Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap aspek
kehidupan manusia, termasuk di antaranya masalah kesehatan dan pengobatan.
Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu pengobatan barat.
Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi pionir ilmu kedokteran
modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada cara-cara alami dan metode
ilahiah. Yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi seorang muslim dalam
menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya. Sebagai khalifah di muka bumi,
manusia dibekali akal oleh Allah SWT, disamping sebagai instink yang
mendorong manusia untuk mencari segala sesuatu yang di butuhkan untuk
melestarikan hidupnya seperti makan, minum dan tempat berlindung. Dalam
mencari hal-hal tersebut, manusia akan mendapat pengalaman yang baik dan
yang kurang baik maupun yang membahayakan. Maka akal lah yang mengolah,
meningkatkan serta mengembangkan pengalaman tersebut untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Karena itu, manusia selalu dalam proses mencari dan
menyempurnakan hingga selalu progresif. Akal lah yang membentuk serta
membina kebudayaan manusia dalam bebragai aspek kehidupannya termasuk
dalam bidang pengobatan.
Perkembangan keilmuan sedemikian pesatnya, demikian pula dengan
berkembangnya berbagai jenis upaya penyembuhan yang semakin luas dikenal
oleh kalangan masyarakat. Pengobatan Konvensional atau dikenal sebagai
pengobatan modern kini memiliki kecanggihan tehnologi yang semakin populer,
hal ini juga diimbangi dengan kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan
tehnologi yang semakin mampu membuktikan banyaknya pengobatan-
pengobatan yang pada masa dulu sudah dilakukan oleh nenek moyang kita
dapat diteliti, dipelajari, dan dikembangkan sehingga mampu bersinergi dengan
pengobatan konvensional. Pengobatan non-konvensional yang disebut sebagai
pengobatan Alternatif semakin banyak didipraktekkan baik oleh praktisi medis
maupun non-medis, dengan menerapkan metode, alat maupun obat-obatan
alamiah yang juga dapat diaplikasikan dalam praktek- praktek mandiri.
Pengobatan alternatif adalah pengobatan yang prinsipnya adalah tidak menekan
gejala tapi mencari penyebab dan mengobatinya. Pengobatan non-konvensional
ini atau sering disebut pengobatan alternatif adalah semua jenis pengobatan atau
terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk pengobatan konvensional yang
direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan, seperti namanya,
pengobatan komplementer tersebut dipergunakan untuk melengkapi pengobatan
konvensional. Dan pengobatan alternatif akan di bahas pada makalah ini.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pengobatan alternatif ?
2. Apa dasar hukum kewajiban berobat ketika sakit ?
3. Apa saja macam-macam pengobatan alternatif ?
4. Apa alasan melakukan pengobatan alternatif ?
5. Apa Hukum melakukan pengobatan alternaif ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian pengobatan alternatif .
2. Untuk mengetahui dasar hukum kewajiban berobat ketika sakit .
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam pengobatan alternatif .
4. Untuk mengetahui alasan melakukan pengobatan alternatif .
5. Untuk mengetahui Hukum melakukan pengobatan alternaif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGOBATAN ALTERNATIF


Pengobtan alternatif adalah jenis pengobatan dengan menggunakan
metode pengobatan non medis atau bisa juga diartikan sebagai jenis pengobatan
yang berfungsi sebagai metode pengobatan pendukung pengobatan medis.
Pengobatan alternatif juga dapat mencakup perawatan seperti jamu, biofeedback,
bekam, gurah, homeopati dan akupunktur, yang semuanya tidak diklasifikasikan
sebagai praktik standar dalam sistem kedokteran Barat. Pengobatan alternatif,
atau dikenal juga sebagai pengobatan komplementer atau pengobatan integratif
atau holistik, juga dapat merujuk kepada pengobatan medis apapun yang tanpa
menggunakan obat. Filosofi dari pengobatan alternatif biasanya menekankan
promosi kesehatan, penyembuhan dan pencegahan melalui kesadaran diri atas
pikiran dan tubuh, serta olahraga, gizi, dan bentuk lain dari perawatan diri.
Istilah “alternatif” sebenarnya lebih banyak digunakan di negara-negara
berkembang, seperti di negara Indonesia. Sedangkan di negara-negara Eropa dan
Amerika, peran dari pengobatan “alternatif” ini terutama sebagai “pelengkap”
atau “tambahan” (complementary) bagi pengobatan medis (pengobatan
konvensional atau conventional medicine). Maksudnya, pasien memanfaatkan
pengobatan tersebut untuk “melengkapi” terapi yang diberikan oleh petugas
kesehatan medis. Sehingga, istilah yang lebih banyak digunakan di Eopa dan
Amerika adalah complementary medicine, dan bukan alternative medicine. Dan
pada awal kemunculannya pengobatan alternatif hanya “dilirik” orng apabila
sudah menyerah kepada pengobatan konvensional. Selanjutnya, karena dinilai
dapat mendukung sistem kedokteran konvensional, program alternatif pun
kemudian dikategorikan dalam pengobatan komplementer (complementary
medicine). Dan belakangan ini, pengobatan alternatif ternyata dapat bekerja
saling mengisi dengan kedoteran konvensional. Bahkan di beberapa negara
Amerika Utara dan Eropa Barat keduanya saling bekerja sama dalam satu rumah
sakit. Seringkali, praktik pengobatan alternatif digabungkan dengan praktik
medis. Misalnya, siropraktor dan dokter spesialis tulang belakang sering saling
merujuk pasien satu sama lain atau bekerja sama di klinik yang sama.

B. DASAR HUKUM KEWAJIBAN BEROBAT KETIKA SAKIT


Sesuai dengan ajaran Islam yang amat memperhatikan kesehatan, Rasullah Saw
memberikan tuntunan agar melakukan upaya penyembuhan apabila sakit yaitu dengan
cara berobat, walaupun yang akan memberikan kesembuhan tersebut hakikatnya adalah
Allah. Nabi Ibrahim As pernah berdialog dengan ayah beserta kaumnya seperti
tercantum dalam Al-Qur’an surat Asy-Syu’ara 78-81.
a) 78. (Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki
Aku,
b) 79. dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu,
c) 80. dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,

3
d) 81. dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku
(kembali),

Pengobatan penyakit sangat diperlukan,berulangkali Nabi Muhammad Saw


mengungkapkan pentingnya upaya pengobatan atas dasar keyakinan bahwa Allah
tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali dengan obatnya, orang yang menderita
sakit menjadi sembuh, dalam hadist disebutkan :
Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata, bahwa Nabi
Saw bersabda, “Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala” (HR.
Muslim).
Mereka bertanya, ya Rasulullah, apakah boleh kita berobat?
Rasulullah Saw Menjawab, ya wahai hamba-hamba Allah, berrobatlah, sesungguhnya
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali menurunkan pula obatnya, kecuali satu
penyakit yaitu pikun (HR.Bokhari dan Muslim)
Hadits-hadist tersebut dan yang semisalnya menunjukkan bahwa orang yang
sakit tidak dilarang untuk berobat. Begitu pula berobatnya orang yang sakit tidaklah
berarti menentang ketetapan Allah serta tidak pula bertentangan dengan kewajiban
bertawakkal kepada-Nya. Bahkan orang yang berobat ibarat orang yang berusaha
menghilangkan rasa lapar dan hausnya dengan makan dan minum. Tentunya hal
tersebut sebagaimana telah kita ketahui bersama merupakan perkara yang tidak
terlarang. Bahkan berobat selama menggunakan cara yang tidak bertentangan dengan
syariat merupakan salah satu bentuk usaha yang menunjukkan benarnya tawakkal
seseorang
Dalam melakukan upaya pengobatan, perlu dipedomani tuntunan bahwa Islam
hanya membenarkan iktiar pengobatan berdasarkan ilmu kesehatan dan kedokteran
yang telah diakui kebenarannya. Berobat merupakan wasilah, adanya wasilah tidak
boleh bertentangan dengan dasar-dasar aqidah Islam.
Abu Darda berkata : Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obat dan menjadikan bagi setiap
penyakit obatnya, maka berobatlah kamu, tapi jangan berobat dengan yang haram".
(Riwayat Abu Daud)
Menurut ahli fiqih bersepakat bahwa berobat hukum asalnya dibolehkan
kemudian mereka berbeda pendapat mengenai hukum berobat, menjadi
beberapa pendapat yang masyhur:
1. Pendapat pertama mengatakan bahwa berobat hukumnya wajib, dengan alasan
adanya perintah Rosululloh SAW untuk berobat dan asal hukum perintah adalah
wajib, ini adalah salah satu pendapat madzhab Malikiyah, Madzhab Syafi’iyah,
dan madzhab Hanabilah.
o Dan Jika penyakit tersebut diduga kuat mengakibatkan kematian, maka
menyelamatkan jiwa adalah wajib.
o Penyakit itu menjadikan penderitanya meninggalkan perkara wajib
padahal dia mampu berobat, dan diduga kuat penyakitnya bisa sembuh,
berobat semacam ini adalah untuk perkara wajib, sehingga dihukumi
wajib.
o penyakit itu menular kepada yang lain, mengobati penyakit menular
adalah wajib untuk mewujudkan kemaslahatan bersama.

4
o Jika penyakit diduga kuat mengakibatkan kelumpuhan total, atau
memperburuk penderitanya, dan tidak akan sembuh jika dibiarkan, lalu
mudhorot yang timbul lebih banyak daripada maslahatnya seperti
berakibat tidak bisa mencari nafkah untuk diri dan keluarga, atau
membebani orang lain dalam perawatan dan biayanya, maka dia wajib
berobat untuk kemaslahatan diri dan orang lain.

2. Pendapat kedua mengatakan sunnah/ mustahab, sebab perintah Nabi SAW


untuk berobat dan dibawa kepada hukum sunnah karena ada hadits yang lain
Nabi SAW memerintahkan bersabar, dan ini adalah madzhab Syafi’iyah.
o Jika tidak berobat berakibat lemahnya badan tetapi tidak sampai
membahayakan diri dan orang lain, tidak membebani orang lain, tidak
mematikan, dan tidak menular , maka berobat menjadi sunnah baginya
3. Pendapat ketiga mengatakan mubah/ boleh secara mutlak , karena terdapat
keterangan dalil- dalil yang sebagiannya menunjukkan perintah dan sebagian
lagi boleh memilih, (ini adalah madzhab Hanafiyah dan salah satu pendapat
madzhab Malikiyah).
o Jika sakitnya tergolong ringan, tidak melemahkan badan dan tidak
berakibat seperti kondisi hukum wajib dan sunnah untuk berobat, maka
boleh baginya berobat atau tidak berobat
4. Pendapat keempat mengatakan makruh, alasannya para sahabat bersabar dengan
sakitnya, Imam Qurtubi rahimahullah mengatakan bahwa ini adalah pendapat
Ibnu Mas’ud, Abu Darda radhiyallahu ‘anhum, dan sebagian para Tabi’in.
o Jika penyakitnya termasuk yang sulit disembuhkan, sedangkan obat yang
digunakan diduga kuat tidak bermanfaat, maka lebih baik tidak berobat
karena hal itu diduga kuat akan berbuat sis- sia dan membuang harta.
o Jika seorang bersabar dengan penyakit yang diderita, mengharap balasan
surga dari ujian ini, maka lebih utama tidak berobat, dan para ulama
membawa hadits Ibnu Abbas dalam kisah seorang wanita yang bersabar
atas penyakitnya kepada masalah ini.
o Jika seorang fajir/rusak, dan selalu dholim menjadi sadar dengan
penyakit yang diderita, tetapi jika sembuh ia akan kembali menjadi
rusak, maka saat itu lebih baik tidak berobat.
o Seorang yang telah jatuh kepada perbuatan maksiyat, lalu ditimpa suatu
penyakit, dan dengan penyakit itu dia berharap kepada Alloh
mengampuni dosanya dengan sebab kesabarannya.
o Dan semua kondisi ini disyaratlkan jika penyakitnya tidak mengantarkan
kepada kebinasaan, jika mengantarkan kepada kebinasaan dan dia
mampu berobat, maka berobat menjadi wajib
5. Pendapat kelima mengatakan haram
o Jika berobat dengan sesuatu yang haram atau cara yang haram maka
hukumnya haram, seperti berobat dengan khomer/minuman keras, atau
sesuatu yang haram lainnya.

C. MACAM-MACAM PENGOBATAN ALTERNATIF


Pengobatan Alternatif dibagi dalam banyak macam dan jenis, tetapi
pengobatan alternatif secara umum dibagi menjadi tiga yaitu : terapi energi ,

5
terapi fisik dan terapi pikiran spiritual. Di setiap negara ada banyak macam-
macam pengobatan alternatif yang disesuikan dengan budaya dan juga bahan
asli dari setiap negara.
 Beberapa jenis pengobatan alternatif adalah:
1) Bekam / Hijamah.
Bekam telah ada sejak 2000 tahun sebelum jaman Nabi SAW,
dan beliau tidak melarang umatnya untuk melakukannya, sesuai dengan
sabdanya:“Sesungguhnya penawar itu ada tiga perkara, minum madu,
berbekam dan menempelkan besi panas pada bagian yang sakit.” (HR.
Bukhari)
Bekam adalah metode terapi dengan mengeluarkan darah statis
yang mengandung racun (darah kotor) dari dalam tubuh melalui kulit.
Bekam ini berfungsi untuk mengatasi keluhan ringan seperti masuk
angin, pusing, pegal-pegal, dan juga untuk mengatasi berbagai gangguan
kesehatan, terutama kolesterol dan darah tinggi.
Bekam dibedakan menjadi 3:
a) Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu
dengan menghisap permukaan kulit dan memijat daerah
sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor.
b) Bekam basah (Hijamah Rathbah), yaitu dengan
melakukan bekam kering terlebih dahulu kemudian
permukaan kulit dilukai dengan jarum tajam (lancet), lalu
dihisap dengan alat cupping setdan hand pumpuntuk
mengeluarkan darah kotor yang berwarna merah pekat
dan berbuih.
c) Bekam Api (Fire Cupping), yaitu teknik membekam
menggunakan api sebagai media pemvakumannya.
2) Gurah
Gurah Yaitu pengobatan tradisional untuk mengeluarkan lendir
dan kotoran dari hidung dan tenggorokan dengan memasukkan ramuan
herbal terlebih dahulu. Ramuan tersebut akan merangsang pengenceran
dan pengeluaran lendir. Terapi ini biasanya digunakan untuk mengatasi
penyakit flu, asma, bronchitis dan sinusitis.
3) Akupuntur
Akupunktur merupakan pengobatan alternatif dari negara China
dengan cara menyisipkan atau menusukkan jarum ke tubuh yang
diselipkan di antara jaringan otot, untuk merangsang titik-titik tertentu
dalam tubuh sehingga terjadi perbedaan tekanan, gelombang udara, dan
juga kepadatan jaringan syaraf yang dapat membantu tubuh untuk
mencapai keseimbangan. Dengan begitu diharapkan tubuh mengobati
dirinya sendiri. Terapi ini biasanya dipakai untuk mengatasi rasa nyeri,
sakit kepala, mual, rehabilitasi stroke, untuk kecantikan dll.
Ada beberapa versi dari akupuntur, misalnya akupresur yaitu
akupuntur dengan cara penekanan dan
pemijatan, moksibasi atau moksa dilakukan dengan cara pembakaran/
pemanasan, dan akupuntur yang dilakukan dengan suntikan air.
4) Homoeopati

6
Homeopati didasarkan pada prinsip bahwa Anda dapat mengobati
‘penyakit dilawan dengan penyebab’, yaitu, suatu zat yang menyebabkan
gejala-gejala ketika diambil dalam dosis besar, dapat digunakan dalam
jumlah kecil untuk mengobati gejala-gejala yang sama. Misalnya,
minum kopi terlalu banyak dapat menyebabkan sulit tidur dan gelisah,
jadi menurut prinsip ini, ketika dibuat menjadi obat homeopati, dapat
digunakan untuk mengobati orang dengan gejala-gejala ini. Konsep ini
kadang-kadang digunakan dalam pengobatan konvensional, misalnya,
Ritalin stimulan digunakan untuk mengobati pasien dengan ADHD, atau
dosis kecil alergen seperti serbuk sari kadang-kadang digunakan untuk
mengurangi sensitifitas pasien alergi. Namun, satu perbedaan utama
dengan obat homeopati adalah bahwa zat yang digunakan dalam
pengenceran sangat tinggi, yang membuat mereka tidak beracun.
5) Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah terapi yang menggunakan metode
hipnotis.Hipnotis yang digunakan umumnya untuk tujuan kuratif,
Hipnoterapi memiliki banyak manfaat dan dapat membantu untuk
menyembuhkan penyakit tertentu yang dapat bersifat psikologis atau
fisiologis, tanpa menggunakan obat apa pun terutama dalam kasus
kecanduan, di mana seseorang tidak dapat berhenti bahkan setelah
mencoba berbagai metode.Selain itu ada juga manfaat lain, seperti
hipnotis berat badan, menyembuhkan masalah memori, insomnia,
kesedihan, gangguan obsesi kompulsif, gagap, kepercayaan diri, rasa
malu, proses persalinan, masalah kulit, berbicara di depan umum,
kecemasan, rasa sakit, gangguan kebiasaan, dan lainnya. Hipnotis seperti
ini dikenal dengan hipnoterapi.
6) Ceragem
Terapi Ceragem adalah terapi yang menggunakan batu giok
Korea dengan teknologi infra merah. Pancaran sinar infra merahnya bisa
menembus dalam tubuh hingga 14 cm di titik-titik tertentu sehingga
badan terasa hangat.Batu giok yang sudah panas nantinya akan
berpindah ke bagian tubuh lain yang belum panas. Inilah yang membuat
peredaran darah pasien menjadi lancar. Pasien jadi lebih nyenyak tidur
sehingga punya kualitas tidur yang lebih bagus.
7) Aromaterapi
Aromaterapi termasuk penggunaan berbagai minyak esensial,
yang membantu untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi stres,
membantu meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kesehatan
secara keseluruhan. Anda dapat menemukan minyak aromaterapi di
banyak toko perawatan kesehatan, Anda dapat memilih minyak untuk
sifat penyembuhan. Beberapa minyak aromaterapi yang terbaik adalah
minyak lavender, minyak pohon teh, dan minyak dupa.
8) Pengobatan Herbal
Obat herbal juga dikenal sebagai jamu adalah metode pengobatan
kuno yang menggunakan berbagai bumbu dan ekstrak tumbuh-
tumbuhan,yang memiliki penyembuhan khusus, aromatik, atau sifat
terapeutik. Anda dapat menemukan banyak herbal kering atau segar
yang dapat Anda gunakan untuk membuat teh, bubuk, atau sirup, atau

7
hanya menggunakan herbal dalam memasak untuk membumbui berbagai
hidangan.didalam Al-quran pun menyebutkan sejumlah buah-buahan
sebagai obat untuk mencegah dan mengobati penyakit seperti buah tin
,zaitun, kurma anggur dan delima .
9) Terapi spiritual.
Terapi ini biasanya menggunakan pendekatan keagamaan.
Berdasarkan syariah Islam, metode ini dimulai dengan menguatkan
aqidah, memberi pemahaman yang benar tentang sakit, ujian, cobaan,
ikhtiar, qodlo dan qodar, sabar dan tawakal. Metode yang dipakai
biasanya dengan mengintensifkan ibadah, misalnya dzikir dan doa,
shalat, tilawatul-quran, puasa, sedekah dsb. Ada banyak buku yang bisa
dijadikan referensi untuk itu. Misalnya seperti yang ditulis oleh Hasan
bin Ahmad Hammam, atau Prof. Moh. Sholeh yang menulis tentang
terapi shalat tahajud sebagai penyembuh berbagai penyakit. Metode
yang dipakai adalah dengan shalat tahajud yang tiap gerakannya
dilakukan dalam tempo yang lama. Berdiri lama, rukuk lama, sujud
lama, dst. Hal itu dimaksudkan agar tubuh bisa mengambil manfaat dari
tiap gerakan shalat. Selain itu semakin lama shalat kita tentu lebih
banyak munajat yang bisa disampaikan. Metode ini memacu tubuh untuk
memproduksi zat-zat pelawan penyakit. Sebenarnya di dalam tubuh kita
zat-zat pelawan penyakit tersebut telah tersedia, hanya perlu dirangsang
agar optimal. Dengan begitu diharapkan tubuh mampu menyembuhkan
dirinya sendiri. Metode ini efektif untuk pasien yang fisiknya masih
cukup kuat. Jika kondisi fisik tidak cukup kuat, mungkin metode ini
perlu disesuaikan dalam tempo pelaksanaannya (lamanya shalat). Hal ini
sejalan dengan Firman Allah SWT dalam QS. Al-Muzzammil ayat 20:
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri
(shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau
sepertiganya dan (demikian pula) segolongan orang-orang yang
bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah
mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu
bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui
bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-
orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan
orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan
kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik
dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada
Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
10) Terapi mistis.
Diakui atau tidak metode ini sangat banyak berkembang di
masyarakat walaupun jelas- penyakit hanya dengan selang kecil yang
ditempelkan ke kulit, bahkan ada yang dibedah oleh makhluk halus
(pasien dimasukkan ke ruang gelap dan ketika keluar sudah ada bekas
jahitan seperti operasi).

8
D. ALASAN MENGGUNAKAN PENGOBATAN ALTERNATIF

Pengobatan alternatif memang memiliki “daya pikat” tersendiri. Banyak


masyarakat yang tertarik dengan pengobatan cara aneh yang di antaranya
karena mendengar atau menyaksikan sendiri “kesaktian” seorang tabib yang
mampu memindahkan sakit jantung seseorang ke jantung kucing, Atau cukup
disentuh sedikit, kaki yang tadinya lumpuh langsung bisa berjalan Atau siapa
yang tidak tertarik dengan pengobatan jarak jauh dengan cukup mengirim data
diri dan tanggal lahir.
Oleh karena itu, di sinilah letak peran sentral ilmu dalam diri seseorang.
Seseorang yang mengerti tauhid, tentu akan dapat membedakan antara
pengobatan yang dibenarkan syari’at dengan yang tidak. Dia akan memahami
bahwa usahanya mencari kesembuhan merupakan bagian dari mengambil sebab
yang telah diatur dalam syari’at. Sehingga dia akan selektif untuk mengambil
sebab-sebab yang tidak bertentangan dengan syari’at.D
Dan sekarang juga masyarakat melakukan Pengobatan alternatif karna
masyarakat sudah semakin selektif pada proses pengobatan dengan
menggunakan obat-obatan kimiawi. Bukan tanpa alasan, adanya efek samping
yang kadang ditimbulkan karena penggunaan obat-obatan kimiawi menjadi
salah satu penyebabny .Selain menggunakan layanan pengobatan alternatif.
Sebetulnya masyarakat juga bisa melakukan pengobatan sendiri, dengan
memanfaatkan tanaman obat tradisional yang banyak tumbuh di alam sekitar
kita. Menggunakan pengobatan tradisional dengan ramuan dari tumbuh-
tumbuhan, sebenarnya telah menjadi sebuah warisan pengetahuan dari para
nenek moyang kita. Bagaimana para orangtua kita yang terdahulu menggunakan
pengetahuan dan peralatan seadanya untuk melakukan pengobatan.Pengobatan
tradisional dengan menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan, tidak memiliki
efek samping seperti yang kadang terjadi pada penggunaan obat-obatan kimiawi.
Selain itu proses pembuatannya juga mudah dan cepat, karena memanfaatkan
tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita dan juga peralatan yang
sederhana.Kekayaan alam kita yang sangat beragam, juga menjadi faktor
pendukung untuk memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat
tradisional. Dengan mudah kita bisa menemukan bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk membuat ramuan obat tersebut. Tanaman seperti kencur, kunyit,
temulawak, daun sirih, mengkudu, seledri dan tanaman lainnya yang masih
dengan mudah bisa kita dapatkan, sebenarnya banyak memiliki manfaat atau
kegunaan untuk pengobatan berbagai macam penyakit.1[4]
 Alasan secara umum mengapa memilih pengobatan alternatif, karna bnyak
manfaat dalam pengobatan alternatif :
1. Dapat mengurangi stress pada pasien, akibat ketidakpastian penyakit
mengenai penyakit yang dideritanya yang seringkali sulit diketahui dalam
pengobatan konvensional.

9
2. Biaya yang dibutuhkan cukup rendah dan murah, jika dibandingkan dengan
pengobatan konvensional yang menggunakan teknologi canggih yang sangat
mahal dan rumit.
3. Pasien dilibatkan langsung dalam menangani penyakitnya, sehingga merasa
mendapatkan penguatan dalam posisi kontrol bila ada penyimpangan pada
penanganan penyakitnya.
4. Dapat mengurangi trauma pasien akibat adanya perubahan kultural, yang
biasanya muncul akibat pelaksanaan ilmu-ilmu kedokteran modern pada
pengobatan konvensional.
5. Menggunakan bahan-bahan yang alami dan tidak menimbulkan efek
samping dalam pengobatan.

E. HUKUM MELAKUKAN PENGOBATAN ALTERNATIF


Hukum pengobtan alternatif itu banyak sesuai dengan bagaimana cara
dan sebab pengobatannya, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang
ketentuan-ketentuan dalam mengambil sebab. Karena berobat sangat erat
kaitannya dengan hukum mengambil sebab. Maksud mengambil sebab di sini
adalah seseorang melakukan suatu usaha (“sebab”) untuk dapat meraih apa yang
diingankan. Misalnya seseorang mengambil “sebab” berupa belajar agar dapat
meraih prestasi akademik yang memuaskan. Demikian pula, seseorang
mengambil “sebab” berobat agar dapat meraih kesembuhan dari penyakitnya.
Dalam sebuah kisah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim pernah
menanyakan kepada Allah dari mana asalnya penyakit dan obat, dijawab oleh
Allah “dari-Ku”, Nabi Ibrahim menanyakan, “Lalu bagaimana dengan seorang
dokter/tabib?” maka Allah menjawab: “Ia hanyalah seorang perantara yang
dikirimkan melalui tangannya suatu obat” Oleh karena itu siapapun yang
memberi obat, itu bukan masalah. Bisa saja dokter, tabib, sinshe ataupun ahli
pengobatan tradisional dan lainnya. Yang penting, misinya pengobatan dan
tercapainya kesembuhan. Kita bisa pilih sendiri mana yang berkenan di hati kita,
sebab obat mereka masing-masing biasanya berbeda, asalkan tidak mengandung
bahan-bahan yang najis, haram ataupun membahayakan serta cara-cara yang
haram.
1) Pengobatan alternatif hukumnya dibolehkan
apa bila pengobatan natural pengobatan yang bisa melalui
metode obat dalam melalui mulut, seperti madu, yang sekarang
dapat berupa injeksi atau sejenisnya, metode berbekam
(mengeluarkan darah) yang sekarang bisa diwujudkan dengan
operasi dan metode menempelkan besi panas pada bagian yang
sakit, yang sekarang bisa dengan sistem penyinaran.Semua
pengobatan natural seperti itu dianjurkan oleh Islam dan
disyariatkan oleh Rasulullah. Kalau sedang menderita sakit
beliau juga berobat seperti berbekam atau memanggil tabib.
Demikian pula para sahabat dan generasi sesudahnya.Dengan
sabdanya Nabi saw justru menekankan pada pengobatan fisik dan
terapi medis secara natural dan bukan menganjurkan pengobatan
alternatif supranatural: “Sesungguhnya penawar itu ada tiga
perkara: minum madu, berbekam dan menempelkan besi panas
pada bagian yang sakit.” (HR. Bukhari)

10
Dan jika yang memberi pengobatan itu sebenarnya adalah
orang shalih, taat ibadah, aqidahnya lurus dan tidak komersial
serta pengobatannya sesuai dengan ketentuan syariat islam, maka
hal itu dibolehkan dengan tetap meyakini bahwa yang
memberikan kesembuhan adalah Allah melalui perantaraan doa
ikhlas dari orang shalih maupun diri sendiri berdasarkan doa dan
ayat-ayat al-Qur’an.

2) Pengobatan hukum nya haram


Jika pemberi jasa pengobatan alternatif atau yang dikenal
dengan ‘orang pintar’ adalah tidak shalih dalam ibadah maupun
akhlaq dan diragukan aqidah serta keterbebasannya dengan dunia
syirik ataupun jin, meskipun ia memberikan bacaan doa ataupun
ayat al-Qur’an maka. Dalam hal berlaku untuk semua jenis
pengobatan alternatif termasuk masalah pengobatan santet dan
sihir. Seperti sabda Rasulullah :“Bukanlah dari golongan kami,
seorang yang menggunakan petunjuk setan atau burung dan
sebagainya, atau praktek sihir untuk menerka nasib, jodoh,
penyakit dan obatnya. Maka barangsiapa mendatangi seorang
dukun yang melakukan praktek-praktek demikian lalu ia percaya
akan keterangannya, orang ini adalah orang yang telah
mendustakan, dan tidak percaya dengan apa-apa yang
diwahyukan kepada Muhammad saw”.Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan tiwalah (guna-guna,
susuk atau pelet) adalah syirik.” (HR. Ahmad, Abu Daud,
Baihaqi dan Hakim). Rasulullah berpesan: “Sesungguhnya Allah
telah menurunkan penyakit sekaligus obat, dan telah
menciptakan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan
jangan berobat dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud).

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengobtan alternatif adalah jenis pengobatan dengan menggunakan
metode pengobatan non medis atau bisa juga diartikan sebagai jenis
pengobatan yang berfungsi sebagai metode pengobatan pendukung
pengobatan medis.
2. Dasar hukum berobat ketika sakit terdapat dalam surat Al-Qur’an surat
Asy-Syu’ara 78-81 dan terdapat dalam Hadist Dari riwayat Imam
Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata, bahwa Nabi Saw bersabda,
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan
penyakitnya, maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa
Ta’ala” (HR. Muslim).
3. Pengobatan alternatif secara umum dibagi menjadi tiga yaitu : terapi
energi , terapi fisik dan terapi pikiran spiritual. Dan secara khusus yaitu
Bekam, Gurah, akupuntur, hemoepati, hipnoterapi, caragem,
aromaterapi, obat herbal terapi spiritual dan terapi misti.
4. Mengapa pengobatan alternatif ?karna bnyak manfaat dalam pengobatan
alternatif :
 Dapat mengurangi stress pada pasien
 Biaya yang dibutuhkan cukup rendah dan murah, jika
dibandingkan dengan pengobatan konvensional yang
menggunakan teknologi canggih yang sangat mahal dan rumit.
 Pasien dilibatkan langsung dalam menangani penyakitnya,
sehingga merasa mendapatkan penguatan dalam posisi kontrol
bila ada penyimpangan pada penanganan penyakitnya.
 Dapat mengurangi trauma pasien akibat adanya perubahan
kultural, yang biasanya muncul akibat pelaksanaan ilmu-ilmu
kedokteran modern pada pengobatan konvensional.
 Menggunakan bahan-bahan yang alami dan tidak menimbulkan
efek samping dalam pengobatan.
 hukum pengobatan alternatif bisa haram dan bisa dibolehkan
tergantung bagaimana sebab dan cara pengobtannya. Sesuai atau
tidak dengan syariat Islam.

DAFTAR PUSTAKA
 http://azkiahan.blogspot.co.id/dalil-menjaga-kesehatan.html
 http://doktersehat.com/macam-macam-pengobatan-alternatif-yang-saat-ini-
paling-digandrungi/
 http://ensiklo.com kenapa-lebih-memilih-obat-obatan-tradisional.

12
 https://maktabahabiyahya.wordpress.com /berobat-dalam-islam.
 http://www.dakwatuna.com/hukum-pengobatan-alternatif.
 http://www.dakwatuna.com/pilih-pengobatan-alternatif-herbal-atau-medis.

13
14

Anda mungkin juga menyukai