Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. PENDAHULUAN
2. TUJUAN
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. Dan
Tersedianya penyelenggaraan Puskesmas sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu demi terwujutnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal meliputi :
1. Terselenggaranya pelayanan yang optimal sehingga tercapainya
pelayanan
2. Untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana yang memadai,sehingga
dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.
3. Untuk mewujudkan lingkungan puskesmas yang memadai.
3. Keadaan Puskesmas
Lokasi Puskesmas Sekardangan terletak di perkotaan dari 5 kelurahan
dan 1 Desa dengan luas wilayah 32,08 km2.
Puskesmas ada di antara masyarakat dengan kebutuhan pelayanan
akan sarana yang berkualitas dan terjangkau untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan bersama, kami mohon bantuan dan kebijakan
di Kabupaten sidoarjo masih sangat kami butuhkan.
Puskesmas dalam pelaksanaannya pelayanan Ruang dan halaman yang
belum memenuhi Standart yang ada.
Dengan melihat ruang dan halaman fasilitas yang belum memadai,
maka puskesmas sangat membutuhkan bangunan Rumah Dagang dan
Industri (KADIN) untuk perluasan/menambah Ruang pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sekardangan.
4. Fakta yang berpengaruh terhadap persoalan :
a. Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan di suatu wilayah kerja tertentu dan merupakan jenis
fasilitas pelayanan kesehatan Tingkat Pertama.
b. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja Administrasi yaitu satu
wilayah kecamatan atau beberapa desa/kelurahan disatu wilayah
kecamatan.
c. Faktor wilayah ,kondisi dan jumlah penduduk merupakan dasar
pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja
Puskesmas (sebagaimana standart Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia , rasio kecukupan jumlah penduduk adalah 1 : 30.000
penduduk)
d. Penyelenggara Puskesmas perlu ditata ulang untuk meningkatkan
aksesibilitas, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta mensuseskan
program jaminan sosial nasional.
e. Dalam memberikan pelayanan Kesehatan khusunya tungkat pertama
harus berstandart berdasarkan pada kebutuhan dan kondisi masyarakat
dengan :
Kemampuan Penyelenggaraan anatara lain :
- Puskesmas Non Rawat Inap (Puskesmas Rawat Jalan)
Standart Puskesmas dengan 8 (delapan) karakteristik meliputi
- Standar manajemen dan Administrasi
- Standart manajemen opersaional
- Standart manajemen mutu
Standart sumber Daya
Standart Upaya Promosi Kesehatan
Standart Upaya Kesehatan Lingkungan
Standart Upaya Kesehatan Ibu dan anak dan Keluarga
Berencana
Standart Upaya meningkatan Gizi Masyarakat
Standart Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
Standar Upaya Pengobatan
- Standar Upaya pengobatan
- Standar Upaya penanganan Gawat Darurat
- Standar Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
- Standar Upaya laboratorium
Adapun Standar Minimal yang harus ada :
Standar Puskesmas memiliki unsur antara lain standar input,
satandar proses dan standar output.
1. Standar Input adalah tolok ukur yang digunakan menilai sumber
daya, sarana dan prasarana pendukung dalam pelaksanaan
Puskesmas
Misalnya :- Standar alat, standar bangunan dan ruang,standar
ketenagaan, standar manajemen dan standar upaya
pelayanan kesehatan
2. Standar Prose adalah tolok ukur yang digunakan untuk penilaian
pelayanan yang meliputi kegiatan dalam gedung, luar
gedung,rencana kegiatan,pencatatan,pelaporan,visualisasi data
dan evaluasi program secara berkala.
3. Standar outpu adalah tolok ukur yang digunakan Penialaian
Kinerja Puskesmas (PKP) setiap akhir tahun.
5. Analisa
A. Secara umum
Untuk memenuhi standar yang dibutuhkan pada pelayanan
kesehatan tingkat pertama adalah dengan beberapa kriteria lain
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan .
Standar pelayanan kesehatan dengan beberapa kriteria tersebut saat ini
sudah dilakukan dan dipnuhi , mengingat pelayanan kesehatan tingkat
pertama pada Puskesmas Sekardangan ada peningkatan kunjungan
pasien, hal tersebut dari evaluasi yang kami lakukan, maka tahapan-
tahapan yang perlu dilakukan perbaikan kualitas dan penambahan
kualitas terhadap standar pelayanan kesehatan dengan urutan adalah :
1. Ketenagaan
2. Prasarana
3. Peralatan
4. Perlengkapan
5. Sarana
A.1.Ketenagaan
Kami sudah mengusulkan formasi kebutuhan melalui formasi CPNS
dan kebutuhan untuk tenaga medis usulan Pegawai tidak Tetap
Daerah ( PTTD).
A.2. Prasarana
A.3. Peralatan
Saat ini untuk peralatan sudah dapat dipenuhi melalui droping dari
Dinas Kesehatan dan pemberian yang dilakukan Upt Puskesmas
sendiri, hanya kebutuhan kalibrasi peralatan secara periodik untuk
keakuratan fungsi dari peralatan.
A.4. Perlengkapan
Secara rutinitas dan berkelanjutan
A.5. Sarana
Sementara masih mencukupi hanya dipelukan pengamanan dan
pemeliharaan secara intensif, yang sesuai ketentuan tentang
pengelolaan barang milik Daerah (BMD)
B. Secara Khusur
Dari urutan prioritas kebutuhan standar pelayanan kesehatan tersebut
adalah prioritas kedua yang perlu dilakukan dengan penambahan
gedung/ruangan, tetapi lahan /tanah yang ada di Puskesmas
Sekardangan tidak memungkinkan.Salah satu yang diperlukan adalah
penambahan ruang unit Gawat Darurat (UGD) ,Ruang Tunggu Pasien
serta lahan parkir Ambulance,sehingga diperlukan penambahan
lahan/tanah beserta bangunannya milik KADIN yang berada di sebelah
timur Puskesmas.
C. Kesimpulan
Sesuai dengan prioritas kebutuhan untuk mencukupi standar pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sekardangan adalah kebutuhan prasarana
lahan/tanah beserta bangunan milik KADIN yang berada di sebelah
timur Puskesmas.
6. Harapan
Dari telaah dimaksud mohon perkenan Stake Holder di Kabupaten Sidoarjo
dapat memenuhi sebagai berikut :
1. Membantu dalam proses penamabahan laha/tanah milik KADIN sebelah
Timur Puskesmas Sekardangan.
2. Luas tanah milik KADIN adalah + 250 M2
Mohon kiranya Pemangku Kebijakan di Kabupaten Sidoarjo dapat
menyetujui usulan penembahan lahan/tanah beserta bangunan mili KADIN
agar dapat dipergunakan untuk kepentingan penambahan ruang
pelayanan kesehatan (UGD, Loket,laboratorium,poli gigi, poli gizi, poli
lansia, ruang obat ,pojok gizi, poli KIA/KAB,ruang tunggu, gudang obat,
ruang imunisasi,ruang TB, gudang obat, gudang Alkes, gudang
Umum,Ruang Pertemuan, lahan parkir dan ruang tunggu).
7. ANGGARAN
Anggaran Perbaikan menyesuaian aturan kabupaten Sidoarjo.
PENUTUP
3. JENIS KEGIATAN
Lokasi kegiatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo untuk Perluasan Puskesmas
Sekardangan pembuatan rumah Dinas,Pembuatan Aula,perluasan Loket,
Labotarorium ,Poli Gigi,Poli Gizi, Poli Lansia,Kamar Obat,Poli Umum, Poli
KIA/KB ,Pojok Gizi, Poli Imunisasi, Poli TB, Gudang Obat,Gudang Umum,
Gudang Alkes ada di Puskesmas Sekardangan :
3. Pafingisasi (17 m2 x 4 m2 = 68 m2 )
a. Pafingisasi
1. Tanah Uruk 2 truk : Rp. 1.000.000
2. Pafing : Rp. 3.400.000
3. Pasir 1 Col : Rp. 200.000
4. Semen 5 Sak : Rp. 1.560.000
5. Ongkos Tukang 25/m : Rp. 1.700.000
b. Pagar Besi
1. Batu Merah 3000 Biji : Rp. 1.650.000
2. Pasir 2 Truk : Rp. 500.000
3. Semen 5 Sak : Rp. 1.560.000
4. Pagar Besi 350/m : Rp. 5.950.000
5. Ongkos Tukang : Rp.10.000.000
Total : Rp. 27.520.00
PROPOSAL
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. Dan
Tersedianya penyelenggaraan Puskesmas sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu demi terwujutnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
3. JENIS KEGIATAN
Lokasi kegiatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo untuk Perluasan dan
perbaikan ruang yang ada di Puskesmas Buduran :
10. Perbaikan Ruang KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak,KB,Gizi )
11. Perluasan Ruang KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak,KB,Gizi )
13. SASARAN
Puskesmas memerlukan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
sesuai Standart, berkaitan dengan hal tersebut di Puskesmas Buduran
dalam hal sarana dan prasarana terdapat kekurangan berupa adanya
bangunan yang kurang layak digunakan.
Kerusakan di Puskesmas Buduran berupa keretakan pada tiang penyangga
, lantai menurun, dinding ruang KIA, KB, GIZI yang sewaktu-waktu dapat
roboh dan membayakan jiwa , serta ruang poli gigi yang perlu perluasan
karena terdapat kursi dan alat pemeriksaan gigi yang belum dioperasikan
(keterbatasan ruangan yang belum memenuhi standart), sehingga perlu
perbaikan ruang kantor dan pemasangan keramik dinding. Keadaan
sesungguhnya dapat dilihat dalam foto terlampir.
14. ANGGARAN
Anggaran dari rehab gedung sebanyak total Rp. 150.000.000 (Seratus
lima puluh juta rupiah )
Dengan Rincian :
RINCIAN PERBAIKAN RUANG KIA DAN RUANG GIGI
PENUTUP
TAHUN 2012
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Tersedianya Pedoman penyelenggaraan Puskesmas Pembantu
sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan efisien
agar terwujunya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah
kerja Puskesmas.
3. JENIS KEGIATAN
Lokasi kegiatan di wilayah Puskesmas Buduran Kabupaten
Sidoarjo untuk Rehab Pembangunan Puskesmas Pembantu Sidokepung
terletak di Desa Sidokepung sebagai berikut :
1. Perbaikan atap
2. Perbaikan dinding
3. Perbaikan lantai keramik
4. SASARAN
5. ANGGARAN
6. PENUTUP
PROPOSAL
TAHUN 2012
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Tersedianya Pedoman penyelenggaraan Puskesmas Pembantu
sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan efisien
agar terwujunya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah
kerja Puskesmas.
3. JENIS KEGIATAN
4. SASARAN
5. ANGGARAN
6. PENUTUP
PROPOSAL
TAHUN 2013
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Tersedianya Pedoman penyelenggaraan Puskesmas Pembantu
sehingga tercapainya pelayanan kesehatan yang aman, efektif dan efisien
agar terwujunya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di wilayah
kerja Puskesmas.
3. JENIS KEGIATAN
4. SASARAN
5. ANGGARAN
DENGAN RINCIAN :
N VOLUME (M2) KEGIATAN HARGA/M2 APBD Kab.(Rp)
O
1 17m x 12m = 204m2 - 2.000.000 408.000.000
2 17m x 12m = 204m2 Pengurukan 120.000 24.480.000
3 4m x 17m = 68m2 Pafingisasi 95.000 6.460.000
TOTAL 438.940.000
6. PENUTUP
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas. Dan
Tersedianya penyelenggaraan Puskesmas sehingga tercapai pelayanan
kesehatan yang aman dan bermutu demi terwujutnya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal
3. JENIS KEGIATAN
Lokasi kegiatan di wilayah Kabupaten Sidoarjo untuk Perluasan dan
perbaikan ruang yang ada di Puskesmas Buduran :
15. Perbaikan Ruang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak,KB,Gizi )
16. Perluasan Ruang KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak,KB,Gizi )
Volume Ruangan (4,2 x 3,65 = 15,33 M2)
17. Perluasan Ruang Gigi
Volume Ruangan (3,5 x3,3,65 = 12,775 M2 )
18. SASARAN
Puskesmas memerlukan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang
sesuai Standart , berkaitan dengan hal tersebut di Puskesmas Buduran
dalam hal sarana dan prasarana terdapat kekurangan berupa adaya
bangunan yang kurang layak digunakan.
19. ANGGARAN
Anggaran dari rehab gedung sebanyak total Rp.43.756.000 (Empat puluh
tiga juta tujuh ratus lima puluh enam ribu rupiah )
Dengan Rincian :
PENUTUP
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP....................................................................................
5.1. Kesimpulan ..........................................................................
5.2. Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Post Partum disebut juga masa nifas. Masa nifas atau masa
pueerperium merupakan masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 1 bulan atau 7 hari.
Masa neotatom merupakn masa kritis dari bayi, 2/3 kematian bayi
terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60 % kematian bayi bru
lahir terjadi pda waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat
dan asuhan pada ibu dan bayi masa – masa nifas dapat mencegah dapt
mencegah beberapa kematian pad saat ini (Saifuddin, 2006 :122)
Saat ini kematian ibu dan bayi mencapai 125 orang dari 100.000
angka kelahirna.Tingginya kelahiran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
langsung dan tidak langsung seperti perdarahan ,infeksi, keracunan
partus lama, aborsi dan kejang – kejang.
Tidak langsung karena lambatnya fasilitas pelayanan kesehatan,
lambatnya menerima pelayanan kesehatan memadai, keterlambatan
rujukan dari bidan ke bidan ke Puskesmas maupun Rumah Sakit di
Sidoarjo, angka kematian ibu pada tahun 2007 mencapai 28 orang.(Berita
kash,2006: Internet).
1.1 Tujuan
1.1. Manfaat
1.4.1 Bagi Instansi
Memberi tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan
dibidang kebidanan 2 sebagai wacana.
2.1 PENGERTIAN
a. Puerperium Dini
b. Puerperium Intermedial
c. Late Puerperium
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila ibu selama hamil atau wktu persalinan mempunyai koplikasi.
Waktu sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.(sinopsis obstetri jilid I 1998, hal 115)
2.3 PERUBAHAN-PERUBAHAN DARI ALAT-ALAT KANDUNGAN
c. luka-luka jalan lahir akan sembuh setelah + 6-7 hari bila tidak disertai
infeksi.
e. lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.
- Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, desiduda vornik, lanungo
dan menconium selama 2 hari post partum.
- Lochea sanguinolenta
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-3 post
partum.
- Lochea serosa
Berwaena cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14
- Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minngu
g.Ligamen – ligamen
h.Saluran Keming
i. Laktasi
Keadaan mammae pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu
melainkan colostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat areola
mammae. Colostrum adalah cairan kencing kuning yang keluar kira-kira
pada hari 1-3 setelah melahirkan.(sinopsis obsteri jilid,1,1998, hal 116)
B. GIZI
Makanan harus bermutu dan bergizi, cukup kalor, protein, banyak
cairan sayur-sayuran dan buah-buahan, ibu menyusui sebaiknya :
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
2. Makan dengan diet berimbang
3. Minum sedikitnya 3 lier air tiap hari
4. Pil zat besi untuk menambah zat gizi sedikitnya 40 hari
5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit
C. Miksi
D. Defaksi
Bab harus ada 3-4 hari post partum, bila BAB dan terjadi obstipasi,
E. Perawatan payudara
F. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina an tidak nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasa
nyeri lagiaman untuk melakukan hubungan suami istri kpan saja ibu
siap.
G. Mobilisasi
H. Keberrsihan diri
1. Anjurkan ibu bagaiman membersihkan daerah kelamin dengan
penuh.
I. Menyusui
J.Keluarga berencana.
Ibu post partum harus segera pergi atau memeriksa diri ke tempat
pelayanan kesehatan atau Puskesmas jika dalam masa nifasnya terdapat
tanda – tanda bahaya nifas antara lain :
Tujuan :
abnormal
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali
pusat untuk menjaga bayi tetap hangat dan merawat sehari – hari.
TINJAUAN KASUS
No Reg :
Tanggal : 19 – 7 – 2008
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS
Umur : 29 th Umur : 86 th
Penghasilan :- Penghasilan : -
2. STATUS PERKAWINAN
Perkawinan =1
Umur perkawinan = 22 th
Lama Kawin = 7 th
3. KELUHAN UTAMA
Ibu mengatakan melahirkan anak keduanya dengan normal jam 15.30 WIB
tanggal 18 – 7 – 08. Terasa nyeri pada alat kelaminnya
4. RIWAYAT KEBIDANAN
a. HAID
Menarche : 12 th
Lamnya : 7 hari
dua flek-flek
Baunya : Anyir
HPHT : 20 – 10 – 07 TD : 27 – 07 – 08
sejak 4 bulan
f. Pola sexual
Selama hamil : 1x /hari
Setelah melahirkan : belum melakukan
9.DATA PSIKOSOSIAL
Ibu mengatakan merasakan senang dan lega setelah melahirkan
bayinya yang sehat.Ibu berharap nifas ini berjalan dengan lancar.
Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga baik – baik saja.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami.
10.DATA SOSIAL BUDAYA
Ibu mengatakan bahwa tidak perlu mendapat pantangan makanan
maupun minum.
Selama nifas ini ibu juga tidak pernah minum jamu, merokok maupun
minum – minuman keras.
B. DATA OBYEKTIF
1.PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Compomentis
c. TTV =TD =110/70 mm Hg
S = 367 0 C
RR = 20x/hari
N = 80 x/menit
d.TB/BB = 153 cm/43 kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
Inspeksi,palpasi, auskultasi dan perkusi (mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki)
Kepala : Inspeksi = Rambut be sih, warna hitam dan tidak
rontok
Palpasi = Tidak ada benjolan
Muka : Inspeksi = Simetris, tidak oedem dan ekpresi wajah
mengerngai.
Mata : Inspeksi = Simetris, konjungtiva Merah muda ,sciera
putih palpasi = tidak oedem.
Hidung : Inspeksi = Simetri tidak ada polip, tidak ada
pernapasan cuping hidung tidak ada sekret.
Telinga : Inspeksi = Simetris, tidak ada serumen dan
pendengaran normal.
Mulut : inspeksi = Simetris, bibir tidak kering, tidak ada
stomatitis, lidah tidak kotor dan tidak
karies.
Leher : inspeksi = - Tidak ada pembesaran vena jagularis.
- Palpasi = Tidak ada pembesaran tyroid
- Tidak ada pembesaran kelenjarlimfe
- Tidak ada pembesaran vena jagularis
Dada : Inspeksi = Simetris ,hiperpgmentasi arcola
mamae,putting susu menonjol.
Ekstremitas atas
Inspeksi = Simetris, tidak oedem,tidak terpasang infus dan
pergerakan sendi bebas.
Palpasi = Tidak ada oedem, tidak ada varises dan tidak nyeri
Ekstremitas bawah
Inspeksi = Simetris, tidak oedem dan pergelangan sendi bebas.
Palpasi = tidak oedem, tidak varises dan tidak nyeri.
3.KESIMPULAN
P20002 Post Partum hari ke -2 dengan nyeri luka episotomi derajat 2.
II. INTERVENSI DATA DASAR
DX=Ny”M” P20002 Post Partum hari ke -2 dengan nyeri luka episotomi
derajat 2.
DS= Ibu menyatakan merasa senang telah melahirkan anak ke duanya
laki-laki dengan selamat jam 15.30 WIB Tanggal : 16 -07 -2007
DO= k/u Cukup
Sadaran : composmetis
TTV = TD = 110/70 mm Hg RR : 20 x/mnt
S = 3670c N : 80 x/mnt
Abdomen = Palpasi = Kontraksi baik, TKU 1 jari bawah pusat
Genetalia = = Inspeksi = Fluxus + 30 cc (lochea rubia)
terdapat t luka jahitan episiotomi derajat 2.
Bayi,lahir spontan belakang , BB= 270 gr, PB= 49 cm, A-5 =7-8, jenis
kelamin Laki –laki
Masalah = nyeri
DO = - K/U = Cukup
derajat 2.
6. Memberikan Terapi
a. Bimoxil 3x1
b. Erobron 3x1
c. Fenamin 3x1
d. Pospargin 2x1
IV. EVALUASI
DV = Ny”M” Umur 29 tahun P20002 Post Partum hari ke 2 dengan luka
episiotomi derajat 2.
Jangka Pendek :
Tanggal : 18 -07-2007 Jam,09.35 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
4.5 Intervensi
Penulis pada tinjauan teori menulikan intervensi semua yang sering
terjadi pada ibu post partum dengan nyeri luka episiotomi,tetapi pada
tinjauan kasus penulis hanya menuliskan intervensi pada ibu post partum
dan gangguan rasa nyaman (nyeri). Sehingga terdapat kesesuain antara
tinjaun pustaka dan tinjauan kasus.
4.6. Implementasi
4.7. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah
paetus selesai dan berakhir sampai kira-kira 6 mgg.
Selain itu perbahan – perubahan fisiologis yang
meliputi perbahan fisik maupun peubahan psikis
terjadi pada masa nifas dan hal tersebut harus
diperhatikan. Krena sudah kita ketahui bahwa 50%
dan 60 % kematian ibu disebabkan timbulnya
infeksi dan perdarahan masa nifas. Oleh karena itu
perawatan post partum sangat penting untuk
menghindari terjadinya komplikasi masa nfas. Untuk
itu personal hygrene harus dieperhatikan pola
nutrisi yang baik untuk proses persembuhan luka.
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka.
Mochtar, Rustan, 1998. Sinopsis Obsteri Jilid 2, Jakarta : EGC
Kedokteran UI.
Pustaka.
Aesculopius, FKUI.
Ida Bagus, Gede Mauaba, 1998. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan dan
Aesulepius, FKUI