Gerak Kasar
Bermain bola.
Berjalan sendiri.
Menarik mainan.
Bila anak sudah jalan tanpa berpegangan, berikan mainan yang bisa ditarik ketika anak berjalan.
Umumnya anak senang mainan yang bersuara.
Berjalan mundur.
Bila anak sudah jalan tanpa berpegangan, ajari anak cara melangkah mundur. Berikan mainan
yang bisa ditarik karena anak akan mengambil langkah mundur untuk dapat memperhatikan
mainan itu.
Bila anak sudah bisa merangkak naik dan melangkah turun tangga, ajari anak cara jalan naik
tangga sambil berpegangan pada Binding atau pegangan tangga. Tetap bersama anak ketika ia
melakukan hal ini untuk pertama kalinya.
Tunjukkan kepada anak cara berjalan sambil berjinjit. Buat agar anak mau mengikuti ands
berjinjit di sekeliling ruangan.
Tunjukkan kepada anak cara melempar sebuah bola besar, kemudian cara menangkap bola
tersebut. Bila anak bisa melempar bola ukuran besar, ajari anak melempar bola yang ukurannya
lebih kecil.
Gerak Halus
Beli atau buat balok-balok kecil dari kayu dengan ukuran sekitar 2.5 cm x 2.5 cm x 2,5 cm. Ajari
anak cara menyusun balok menumpuk ke atas tanpa menjatuhkannya.
Ajari anak cara memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bungs, botol dan
lain-lain. Tunjukkan bagaimana mengeluarkannya dari wadah. Ajak anak Bermain memasukkan
dan mengeluarkan benda-benda tersebut.
Sediakan mangkuk atau kotak plastik dari berbagai ukuran. Tunjukkan kepada anak cara
meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih besar. Buat agar anak mau
melakukannya sendiri. Pilih benda-benda yang tidak pecah.
Kemampuan Berbicara
Berbicara.
Menjawab pertanyaan.
Menunjuk dan menyebutkan nama gambar-gambar.
Membuat suara.
Buat suara dari kaleng kue, kerincingan atau kayu pegangan sapu. Ajak anak membuat suara dari
barang yang dipilihnya misal memukul-mukul sendok ke kaleng, menggoyang-goyang
kerincingan atau memukul-mukul potongan kayu, untuk menciptakan ‘musik’.
Ketika anda mengenakan pakaian anak, tunjuk dan sebutkan nama bagian tubuh anak. Usahakan
agar anak mau menyebutkan kembali.
Pembicaraan
Bila anak meminta sesuatu dengan hanya menyebutkan satu kata saja misalnya susu, maka ajari
anak agar is mengatakan dua kata. Puji anak bila mau menirukan merangkai kata-kata dengan
balk.
Ketika anda membersihkan rumah, menyapu dan melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya,
ajak anak untuk menirukannya. Berikan kepadanya lap pembersih debu, sapu dan lain-lain.
Melepas pakaian.
Tunjukkan kepada anak cara melepas pakaiannya. Mula-mula bantu anak dengan cara
membukakan kancing bajunya, melepas sepatunya, atau menarik kaus/blus meliwati kepala anak.
Makan sendiri.
Tunjukkan kepada anak cara memegang sendok_ Biarkan anak makan sendiri dan bantu jika
anak mengalami kesulitan.
Merawat boneka
Beri anak boneka plastik atau karet yang bisa dicuci. Ajari anak cara menggendong, mernberi
makan, menyayangi, meninabobokkan dan memandikan boneka itu.
Seringkali bawa anak ke tempat-tempat umum seperti: kebun binatang, pusat perbelanjaan,
terminal bis, museum, stasiun kereta api, lapangan terbang, taman, tempat bermain dan
sebagainya. Bicarakan mengenai benda-benda yang anda lihat.
SAP TUMBUH KEMBANG ANAK : Mengasuh dan Membimbing Anak Balita
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Tumbuh Kembang Anak
Sub Topik : Mengasuh dan Membimbing Anak Balita
Sasaran : Keluarga Tn. E
Tempat : RT 06 / RW 28 Dusun Sorogenen Tlaga, Ambarketawang, Gamping,
Sleman
Hari/Tanggal : Jmu’at, 14 Desember 2012
Waktu : Pk. 14.00 – 15.00 WIB ( 1 jam )
A. LATAR BELAKANG
Sebelum dilaksanakan penyuluhan pada masyarakat RT 06 / RW 28 Dusun Sorogenen Tlaga,
Ambarketawang, Gamping, Sleman, mahasiswa mengadakan pendekatan kepada keluarga Tn.E.
Dari pendekatan tersebut, kelaurga Tn.E dan mahasiswa merumuskan secara bersama bahwa
terdapat beberapa masalah salah satunya ialah masalah yang berkaitan dengan tumbuh kembang
bayi/anak balita. Maka saya memutuskan untuk memberikan penyuluhan mengenai tumbuh
kembang bayi/balita.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Menjelaskan dan mengajarkan keluarga tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
anak usia 0-5 tahun.
C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan keluarga dapat :
1. Menjelaskan mengapa anak perlu diasuh dan dibimbing
2. Menyebutkan tentang hal yang perlu diperhatikan dalam mengasuh dan membimbing
anak
3. Menyebutkan hakikat mengasuh dan membimbing anak
4. Menjelaskan tentang mengasuh dan membimbing anak usia balita (0 – 5 tahun)
D. SASARAN
Keluarga Tn.E yaitu istri Ny.T
E. MATERI ( Terlampir)
Cara mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-5 tahun meliputi:
1. Pengukuran berat badan dan interpretasinya
2. Pengukuran panjang/tinggi badan
3. Pengukuran lingkar kepala dan interpretasinya
4. Cara menentukan umur kronologis
5. Skrining perkembangan dengan KPSP
6. Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak usia 0-5 tahun
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Skill station
G. MEDIA
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
Mariana Dewani Harahap
Senin, 05 Mei 2014
STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
1.Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan bayi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor yang
berhubungan dengan genetik dan jenis kelamin, faktor hormonal, dan faktor lingkungan dari bayi sejak
dalam kandungan dan bayi sesudah lahir, diantaranya seperti asupan gizi ibu saat hamil, riwayat
persalinan, gizi yang diberikan bagi bayi setelah lahir, stimulasi lingkungan sekitar, trauma, penyakit dan
lain-lain. Proses yang dialami setiap bayi/ anak berbeda dengan bayi/anak yang lainnya, sehingga ada
kalanya tumbuh kembang setiap anak berbeda dengan anak lainnya, walaupun bayi/anak dilahirkan dari
ibu yang sama.
Pengertian dari pertumbuhan (growth) adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran atau dimensi, tingkat sel, organ maupun individu,yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound), ukuran panjang (cm,inchi), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diprediksi sebagai hasil dari proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya, termasuk perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan.
Untuk pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan, bayi memerlukan nutrisi terbaik yaitu air susu ibu (ASI)
secara eksklusif, setelah usia 6 bulan bayi kemudian diberi makanan pendamping ASI secara bertahap
sambil bayi tetap disusui sampai usia bayi 24 bulan, sementara makanan pendamping ASI bagi bayi
dapat berlangsung sampai 12 bulan, dimana pada saat tersebut adalah masa untuk mengenalkan menu
sehat keluarga kepada bayi. Proses makan termasuk sebuah proses belajar melatih keterampilan
motorik halus dan koordinasi bayi[1].
Perkembangan membutuhkan stimulasi, karena perkembangan merupakan kemampuan dari
fungsi dan struktur tubuh. Peneliti di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat,
menunjukkan bahwa anak yang tidak banyak mendapatkan stimulasi maka otaknya akan lebih kecil 30%
dibanding anak lain yang mendapat stimulasi secara optimal. Otak dibagi dalam dua bagian otak besar
dan otak kecil. Otak besar berperan penting dalam kemampuan berpikir dan tingkat kecerdasan
seseorang, seperti belajar berhitung, logika, membaca, menulis, menganalisis, dan mengembangkan
kemampuan daya ingat, sedangkan otak kecil memiliki tanggung jawab sebagai pengontrol koordinasi
dan keseimbangan, seperti seni, kreativitas dan olah raga[2].
Sejak bayi dilahirkan sampai usia 1 tahun terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat sehingga
masa ini disebut periode lompatan pertumbuhan otak. Dalam rentang waktu tersebut, sel neuron
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu berupa stimulasi-stimulasi. Stimulasi ini yang akan
mengakibatkan terbentuknya sinapsis baru untuk merespon stimulasi tersebut. Stimulasi yang terus-
menerus akan memperkuat sinaps yang lama sehingga otomatis akan membuat fungsi otak semakin
baik dan membuat kualitas perkembangan bayi/anakpun menjadi bertambah baik.
2. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga karena
bertambah besarnya sel, jadi pertumbuhan lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang
yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi
badan dan lingkar kepala (IDAI,2002).
Pengertian lain namun memiliki kesamaan arti mengenai pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (DepKes RI,2005).
Dari pengertian tentang pertumbuhan di atas, disimpulkan bahwa pertumbuhan bayi/anak dapat dilihat
dari berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh. Secara normal, dalam minggu pertama bayi akan kehilangan berat
tubuhnya maksimum 10% dari berat bayi lahir, bila berat lahir 3000gr, paling banyak bayi tersebut dapat
turun berat badannya sampai angka 2700gr. Hal ini alamiah terjadi dikarenakan bayi mengalami
kehilangan cairan melalui proses pernapasan, penguapan air dari kulit, BAK, serta mengeluarkan
mekonium.
Pada minggu kedua berat badan bayi akan mulai meningkat, sehingga pada akhir minggu ke dua
berat bayi setidaknya akan sama dengan berat lahirnya. Tiga bulan pertama, peningkatan berat badan
bayi ASIsekitar 500-1000 gram perbulan. Pada tiga bulan berikutnya, peningkatan berat badan
berkurang menjadi 300-500 gram perbulan. Pada masa-masa tertentu, bayi mengalami percepatan
pertumbuhan yang lebih pesat dari biasanya (growth spurt atau pacu tumbuh), hal tersebut normal.
Setelah bayi usia 6 bulan, biasanya bayi ASI terlihat lebih langsing dari pada bayi susu formula.
Hal ini normal karena ASI lebih mudah digunakan oleh tubuh (efisien) sehingga tidak menimbun,
sementara susu formula lebih sulit digunakan tubuh bayi sehingga menimbulkan resiko obesitas. Berikut
akan ditampilkan gambaran kurva pada grafik pertumbuhan WHO, 2005. Dari grafik tersebut
menunjukkan berat badan bayi di atas usia 6 bulan mulai melandai. Grafik pertumbuhan WHO 2005
diperoleh dari penelitian terhadap responden yang 75% diantaranya adalah bayi ASI[3]
Pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor
genetik. Pengukuran tinggi badan biasanya diukur dalam satuan centimeter, namun perkiraan tinggi
badan dapat pula dilakukan dengan cara perkalian tinggi badan sebelumnya, yaitu usia 1 tahun tinggi
badannya adalah 1,5 kali dari panjang badan lahir, usia 4 tahun adalah 2 kali panjang badan lahir dan 6
tahun adalah 1,5 kali tinggi badan usia1 tahun. Satuan ukur tetap dalam centimeter.
Pengukuran lingkar kepala amat penting dipantau terutama pada usia 0-2 tahun untuk melihat
kemungkinan terjadinya kelainan pada perkembangan volume kepala. Pengukuran ini dilakukan dengan
cara mengukur lingkar kepala bayi/anak dan kemudian membandingkan dengan usia bayi/anak. Satuan
ukur dalam centimeter.
Berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak dipantau pada setiap kali berkunjung di tenaga
kesehatan atau tempat layanan kesehatan. Hasil pengukuran akan diberi tanda pada grafik di buku KMS.
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indikator perkembangan yang bermanfaat
untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak lahir sampai berusia
5 tahun (dapat diartikan sebagai rapor kesehatan dan gizi)[4]. Pertumbuhan balita dapat diketahui
apabila setiap bulan bayi ditimbang, hasil penimbangan dicatat di KMS dan antara titik berat badan KMS
dari hasil penimbangan bulan lalu dan hasil penimbangan bulan ini dihubungkan dengan sebuah garis,
rangkaian garis-garis pertumbuhan anak tersebut membentuk grafik pertumbuhan anak. Pada balita
yang sehat berat badan akan selalu naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik
pertumbuhan dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda.
Berat badan balita di bawah garis merah artinya pertumbuhan balita mengalami gangguan dan
perlu mengalami perhatian khusus. Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik, artinya bayi
mengalami gangguan pertumbuhan. Balita tumbuh baik bila berat badan balita naik setiap bulan. Balita
sehat jika berat badannya selalu naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pita warna di
atasnya.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dari struktur atau fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian (DepKes RI,
2005).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bayi/ anak untuk menyesuaikan diri
dengan orang lain, bersosialisasi, berinteraksi dengan lingkungannya dan perhatian terhadap kebutuhan
perorangan/ individu.
2. Motorik halus atau kontrol terhadap gerakan jari tangan (fine motor adaptive)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/ anak untuk menggunakan bagian tubuh
tertentu, tidak memerlukan banyak tenaga namun diperlukan kecermatan dan fungsi koordinasi yang
lebih komplek. Seperti koordinasi mata, tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil.
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk memberikan respon terhadap
suara, mendengar, mengerti, memahami perkataan orang lain dan menggunakan bahasa serta
mengungkapkan perasaan dan pendapat melalui kata-kata.
4. Motorik kasar atau kontrol terhadap kepala dan tubuh (gross motor)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan bayi/anak untuk menggunakan dan melibatkan
sebagian besar bagian tubuh biasanya menggunakan lebih banyak tenaga. Seperti duduk, jalan,
melompat dan gerakan umum otot besar.
1.Faktor herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak. Faktor herediter meliputi faktor bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung cepat
dibanding dengan anak perempuan, serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki atau
anak perempuan akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat ketika mereka mencapai masa
pubertas[6].
Faktor genetik dipengaruhi juga oleh kondisi kesehatan ataupun gizi saat si kecil masih berupa
janin. Jadi kalau ibu kekurangan gizi, otomatis perkembangan sel-sel saraf dan pertumbuhan jaringan
saraf janinpun tidak sebanyak yang seharusnya bisa dicapai jika gizi ibu bagus. Sebagai akibatnya, otak
bayi cenderung kecil dan kemungkinan kemampuan memorinya menjadi sedikit. Proses kerja otak juga
lebih lamban ketimbang otak yang ukurannya lebih besar. Kelak perkembangan motorik anak akan
terlambat, dan sehari-haripun ia terlihat kurang cerdas.
2.Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan
prenatal (lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan post natal (lingkungan setelah bayi lahir).
Faktor lingkungan dalam hal ini orang-orang terdekat juga punya peran yang penting terutama
untuk menstimulasi bayi/anak. Suara atau belaian orang tua merupakan stimulasi bagi bayi yang dapat
mempercepat perkembangan otaknya.. Rangsangan yang lebih optimal tentu dapat diberikan setelah
bayi lahir dibanding waktu bayi masih dalam kandungan. Faktor genetik dan lingkungan tidak bisa berdiri
sendiri, keduanya saling berkaitan agar otak berkembang dengan baik[7]
1.Faktor lingkungan prenatal, yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin,
hormonal.
a.Budaya lingkungan.
Dalam hal ini adalah budaya dalam lingkungan masyarakat yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak. Budaya lingkungan dapat menentukan bagaimana seseorang dapat
mempersepsikan pola hidup sehat.
Anak dengan keluarga yang memiliki status sosial ekonomi tinggi umunya pemenuhan
kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah.
c.Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang selama masa pertumbuhan. Dalam
nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti
protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.
d.Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh, namun saat musim
yang lain justru sebaliknya. Sebagai contoh pada saat musim kemarau persediaan air bersih atau sumber
makanan sangatlah sulit.
Olah raga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan anak karena dapat meningkatkan
sirkulasi darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh dapat teratur serta dapat meningkatkan
stimulasi perkembangan tulang, otot dan pertumbuhan sel lainnya.
Secara umum anak pertama memiliki kemampuan intelektual lebih menonjol dan cepat
berkembang karena sering berinteraksi dengan orang dewasa, namun dalam perkembangan motoriknya
kadang-kadang terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasa dilakukan dengan saudara kandungnya.
Sedangkan pada anak kedua atau tengah kecenderungan orang tua yang sudah biasa merawat anak
lebih percaya diri sehingga kemampuan anak untuk beradaptasi lebih cepat dan mudah meski dalam
perkembangan intelektual biasanya kurang dibandingkan dengan anak pertama.
g.Status kesehatan
Apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan untuk tumbuh kembang
menjadi sangat mudah, dan sebaliknya apabila anak mempunyai penyakit kronis maka pencapaian untuk
maksimal dalam tumbuh kembangnya anak akan terhambat.
3.Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormon
somatotropin, tiroid dan glukokortikoid. Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan
sistem skeletal. Hormon tiroid berperan dalam stimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid
mempunyai fungsi untuk menstimulasi pertumbuhan sel intertisial dari testis (untuk memproduksi
testosterone) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut menstimulasi
perkembangan seks baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran
hormonnya[8].
1.masa prenatal
Masa prenatal terdiri atas dua fase yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada masa embrio
pertumbuhan dimulai dari konsepsi hingga 8 minggu pertama, pada minggu ke dua terjadi pembelahan
sel dan terjadi pemisahan jaringan antara endoderm dengan ectoderm, pada minggu ketiga
terbentuklah lapisan mesoderm.
Setiap anak tidak akan bisa melewati tahapan sebelumnya, contoh: seorang anak tidak bisa
berdiri jika pertumbuhan kaki dan tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat, karena
perkembangan awal merupakan masa kritis untuk menetukan perkembangan masa selanjutnya.
Anak sehat, bertambah umur bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
a.Perkembangan terjadi dahulu di daerah kepala kemudian menuju arah anggota tubuh
b.Perkembangan antropometri terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola
proksimosdital).
6.Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar
kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan (DepKes,2005).
-Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
Stimulasi dimaksudkan untuk melatih kemampuan bayi agar bayi dapat menguasai keterampilan
tertentu pada usia yang seharusnya. Cukup banyak kejadian keterlambatan perkembangan terjadi hanya
karena kurang stimulasi. Banyak kemampuan telah dapat dimulai dipelajari sejak dini, seperti
kemampuan bicara.
Kemampuan bicara mulai dipelajari bayi saat belajar berkomunikasi dengan ibu, mendengar ibu
berbicara dengannya, mendengar ibu membacakan buku cerita sederhana hingga terekam cukup baik
dan bayi berusaha menirunya, sampai akhirnya si bayi dapat berbicara sesuai dengan target pencapaian
kemampuan bicara untuk usianya.
Pada saat ibu mendendangkan lagu-lagu yang terasa nikmat serta belaian dan sentuhan pada bayi
serta ajakan komunikasi dengan bayi meskipun bayi belum dapat berbicara, hal tersebut memberikan
stimulasi bagi otak bayi, melodi akan menstimulasi otak kanan bayi, sedangkan lirik lagu yang
didendangkan ternyata mampu merangsang otak bagian kiri bayi. Mainan-mainan edukatif juga dapat
menstimulasi kecerdasan otak anak melalui permainan yang melibatkan berpikir, mengamati, melatih
kemampuan motorik kasar (koordinasi kaki/tangan) dan motorik halus, belajar memegang sesuatu
dengan benar. Alat main yang berwarna-warni dan tekstur mainan yang bermacam-macam adalah
mainan yang sesuai bagi stimulasi bayi dan balita[9]. Tidak pernah ada kata terlalu dini untuk
memberikan stimulasi pada bayi kita, sepanjang kita menegtahui apa dan bagaimana stimulasi yang
harus dilakukan.[10].
1.Pemantauan kegiatan pada latihan gerak kasar dan halus, latihan bicara dan kemandirian
bergaul.
6.Dilakukan dengan wajar, tanpa paksaan, tidak menghukum, tidak membentak pada saat bayi/
anak tidak mau melakukan kegiatan yang ada dalam tugas perkembangan.
7.Bayi/ anak diberi pujian jika bayi/ anak berhasil melakukan tugas perkembangan.
Yang diharapkan dari stimulasi tumbuh kembang adalah perkembangan bayi atau anak terpantau,
mencapai tingkat perkembangan yang baik dan optimal, meliputi: kecerdasan, trampil, mudah bergaul,
mandiri, kreatif, sopan santun, berkepribadian, budi pekerti yang baik[11].
Berikut ini adalah table daftar hal yang secara umum (lebih dari 75%) telah dapat dilakukan pada
bayi dalam rentang usia tertentu[12].
-gerakkan sisi kanan dan kiri sama/ -jika ditarik dari posisi tidur ke
seimbang posisi duduk, kepala akan terangkat
dengan baik dan stabil
-tengkurap
Kemampuan bicara dan -besuara spontan atau bereaksi -mengeluarkan suara gembira nada
bahasa dengan bersuara “oooaahh” tinggi atau memekik (teriak)
Kemampuan sosial dan -melihat dan menatap wajah ibu/ -terpaku pandangannya jika benda
kemandirian ayah yang semula ada, tiba-tiba
menghilang
-membalas senyuman
-mengarahkan matanya pada
-mengenal ibu dengan penglihatan,
benda kecil yang bergerak di
penciuman, pendengaran dan kontak dekatnya
Kontrol kepala dan tubuh -duduk tanpa bersandar -mengangkat badannya ke posisi
(motorik kasar) berdiri
-belajar berdiri, kedua kakinya
menyangga berat badannya -belajar berdiri berpegangan atau
berdiri sendiri selama 2 detik
-berbalik dari tengkurap ke telentang
dan sebaliknya -belajar dengan dituntun
Keterampilan tangan dan -memindahkan benda dari satu -menggenggam erat pensil
jari (motorik halus) tangan ke tangan lainnya
-memasukkan benda ke mulutnya
-memungut 2 benda masing-masing
-membenturkan 2 benda yang ada
tangan memegang 1 benda pada
pada genggamannya
saat yang sama
-memungut benda sebesar kacang
dengan ibu jari dan telunjuk
(menjimpit)
Kemampuan sosial -mencari mainan/ benda yang dijatuhkan -senang diajak main cilukba
dan kemandirian
-makan camilan genggam sendiri -mengenal anggota keluarga,
takut pada orang yang belum
-minum dari gelas sendiri
dikenal
-bermain tepuk tangan/ cilukba
-mengeksplorasi sekitar, ingin
-bergembira dengan melempar bola tahu, ingin meneyntuh apa saja
Berikut ini cara melakukan berbagai stimulasi sesuai usia berdasarkan Buku Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2006.
a. Mengangkat kepala. Letakkan bayi pada posisi telungkup. Gerakkan sebuah mainan warna cerah atau
buat suara-suara gembira di depan bayi sehingga bayi akan belajar mengangkat kepalanya.
b. Menahan kepala tetap tegak. Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar menahan kepalanya
tetap tegak.
c. Berguling-guling. Letakkan mainan warna cerah di dekat bayi agar ia melihatnya dan tertarik pada
mainan tersebut. Kemudian, pindahkan mainan ke sisi lain dengan perlahan. Awalnya bayi perlu dibantu
dengan cara menyilangkan paha bayi agar badannya ikut bergerak miring sehingga memudahkan bayi
berguling. Ketika berguling, senyumlah padanya, tunjukkan rasa kasih saying dan puji bayi anda. Jaga
agar bayi tidak jatuh.
a. Melihat, meraih dan menendang mainan gantung. Gantungkan mainan di atas tempat tidur bayi. Bayi
akan tertarik dan melihat, menendang atau menggapai mainan tersebut. Pastikan mainan tidak bisa
dimasukkan dalam mulut bayi dan tidak lepas dari gantungannya.
b. Memperhatikan benda bergerak. Dekatkan wajah anda dan benda atau mainan menarik berwarna cerah
ke wajah wajah bayi agar ia melihat dan memperhatikannya. Perlahan gerakkan wajah anda atau
mainan itu ke sisi kanan dan kiri sehingga bayi mengikuti gerakkan tersebut.
c. Melihat benda kecil. Pangku bayi di dekat sebuah meja, kemudian jatuhkan sebuah benda kecil
(misalnya bola kecil, dadu, kelereng) dari atas meja, tepat di depan bayi anda. Anda juga dapat memutar
benda itu di atas meja dan melihat apakah bayi memperhatikannya.
d. Memegang benda, meraba dan merasakan bentuk permukaan. Letakkan aneka benda/ mainan yang
berbunyi atau berwarna cerah di tangan bayi atau sentuhkan benda tersebut pada punggung tangannya.
Amati cara ia memegang benda tersebut. Semakin bertambah umur bayi, ia akan semakin mampu
memegang benda-benda kecil dengan ujung jari (menjimpit). Ajak bayi meraba dan merasakan berbagai
bentuk dan tekstur aneka mainan yang nyaman. Jaga agar benda tidak melukai bayi, tertelan.
a. Berbicara. Setiap hari, berbicaralah dengan bayi sesering mungkin. Gunakan setiap kesempatan
bersama bayi. Bayi tidak pernah terlalu muda untuk diajak bicara.
b. Meniru-nirukan suara. Tirukan ocehan bayi sesering mungkin maka ia akan menirukan kembali suara
anda.
c. Mengenali berbagai suara. Ajak bayi mendengarkan berbagai suara music, radio, TV, orang berbicara
dan sebagainya. Buatlah suara kemirincingan, mainan yang dipencet atau bel. Perhatikan reaksi bayi
terhadap suara yang berlebihan.
a. Memberi rasa aman dan kasih sayang. Sesering mungkin peluk dan belai bayi, bicaralah kepada bayi
dengan nada lembut dan halus serta penuh kasih saying. Ketika bayi rewel, cari dan atasi masalahnya.
Untuk menenangkan bayi, anda bisa mengayunkan bayi dengan santai. Ketika menidurkan,
bersenandunglah dengan nada lembut dan penuh kasih, ayun bayi perlahan dan lembut sampai ia
tertidur.
b. Mengajak bayi tersenyum. Sesering mungkin ajak bayi tersenyum dan tatap mata bayi. Balas senyuman
setiap kali bayi tersenyum. Buatlah suara-suara yang menyenangkan dan berbicara kepada bayi sambil
tersenyum.
c. Mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan sekitarnya. Gendong bayi berkeliling sambil
memperlihatkan/ menunjukkan benda-benda yang cerah atau bercahaya. Sangga bayi pada posisi tegak
sehingga ia dapat melihat apa yang ada di sekitarnya.
d. Meniru ocehan dan mimik wajah bayi. Perhatikan apa yang dilakukan bayi, tirukan ocehan dan mimik
wajahnya.
- Bayi yang telah dapat mengontrol kepalanya dapat dilatih agar otot leher bayi menjadi lebih kuat,
misalnya dengan meletakkan bayi pada posisi telentang, pegang kedua pergelangan tangan bayi, tarik
bayi perlahan kea rah anda hingga bayi berada pada posisi duduk atau ½ duduk.
b. Belajar duduk
Bantu bayi untuk duduk sendiri. Mula-mula, bayi didudukkan di kursi dengan sandaran agar tidak jatuh
ke belakang. Ketika bayi dalam posisi duduk, beri maianan kecil di tangannya. Jika bayi belum bisa duduk
tegak, topang tangan bayi. Jika bayi bisa duduk tegak, dudukkan bayi tanpa sandaran atau penyangga.
c. Menyangga berat. Angkat badan bayi pada posisi berdiri dengan tangan anda menyangga pada kedua
ketiak bayi. Perlahan turunkan bayi sehingga kedua kakinya menyentuh pangkuan anda atau tempat
tidur. Cobalah agar bayi mau mengayunkan badannya dengan gerakkan naik-turun serta menyangga
sebagian berat badan nya dengan kedua kakinya.
a. Memegang benda dengan kuat. Minta bayi untuk menggenggam benda/ mainannya. Cobalah tarik
perlahan benda tersebut untuk melatih bayi memegang benda dengan kuat.
b. Memegang benda dengan kedua tangan. Minta bayi menggenggam benda/ mainan. Rangsang bayi
untuk memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya, misalnya dengan anda juga memegang
sebuah maian di tangan anda dan memindahkannya dari satu tangan ke tangan lainnya (agar bayi
meniru). Atau dengan meminta bayi memindahkan mainannya dan menyentuh tangan yang sedang
tidak memegang mainan.
c. Minta bayi menggenggam satu benda di tangan kiri dan satu benda di tangan kanan.
a. Mencari sumber suara. Bunyikan suara-suara yang riang/ menyenangkan atau bunyikan bel/ boneka dan
sebagainya. Ajari bayi agar memalingkan wajahnya kearah sumber suara dengan cara mencontohkan
sambil meminta ia meniru atau membawa bayi mendekati suara tersebut. Perdengarkan aneka macam
suara untuk melatih bayi mengenali berbagai suara dan meniru suara tersebut.
b. Menirukan kata-kata. Bicaralah pada bayi dengan artikulasi yang jelas dan perlahan (tidak cepat-cepat).
Ulangi beberapa kata berkali-kali dan ajak bayi untuk menirukan kata yang anda ucapkan.
b. Melihat dirinya di kaca. Ajak bayi berkaca sambil mengajaknya berbicara, menceritakan kepadanya
bayangan yang muncul di cermin dan mencoba meraba bayangan diri pada cermin.
c. Berusaha meraih mainan. Letakkan sebuah mainan sedikit jauh dari bayi. Gerak-gerakkan mainan
tersebut di depan bayi sambil berbicara dengannya agar ia berusaha untuk mendapatkan mainan
tersebut. Jangan terlalu lama membiarkan ia berusaha mendapatkan mainan tanpa hasil, agar ia tidak
kecewa.
a. Merangkak. Letakkan sebuah mainan di luar jangkauan bayi, usahakan agar ia mau merangkak ke arah
mainan dengan menggunakan kedua tangan dan lututnya.
b. Menarik ke posisi berdiri. Dudukkan bayi di tempat tidur, kemudian tarik bayi ke posisi berdiri.
Selanjutnya lakukan hal tersebut di atas meja, kursi atau tempat lainnya.
c. Berjalan berpegangan/ dengan bantuan. Ketika bayi telah mampu berdiri, letakkan mainan yang
disukainya di depan bayi dan jangan terlalu jauh. Buatlah agar bayi mau berjalan berpegangan pada
ranjangnya atau perabot rumah tangga untuk mencapai mainan tersebut.
Ajari bayi cara memasukkan dan mengeluarkan mainan/ benda kecil dari dalam wadah. Pastikan benda-
benda tersebut tidak berbahaya dan tidak terlalu kecil sehingga akan membuat bayi tersedak jika benda
tersebut tertelan.
b. Bermain genderang. Ambil kaleng kosong bekas dengan bagian atasnya ditutup dengan plastik/ kertas
tebal seperti “genderang”. Tunjukkan cara memukul genderang dengan sendok atau sumpit hingga
menimbulkan suara.
c. Memegang alat tulis dan mencoret-coret. Sediakan krayon atau pensil warna dan kertas bekas di atas
meja. Dudukkan bayi di pangkuan anda, bantu bayi memegang pensil warna/ krayon dan ajaklah bayi
mencoret-coret kertas.
d. Bermain mainan yang mengapung di air. Buat mainan dari karton/ kotak/ plastik bekas yang mengapung
di air. Biarkan bayi bermain dengan mainan tersebut saat mandi, tetapi jangan biarkan bayi sendirian
ketika mandi/ main di air.
e. Membuat bunyi-bunyian.
- Tangan kanan dan kiri bayi masing-masing memegang mainan yang tidak dapat pecah. Bantu agar bayi
membuat bunyi-bunyian dengan cara memukul-mukul kedua benda tersebut.
- Ambil kaleng kososng bekas dengan bagian atasnya ditutup dengan plastik/ kertas tebal seperti
“genderang”. Tunjukkan cara memukul “genderang” dengan sendok/ sumpit hingga menimbulkan suara.
f. Menyembunyikan dan mencari maianan. Sembunyikan mainan atau benda yang disukai bayi dengan
cara ditutup selimut/koran, sebagian saja. Tunjukkan ke bayi cara menemukan mainan tersebut dengan
mengangkat kain/koran penutup mainan. Setelah bayi mengerti, tutup mainan tersebut sepenuhnya
dengan selimut/ Kran dan biarkan ia mencari mainan itu sendiri.
a. Menyebutkan dan menunjukkan nama gambar-gambar di buku atau majalah. Pilih gambar-gambar
menarik yang berwarna-warni (misalnya gambar binatang, kendaraan, meja, gelas dan sebagainya) ari
buku atau majalah. Sebutlah nama gambar yang anda tunjukkan kepada bayi. Ajak bayi melihat gambar
dan menunjukkan gambar yang disebutkan. Usahakan bayi mengulangi kata yang anda sebutkan.
Lakukan stimulasi ini setiap hari dalam beberapa menit.
b. Menyebutkan dan menunjukkan benda-benda di sekitar bayi. Sama seperti menyebut dan menunjuk
nama gambar, hal yang sama dapat kita lakukan pada benda-benda di sekitar kita yang menarik,
misalnya hewan (ikan, kucing, anjing dan lain-lain), foto ayah atau ibunya, foto diri, alat rumah tangga
(piring, gelas dan lain-lain), perabotan dalam rumah atau mainan yang ia miliki.
b. Keterampilan makan.Mulai usia 6 bulan, bayi mulai dikenalkan pada makanan pendamping ASI. Saat
makan dapat menjadi saat belajar penuh stimulasi. Ciptakanlah suasana makan yang menyenangkan,
libatkan bayi secara aktif dengan memberinya sendok untuk ia pegang sendiri walaupun ia masih tetap
disuapi. Ajarkan bayi makan sambil duduk di tempat makannya dengan alat makannya sendiri. Kenalkan
bayi pada kebiasaan-kebiasaan baik, seperti mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum makan,
makan pada jadwal tertentu dan makan pada satu posisi yang sama (tidak sambil berjalan-jalan atau
berpindah-pindah). Bicaralah pada bayi selama makan dan berilah ia pujian jika ia menunjukkan
keinginan untuk makan.
a. Membungkuk. Jika bayi sudah bisa berdiri, letakkan sebuah mainan di lantai. Ajaklah agar ia mau
membungkuk dan mengambil mainan tanpa berpegangan. Mula-mula, mungkin bayi perlu dibantu.
b. Berjalan sendiri. Bantu bayi agar ia mau berjalan beberapa langkah tanpa berpegangan. Buat permainan
seperti meminta bayi berjalan ke pelukan anda atau untuk mendapatkan mainan yang disukainya.
Berilah pujian jika bayi mau berjalan beberapa langkah. Jika bayi belum siap berjalan, tunggu beberapa
hari dan coba lagi.
c. Bermain bola. Ajak bayi bermain bola. Gelindingkan bola ke arah bayi dan usahakan agar ia
menggelindingkan kembali bola kea rah anda. Untuk pertama kali, gunakanlah bola yang besar dan
lunak. Seiring dengan bertambahnya usia anak, gunakan bola berbagai ukuran, tetapi jangan gunakan
bola yang terlalu kecil sehingga dapat tertelan.
d. Naik tangga. Tunjukkan kepada bayi cara naik tangga dengan merangkak, kemudian bimbing ia
menuruni tangga dengan melangkahkan kakinya. Gunakan tangga yang rendah dan jangan tinggalkan
bayi sendirian di sekitar tangga.
b. Menggambar. Letakkan krayon/ pensil warna dan kertas di meja. Ajak bayi menggambar sambil
mendengarkan musik atau melantunkan lagu. Bebaskan kreasi bayi, jangan dibatasi dengan pemikiran
orang dewasa dan beri ia pujian bagaimanapun gambar yang dihasilkan.
c. Bermain di ruang makan. Ajak bayi mambantu menata piring-piring plastik yang ringan atau
menuangkan makanan/ minumannya sendiri ke dalam mangkuk/ gelas bayi bayi. Hal ini juga dapat
merangsang nafsu makan bayi karena ia dilibatkan secara aktif dalam proses persiapan makan yang
dimaksudkan untuk menimbulkan ketertarikan bayi terhadap makanan tersebut. Puji bayi jika ia berhasil
memberi sedikit bantuan dan bicaralah tentang aneka makanan yang ada di hadapannya.
a. Berbicara dengan boneka. Berpura-pura bahwa boneka tersebut berbicara dengan bayi anda. Rangsang
bayi untuk berbicara dengan bonekanya. Beri nama pada boneka tersebut untuk lebih menghidupkan
suasana bermain.
b. Menirukan kata-kata. Gunakanlah setiap kesempatan untuk berbicara dengan bayi anda. Gunakan
artikulasi yang jelas dan diucapkan secara perlahan (tidak cepat-cepat). Usahakan bayi meniru kata yang
anda ucapkan. Jika bayi mau menirukan, pujilah dia, ulangi kata tersebut dan buat agar ia mau
mengulanginya.
c. Bersenandung dan bernyanyi. Nyanyikan lagu dan bacakan syair anak-anak kepada bayi sesering
mungkin.
d. Membaca buku cerita. Cerita bergambar yang sederhana dengan kalimat-kalimat yang pendek dan huruf
besar-besar dapat mulai dibacakan pada bayi sambil menunjukkan gambar warna-warni dalam buku
tersebut.
b. Makan camilan genggam. Camilan genggam seperti wortel rebus atau irisan buah dengan cocolan saus
alami dapat mulai dilatih pada usia ini. Camilan genggam tidak hanya merangsang kemandirian, juga
melatih koordinasi antara tangan dan mata serta melatih kemampuan menggigit dan mengunyah.
c. Makan bersama. Ajak bayi makan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Bayi duduk dekat dengan
meja makan, makan dari piring dan sendoknya sendiri sambil tetap dibantu jika suapannya lebih banyak
yang tumpah. Beri pujian jika ia berhasil menyuap sendiri. Makanan bayi pada usia ini masih berbeda
dari makan keluarga.
d. Menarik mainan yang letaknya agak jauh. Ajari bayi untuk mengambil sendiri mainan yang letaknya agak
jauh dengan cara meraih, menarik atau mendekatkan badannya kea rah mainan tersebut. Letakkan
mainan yang bertali agak jauh, ajari bayi menarik tali untuk mendapatkan mainan tersebut. Bayi harus
dalam pengawasan selama bermain dengan tali.
a. Bermain bola dengan orangtua. Gulingkan, gelendingkan bola kearah anak dan usahakan agar anak
membalas serupa atau memukul bola kembali ke orangtua, lakukan beberapa kali.
b. Membantu di rumah. Minta anak untuk melakukan tugas rumah yang sederhana seperti mengambil
mainannya sendiri atau mengambil seseuatu untuk orang lain seperti pulpen, atau yang lain bila disuruh.
a. Mencoret-coret. Letakkan kertas dan pensil di atas meja di depan anak, pada jarak yang mudah
dijangkau. Bila perlu, berikan pensil ke tangan anak dan motivasi anak untuk mencoret-coret, perhatikan
keamanan anak selama melakukan stimulasi, terutama mata dan mulut selama penggunaan pensil.
b. Ambil manik-manik ditunjukkan. Contohkan pada anak 2-3 kali untuk mengeluarkan manik-manik dari
botol, kemudian minta anak untuk mengulanginya
Kemampuan bahasa[15]
a. 3 Kata. Minta anak mengucapkan 3 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota
keluarga.
b. 6 Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota
keluarga.
a. Membungkuk kemudian berdiri. Sementara anak berdiri sendiri di lantai, tanpa sanggahan/ pegangan,
letakkan mainan di lantai di depan si anak. Mintalah supaya anak mengambil mainan tersebut.
a. Menyuapi boneka. Letakkan boneka dan botol minuman mainan di atas meja, di depan anak. Katakan
kepada anak “beri adik bayi minum” atau beri adik bayi botol susu”
a. Menara dari 2 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 2 buah balok, dengan meletakkan 1 kubus dia atas kubus yang lain dan tidak
jatuh.
b. Menara dari 4 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain sampai 4 kubus dan tidak
jatuh.
Kemampuan bahasa
a. 6 Kata. Minta anak mengucapkan 6 kata selain kata “mama”, “papa”,nama binatang dan nama anggota
keluarga.
a. Lari. Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b. Berjalan naik tangga. Stimulasi anak agar mengambil sesuatu dengan menaik tangga, tidak dengan
merangkak tetapi melangkah ke atas.
a. Gosok gigi dengan bantuan. Bantu mengoleskan pasta gigi pada sikat gigi, awasi anak saat memegang
dan menggerak-gerakkan sikat gigi diantara gigi, beri sedikit bantuan untuk mengarahkan sikat, tetapi
anak harus menyikat lebih banyak.
b. Cuci dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni, membilas dan
mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun serta kering.
a. Menara dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain sampai 6 kubus dan tidak
jatuh.
Kemampuan bahasa[20]
a. Menunjuk 2 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan pada anak “
tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana anjing”.
b. Menyebut 1 gambar. Tunjukkan kepada anak salah satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia,
anjing, kuda pada satu waktu dan tanyakan kepada sia anak “gambar apa ini?”
a. Lari. Dorong anak berlari dengan melemparkan bola ke padanya dengan sengaja.
b. Menendang bola ke depan. Letakkan bola ± 15 cm di depan anak berdiri. Suruh anak menendangnya,
orang tua dapat memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana mengerjakannya.
Kemampuan bersosialisasi
a. Cuci dan mengeringkan tangan. Ajak anak mencuci tangan, biarkan anak menyabuni, membilas dan
mengeringkan tangannya sampai betul-betul hampir bersih dari sabun serta kering.
b. Menyebut nama teman. Minta anak menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang tinggal
serumah.
a. Menara dari 6 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain sampai 6 kubus dan tidak
jatuh.
b. Menara dari 8 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain sampai 8 kubus dan tidak
jatuh.
c. Meniru garis vertical. Anak didudukkan atau dipangku orang tua, diatur sedemikian rupa sehingga
posisinya sesuai dan nyaman untuk menulis. Berikan kertas dan pensil pada si anak dan mintalah
kepadanya untuk menggambar garis sesuai dengan contoh yang diberikan yaitu garis vertical. Tunjukkan
bagaimana menggambar garis vertical pada anak.
Kemampuan bahasa
a. Menunjuk 4 gambar. Tunjukkan kepada anak gambar di belakang lembar tes, lalu katakan pada anak “
tunjukkan mana burung”, “tunjukkan mana manusia”, “ tunjukkan mana anjing”, tunjukkan kucing, lihat
apakah anak dapat menunjuk dengan benar 4 atau 5 gambar.
b. Menyebut 4 gambar. Tunjukkan kepada anak salah satu gambar, ada gambar kucing, burung, manusia,
anjing, kuda pada satu waktu dan tanyakan kepada sia anak “gambar apa ini?”. Lihat apakah anak
dapat menyebut 4 nama gambar.
a. Melempar bola lengan ke atas. Berikan bola ke anak, suruh melempar bola ke orang tua dengan
lemparan kea rah atas dan mengarah ke depan. Orang tua dapat mencontohkan bagaimana
mengerjakannya.
b. Berdiri 1 kaki. Tunjukkan kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1 kaki
tanpa berpegangan, perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan bisa
sampai 3 kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan diri selama 6 detik atau lebih.
Usia 3-4 tahun[21]
a. Menyebut nama teman. Minta anak menyebutkan nama teman bermainnya, bukan teman yang tinggal
serumah.
b. Memakai T-Shirt. Ajak anak untuk melepaskan t-shirt dari kepala dan memakainya sendiri dengan
memasukkan lengan ke lengan baju.
Kemampuan motorik halus
a. Menara dari 8 kubus. Anak didudukkan di dekat meja, dengan posisi lengan sejajar meja dan kedua
tangan berada di atas meja. Letakkan kubus-kubus (balok-balok mainan) di atas meja. Orangtua
memberi contoh dengan menyusunnya setinggi mungkin, bila perlu diulang sampai 3 kali. Lihat apakah
anak dapat menyusun 1 buah kubus dengan meletakkan 1 kubus yang lain sampai 8 kubus dan tidak
jatuh.
b. Menggoyangkan ibu jari. Contohkan pada anak dengan menggunakan 1 atau 2 tangan untuk membuat
genggaman dengan posisi ibu jari mengarah ke atas. Ayun-ayunkan ibu jari anda ke kanan ke kiri (hanya
ibu jari). Katakan kepada anak untuk menggerakkan ibu jari dengan cara yang sama. Biarkan anak
melakukan sendiri dalam meletakkan posisi tangan anak.
Kemampuan bahasa
a. Menyebut 1 warna.Letakkan kubus yang berwarna merah, biru, kuning dan hijau di atas meja di depan
anak. Tunjukkan 1 kubus dan tanyakan kepada anak “ini warna apa?”. Setelah anak menjawab,
pindahkan kubus dan minta anak menyebutkan warna-warna kubus yang lain. Ulangi untuk 4 warna
seluruhnya.
b. Kegunaan 2 benda. Tanyakan kepada anak satu persatu pertanyaan berikut, “apa gunanya cangkir?,
“apa gunanya pensil?”, “apa gunanya kursi?”
Kemampuan motorik kasar
a. Berdiri 1 kaki 1-2 detik. Tunjukkan kepada anak bagaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1
kaki tanpa berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan 3
kali.
b. Melompat dengan 1 kaki. Anak berdiri tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk melompat
dengan 1 kaki. Orang tua dapat memperagakan terlebih dahulu bagaimana cara melakukannya.
Usia 4-5 tahun[22]
a. Mengambil/menyiapkan makanan. Anak dapat dilibatkan dalam menyiapkan makanan dan dapat
mengambil makanan tanpa bantuan, termasuk menggunakan mangkuk dan sendok, menuangkan
makanan dan susu ke mangkuk tanpa banyak tumpah.
b. Gosok gigi tanpa bantuan. Perhatikan saat anak menggosok gigi, biarkan anak mencoba melakukannya
tanpa bantuan atau pengawasan beberapa kali, termasuk mengoleskan pasta gigi dengan gerakkan maju
mundur.
Kemampuan motorik halus
a. Menggambar orang 3 bagian. Berikan pada anak sebuah pensil dan selembar kertas, katakan pada anak
untuk menggambar seseorang (laki/laki, perempuan, ayah, ibu). Pastikan anak telah menyelesaikan
gambarnya sebelum dilihat oleh orang tua.
b. Mencontoh+ (tanda plus)(copy+)
Berikan pada anak pensil dan kertas, tunjukkan pada anak gambar tanda + dibelakang lembar tes. Tanpa
menyebutkan bentuk gambar atau menggerakkan jari atau pensil untuk menunjukkan cara mebuatnya.
Katakan pada anak “buat satu gambar yang sama seperti gambar ini!”
Kemampuan bahasa
a. Mengartikan 5 kata. Berikan pertanyaan contoh: orang tua mengatakan:” mama/papa akan
menyebutkan 1 kata dan mama/papa ingin anak (sebutkan nama panggilannya) mengatakan benda
apakah itu”. “Apakah bola itu?”, “apakah danau itu?”, “apakah meja itu”. Latih anak agar dapat
mengartikan 5-6 kata dengan benar, sesuai dengan istilah yang berhubungan dengan kegunaannya,
bentuk, terbuat dari apa, kategori umum.
b. Mengetahui 3 kata sifat. Tanyakan pada anak pertanyaan berikut: “apa yang kamu lakukan saat kamu
kedinginan?”, “apa yang kamu lakukan saat kamu kecapaian)”, “apa yang kamu lakukan saat kamu
lapar?”
Kemampuan motorik kasar
a. Melompat dengan 1 kaki. Anak berdiri tanpa berpegangan, lalu perintahkan anak untuk melompat
dengan 1 kaki. Orang tua dapat menunjukkan bagaimana cara melakukannya.
b. Berdiri 1 kaki 3 detik. Tunjukkan kepada anak begaimana menyeimbangkan diri untuk berdiri dengan 1
kaki tanpa berpegangan. Perintahkan anak untuk melakukan hal tersebut selama ia mampu. Lakukan 3
kali, kecuali ia dapat menyeimbangkan diri selama 6 detik atau lebih.
a. Bayi baru lahir pada dasarnya sudah bisa melihat, meskipun dengan ketajaman penglihatan yang masih
amat lemah, tetapi baru dapat membedakan atau bereaksi terhadap perbedaan terang dan gelap. Bayi
baru lahir mempunyai kecenderungan untuk menutup matanya, terutama di situasi terang.
b. Pada minggu-minggu pertama, bayi umunya juga tidak mengeluarkan air mata saat menangis. Air mata
dapat mulai terlihat pada usia 1-3 bulan.
c. Setelah bayi berusia 2 minggu, ibu dapat mulai merasakan bahwa bayinya mengenal wajahnya.
Kemudian bayi akan mulai mengenali objek yang besar. Pada usia sekitar 2-3 bulan, bayi telah mulai
dapat mengikuti objek yang bergerak. Ketajaman penglihatan bertambah secara bertahap hingga
tercapai penglihatan sempurna pada usia 2-3 tahun.
d. Banyak bayi baru lahir memiliki koordinasi yang tidak sempurna dari gerakan kedua bola mata atau
posisi boala mata yang kurang tepat, sehingga penglihatan bayi tidak terlihat fokus atau gerakan kedua
bola mata tidak sama kanan dan kiri. Hal ini adalah normal. Koordinasi yang baik antara kedua bola mata
umunya dicapai pada usia sekitar 3 bulan. Kelainan posisi maupun koordinasi gerak kedua bola mata
yang masih tetap terjadi di atas usia 3 bulan, sebaikanya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter.
e. Pemeriksaan mata secara umum dapat dilakukan oleh dokter saat kunjungan bayi baru lahir maupun
saat imunisasi. Pemeriksaan mata yang dilakukan mencangkup hal-hal berikut:
- Pemeriksaan tajam penglihatan dan gerakan bola mata dengan menguji kemampuan bayi untuk melihat
fokus pada suatu objek diam dan kemampuan untuk melihat objek bergerak.
Bayi telah mulai dapat memberi respon berupa kedipan mata atau perubahan detak jantung
terhadap suara sejak dalam kandungan, yaitu pada usia kehamilan 24-25 minggu atau sekitar 6 bulan.
Selanjutnya kemampuan mendengar meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan dan
setelah bayi lahir. Perkembangan pendengaran dan kemampuan bicara paling bermakna terjadi pada
usia bayi 6 bulan hingga 2 tahun. Tanda bayi memiliki fungsi pendengaran yang normal:
- Usia 0-3 bulan; bayi terbangun atau tampak terkejut, bayi tenang atau tersenyum saat diajak bicara.
- Usia 3-6 bulan; mencari sumber suara dengan matanya, bayi bersuara “ooh” atau “aah”, berhenti
bermain ketika mendengar suara yang datang.
- Usia 6-9 bulan; menikmati musik, berteriak, tertawa, mengucapkan “mamama” atau “bababa” atau
“papapa”.
- Usia 9-12 bulan;meniru ucapan sederhana, menyebut “ mama” kepada ibunya atau “papa” kepada
ayahnya, menunjuk benda yang dikehendaki.
a. Riwayat keluarga dengan gangguan syaraf pendengaran atau riwayat gangguan pendengaran sejak lahir.
c. Saat lahir, bayi tidak segera menangis atau menggunakan alat bantuan napas selama lebih dari 10 hari.
g. Bayi mendapatkan antibiotik yang bersifat mengganggu fungsi telinga (ototoksik) selama lebih dari 5
hari.
Gangguan pendengaran terjadi antara 1-6 bayi per 1000 kelahiran hidup. Pemeriksaan
pendengaran sebaiknya dilakukan jika bayi memiliki satu atau lebih faktor resiko di atas.
b. Melatih anak mengenal buang air kecil dan buang air besar (toilet training).
Melatih anak mengenal buang air kecil dan buang air besar seperti cara orang dewasa tentu
membutuhkan keterampilan dan pemahaman yang lebih kompleks, sehingga umumnya baru dapat
dikenalkan setelah anak berusia 18 bulan. Namun, tahapan yang lebih sederhana seperti mengenal
buang air kecil dan buang air besar dapat diajarkan sejak dini dengan sekedar mengajaknya berbicara.
Saat bayi sudah bisa duduk tanpa bersandar, bayi dapat didudukkan pada potty atau toilet
tiruan untuk anak-anak, setiap kali bayi menunjukkan tanda ingin buang air kecil atau buang air besar.
Bayi juga dapat dilatih mengenal toilet yang sesungguhnya dengan mengajaknya membersihkan diri di
kamar mandi setiap kali habis buang air kecil atau besar.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba
Medika.
Aminah, M.S. (2009). Baby’s corner Kamus Bayi 0-12 bulan. Jakarta: PT. Luxima Metro Media.
Handy, Fransisca. (2011). Panduan Cerdas Perawatan Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda, Grup Puspa
Swara, Anggota IKAPI.
Suwariyah, Puji. (2013). Test Perkembangan Bayi Anak. Jakarta: CV Trans Info Media.
Kementerian Kesehatan RI. (2006). Buku Pedoman Pelaksanaan, Deteksi Dini dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
[1] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda
grup Puspa Swara,2011)h.64.
[2] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media,
2009)hal 140-141.
[3] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka Bunda
grup Puspa Swara,2011)h.68-69,110.
[4] Nursalam, Ilmu Kesehatan Anak (Cet. I;Jakarta:Salemba Medika,2005)h.68.
[5] Puji Suwariyah, Ns,.Skep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak, Bab II (Cet. I;Jakarta:CV Trans Info
Media,2013)h.9-10.
[6] A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba
Medika,2008)h.11.
[7] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media,
2009)hal 140.
[8] A.Azis Alimul, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan (Cet. I;Jakarta : Salemba
Medika,2008)h.13.
[9] Mia Siti Aminah, Baby’s Corner Kamus Bayi 0-12 Bula,Bab VIII (Cet.I; Depok:PT Luxima Metro Media,
2009)hal 142.
[10] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka
Bunda grup Puspa Swara,2011)h.69.
[11] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 8.
[12] Dr.Fransisca Handy,SpA,IBCLC, Panduan Cerdas Perawatan Bayi, Bab IV (Cet. I;Jakarta:Pustaka
Bunda grup Puspa Swara,2011)h.70-72.
[13] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 61-62, 132.
[14] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 76,132.
[15] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 92-93,132.
[16] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 113-114,132.
[18] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 77,132.
[19] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 65, 114-115, 132.
[20] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 95,114-115, 132.
[21] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 66,79, 132.
[22] Puji Suwariyah, Ns,S.Kep,M.Kep, Test Perkembangan Bayi/Anak,Bab II (Cet.I; Jakarta:CV.Tran Info
Media, 2013)hal 68-69,80-81, 104-105,118,132.
Poskan Komentar
Mengenai Saya
Arsip Blog
▼ 2014 (5)
o ▼ Mei (5)
DAMPAK ASAP PEMBAKARAN HUTAN BAGI KESEHATAN
ETIKA PROFESI KEBIDANAN
STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
RESUSITASI NEONATUS
Perbedaan Preseptorship dan Mentorship di Klinik