) + 0,024.1.Cy
0,880 = 0,094.1.(8,624) + 0,023.1.Cy
1,021 = 0,94864 + 0,024.1.Cy
0,880 = 0,810656 + 0,023.1.Cy -
0,141 = 0,137984 + 0,001 Cy
0,003016
Cy = 0,001

= 3,016
berat setara x Berat rata−rata
Byd = berat etiket
15 mg x 836 mg
= 650 mg

= 19,292 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Pct byd =
berat etiket
berat sampel x 836 mg
19,292 = 600 mg

= 13,846 mg
berat sampel x Berat rata−rata
Kafein byd = berat etiket
berat sampel x 836 mg
19,292 =
50 mg

= 1,154 mg
Cx x Volume awal
% pct = x fp x 100%
berat sampel
8,624 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
13,846 mg

= 62,285%
Cy x Volume awal
% kafein = x fp x 100%
berat sampel

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
3,016 x 0,05 ml
= x 20 x 100%
1,154 mg

= 261,352%
Perhitungan Perbandingan
1. Panadol

ayλ2 A λ1 - ayλ1 A λ2
Cx =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)

0,023 𝑥 0,977−0,024 𝑥 0,877


= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)

0,022471−0,021048
= 1 (0,00253−0,002256)

0,001423
= 0,000274

= 5,193

axλ1 A λ2 – axλ2 A λ1
Cy =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)
0,110 𝑥 0,877−0,094 𝑥 0,977
= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)

0,096470−0,091838
= 1 (0,00253−0,002256)

0,004632
= 0,000274

= 16,905

2. Oskadon

ayλ2 A λ1 - ayλ1 A λ2
Cx =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)
0,023 𝑥 0,868−0,024 𝑥 0,743
= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)

0,019964−0,017832
= 1 (0,00253−0,002256)

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
0,002132
= 0,000274

= 7,781

axλ1 A λ2 – axλ2 A λ1
Cy =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)
0,110 𝑥 0,743−0,094 𝑥 0,868
= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)

0,081730−0,081592
= 1 (0,00253−0,002256)

0,000138
= 0,000274

= 0,504

3. Bodrex

ayλ2 A λ1 - ayλ1 A λ2
Cx =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)
0,023 𝑥 1,021−0,024 𝑥 0,880
= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)
0,023483−0,02112
= 1 (0,00253−0,002256)
0,002363
= 0,000274
= 8,624

axλ1 A λ2 – axλ2 A λ1
Cy =
b (ayλ2 axλ1 - ayλ1 axλ2)
0,110 𝑥 0,880 − 0,094 𝑥 1,021
= 1 (0,023 𝑥 0,110−0,024 𝑥 0,094)

0,096800−0,095974
= 1 (0,00253−0,002256)

0,000826
= 0,000274

= 3,014

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Pembahasan
Larutan baku atau larutan standar adalah larutan yang
kosentrasinya sudah diketahui. Dalam percobaan ini juga dilakukan
pembuatan kurva baku dari campuran parasetamol dan kafein. Dimana
kurva baru adalah perbandingan antara absorbansi zat dengan
kosentrasi pada panjang gelombang tertentu.
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi denga cara melewatkan cahaya dengan
panjang gelombang tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dielwatkan
akan sebanding dengan kosentarasi larutan yang didalam kuvet.
Adapun tujuan dari percobaan ini yang harus dicapai adalah
menentukan panjang gelombang maksimum serta kadar parasetamol
dan kafein secara spektrofotometri ultraviolet. Dimana hal yang
pertama dilakukan yaitu pembuatan larutan standar dengan kosentrasi
larutan stok untuk parasetamol 200 ppm dan kafein 100 ppm.
Karena menggunakan metode analisis penetapan kurva
baku maka larutan standar (senyawa murni obat) dibuat dengan
empat konsentrasi yaitu 4, 6, 8, dan 10 ppm yang merupakan larutan
seri konsentrasi. Sebelum dilakukan pengukuran serapan, maka
masing-masing komponen harus ditentukan panjang gelombang
maksimumnya terlebih dahulu. Alasannya penggunaan panjang
gelombang maksimum yakni panjang gelombang maksimal memiliki
kepekaan maksimal karena terjadi perubahan absorbansi yang paling
besar serta panjang gelombang maksimum bentuk kurva absorbansi
memiliki hukum Lambert-Beer.
Dalam percobaan ini, dilakukan penentuan kadar campuran
paracetamol dan kafein. Digunakan sampel campuran paracetamol
dan kafein karena banyak diedarkan dipasaran dengan dosis yang
berbeda.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
Pada sediaan obat panadol % kadar pct nya adalah 39,121%,
dan % kadar kafeinnya adalah 979,838%, sedangkan pada sediaan
obat oskadon % kadar pct nya adalah 55,507%, dan % kadar kafeinnya
adalah 51,376%, serta pada sediaan obat bodrex % kadar pct nya
adalah 62,285%, dan % kadar kafeinnya adalah 261,352%.
Adapun faktor kesalahan dari praktikum kali ini adalah
kurang teliti dari praktikan dalam melakukan praktikum, dan serta
kekurangan dalam kebersihan alat yang ingin digunakan.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapatkan hasil penetapan kadar
paracetamol yakni 62,285% dan kafein yakni 261,352%. Hasil yang
diperoleh tidak sesuai dengan literatur farmakope. Kadar parasetamol
dalam farmakope yaitu tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari
101,0%.
5.2 Saran
Adapun saran dalam praktikum kali ini adalah untuk
laboratorium hendaknya memberikan kelengkapan alat yang memadai
sehingga praktikum dalam berjalan dengan lancar.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.,2016., Penuntun Praktikum Spektroskopi Elusidasi Struktur


Molekul., Kimia Farmasi UMI;Makassar.

Cairns, Donald, 2008, Intisari Kimia Farmasi, EGC, Jakarta.

Day, R. A,. A. L. Underwood., 2001., Analisis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam., Jakarta;Penerbit Erlangga.

Damayanti, S., Ibrahim, S., Firman, K., and Tjahjono, D.H., 2003.,
Simultaneous Determination of Paracetamol and Ibuprofene
Mixtures By High Performance Liquid Chromatography. IJC.

Dirjen POM., 1979., Farmakope Indonesia Edisi III., Depkes RI., Jakarta.

Khopkar, S.M., 2003., Konsep Dasar Kimia Analitik., UI press.,Jakarta

Rohman, A., 2007., Kimia Farmasi Analisis., Pustaka Pelajar.,


Yogyakarta.

Sulistia, Gunawan., 2007., Farmakologi dan Terapi., UI Press., Jakarta.

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040
PENETAPAN KADAR SECARA MULTIKOMPONEN
CAMPURAN PARASETAMOL DAN KAFEINA
SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET
LAMPIRAN

Rahmat Nur Fitryanto Rizky Arfanita


15020150040

Anda mungkin juga menyukai