Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status kesehatan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap masa depan kesejahteraan janin
dan merupakan suatu cerminan dari keadaan janin. status kesehatan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang tidak semua ibu mengetahuinya. bukan hanya faktor fisik ibu yang
dapat dinilai dengan status kesehatan, melainkan juga sehat dalam arti ibu tidak merasa
terpaksa mempersiapkan segala sesuatu untuk kehamilannya (faktor sosbud dan ekonomi).
dengan begitu sangat perlu bagi para tenaga kesehatan untuk memahami seluruh kebutuhan
ibu dalam masa antenatal, intranatal dan postnatal yang akan sangat menunjang proses
persalinan nanti.

1.2 Rumusan Masalah


1. Faktor apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor fisik dalam menjaga kehamilan?
3. Apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil?
4. Bagaimana faktor psikologis memengaruhi kesehatan ibu hamil?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kehamilan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga kehamilan
3. Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pengaruh psikologis terhadap kesehatan ibu hamil

1
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEHAMILAN

2.1 Faktor fisik yang memengaruhi kehamilan

Wanita hamil akan mengalami perubahan fisik selama kehamilannya, dimana perubahan
ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dalam rahim dan dapat juga
dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan fisik ibu sebelum dan selama hamil.
A. Status Kesehatan
Status kesehatan wanita hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Kesehatan ibu selama
hamil akan memengaruhi kehamilannya dan memengaruhi tumbuh kembang zigot, embrio
dan janin termasuk kenormalan letak janin
B. Status gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, karena faktor
gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna pertumbuhan
dan perkembangan janin. Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan
hal yang penting untuk diperhatikan. Keterbatasan gizi selama hamil sering berhubungan
dengan faktor ekonomi, pendidikan, sosial atau keadaan lain yang meningkatkan kebutuhan
gizi ibu seperti ibu hamil dengan penyakit infeksi tertentu termasuk pula persiapan fisik
untuk persalinan.
Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :

1) Asam folat.

Menurut konsep evidence bahwa pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi
menurunkan resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensepalus, baik pada
ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk membantu produksi
sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin
saja tidak terbukti efektif untuk mencegah kelainan neural. Minimal pemberian suplemen
asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan
pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 5

2
mikrogram atau 0,5-0,8 mg, sedangkan untuk kelompok deng faktor resiko adalah 4 mg/hari.
2) Energi
pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja tetapi pada susunan
gizi seimbang energi dan juga protein. Hal ini juga efektif untuk menurunkan kejadian BBLR
dan kematian perinatal. Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh
kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.
3) Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu dibutuhkan protein sebesar
910 gram dalam 6 bulan terakhir kehamilan. Dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.
4) Zat besi (Fe)
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin adalah untuk
membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan sintesa darah otot. Setiap tablet besi
mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar
pemberian zat besi adalah adanya perubahan volume darah atau hydraemia (peningkatan sel
darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama teh atau kopi karena mengandung tanin atau pitat yang menghambat
penyerapan zat besi.
5) Kalsium.
Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Kebutuhan Kalsium ibu hamil adalah
sebesar 500 mg sehari.
6) Pemberian suplemen vitamin D terutama pada kelompok beresiko penyakit seksual
(IMS) dan di negara dengan musim dingin yang panjang.
7) Pemberian Yodium pada daerah dengan endemik kretinisme
8) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc, Magnesium, dan minyak ikan
selama hamil.

3
Tabel Kecukupan Gizi Wanita Hamil Widya Karya Pangan dan Gizi Tahun 1993
Kebutuhan
penambahan untuk
Zat Gizi wanita hamil (dari Contoh jenis makanan
kebutuhan wanita
dewasa)
Energi 285 k kal Nasi, roti, mie, ubi, jagung,
tepung, dll
Protein 12 gram Daging, ikan telur, ayam,
kacang-kacangan, tahu,
tempe
Vitamin A 200 RE/u.i Kuning telur, hati, sayuran
dan buah hijau dan kuning,
kemerahan
Kalsium 500 mg Susu, ikan teri, sayuran
hijau, kacang-kacangan
kering
Vitamin B1 0,2 mg Biji-bijan, padi-padian,
kacang-kacangan, daging
Vitamin B2 0,2 mg hati, telur, sayuran, kacang
Niasin 1 mg Hati, daging, ikan biji-
bijian, kacang-kacangan
Vitamin C 10 mg Sayur-sayuran, buah-
buahan
Zat besi 30 mg Daging, hati, sayuran
hijau, bayam, kangkung,
daun papaya, daun katuk

Pada wanita hamil dengan gizi buruk perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah maupun
susunan menu atau kualitasnya serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi.
Akibat malnutrisi pada kehamilan yaitu berat otak dan bagian-bagian otak serta jumlah sel
otak kurang dari normal. Setelah lahir akan menjadi Inteligensia (IQ) dibawah rata-rata.
Karena adanya malnutrisi pada ibu hamil, volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke

4
uterus dan plasenta berkurang, ukuran plasenta berkurang dan transfer nutrient melalui
plasenta berkurang sehingga janin tumbuh lambat atau terganggu (IUGR). Ibu hamil dengan
kekurangan gizi cenderung melahirkan prematur atau BBLR.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
dikandungnya dan persiapan fisik ibu untuk menghadapi persalinan dengan aman.
Selama proses kehamilan bayi sangat membutuhkan zat-zat penting yang hanya dapat
dipenuhi dari ibu. Penting bagi bidan untuk memberikan informasi ini kepada ibu karena
terkadang pasien kurang memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsinya. Biasanya
masyarakat di era sekarang ini lebih mementingkan selera dengan mengabaikan kualitas
makanan yang dikonsumsi.
Pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi dan ibu,
terutama dalam menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
C. Gaya hidup
1) Kebiasaan minum jamu.
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena
efek minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan
kecacatan, abortus, BBLR partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia
neonatorum , kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini
terjadi terutama apabila minum jamu pada trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat
kemungkinan efek pada ibu hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan ginjal, shock,
dan perdarahan. Efek tersebut dapat terjadi dikarenakan kandungan zat -zat tertentu
pada jamu baik berupa bahan herbal maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu.
Karena kenyataan yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang
beredar di pasaran Indonesia mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak
mencantumkan hasil riser evidence mengenai zat-zat yang digunakan untuk membuat jamu,
bahkan kadang ada yang mencampur jamu, dengan jenis obat tertentu yang
membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep pengobatan tradisional sebenarnya
diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan bahwa zat-zat atau bahan yang
dipergunakan dalam pengobatan tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan bermanfaat dan
tidak membahayakan kehamilan.

5
2) Mitos
takhayul atau kepercayaan tertentu. Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang
membahayakan kehamilan dan ada mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama hamil.
Mengenai mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial
budaya dan adat istiadat tertentu. Contoh ada mitoni, tidak boleh makan-makanan yang berbau
amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa
muda, tidak boleh memotong rambut, tidak boleh berkata kotor dsb. Mitos yang mendukung
asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang membahayakan dalam
asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan
kesehatan yang tepat pada ibu hamil.
3) Aktivitas Seksual
Nasehat atau pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan aktivitas seksual ibu selama
hamil sangat jarang diberikan selama antenatal care.
Seringkali pemberian pendidikan kesehatan mengenai seksual selama hamil sangat minim
diberikan, bahkan kadang informasi diberikan secara tidak jelas, implisit, dengan bahasa kias
serta menimbulkan salah pengertian. Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak
harus menghentikan aktivitas seksual ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual.
Mengenai aktivitas seksual jarang sekali diklarifikasi ataupun didiskusikan dengan ibu hamil.
Bahkan ada sebagian kalangan yang menganggap bahwa hal ini tabu untuk dibicarakan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa, efek dari aktivitas seksual selama hamil.
Larangan dalam aktivitas seksual pada ibu hamil merupakan hal yang tidak tepat atau tidak
evidence. Terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai kenyamanan seksual selama hamil,
mungkin terjadi peningkatan atau penurunan libido. Beberapa pendapat mengenai hubungan
seksual selama hamil didnsari pada beberapa konsep bahwa dalam cairan sperma terkandung
prostaglandin sehingga merangsang munculnya kontraksi, dimungkinkan merangsang
mulainya persalinan, maka muncul pendapat bahwa coitus mendekati usia kehamilan aterm
menyebabkan kemungkinan insiden kehamilanpostterm atau serotimus. Namun menurut
konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktiviitas seksual selama
masa kehamilan tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa
mulainya persalinan (Enkin, 2000).
4) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
Menurut analisis profesional bahwa maksud pekerjaan atau aktivitas ibu hamil bukan
hanya pekerjaan ke luar rumah atau institusi tertentu, tetapi juga pekerjaan atau aktivitas

6
sebagai ibu rumah tangga di dalam rumah, termasuk pekerjaan sehari- hari di rumah dan
mengasuh anak. Sering ada rekomendasi untuk mengurangi aktivitas pada ibu hamil dengan
riwayat melahirkan BBLR, namun hal ini tidak terbukti efektif. Tidak ada rekomendasi
dalam asuhan kehamilan dimana ibu hamil sama sekali tidak boleh melakukan aktivitas
pekerjaan rumah ataupun bekerja diluar rumah. yang penting diperhatikan adalah
keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Karena pada kenyataannya pekerjaan selain
berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan juga berhubungan dengan penghasilan
keluarga dan kesejahteraan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan atau aktivitas
bagi ibu hamil adalah apakah aktivitasnya berisiko bagi kehamilan. Contoh aktivitas yang
berisiko bagi ibu hamil adalah aktivitas yang meningkatkan stress, berdiri lama sepanjang
hari, mengangkat sesuatu yang berat, paparan terhadap suhu atau kelembaban yang ekstrim
tinggi atau rendah, pekerjaaan dengan paparan radiasi. Nasehat yang penting disampaikan
adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktivitas atau pekerjaan tetapi cermati
apakah pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan berisiko atau tidak untuk kehamilan dan ada
perubahan dalam aktivitas atau pekerjaan karena berhubungan dengan kapasitas fisik ibu
dan perubahan sistem tubuh, nasehatkan pula dari sisi keuntungan dan resiko bagi ibu
hamil.
5) Exercise atau senam hamil
Senam hamil atau latihan memberi keuntungan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar peredaran darah, mengurangi
keluhan kram atau pegal-pegal, dan mempersiapkan pernafasan, aktivitas otot dan panggul
untuk menghadapi proses persalinan. Komponen gerakan senam ada beberapa modifikasi
yang berbeda-beda tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu adanya
pemanasan, latihan pernafasan, latihan otot, dan latihan panggul. Perhatikan mengenai
kontraindikasi untuk melakukan senam hamil, misalnya kehamilan dengan abortus
berulang, dengan penyakit hipertensi atau kehamilan dengan penyakit tertentu sehingga
menimbulkan resiko bagi kehamilannya.
D. Substance abuse
Pengertian dari substance abuse adalah perilaku yang membahayakan bagi ibu hamil
termasuk penyalahgunaan atau penggunaa obat atau zat-zat tertentu yang membahayakan
ibu hamil.beberapa jenis obat-obatan bisa menghambat terjadinya kehamilan atau
membahayakan bayi dalam kandungan. Jika ibu minum obat secara teratur, misalnya untuk
mengatasi epilepsy atau diabetes, mintalah nasihat dokter saat memutuskan untuk hamil.

7
Aspirin dan sulfanilamide cukup aman pada awal kehamilan, namun banyak yang belum
diketahui mengenai efek jangka panjang pada janin. hindari obat-obatan yang diduga
membahayakan.Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari
macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat diberikan. Obat-obat yang diberikan
kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin seperti:
1) Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, penggunaan obat pada trimester
pertama.
2) Kelainan faal alat tubuh
3) Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada
bayi yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Sebagai contoh
pemberian estrogen pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi
telah berusia remaja atau dewasa. hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil
melalui plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu
perkembangan janin. Maka sebaiknya berhati-hati memberikan obat sewaktu hamil.
Tabel Daftar Obat yang berpotensi membahayakan atau
menimbulkan kelainan pada Janin
Nama Obat Kemungkinan Kelainan Pada Bayi
Kloramfenikol Gangguan pernafasan, grey sindrom
(sindrom abu-abu)
Tetrasiklin Gangguan pertumbuhan tulang,
perubahan warna gigi, gigi rapu
Dihidrosetreptomisin Tuli
Strepromisin Gangguan keseimbangan
Amitriptin Iritabilitas neonates
Amfetamin Iritabilitas, tidak mau menyusus,
takhikardi. Malformasi kardiovaskuler
dan muskulus keletal
Nitrofurantoin Gangguan dalam darah
Fenasetin Gangguan dalam darah
Anti diabetik per oral Kematian janian dalam kandungan
Anti kanker Trombositopenia, cacat bawaan

8
Anti malaria Kelainan congenital
Aspirin IUGR
Ibuprofen Kontiksi duktus arteriosus
Parasetamol Diskolasi sendi pahda dan clubfoot
Vitamin dengan dosis Kerusakan ginjal, defek susunan saraf
tinggi pusat dan kranifasila, skorbut,
ketidakmampuan belajar, kerusakan
hati dan tulang
E. Merokok
Berdasarkan konsep evidence menunjukkan bahwa merokok menimbulkan efek yang sangat
membahayakan bagi janin. Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Efek
merokok terhadap kejadian pre eklampsia, kelainan perinatal tidak cukup terbukti. Hasil riset
menunjukkan satu atau lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok. hingga seperempat
wanita hamil yang merokok, berhenti pada pemeriksaan kunjungan antenatal yang pertama.
Kebiasaan merokok sering terjadi pada kelompok sosial ekonomi rendah, paritas tinggi,
status un marital, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis seperti depresi,
stress, pekerja berat, dan lain-lain. Merokok merupakan salah satu isu penting yang
sangat bagus dicermati saat kehamilan karena efek yang muncul diakibatkan merokok adalah
kelahiran BBLR,persalinan preterm, kematian perinatal. Merokok juga sering dihubungkan
dengan kejadian keberhasilan masa menyusui atau laktasi dan memperpendek masa
menyusui, meskipun dalam hubungan ini penyebabnya belum diketahui dengna pasti. Faktor
lingkungan yang baik dan strategis merupakan salah satu upaya penting untuk menghentikan
kebiasaan merokok bagi ibu daripada pemberian konseling tentang bahaya merokok.
Pengaruh nikotin terhadap janin menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin
peningkatan denyut jantung janin. Merokok selain mempunyai efek membahayakan janin
juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit- penyakit yang muncul sebagal akibat
merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriosklerosis, kanker paru dsb.
Para bidan, dokter spesialis kebidanan harus mendukung upaya untuk menghentikan merokok
melalui kegiatan antenatal care, kelas antenatal bagi perokok mengurangi periklanan tentang
rokok, area bebas merokok, dan mengembangkan serta mendukung kebijaksanaan tentang
upaya mengurangi merokok di institusi atau tempat kerja masing-masing.
Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan diri sendiri dan bayinya. Bayi akan
kekurangan oksigen dan racun yang dihisap melalui rokok bisa ditransfer melalui plasenta ke

9
dalam tubuh bayi. pada ibu hamil dengan perokok berat kita harus waspada akan risiko
keguguran, kelahiran premature, BBLR bahkan kematian janin.
F. Hamil di luar nikah/ kehamilan tidak diharapkan
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan
meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya keguguran,
premature dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah, hampir bisa dipastikan bahwa
pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu kekurang siapan ibu untuk
merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum blues
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para remaja yang dikarenakan seks pra
nikah atau seks bebas. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa kehamilan tidak
diinginkan juga dapat terjadi pada ibu dengan status marital atau pasangan sumi isteri yang
sudah menikah yang sedang tidak merencanakan kehamilan, hal ini biasanya
dikarenakan karena kegagalan alat kontrasepsi. Kedua hal tersebut sama-sama
memberi dampak psikologis pada ibu hamil.
Reaksi wanita yang mengalami hamil diluar nikah:
a) Melarikan diri dari tanggung jawab, melakukan abortus, membuang anaknya,
menitipkan anak ke orang
b) lain atau panti asuhan
c) Berusaha melakukan aborsi dan bunuh diri
d) Melakukan pekerjaan sebagai seorang ibu walau dengan keterpaksaan
Pada kehamilan diluar nikah dan kehamilan tidak diinginkan bila kehamilan dipertahankan
kemungkinan orang tuanya akan menjadi single parents, bila pasangan tidak mau
menikahinya. Kalau terjadi pernikahan bisa terjadi perkawinan bermasalah dengan beban
perasaan tidak nyaman, stress, dihantui rasa malu, rendah diri, merasa bersalah atau berdosa,
depresi atau tertekan, pesimis dan lain-lain.

10
2.2 Faktor Psikologis yang mempengaruhi kesehatan

A. Stresor Internal dan Eksternal


Stressor internal meliputi factor-faktor pemicu stres ibu hamil yang berasal dari diri ibu
sendiri. adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat menyebabkan gangguan
perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir. Anak akan tumbuh menjadi
seseorang dengan kepribadian yang tidak baik, bergantung pada kondisi stress yang dialami
oleh ibunya, seperti anak yang menjadi temperamental, autis atau orang yang terlalu rendah
diri (minder). Ini tentu saja tidak diharapkan. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan
psikologis pasien sangat perlu dilakukan.
Stressor eksternal pemicu stress yang berasal dari luar bentuknya sangat bervariasi,
misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan suami, tekanan dari
lingkungan (respon negative dari lingkungan pada kehamilan lebih dari 5 kali), dan masih
banyak kasus yang lain.
Pada umunya kehamilan memberikan arti emosional yang sangat besar pada setiap wanita
dengan,sehubungan peristiwa kehamilan tersebut biasanya terjadi bahwa calon ibu atau
wanita yang dengan hamil itu sering dihinggapi oleh keinginan-keinginan atau kebiasaan
aneh.bahkan ada yang mempunnyai keinginan yang tradisional dan pada umumnya
senantiasa dibarengi emosi-emosi dan dorongan-dorongan yang kuat. banyak orang dengan
penelitian-penelitiannya mengatakan bahwa keadaan tersebut dirangsang oleh kebutuhan-
kebutuhan hormonal.seorang wanita menjadi sangat perasa, mudah tersinggung, lebih-lebih
jika permintaanya tidak dipenuhi oleh suami maka timbullah semacam obsesi dan tekanan
batin pada kehidupan psikisnya. seorang wanita yang hidup bahagia biasanya merasakn
kepuasan dan kebahagiaan ketika menjadi hamil. bangga akan dirinya serta kesuburannya dan
kegairahan menyambut bayinya yang akan lahir. namun demikian sekalipun behasrat benar
untuk menjadi ibu dan cukup realistis disertai sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri dan
orang lain kehamilan itu merupakan suatu tujuan berat baginya dan menimbulkan ketakutan-
ketakutan tertentu itu adalah berupa keseriusan disebabkan oleh kelelahan dan kesakitan
jasmani, jadi bingung, kecemasan.adanya beban psikologis yang ditanggung oleh ibu dapat
menyebabkan gangguan perkembangan bayi yang nantinya akan terlihat ketika bayi lahir.
Anak akan tumbuh menjadi seorang dengan kpribadian yang tidak baik, tergantung pada
stress yang di alami oleh ibunya, seperti anak yang menjadi seorang dengan kepribadian

11
temperamental, autis atau orang terlalu rendah diri(minder). Ini tentu saja tidak diharapkan.
Oleh karena itu, pemantauan kesehatan psikologis pasien sangat perlu dilakukan
B. Support Keluarga
Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh, sehingga perubahan
apapun yang terjadi pada ibu akan mempengaruhi keluarga. kehamilan merupakan krisis bagi
kehidupan keluarga dan diikuti oleh stress dan kecemasan. Kehamilan dapat dikatakan
sebagai maturasi dan suatu kejadian yang biasa dalam tumbuh kembang keluarga.
Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena konsepsi merupakan awal, bukan
saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya
seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga, maka
setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasikannya
berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap
kehamilan dan menjadi ibu. keberadaan ibu disamping anak perempuannya selama masa
kanak-kanak seringkali berarti ibu juga akan hadir dan mendukung selama anaknya hamil.
Reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya menandakan penerimaannya terhadap cucu dan anak
perempuannya dan ini sangat membantu ibu dalam menghadapikehamilannya dengan lebih
tenang.
Selama krisis keluarga dan individu dalam keadaan tidak seimbang dan tidak dapat
dipecahkan akan mengakibatkan tingkah laku maladaptif dalam anggota keluarga dan
kemungkinan terjadi perpecahan antara anggota keluarga. anggota keluarga yang mampu
memecahkan krisis, maturasi dengan sukses akan kembali kepada tugas/ fungsi yang
maksimal dan ini merupakan kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan baik.
Pemecahan masalah dipengaruhi oleh individu dan keluarga yaitu;
1) Bagaimana organisasi keluarga itu
2) Pengalaman yang lalu menghadapi krisis
3) Cara-cara mempergunakan pola pemecahan masalah
4) Kemampuan dan adanya sumber-sumber
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari konflik adalah dengan cara
pasangan merencanakan untuk kedatangan anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi
ibu dan ayah, suami mempersiapkan peran sebagai ibu rumah tangga.
Agar kehamilan dapat berjalan lancar dan ibu dapat mengadakan hubungan yang sehat
dengan bayinya, maka reaksi ibu terhadap kehamilan seharusnya:

12
1) Menerima kehamilan
2) Menghilangkan rasa takut terhadap persalinan
3) Menerima peran ibu
4) Menciptakan ikatan antara ibu dan bayinya.
Penelitian menunjukan dukungan emosi dan pasangan faktor penting dalam mencapai
keberhasilan tugas perkembangan ini.
Setiap tahap usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan baik yang bersifat fisik maupun
psikologis. Ibu harus melakukan adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi dimana sumber
stres terbesar terjadi dalam rangka melakukan adaptasi terhadap kondisi tertentu.dalam
menjalani proses itu ibu hamil sangat membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga.

C. Subrainstormingtan Abuse (substance abuse)


Wanita yang memakai obat – obatan tetap memprioritaskan agar dunia mereka tetap
aman. Mereka merahasiakannya, mengurangi jumlah pemakaiannya, dan mengambil sikap
agresif terutama bila mereka memandang tenaga kesehatan sebagai penghambat. maka dari
itu tenaga kesehatan harus lebih maksimal dalam menempatkan dirinya sebagai teman atau
pendamping yang dapat dijadikan tempat bersandar bagi pasien. jika ibu tetap menggunakan
obat – obatan setelah bayi lahir, resiko pada bayi akan berlanjut. bukan saja bayi lahir rentan
secara biologis, tetapi mereka juga harus menghadapi ibu yang memeiliki masalah kesehatan
dan emosional. Wanita ini dicurigai tidak mampu memelihara hubungan dan mungkin tidak
mampu merespons terhadap kebutuhan bayi, terutama jika mereka menerima bayi yang
secara medis rapuh setelah dirawat dirumah sakit dalam jangka waktu lama.banyak wanita,
yang secara kimiawi kecanduan merasa bersalah karena menggunakan obat-obatan dan takut
kalau bayi mereka akan diambil. Dengan persepsi yang mereka miliki, bahwa dengan
pemakaian obat dan alkohol pada wanita hamil dapat mengubah kehidupan mereka. Hal ini
berarti memberi suatu kehidupan yang utuh kepada ibu dan bayinya dan mencegah bayi
mengalami keterlambatan perkembangan, retardasi, atau bahkan kematian
D. Partner Abuse
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa korban kekerasan terhadap perempuan adalah
wanita yang telah bersuami. kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual
sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. efek kekerasan pada ibu hamil bisa dalam
bentuk langsung maupun tidak langsung, yang langsung antara lain: trauma dan kerusakan
fisik pada ibu dan bayinya misalnya solutio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri dan
perdarahan. sedangkan efek yang tidak langsung( efek psikologi) adalah reaksi emosional,

13
peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. trauma pada kehamilan juga dapat
menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok serta
meminum alkohol.bullock & Mc. Failane (1989), menemukan privalensi yang meningkat
bayi dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita
hamil yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah, umur yang
terhitung masih muda dan hamil diluar nikah,setiap bentuk kekerasan yang dilakukan oleh
pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga kesehatan jangan sampai kekerasan yang
terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya. efek psikologis yang muncul gangguan rasa
aman dan nyaman pada pasien. sewaktu-waktu pasien akan mengalami perasaan terancam
yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

2.3 Faktor lingkungan, sosbud dan ekonomi


A. Faktor lingkungan
Pada masyarakat yang selalu bepergian dan berpindah-pindah masalah yang sering terjadi
adalah kurangnya informasi mengenai kesehatan karena diakibatkan sulitnya akses kesehatan
yang mereka dapatkan karena kebiasaan mereka hidup berpindah-pindah sehinhgga
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan tidak dapat mereka peroleh. petugas kesehatan
harus memperhatikan dan mengidentifikasi faktor lingkungan yang dapat berisiko bagi
wanita hamil, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan kerja yang dapat berisiko
pada kehamilan. (Indrayani. 2011)
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi sehat terutama ibu hamil,
beberapa alasan antara lain karena kemiskinan , kurangnya pelayanan medis, kurang
pendidikan dan pengetahuan, termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang
merugikan atau membahayakan.seorang bidan biasanya mencoba bekerja memberikan
asuhan kepada ibu hamil secara pribadi untuk menyelesaikan masalah-masalahnya. Namun
sering kali masalah-masalah tersebut merupakan masalah yang terdapat pada masyarakat
yang tidak mudah dipecahkan. Sehingga bidan perlu melibatkan keluarga dan masyarakat
agar memperhatikan kebutuhan dan keselamatan ibu hamil.

14
B. Kebiasaan dan Adat Istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. tenaga
kesehatan harus dapat menyikapi hal ini dengan bijaksana jangan sampai menyinggung
“kearifan local” yang sudah berlaku di daerah tersebut. penyampaian mengenai pengaruh adat
dapat melalui berbagai teknik, misalnya melalui media masa, pendekatan tokoh masyarakat
dan penyuluhan yang menggunakan media efektif. namun, tenaga kesehatan juga tidak boleh
mengesampingkan adanya kebiasaan yang sebenarnya menguntungkan bagi kesehatan. jika
kita menemukan adanya adat yang sama sekali tidak berpengaruh buruk terhadap kesehatan,
tidak ada salahnya jika memberikan respon yang positif dalam rangka menjalin hubungan
yang sinergis dengan masyarakat.
C. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan berhubungan dengan tempat ibu mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya sampai ibu dapat melahirkan dengan aman.
tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang mudah terjangkau akan
memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering memeriksakan kehamilannya dan untuk
mendapatkan penanganan dalam keadaan darurat. bidan dapat memberikan informasi atau
petunjuk kepada ibu dan keluarga tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah
bersalin, polindes, PKM, dan fasilitas kesehatan lainnya yang sangat penting dan aman
bagi kehamilan dan persalinanya.
Fasilitas kesehatan dikatakan baik atau tidak baik sesuai dengan (Indrayani. 2011):
 Jangkauan. Apakah fasilitas kesehatan tersebut dapat dijangkau dengan mudah
atau sulit.
 Kelengkapan. Demi kelancaran tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat diharapkan kelengkapannya terpenuhi. Minimal dapat
menangani kegawatdaruratan.
 Tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan harus mempunyai pengetahuan
dan keterampilan.

D. Ekonomi
Tingkat social ekonomi terbukti sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan
psikologis ibu hamil. pada ibu hamil dengan tingkat social ibu hamil yang baik otomatis akan
mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik pula. status gizi pun akan
meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani

15
secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah
bayinya lahir.
Ibu akan lebih fokus untuk mempersiapkan fisik dan mentalnya sebagai seorang ibu.
sementara pada ibu hamil dengan kondisi ibu hamil yang lemah akan mendapatkan banyak
kesulitan terutama masalah pemenuhan kebutuhan primer.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kehamilan ada beberapa faktor yang memengaruhi kehamilan yaitu faktor fisik,
psikologis dan faktor lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi.faktor ini memengaruhi
kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja ekonomi yang
akan memengaruhi keadaan wanita hamil jadi ibu yang sedang hamil sebaiknya
mempersiapkan diri sebaik mungkin agar persalinan dapat berjalan dengan baik dan harud
diperhatikan faktor lingkungan yang mendukung dan baik , adat yang merugihkan bagi ibu
hamil yang dapat membuat kondisi ibu tersebut menjadi kurang baik seperti tidak boleh
makan ikan karena menurut mitos ikan dapat membuat gatal pada ibu dan fasilitas yang
mendukung karena bila fasilitas tidak mendukung seperti jauhnya puskesmas atau tiidak
adanya bidan maka akan berakibat fatal karena pertolongan yang akan dilakukan akan lama
karena jauhnya fasilitas kesehatan.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi para pembaca dan
dapat menambah pengetahuan tentang Faktor-faktor Kehamilan.untuk itu penulis
mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu


MIMS Bidan. Edisi pertama. 2010

Saminem.2008.Asuhan Kebidanan.Jakarta: EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


SarwonPrawiroharjo.

Pusdiknakes-WHO. 2003. Asuhan Antepartum.

Sulistyawati, Ari.2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika

Varney Helen, dkk, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2003

18

Anda mungkin juga menyukai