Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA

PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP(OVERBURDEN)


UNTUK MEMPERBAIKI FRAGMENTASI BATUAN
DI PT. JORONG BARUTAMA GRESTON, KEC. JORONG,
KAB.TANAH LAUT, PROV. KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan


Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh
PENSASI PANJAITAN
14.286.0026

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEGNOLOGI TD PARDEDE
MEDAN
2018
INDENTITAS USULAN PENELITIAN
TUGAS AKHIR MAHASISWA
1. Judul : Kajian Tekniks Geometri Peledakan Pada Pengupasan
Lapisan Tanah Penutup (Overburden) Untuk Memperbaiki
Fragmentasi Batuan Pada PT. JORONG BARUTAMA
GRESTON, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut,
Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Pengusul
Nama : Pensasi Panjaitan
Nim : 14.286.0026
Jenis Kelamin : Perempuan
Semester : VII ( delapan)
Nama Kampus : Institut Sains Dan Teknologi TD. Pardede Medan
Jurusan : Teknik Pertambangan
3. Lokasi Penelitian : PT. Jorong Barutama Greston

Medan, 22 Maret 2018


Pengusul

Pensasi Panjaitan
LEMBAR PENGESAHAN
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA
PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP(OVERBURDEN)
UNTUK MEMPERBAIKI FRAGMENTASI BATUAN
DI PT. JORONG BARUTAMA GRESTON, KEC.JORONG,
KAB.TANAH LAUT, PROV.KALIMANTAN SELATAN
A. JUDUL

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PELEDAKAN PADA PENGUPASAN

LAPISAN TANAH PENUTUP (OVERBURDEN) UNTUK MEMPERBAIKI

FRAGMENTASI BATUAN DI. PT.JORONG BARUTAMA GRESTON,

KEC.JORONG, KAB.TANAH LAUT, PROV.KALIMANTAN SELATAN.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

CadanganBatubara PT. Jorong Barutama Greston, Kalimantan Selatan di

tambang dengan sistem tambang terbuka (surface mining) dengan metode

stripmine. Kegiatan utama pada penambangan tersebut terdiri dari

pengupasan lapisan tanah penutup, pembongkaran dengan peledakan,

pemuatan dan pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi peremukan

(crushing plant) maupun ke lokasi dumping.

Dalam pekerjaan pada tambang terbuka pada tambang batubara,

peledakan produksi merupakan metode yang dominandalam penggalian

batuan dan batubara.

Masalah yang sering timbul pada penambangan adalah diperolehnya

ukuran batuan yang tidak sesuai dengan ukuran gape crusher pada proses

peremukan sehingga diperlukan adanya secondary blasting dan pemecahan

ulang dengan rock breaker. Hal ini menyebabkan kegiatan pembongkaran

dengan peledakan tidak ekonomis lagi. Dan biasanya masalah ini terjadi

karena cara pembongkaran yang tidak sesuai dengan pola pemboran dan

peledakan yang dianjurkan, yang dalam hal ini dapat juga karena faktor

pengisian bahan peledak.


Dengan perencanaan yang baik yang mencakup pemilihan alat bor yang

tepat, penentuan geometri peledakan, pola pemboran, pola peledakan dan

pemilihan bahan peledak serta pelaksanaan di lapangan yang sesuai dengan

prosedur danpengawasan yang bertanggung jawab akan sangat menentukan

keberhasilan proses pembongkaran sehingga akan diperoleh ukuran boulder

yang dibutuhkan.

C. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar sarjana pada

Jursan Teknik Pertambangan.

2. Mengkaji geometri peledakan yang digunakan di lapangan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil

peledakan.

Pengamatan pada peledakan lebih difokuskan pada hasil peledakan,

yaitu fragmentasi batuan hasil peledakan khususnya mengurangi persentase

bongkah (boulder). Selain itu juga dibuat rancangan desain peledakan sebagai

sistem alternatif yang juga menguntungkan untuk diterapkan pada Tambang

TerbukaPT. Jorong Barutama Greston . Dari penelitian ini akan diperoleh

gambaran permasalahan yang ada dan diupayakan untuk dicarikan jalan

penyelesaian yang terbaik, sehingga nantinya dapat tercapai tujuan yang

diharapkan.

D. PERUMUSAN MASALAH

Untuk memperbaiki fragmentasi batuan yang diinginkan maka hal yang

perlu diperhatikan ialah:


1. Mengetahui geometri peledakan dan teknik peledakan yang digunakan

2. Menentukan pola pemboran, yaitu sejajar atau selang-seling dan pola

peledakan yaitu pola serentak atau beruntun.

E. BATASAN MASALAH

Adapun Batasan masalah dari penelitian adalah:

1. Membahas tentang geometri peledakan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi batuan.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penilitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini

adalah dengan mengamati beberapa faktor dalam proses peledakan yang

dilakukan dan mengamati hasil dari proses kegiatan peledakan (fragmentasi)

tersebut yang mempengaruhi hasil peledakan, baik itu faktor yang dapt

dikendalikan maupun faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh manusia guna

untuk menghasilkan fragmentasi yang dikehendaki. Adapun prosedur penelitian

yang dilakukan penulis dalam penulisan sebagai berikut:

1. Pengambilan Data

Untuk mengefesiensikan pengambilan data yang berhubungan dengan

masalah yang akan diamati, maka pengambilan data dibagi menjadi dua data

pokok pengamatan, yaitu:

 Data primer

Yaitu data yang mana pengamatannya dilakukan lansung di

lapangan, adapun beberapa data yang termasuk didalamnya yaitu:

- Jenis dan jumlah bahan peledak yang digunakan.


- Geometri pemboran yang dilakukan.

- Geometri-geometri peledakan

- Fragmentasi batuan yang dihasilkan

 Data sekunder

Yaitu suatu data yang pengamatannya dapat tanpa lansung dilakukan

pengamatan di lapangan (studi literatur).

2. Pengolahan Data

Setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan selanjutnya pengolahan

data dilakukan dengan jalan mengelompokkan dan mengumpulkannya untuk

memudahkan dalam menganalisa data-data yang ada.

G. TEMPAT DAN WAKTU PENGAMATAN

Pengamatan akan dilakukan diPT.Jorong Barutama Greston, Kec.Jorong,

Kab.Tanah Laut, Prov.Kalimantan Selatan. Meliputi bimbingan dari pihak

perusahaan, observasi lansung dan tidak lansung, pengumpulan data kwalitatif dan

kwantitatif, penyusunan laporan dan penutup. Adapun waktu kegiatan

pengamatan yang dilakukan akan dimulai pada akhir bulan April 2018.

H. DASAR TEORI

a.Diameter Lubang Tembak

Diameter lubang tembak yang biasanya dipilih disesuaikan dengan sifat-

sifat fisik batuan yang akan diledakkan. Apabila batuan yang akan diledakkan

sukar pecah maka penggunaan diameter lubang tembak yang kecil akan dapat

menghasilkan energi peledakkan yang lebih baik.

b. Kemiringan Lubang Tembak

1). Lubang Tembak Vertikal


Suatu jenjang dengan arah lubang tembak vertikal diledakkan, maka

bagian lantai jenjang akan menerima gelombang tekan terbesar. Gelombang

tekan tersebut sebagian akan dipantulkan pada bidang bebas dan sebagian lagi

diteruskan pada bagian bawah lantai jenjang (lihat gambar dibawah).

2). Lubang Tembak Miring

Pada lubang tembak miring, bidang bebas akan menerima gelombang

tekan untuk dipantulkan lebih besar dan gelombang tekan yang diteruskan

pada bagian bawah lantai jenjang lebih kecil (lihat gambar dibawah). Dengan

demikian sebagian besar gelombang tekan yang dihasilkan oleh bahan

peledak digunakan untuk membongkar batuan.


Daerah bongkar besar
Lantai Atas Daerah backbreak
450 Stemming

Gel.Tekan diteruskan
Gel.Tekan dipantulkan

450 Lantai Bawah

Lubang tembak

tegak Daerah bongkar besar

Daerah backbreak
Lantai Atas Stemming

Gel.Tekan diteruskan
450
Gel.Tekan dipantulkan

450 Lantai Bawah

Lubang tembak miring

Gambar 3.3.
Pemborandengan lubang tembak tegak dan lubang tembak miring
c. Pola Pemboran
Pola pemboran merupakan suatu pola pada kegiatan pemboran dengan
menempatkan lubang – lubang tembak secara sistematis. Berdasarkan letak
– letak lubang bor maka pola pemboran pada umumnya dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
 Pola pemboran sejajar (paralel pattern)
 Pola pemboran selang-seling (staggered pattern)
Pola pemboran sejajar adalah pola dengan penempatan lubang-
lubang tembak yang saling sejajar pada setiap kolomnya. Sedangkan pola
pemboran selang-seling, adalah pola dengan penempatan lubang-lubang
tembak secara selang – seling pada setiap kolomnya.
Dalam penerapannya di lapangan, pola pemboran sejajar
merupakan pola yang lebih mudah dalam melakukan pemboran dan untuk
pengaturan lebih lanjut. Tetapi perolehan fragmentasi batuannya kurang
seragam, sedangkan pola pemboran selang – seling lebih sulit
penanganannya di lapangan namun fragmentasi batuannya lebih baik dan
seragam.
Menurut hasil penelitian di lapangan pada jenis batuan kompak,
menunjukan bahwa hasil produktivitas dan fragmentasi peledakan dengan
menggunakan pola pemboran selang-seling lebih baik dari pada pola
pemboran sejajar, hal ini disebabkan energi yang dihasilkan pada
pemboran selang-seling lebih optimal dalam mendistribusikan energi
peledakan yang bekerja dalam batuan.
S A. Pola pemboran
sejajar
(paralel).

S = Spasi
B B = Burden

Free Face

S B. Pola pemboran
selang-seling
(staggered).

B S = Spasi
B = Burden
B

Free Face

Gambar 3.4.
Pola pemboran

d. Pola Peledakan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang – lubang


bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara
lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini
ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan serta arah runtuhan material
yang diharapkan.Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan
diklasifikasikan sebagai berikut (Gambar 3.8) :
a. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan
membentuk kotak
b. Corner cut (echelon cut) , yaitu pola peledakan yang arah runtuhan
batuannya ke salah satu sudut dari bidang bebasnya.
c. “V” cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan
membentuk huruf V.
Berdasarkan urutan waktu peledakan, maka pola peledakan diklasifikasikan
sebagai berikut :
a. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan
secara serentak untuk semua lubang tembak.
b. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan
dengan waktu tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

Bidang Bebas BOX CUT


2 1 1 1 1 2
1 1

3 2 2 2 2 3

Bidang Bebas
2 1 0 1 2

3 2 1 2 3

4 3 2 3 4

Keterangan :
1, 2, … = Nomor urutan peledakan
= Arah runtuhan batuan
Bidang Bebas ECHELON CUT
5 4 3 2 1

6 5 4 3 2
Keterangan :
7 6 5 4 3 1, 2, … = Nomor urutan peledakan
= Arah runtuhan batuan

Gambar 3.8.
Pola peledakan berdasarkan arah runtuhan batuan

Setiap lubang tembak yang akan diledakkan harus memiliki ruang yang
cukup kearah bidang bebas terdekat agar energi terkonsentrasi secara
maksimal sehingga lubang tembak akan terdesak, mengembang, dan pecah.
Secara teoritis, dengan adanya tiga bidang bebas (free face) maka kuat
tarik batuan akan berkurang sehingga meningkatkan energi ledakan untuk
pemecahan batuan dengan syarat lokasi dua bidang bebasnya memiliki jarak
yang sama terhadap lubang tembak.
e. Kecepatan Pemboran
- Cycle Time

Ct = Pt + Bt + St + Ft + Dt
Dimana :

Ct = Cycle time

Pt = Waktu untuk mengambil posisi (positioning time)

Bt = Waktu untuk membor (boring time)

St = Waktu untuk menambah, mengganti batang bor

Ft = Waktu untuk mencabut rod dan membersihkan lubang

Dt = Waktu untuk mengatasi hambatan-hambatan (delay time)

- Kecepatan pemboran

H1
Vt1 =
Ct1

Dimana :
Vt = Kecepatan pemboran
H = Kedalaman lubang tembak
Ct = Cycle time

- Kecepatan pemboran rata-rata (GDR)


Vt1 + Vt2 + . . . + Vtn
Vt =
n
Dimana :
n = Jumlah pengamatan

f. Volume Setara

A x L
Veq =
n x H
Dimana :
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
n = jumlah lubang tembak
H = kedalaman lubang tembak

g. Produksi Alat Bor


P = Vt x Veq x E
Dimana :
P = produksi alat bor
Vt = kecepatan pemboran
Veq = volume setara
E = effesiensi kerja alat bor

h. Geometri Peledakkan
- Konya Teori
B = 3,15 De ( SGe/SGr )1/3
Dimana :
B = Burden
SGe = SG bahan peledak
SGr = SG batuan
De = Diameter lubang tembak
- R.L. Ash Teori
Ep
AF1 = { }1/3
Epst

dest
AF2 = { }1/3
de
Dimana :
Ep = energi potensial bahan peledak
Epst = energi potensial peledak standart
de = densitas batuan yang diledakkan
dest = densitas batuan standart

KB terkoreksi = KB standart x AF1 x AF2


KB terkoreksi x De
B =
12

Hubungan antar variabel R.L Ash :


- Burden Ratio
12 B
Kb =
De

- Hole Depth Ratio


H = Kh x B Kh = 1,5 - 4,0
- Sub Drilling Ratio
J = Kj x B Kj = 0,2 - 0,4
- Stemming Ratio
T = Kt x B Kt = 0,7 - 1,0
- Spacing Ratio
S = Ks x B Ks = 1,1 - 1,8

i. Metode Peledakan
Sampai saat ini dikenal ada empat jenis metode peledakkan, yaitu :
- Metode sumbu api
- Metode sumbu ledak
- Metode Listrik
- Metode Non Electric (nonel)
Sedangkan kebutuhan mengenai peralatan dan perlengkapan
tergantung dari metode yang akan digunakan.
j. Kapasitas Produksi
1. Jumlah batuan yang diledakkan
W = A x L x dr
Dimana :
W = berat batuan
A = luas daerah yang akan diledakkan
L = tinggi jenjang
dr = densitas batuan
2. Penentuan Tingkat Fragmentasi Batuan Hasil Peledakan
Penentuan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan dengan cara
membandingkan antara volume nyata batuan hasil peledakan dengan
volume batuan yang tidak memerlukan pemecahan ulang.
Fragmentasi batuan yang memerlukan pemecahan ulang
dinyatakan sebagai bongkah (boulder) dari hasil peledakan, sehingga
diperlukan upaya pemecahan ulang agar batuan tersebut bisa digunakan.
Dalam menentukan tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan ada
beberapa metode yang bisa digunakan, seperti :
 Metode photography
 Metode photogrametry
 Metode photography berkecepatan tinggi
 Analisa produtivitas alat muat
 Analisa volume material pada pemecahan ulang
 Analisa visual komputer
 Analisa kenampakan kualitatif
 Analisa ayakan
 Analisa produktivitas alat peremuk
Penentuan fragmentasi batuan hasil peledakan di PT. Jorong
Barutama Greston Kalimantan Selatan dengan menerapkan analisa
volume produktivitas alat peremuk. Cara ini digunakan karena lebih teliti
dalam perhitungannya.
X = A (V/Q)0,8 . Q0,17 . (E/115)-0,63
Dimana :
X = ukuran fragmentasi batuan
A = faktor batuan
V = volume batuan yang dihancurkan tiap lubang tembak
Q = berat bahan peledak
E = energi potensial relatif
3. Bahan peledak yang diperlukan
E = de x Pc x N
Dimana :
E = jumlah bahan peledak yang diperlukan
de = densitas bahan peledak
Pe = tinggi kolom isian bahan peledak
N = jumlah lubang tembak
4. Powder Factor (Pf)
W
Pf =
E
5. Blasting Ratio (Br)
E
Br =
W
I. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Sesuai dengan surat permohonan yang saya ajukan, saya bermaksud
melaksanakan penelitian pada tanggal 01 Mei 2018 – 01 Juli 2018 dengan
perincian kegiatan sebagai berikut:
N WAKTU (MINGGU)
O JENIS KEGIATAN
I II III IV V VI VII VIII

1 STUDI
LITERATUR
2 OBSERVASI
3 PENGUMPULAN
DATA
4 PENGOLAHAN
DATA
5 PEMBUATAN
LAPORAN

J. PENUTUP

Demikian proposal permohonan Tugas Akhir yang saya rencanakan di


PT.Jorong Barutama Greston, Kec.Jorong, Kab.Tanah Laut, Prov.Kalimantan
Selatan. Besar harapan saya proposal ini dapat di terima oleh perusahaan yang
Bapak/Ibu pimpin. Dan saya juga akan memanfaatkan sebaik-baiknya
kesempatan yang Bapak/Ibu berikan kepada saya untuk melakukan penelitian
ini. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki , maka saya
mengharapkan bantuan dan dukungan, baik moral maupun materi dari
perusahaan pada kegiatan penelitian ini. Bantuan yang sangat saya harapkan
dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
1. Adanya bimbingan selama melakukan penelitian di lapangan maupun di
perusahaan.
2. Kemudahan dalam mengadakan pengamatan ataupun pengambilan data-
data yang diperlukan selama pelaksanaan penelitian.
Atas perhatian dan bantuan yang diberikan saya ucapkan terimakasih.
K. RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
RINGKASAN ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BABI.PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................
1.3. Perumusan Masalah ........................................................................
1.4. Pembatasan Masalah ......................................................................
1.5. Metodologi Penelitian ....................................................................
1.6. Lokasi dan Penelitian

II. TINJAUAN UMUM ................................................................................


2.1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT. JORONG BARUTAMA
GRESTON.......................................................................................
2.2. Lokasi dan Kesampaian Daerah .....................................................
2.3. Iklim dan Curah Hujan
2.4. Keadaan Geologi ............................................................................
2.4.1 Morfologi Regional .........................................................................
2.4.2 Stratigrafi Regional .........................................................................
2.4.3 Struktur Geologi ..............................................................................
2.5. Tahapan Kegiatan Pengupasan Lapisan Tanah Penutup .................
2.5.1. Pemboran dan Peledakan ................................................................
2.5.2. Penggusuran dan Penggaruan .........................................................
2.5.3 Penggalian (digging) ......................................................................
2.5.4 Pemuatan (loading) .........................................................................

III. DASAR TEORI .......................................................................................


3.1. Kemampuan Batuan (Rippability) ...................................................
3.2. Sejarah Bahan Peledak ...................................................................
3.3. Klasifikasi Bahan Peledak ...............................................................
3.4. Sifat-Sifat Bahan Peledak ................................................................
3.4.1. Kekuatan (Strength) ........................................................................
3.4.2. Kecepatan Detonasi (VOD).............................................................
3.4.3. Densitas (Density) ...........................................................................
3.5. Kondisi Massa Batuan .....................................................................
3.5.1 Jenis Batuan .....................................................................................
3.5.2 Sifat Fisik Batuan ............................................................................
3.6. Mekanisme Pecahnya Batuan ..........................................................
3.7. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Operasi Peledakan ..........
3.7.1. Faktor Yang Tidak Dapat Dikendalikan .........................................
3.7.1.1. Geologi ........................................................................................
3.7.1.2. Struktur Diskontinuitas ................................................................
3.7.1.3. Pengaruh Air ................................................................................
3.7.1.4. Kondisi Cuaca ..............................................................................
3.7.2. Faktor Yang Dapat Dikendalikan ....................................................
3.7.2.1.Diameter Lubang Ledak ...............................................................
3.7.2.2.Inklinasi Lubang Ledak ...............................................................
3.7.2.3. Pola Pemboran ............................................................................
3.7.2.4. Pola Peledakan .............................................................................
3.7.2.5. Geometri Peledakan ....................................................................
3.7.2.5.1. Penentuan Burden (B)...............................................................
3.7.2.5.2. Spacing (S) ...............................................................................
3.7.2.5.3. Stemming (T) ...........................................................................
3.7.2.5.4. subdrilling (J) ...........................................................................
3.7.2.5.5. Kedalaman Lubang Ledak (H) .................................................
3.7.2.5.6. Panjang Kolom Isian (PC) ........................................................
3.7.2.6. LoadingDensity(de) .....................................................................
3.7.2.7. Jumlah Pemakaian Bahan Peledak (W) .......................................
3.7.2.8. Volume Peledakan (V) ................................................................
3.7.2.9. Power Factor (PF) .......................................................................
3.7.3. Hasil Peledakan .............................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................


4.1. Persiapan Lokasi Peledakan ..............................................................
4.2. Pemboran Lubang Ledak ...................................................................
4.3. Pemeriksaan Lubang Ledak ...............................................................
4.4. Pengisian Bahan Peledak ..................................................................
4.5. Perangkaian .......................................................................................
4.6. Peledakan ..........................................................................................
4.6.1. Geometri Peledakan .......................................................................
4.6.2. Pemakaian Bahan Peledak ..............................................................
4.6.3. Powerfactor (PF) ...........................................................................
4.7. Fragmentasi Hasil Peledakan .............................................................

VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................


4.1 Kesimpulan .....................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
L. DAFTAR PUSTAKA

1. Hemphill ., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York
2. Naapuri, Jukka, “Surface Drilling and Blasting”, Tamrock, 1987 - 1988

3. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New
York,1973
4. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik
Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984
5. Koesnaryo, S. Ir. Teknik Pemboran dan Peledakan “Jurusan Teknik
Pertambanagan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional ”Veteran” Yogyakarta 1988.
6. Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi,
Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994

Anda mungkin juga menyukai