Anda di halaman 1dari 37

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

KEBIJAKAN PENERAPAN K3

Malang, 16 Mei 2018


OUTLINE

01 Latar Belakang

02 Permasalahan

03 Tindak Lanjut

04 Strategi Pembinaan
KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

Tol Manado-Bitung,
17 April 2018
KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

Tol Pemalang - Batang,


30 Desember 2017

Kondisi Awal
Kondisi Saat Kecelakaan Konstruksi
KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

Proyek DDT Jatinegara


4 Feb 2018

Kondisi Awal Kecelakaan

Kondisi saat Kecelakaan Konstruksi


KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

Jatuhnya Bekisting Pier Head PCB 34 Becakayu


20 Februari 2018

Kondisi Awal Kondisi saat Kecelakaan Konstruksi


KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

LONGSORAN UNDERPASS JALAN


PERIMETER SELATAN-SOETA, 5 Feb 2018

Kondisi Awal

Kondisi saat Kecelakaan Konstruksi


KECELAKAAN KONSTRUKSI

MIAMI
15 Maret 2018
KECELAKAAN KONSTRUKSI

INDIA
5 Desember 2017
KEGAGALAN BANGUNAN
KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI 2017/2018

RUNTUHNYA JEMBATAN
CINCIN LAMA DI JATIM
LATAR BELAKANG
Anggaran Infrastruktur Meningkat
anggaran infrastruktur tumbuh 5,2% dari Outlook tahun 2017, untuk mengejar
ketertinggalan (gap) Indonesia terhadap penyediaan infrastruktur

Sumber: Kementerian Keuangan, 2018


LATAR BELAKANG
PERPRES No.58/2017
248 Proyek Strategis Nasional
(151 Proyek Strategis Kementerian PUPR)

RINCIAN JUMLAH PROYEK

SEKTOR Jalan Perumahan Air Minum Pos Lintas Air Limbah Bendungan
Batas Negara
PROYEK
PUPR
74 3 8 3 2 61
PROYEK
BERHENTI
42 0 0 0 0 0
KECELAKAAN
KONSTRUKSI
8 1 0 0 0 0
TARGET PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUPR
2015-2019
SEKTOR PERUMAHAN
3.073 km
Peningkatan 29.859 m • Fasilitasi PSU untuk Pembangunan Rumah
kapasitas jalan
nasional
Pembangunan Umum Tapak Layak Huni: 676.950 unit
jembatan
• Pembangunan Rumah Khusus: 50.000 unit
19.951 m • Pembangunan Rumah Susun untuk MBR:
Peningkatan 1.000 km
jembatan Pembangunan jalan 550.000 unit
tol (pemerintah &
• Bantuan Stimulan Pembangunan Rumah
2.650 km swasta)
Pembangunan Swadaya: 450.000 unit
jalan baru SEKTOR BM

65 1 juta hektar SEKTOR CIPTA KARYA


Pembangunan Pembangunan jaringan
waduk irigasi baru
KONDISI TARGET
AKHIR AKHIR THN
SEKTOR 3.000 km 3 juta hektar THN 2014 2019
Pembangunan
Rehabilitasi jaringan irigasi
SDA sarana &
Akses Air Minum
prasarana
Layak 70 % 100 %
pengendali banjir

67,52 m3/detik Kawasan


500 km Pembangunan/ peningkatan permukiman 38.431 Ha 0 ha
Pembangunan dan sarana & prasarana kumuh
peningkatan sarana & pengelolaan air baku
prasarana pengamanan Akses Sanitasi 62 % 100 %
pantai Layak

13
01 UU 2/2017 tentang Jasa Konstruksi
 Penyelenggaraan jasa konstruksi berlandaskan asas keamanan dan
keselamatan.
 Penyelenggaraan jasa konstruksi bertujuan untuk menata sistem
Jasa Konstruksi yang mewujudkan keselamatan publik dan
kenyamanan lingkungan terbangun
REGULASI

 Pengguna dan penyedia jasa wajib memenuhi standar K3 dan


Keberlanjutan, meliputi STANDAR:
• Mutu Bahan, Peralatan, Produk
• Keselamatan dan kesehatan kerja
• Prosedur pelaksanaan jasa konstruksi
• Operasi dan pemeliharaan
• Pengelolaan lingkungan hidup

02 Permen PUPR 5/2014 tentang Pedoman SMK3 Bidang PU

SE Menteri PUPR 66/2015 tentang Biaya Penyelenggaraan


03 SMK3 Konstruksi Bidang PU
01 UU 2/2017 tentang Jasa Konstruksi

 Jasa Konstruksi adalah layanan Jasa Konsultansi


Konstruksi dan/atau Pekerjaan Konstruksi;
 Konsultansi Konstruksi adalah layanan
REGULASI

keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi


pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan
konstruksi;
 Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau
sebagian kegiatan yang meliputi pembangunan,
pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran,
dan pembangunan kembali;
DAMPAK KECELAKAAN KERJA

LEVEL MAKRO:
• Competitiveness Index Rendah
• Biaya kecelakaan kerja 4% PDB

LEVEL MESO:
• Performance Corporate

LEVEL MIKRO:
• Project delay
• Cost over run
• Human aspect: injury, fatality

Sumber: ILO, 2003; Chen, et al 2004; Courtney, 2007,


Hoosseinian, 2012, Hinze 1997)
KESELAMATAN KONSTRUKSI
DI DALAM PERATURAN PERUNDANGAN

PEK BAB III


PERMENPU NO 05 TA 2014
PENERAPAN PEK.
KONST TENTANG SMK3
KONSTRUKSI
WAJIB KONSTRUKSI BIDANG PU
7 Pasal, Hal 1 dari 11

AHLI K3
SMK 3 POTENSI PETUGAS K3
Pasal 4 BAHAYA Pasal 6

Survey, FS, Investigasi: Telaahan aspek K3


PRA KONST DED: Buat Managemen Risiko K3
Penetapan Potensi Bahaya K3 & Identifikasi
PEMILIHAN Bahaya
Kriteria Penilaian persyaratan K3 pada Dok Pemilihan
PENYEDIA B/J Dok Pemilihan: persyaratan dan evaluasi
Pasal 8
RK3K, biaya K3
PELAKSANAAN
KONSTRUKSI RK3K: sbg acuan, revisi, pelaporan kecelakaan
Pasal 9 kerja, perbaikan
PENYERAHAN
AKHIR PEK
Prosedur K3 telah dilaksanakan, Lap. Kinerja
Pasal 10 SMK3, Kecelakaan kerja, usulan perbaikan
PERKUATAN SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI

• Rancangan Konseptual, DED, dan Dokumen pemilihan


penyedia barang/jasa WAJIB memuat analisis K3;
• Penyusunan HPS WAJIB memperhitungkan biaya
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi, masuk dalam item
biaya umum;
• Dokumen Kontrak memuat ketentuan penerapan SMK3
Konstruksi;
• Pra-Construction Meeting WAJIB Membahas dan
Mengesahkan Rencana K3 Kontrak (RK3K) ;
• PPK WAJIB Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
RK3K; dan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja.

18
PENERAPAN SMK3 KONSTRUKSI

• Penerapan K3 Konstruksi ditetapkan berdasarkan potensi


bahaya.
Potensi Bahaya:
a.Tinggi, apabila pekerjaan bersifat berbahaya dan/atau
mempekerjakan > 100 orang dan/atau nilai kontrak > Rp. 100
M;
b. Rendah, apabila pekerjaan bersifat tidak berbahaya
dan/atau mempekerjakan tenaga kerja <100 orang dan/atau
nilai kontrak dibawah Rp. 100 M.
• Pelaksanaan konstruksi potensi bahaya tinggi wajib melibatkan
Ahli K3;
• Pelaksanaan konstruksi potensi bahaya rendah wajib melibatkan
Petugas K3;.
TUGAS, DAN WEWENANG PENGGUNA JASA

a) Mengidentifikasi dan menetapkan potensi bahaya K3 Konstruksi;


b) Menetapkan HPS yang didalamnya memperhitungkan biaya
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi;
c) Menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya
memuat ketentuan penerapan SMK3 Konstruksi;
d) Membahas dan mengesahkan RK3K yg disusun Penyedia Jasa pd
saat rapat persiapan atas dasar rekomendasi Ahli K3;
e) Melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan RK3K;
f) Menghentikan pekerjaan dalam hal pekerjaan dinilai berisiko fatal
sampai upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai;
g) Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi apabila
pengguna jasa tidak menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai
berisiko terhadap K3.
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG PENYEDIA
JASA PELAKSANA KONSTRUKSI (KONTRAKTOR)

1. berhak meminta penjelasan mengenai kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada
saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwizjing) atau pada waktu sebelum batas akhir
pemasukan penawaran;
2. menyampaikan RK3K Penawaran sebagai lampiran dokumen penawaran; apabila ditetapkan
sebagai pemenang lelang maka:
a. menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada saat Pre Construction Meeting (PCM);
b. menugaskan Ahli K3 untuk setiap paket pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya
K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket dengan Potensi Bahaya K3 Rendah.
3. menghitung dan memasukkan biaya penyelenggaraan K3 Konstruksi dalam harga penawaran
sebagai bagian dari biaya umum;
4. Menerapkan RK3K pada pekerjaan dan membuat rangkuman aktivitas K3 Konstruksi;
5. melaporkan kepada PPK tentang kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan
penyakit akibat kerja konstruksi dalam bentuk laporan bulanan;
6. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
menyelenggarakan SMK3 sesuai RK3K;
7. Mengikut sertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja ;
8. Melakukan pengendalian risiko K3
2 Permasalahan
PERMASALAHAN (1/3)
TAHAP PRA KONSTRUKSI

• Dalam Beberapa kasus, DED belum memenuhi kaidah


keteknikan dan telaah tekno-ekonomi;
• DED belum memperhitungkan aspek risiko;
• Risk assessment awal terhadap pelaksanaan proyek
belum menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari output
pekerjaan perencanaan;
• Peran konsultan perencana belum optimal
• Remunerasi tenaga ahli belum optimal
• Kompetensi dan ketersediaan tenaga ahli relatif
rendah.
PERMASALAHAN (2/3)
TAHAP PROSES KONSTRUKSI

• Jumah tenaga pengawas terbatas;


• Peran dan tanggungjawab pengawas tidak optimal;
• Remunerasi tenaga pengawas belum optimal;
• Tenaga kerja belum memiliki sertifikat kompetensi;
• Rencana K3 Konst (RK3K) masih sebatas
pemenuhan administrasi
• SOP belum konsisten dilaksanakan;
• Pada beberapa kasus, pemilihan metode konstruksi
tidak memperhitungkan aspek risiko;
• Peralatan dan material tidak sesuai dgn spesifikasi.
PERMASALAHAN (3/3)
TAHAP PEMANFAATAN

 Pemeliharaan fasilitas bangunan kurang


optimal (ex: lift maintenance, structure
maintenance);
 Ketidaktertiban pemanfaatan (ex: overload)
3 Tindak Lanjut
UPAYA TINDAK LANJUT KEMENTERIAN PUPR

 Pembentukan Komite Keselamatan Konstruksi;


 Penugasan penilai ahli sesuai amanat UU No. 2-2017
 Memperketat pemilihan penyedia jasa;
 Melatih dan mensertifikasi personil Konsultan, Kontraktor,
Operator peralatan; para pejabat pelaksana (Satker dan
PPK) di bidang K3 Konstruksi;
 Meregister dan merecord peralatan yang akan digunakan;
 Memperbaiki aturan dan tata kerja Main dan Sub
Kontraktor;
 Pemantauan dan evaluasi secara rutin terhadap
pelaksanaan paket kegiatan yang berisiko bahaya tinggi;
 Memberikan sanksi bagi penyedia jasa yang tidak
melaksanakan SMK3 dengan baik;
27
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Keputusan Menteri PUPR Nomor 66/KPTS/M/2018

RENCANA AKSI

Memenuhi ketentuan Keselamatan dan


1
Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi;

2 Tenaga kerja kompeten bersertifikat;

3 Peralatan yang memenuhi standar


kelaikan;
Menggunakan
4 Material yang memenuhi standar mutu;
Teknologi yang memenuhi standar
5
kelaikan;

6 Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP).

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DAN PRUMAHAN RAKYAT
PENGGUNA JASA, memastikan:
Detailed engineering design (DED):
1. telah memperhitungkan aspek risiko
2. telah memenuhi kaidah-kaidah keteknikan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang aman dan selamat;

Seluruh tenaga ahli yang terlibat dalam perencanaan


memiliki kompetensi sesuai bidangnya dan dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi;

Risk assessment awal terhadap pelaksanaan proyek


telah tersusun.
PENGAWASAN
• Memperkuat peran dan tanggungjawab konsultan pengawas
pada kontrak (mengacu pada PP 29/2000 Pasal 24 penjelasan);
• Menyusun rencana pemeriksaan dan pengujian (Inspection and
Test Plan/ITP) serta memastikan bahwa rencana tersebut
dilaksanakan secara konsisten;
• Memastikan hadir dan melakukan pengawasan selama
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, terutama untuk bagian
pekerjaan yang berisiko tinggi sesuai SOP;
• Memastikan bahwa setiap bagian pekerjaan hanya dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas;
• Memastikan RK3K telah dilaksanakan secara konsisten oleh
kontraktor dan sub kontraktor.
PELAKSANAAN

• Pembagian peran, tanggung jawab, dan hubungan


kerja antara kontraktor utama dan sub kontraktor
dituangkan dengan jelas dalam kontrak, serta
dilaksanakan dengan konsisten;
• Tenaga kerja kompeten bersertifikat;
• Peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
• Material yang memenuhi standar mutu;
• Teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
• Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP).
4 Strategi
STRATEGI PEMBINAAN
1. Peningkatan
kompetensi kontraktor, PENYEDIA JASA
konsultan perencana PERGURUAN
KONSTRUKSI TINGGI
dan pengawas
Pelayanan dan
Research and
pengembangan
produk dan jasa Development

2. Sinergi pemangku PEMERINTAH MASYARAKAT


kepentingan dalam • Pembinaan • Pengawasan
rangka menjamin hasil • Formulasi kebijakan • Pengembangan
konstruksi yang • Dukungan anggaran
kompetensi
bermutu
AGENDA PENGEMBANGAN SDM
BIDANG JASA KONSTRUKSI
1. Penciptaan Instruktur, Asesor, Mandor Jakons yang
Kompeten;
2. Penyusunan dan Pemberlakukan Skema Sertifikasi
Dunia Pendidikan (Link and M atch );
3. Harmonisasi dan Standardisasi USTK LPJK – LSP
BNSP;
4. Perluasan & Percepatan Sertifikasi Kompetensi
Tenaga Terampil On Site P roject;
5. Program Pelatihan Mandiri/Plasma;
6. Perluasan Penggunaan Persyaratan SKTK di Proyek
Strategis Nasional;
7. Perluasan Program Pembinanaan Jasa Konstruksi
Provinsi.

34
STRATEGI PEMBINAAN
1. Pembinaan administrasi kontrak
a. Owner’s requirement, termasuk standar yang digunakan
harus tercantum jelas dalam kontrak;
b. Memastikan Quality Plan dan dokumen RK3L menjadi
dokumen tak terpisahkan dari kontrak;
c. Memastikan wanprestasi terhadap pemenuhan standar akan
berakibat pada penalty.
2. Perkuat kewenangan dan tanggung jawab Kons. Pengawas.
a. Pendelegasian kewenangan pengawas dari pengguna
berdasarkan prinsip risk sharing;
b. Menuangkan amanat PP 29/2000 Penj. Ps 24 dlm kontrak
3. Memastikan manfaat peningkatan billing-rate (Kepmen
897/2017) sampai kepada tenaga ahli.
STRATEGI PEMBINAAN

4. Mengembangkan system reward penyedia jasa berkinerja


a. Manfaatkan aplikasi SIKAP yang sedang dikembangkan
LKPP untuk system demerit point
b. insentif pajak untuk penyedia jasa berkinerja

5. Menegakkan sanksi sebagaimana telah diatur UU 2/2017


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai