3. Patofisiologi
Perikoronitis berawal dari gigi yang erupsi sebagian, mahkota gigi diliputi oleh
jaringan lunak yang disebut dengan operkulum. Antara operkulum dengan mahkota gigi
yang erupsi sebagian terdapat spasia yang membentuk pseudopoket. Debris makanan
dapat berkumpul pada poket antara operkulum dan gigi impaksi, sehingga tidak dapat
dibersihkan dari sisa makanan dengan sempurna akhirnya menyebabkan infeksi oleh
berbagai macam flora normal rongga mulut, terutama mikroflora subgingiva yang
membentuk koloni di celah tersebut. Keadaan ini juga dapat diperparah karena salah
satunya kebersihan rongga mulut yang kurang, sehingga terdapat akumulasi plak, dapat
mendukung berkembangnya koloni bakteri dan juga infeksi ini dapat bersifat lokal atau
dapat meluas ke jaringan yang lebih dalam dan melibatkan spasia jaringan lunak yang
lainnya (Bataineh et al, 2003).
A. Operkulektomi
1. Gambaran Umum
Operkulum adalah flap jaringan gingiva yang padat berserat yang mencakup sekitar
50 % dari permukaan oklusal yang menutupi sebagian dari molar ketiga pada mandibula.
Pengambilan flap ini dikenal sebagai operkulektomi. Operkulektomi dilakukan dengan
menggunakan menggunakan pisau bedah biasa atau gunting. Operkulektomi atau
perikoronal flap adalah pembuangan operkulum secara bedah. Perawatan perikoronitis
tergantung pada derajat keparahan inflamasinya. Komplikasi sistemik yang ditimbulkan
dan pertimbangan apakah gigi yang terlibat nantinya akan dicabut atau dipertahankan
(Shepherd dan Brickley, 1994).
Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah faktor usia dan kapan dimulai adanya
keluhan. Perlu adanya observasi mengenai hal tersebut karena jika usia pasien adalah usia
muda dimana gigi terakhir memang waktunya untuk erupsi dan mulai keluhan baru saja
terjadi, maka operkulektomi sebaiknya tidak dilakukan dulu. Kondisi akut merupakan
kontra indikasi dilakukannya operkulektomi, namun tindakan emergensi dapat dilakukan
hingga kondisi akut dapat ditanggulangi kemudian keadaan dievaluasi untuk dapat
melakukan operkulektomi (Shepherd dan Brickley, 1994).
Gambar 1. Operkulektomi
2. Indikasi dan Kontraindikasi
a. Indikasi
1) Erupsi sempurna ( bagian dari gigi terletak pada ketinggian yang sama pada
garis oklusal)
2) Adanya ruang yang cukup untuk ditempati coronal, adanya ruangan yang
cukup antara ramus dan sisi distal M2
3) Inklinasi yang tegak
4) Ada antagonis dengan oklusi yang baik
b. Kontraindikasi
1) Kondisi perikoronitis akut.
2) Gigi tumbuh unfavorable atau gigi tumbuh dengan posisi horizontal.
Bataineh QM et al. 2003. The Predisposing Factors of Pericoronitis of Mandibular Third Molars
in a Jordania Population. J Oral Maxillofacial surgery.
Eduaro AP, Mario JAC. 2005. Prevotella Intermedia and Porphyromonas GingivaisIsolated from
Osseointegrated Dental Implants: Colonization and Antimicrobial Susceptibility. Brazilian
J Microbiol.
Hupp J, Ellis E, Tucker H. 2008. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery 5th edition. St.
Louis Missouri. Mosby Elsevier.
Mansour MH, Cox SC. 2006. Patiens Presenting to the general practitioner with pain from dental
origin. Australia Med J.
Meurman JH, Rajasuo A, Murtomaa H, Savoleinen S. 1995. Respiratory tract infections and
contaminant pericoronitis of the wisdom teeth. British Med.
Keys D and Bartold M. 2000. Periodontal conditions of relevance to the Australian Defence Force.
Australian Defence Force Health.
Laine M, Venta I, Hyrkas T, Jian MA and Konttinen YT. 2003. Chronic Inflamation around
painless partially erupted third molars. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod.
Leung AKC and Robson WLM. 2004. Childhood Cervical Lymphadenopathy. Ped Health Care.
Shepherd JP, Brickley M. 1994. Surgical Removal of Third Molars. British Med J.
Sixou JL, Magaud C, Jolived-Gougeon A, Cormier M, Bonnaure-Mallet M. 2003. Evaluation of
the Mandibular Third Molar Pericoronitis Flora and Its Susceptibility to Different
Antibiotics Prescribed in France. J. Clin. Micro.
Topazian RG, Goldberg MH, and Hupp JR. 2002. Oral and Maxillofacial Infection.4th Edition.
Philadhelphia: WB Saunders Company.
Volk WA dan Wheeler MF. 1984. Basic Microbiology. 5th Edition. Harper and Row, Publisher,
Inc. Diterjemahkan oleh Adisoemarto S, 1990. Mikrobiologi Dasar jilid 2; Erlangga; Jakarta.